Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN SYARIAH

MANAJEMEN PENGORGANISASIAN DALAM KONVENSIONAL


DAN SYARIAH

Dosen Pembimbing: Ahmad Rofiq Zakariya, S.E,. M.E

Disusun oleh:

Farizka Ananda Safitri (21801083031)

Moh Iqbal Maulana (21801083082)

Siti Rahmania Ridwan (21801083103)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat beserta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammaad SAW, yang telah membawa manusia ke jalan
yang benar.

Sebagai mahasiswa baru, makalah ini mungkin masih menjadi salah satu uji coba kami
untuk terus dapat meningkatkan kemampuan dan mengasah keterampilan kami untuk berkarya
dan mengkaji suatu permasalahan. Tidak lepas dari salah kata dan sistematis dalam penyusunan,
kami berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik dalam penyusunan makalah
ini.

Makalah yang berjudul MANAJEMEN PENGORGANISASIAN DALAM


KONVENSIONAL DAN SYARIAH, disusun sebagai syarat untuk memenuhi penilaian dalam
mata kuliah Manajemen Syariah.

Kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran demi memotivasi kami
dalam mengerjakan tugas.

Malang, 12 Desember 2019

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................


DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................................
2.1 Pengertian Pengorganisasian .........................................................................................
2.2 Struktur Pengorganisasian .............................................................................................
2.3 Bagan Pengorganisasian ................................................................................................
2.4 Unsur-unsur Pengorganisasian ......................................................................................
BAB III. PENUTUP ....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan unsur terpenting dalam pengorganisasian karena manusia terdapat di
dalam tugas-tugas yang saling berhubungan. Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-
fungsi atau orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja,
standarlisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau
besaran satuan kerja.
Pengorganisasian dalam konteks perubahan sosial menjadi titik strategis yang harus menjadi
perhatian dengan seksama. Keberhasilan mencapai titik perubahan akan sangat ditentukan oleh
pengorganisasian. Tanpa suatu pengorganisasian yang kuat, memadai dan sistematis maka
perubahan social hanya akan bergantung pada niat baik kekuasaan, pasar politik atau situasi lain
yang tidak pasti. Satu-satunya faktor yang menentukan bahwa sebuah gerakan akan tetap
berjalan pada relnya dan dapat mencapai tujuannya adalah pengorganisasian yang dipandu oleh
kepemimpinan dan garis politik yang memihak kepada rakyat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Pengorganisasian Konvensional dan Syariah ?
2. Bagaimana Struktur Yang Terdapat Dalam Pengorganisasian ?
3. Apa Saja Bagan Didalam Pengorganisasian ?
4. Apa saja Unsur-unsur dalam Pengorganisasian ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui Pengertian Pengorganisasian Konvensional dan Syariah
2. Agar mengetahui struktur- struktur dalam Pengorganisasian
3. Agar mengetahui bagan-bagan dalam Pengorganisasian
4. Agar mengetahui Unsur-unsur dalam Pengorganisasian

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengorganisasian
Pengertian Pengorganisasian Dalam bahasa yang sederhana organisasi itu dapat diartikan
sebagai interaksi antara orang-orang yang ada dalam suatu wadah untuk melakukan sesuatu atau
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian dapat diketahui indikator
adanya suatu organisasi itu adalah: ada orang-orang yang bekerja sama, ada kegiatan pekerjaan
yang dilakukan bersama/terkordinir, dan ada tujuan bersama yang ingin dicapai. Fungsi
pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya
fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
menggapai tujuan perusahaan.
Dalam persepsi islam hal tersebut sesuai dengan firman Allah:

‫وص‬
ٌ ‫ص‬ ٌ َ‫صفًّا َكأَنَّ ُه ْم بُ ْني‬
ُ ‫ان َم ْر‬ َ ‫َّللاَ ي ُِحبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي‬
َ ‫س ِبي ِل ِه‬ َّ ‫إِ َّن‬

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang di jalanNya dalam barisan
yang teratur, seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (Q.S. Ash-Shaff: 4).

Demikian pula dalam hadis Nabi Muhammad SAW disebutkan:

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan
secara itqam (tepat, terarah, jelas, dan tuntas)”. (HR. Thabrani).

Dari pemahaman tersebut, maka pengertian pengorganisasian itu dapat dijabarkan sebagai
berikut: Ada sejumlah sub sistem dalam pengorganisasian yang harus dipahami dalam
membicarakan pengorganisasian. Diantaranya; struktur organisasi, bagan organisasi, spesialisasi
kerja, dan rantai komando.

a) Struktur organisasi, adalah kerangka kerangka kerja dimana organisasi mendefinisikan


bagaimana tugas dibagikan, sumberdaya dimanfaatkan, dan departemen (bagian) di
koordinasikan.
b) Bagan organisasi, adalah penggambaran visual dari struktur organisasi, yang memuat dua
aspek penting yaitu departementalisasi dan pembagian tugas. Departementalisasi
merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar

2
kegiatankegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
Sedangkan pembagian tugas adalah memberi tugas/pekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
c) Spesialisisasi kerja, pembagian tugas organisasi ke dalam pekerjaan yang berbeda.
Tujuan diadakannya spesialisasi kerja ini adalah agar pekerjaan dapat dilakukan dengan
lebih efisien dan efektif.
d) Rantai komando, adalah garis wewenang yang menghubungkan semua orang dalam
organisasi dan menunjukkan kepada siapa seseorang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaannya. Rantai komando ini terkait dengan dua prinsip penting dalam manajemen.
Pertama, kesatuan perintah, dimana tiap karyawan bertanggung jawab kepada seorang
supervisor. Kedua, scalar yang menunjukkan kepada garis wewenang yang terdefinisikan
dengan jelas, dimana jika ada tugas dan tanggung jawab untuk tugas yang berbeda harus
jelas, sehingga semua karyawan dalam organisasi mengetahui terhadap siapa dia harus
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya.

Selain pengertian berdasarkan sub sistem organisasi tersebut di atas ada lagi pengertian
pengorganisasian pada umumnya. Pengertian pada umumnya ini menunjuk pada hal-hal berikut:
a) Pengorganisasian adalah cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan
yang paling efektif sumber daya-sumber daya, seperti keuangan, sarana/ prasarana, fasilitas,
bahan baku, dan karyawan (SDM) yang bekerja di organisasi tersebut.
b) Pengorganisasian juga berarti bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-
kegiatannya, dan setiap pengelompokan diikuti oleh seorang manajer yang diberi wewenang
untuk mengawasi dan membimbing para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
c) Pengorganisasian juga berarti penataan hubunganhubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-
jabatan, tugastugas dari para karyawan.
d) Pengorganisasian juga berarti cara para manajer membagi tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka, dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Pengorganisasian adalah suatu proses yang dilaksanakan dengan prosedur berikut:

3
a) Memerinci seluruh pekerjaan organisasi yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan.
b) Membagi beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan organisasi yang secara logis
dapat dilaksanakan oleh tiap karyawan. Pembagian pekerjaan tidak boleh terlalu berat
sehingga tidak dapat diselesaikan oleh karyawan yang ditugaskan. Sebaliknya juga
tidak boleh terlalu ringan sehingga ada waktu untuk menganggur, sehingga tidak
efisien dan terjadi pemborosan (pengeluaran biaya) yang tidak perlu.
c) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan suatu
pekerjaan para karyawan menjadi ketentuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengkoordinasian ini akan membuat karyawan menjaga perhatiannya pada tujuan
organisasi dan mengurangi ketidakefisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang baik dapat dilihat dari indikator-indikator berikut:
a) Adanya pembagian kerja
b) Adanya departementasi
c) Ada bagan organisasi yang formal.
d) Adanya rantai komando dan kesatuan perintah
e) Adanya hierarki manajemen
f) Adanya saluran komunikasi
g) Adanya penggunaan komite
h) Ada rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tidak dapat dihindarkan.

2.2. Struktur Organisasi


Struktur organisasi sangat diperlukan dalam manajemen yang mengelola organisasi apapun.
Begitu pola dalam manajemen syariah. Struktur organisasi mencerminkan pengalokasian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing orang yang ada dalam suatu organisasi.
Bagaimana gambaran struktur organisasi dan manajemen syariah itu dapat dipahami dari firman
Allah SWT. berikut ini: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. Al An’am: 165)
Dalam ayat tersebut dikatakan Allah meninggikan seseorang diantara yang lain beberapa
derajat. Ini artinya untuk kehidupan duniapun manusia yang satu dengan yang lain tidak sama.

4
Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bawah kelebihan yang diberikan itu merupakan ujian dari
Allah bagi mereka yang menduduki struktur tersebut, dan digunakan untuk apa kedudukannya
dalam struktur tersebut. Manajer yang baik akan menggunakan struktur itu untuk kemudahan ia
memberikan pelayanan, bukan untuk mempersulit pelayanan, serta memberikan kesejahteraan
bagi orang-orang yang ada dalam tanggung jawabnya.

Struktur organisasi biasanya disusun sesuai keperluan, atau dengan kata lain tergantung pada
besar kecilnya kapasitas organisasi. Sehingga ada istilah struktur organisasi yang ramping dan
struktur organisasi yang gemuk. Masing masing tentu ada kelebihan dan kekurangannya.
Struktur organisasi yang ramping hanya menyediakan sedikit pos-pos jabatan tetapi kaya fungsi
seperti hemat SDM, hemat tunjangan jabatan, tetapi bobot pekerjaannya besar. Sebaliknya
struktur organisasi yang gemuk lebih banyak menyediakan pos-pos jabatan, tetapi dengan fungsi
yang biasa-biasa saja seperti halnya struktur yang gemuk banyak memerlukan SDM, banyak
memerlukan tunjangan jabatan, tetapi bobot tanggung jawabnya biasa/sesuai ukurannya. Pilihan
dalam penerapannya tergantung pada ketersediaan SDM, dana, dan keyakinan pimpinan dalam
menentukan pilihan.

 Selain itu ada pula sejumlah faktor yang mempengaruhi rancangan struktur organisasi,
seperti:
a) Strategi organisasi untuk mencapai tujuan
b) Teknologi yang digunakan
c) SDM (karyawan) yang terlibat dalam kegiatan organisasi
d) Ukuran (besar-kecilnya) organisasi.
 Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
a) Spesialisasi kegiatan
b) Standarisasi kegiatan
c) Koordinasi kegiatan
d) Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
e) Ukuran satuan kerja.
Terdapat beberapa macam-macam struktur organisasi :
a) Struktur Organisasi Fungsional

5
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur
Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk
Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti
Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia.
Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan
dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja.
Contohnya seperti BCA Card Center.

b) Struktur Organisasi Divisional


Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur
Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak
geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala
menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan
dengan bentuk Organisasi Fungsional.
Contohnya seperti PT.Adaro Energy Tbk.

6
c) Struktur Organisasi Lini
Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara
vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-
jabatan yang terendah.
Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan

d) Struktur Organisasi Lini dan Staf


Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam
kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan,
bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.
Contohnya seperti, PT. Adhi Karya Tbk.

e) Struktur Organisasi Matriks


Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari
Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk
menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut.
Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena

7
karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas
proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini
mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor
kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur
Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-
perusahaan multinasional.
Contohnya seperti, Philips.

Berikut adalah contoh Struktur Bank Syariah:

8
Struktur organisasi dalam Bank Syariah hampir memiliki struktur yang sama dengan
Bank konvensional misalnya adanya Komisaris, tetapi unsur yang amat membedakan Antara
Bank Syariah dan Bank Konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang
terdapat pada bank syariah yang bertugas mengawasi operasional dan produk produknya yang
sesuai dengan garis garis syariah.

2.3 Bagan Organisasi


Bagan organisasi merupakan penggambaran dari struktur organisasi yang
memperlihatkan susunan fungsifungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi yang
menunjukkan hubungan diantaranya.
Bagan organisasi menggambarkan aspek-aspek struktur organisasi berikut:
a) Pembagian kerja
b) Rantai perintah (manajer terhadap bawahan)
c) Type pekerjaan yang dilaksanakan

9
d) Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
e) Tingkatan manajemen
Suatu bagan tidak hanya menunjukkan hubungan manajer dengan bawahannya tetapi juga
keseluruhan hierarki dalam manajemen. Bentuk bentuk bagan organisasi tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
1. Bentuk Bagan Piramid

Bagan organisasi bentuk piramid adalah suatu organisasi yang dimana bagan tersebut
seperti bentuk piramid. Bagan ini sering digunakan karena jelas, sederhana, mudah di mengerti
dan juga di pahami. Dalam bagan ini pemimpin organisasi berada di tingkat paling atas dan para
pekerja(workers) terdapat di tingkat menengah atau tingkat paling bawah.

Type piramid memiliki ciri-ciri antara lain ialah:


 Memiliki jumlah organisasi yang tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki
kewenangan sedikit.
 Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak.
 Pada jumlah jabatan sedikit sebab tingkat atas relatifnya kecil.

2. Bentuk Vertikal

Bagan bentuk vertikal mirip dengan bagan bentuk piramid yang dimana kekuasaan berasal dari
atas lalu ke bawah. Tetapi bagan ini lebih tegak ke bawah dan menyeluruh.

10
3. Bentuk Horizontal

Bagan Ini Digambarkan Secara Mendatar. Bagan organisasi bentuk horizontal atau
mendatar adalah bentuk organisasi yang dimana ujung pimpinan sampai dengan jabatan yang
paling rendah disusun dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

4. Bentuk Lingkaran

Menggambarkan hubungan Antara Satu Jabatan Dengan Jabatan lainnya. Bagan


organisasi bentuk Lingkaran maksudnya adalah diumpamakan bahwa para pekerja atau anggota
organisasi berada di titik luar lingkaran yang dimana semua dipusatkan pada titik tengah
lingkaran yang diisi oleh para petinggi atau pemimpin organisasi.

11
Organisasi juga mempunyai kelompok kerja formal seperti: kesatuan tugas khusus,
panitia dan dewan atau komisi.
a) Kesatuan tugas khusus (Task Forces), ini dibentuk untuk menangani suatu masalah
atau tugas khusus. Kesatuan ini keberadaannya hanya sampai tugas tersebut diselesaikan atau
diucapkan. Tugas yang ditangani kesatuan ini biasanya menyangkut masalah dan tugastugas
yang kompleks, dan melibatkan beberapa satuan kerja organisasi. Kelompok/kesatuan ini
keanggotaannya biasanya terdiri dari wakil (para pembuat keputusan) dari satuan/unit kerja yang
ada dalam organisasi dan para ahli yang secara teknis diperlukan untuk menangani masalah atau
tugas tertentu.
b) Panitia tetap (Standing Commitee), panitia ini dikenal sebagai panitia struktural yang
merupakan bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang
terus menerus ada dalam organisasi, seperti; panitia anggaran, panitia pembelian, panitia
pengembangan produk baru, dan sebagainya. Panitia ini biasanya membuat rekomendasi formal
kepada manajer (atau) untuk mengambil keputusan bagi kegiatan organisasi tersebut.
c) Panitia ad hoc, panitia ini mempunyai fungsi yang serupa dengan panitia tetap, hanya
keberadaannya tidak bersifat tetap (tergantung keperluannya). Tujuan dibentuknya panitia ad hoc
ini terutama adalah untuk: (1) mengkoordinasikan pekerjaan yang terkait dengan unit-unit kerja
yang ada dalam organisasi, (2) memberikan (rekomendasi) kepada pimpinan untuk
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan
Adanya panitia dalam organisasi mempunyai kegunaan praktis, karena apa yang
dihasilkan panitia yang didukung oleh SDM yang terpilih dari masing-masing unit kerja tentu
lebih banyak positifnya karena dalam prakteknya telah mereka diskusikan dari berbagai sudut

12
pandang. Jadi jelas akan lebih baik daripada hanya dikerjakan oleh seorang/ sejumlah orang pada
satu unit kerja saja. Dengan demikian bersinergi itu akan lebih baik dan lebih lengkap
pertimbangannya.

Beberapa manfaat adanya panitia ini antara lain:


(1) keputusan yang dihasilkan lebih berkualitas,
(2) meningkatkan dan mengefektifkan koordinasi antar unit kerja,
(3) memperbaiki koordinasi yang lebih bersifat sektoral,
(4) sebagai ajang pelatihan bagi calon pemimpin,
(5) dapat memperkecil/menghindari penyalahgunaan wewenang oleh unit-unit terkait, dan
(6) menghindarkan konsekuensikonsekuensi yang tidak menyenangkan, seperti mematikan
gagasan/usulan dari unit-unit terkait.
Sedangkan organisasi yang bersifat informal adalah pengelompokan informal yang
dibangun melalui hubungan-hubungan pribadi, bahkan hubungan primordial yang berbasis
kesamaan asal daerah, kesamaan almamater, kesamaan aspirasi yang dibangun melalui
organisasi ketika masih aktif di kampus, dan sebagainya. Meskipun sifatnya informal dalam
praktiknya sering sangat menentukan, turut mewarnai dalam pengambilan keputusan.

Seperti dikutip oleh Handoko (2003) Argyris mengemukakan ada 4 bidang utama yang
membedakan organisasi formal dan informal.
a. Hubungan-hubungan antar pribadi. Dalam organisasi formal hubungan-hubungan tersebut
digambarkan dengan jelas (seperti terlihat dalam struktur) sedang dalam organisasi informal
tidak secara jelas nampak (tersembunyi) tetapi terasa ada.
b. Kepemimpinan. Para pemimpin dimunculkan dalam organisasi formal dan yang sering muncul
hasilnya adalah yang digodok dalam organisasi informal.
c. Pengendalian prilaku. Dalam organisasi formal mengendalikan prilaku karyawan melalui
penghargaan dan hukuman (reward and punishment), sedangkan dalam organisasi informal
pengendalian prilaku para anggota melalui pemenuhan kebutuhan, dan atau melalui pemenuhan
rasa setia kawan dalam perjuangan untuk tingkat elit.
d. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman,
bawahan lebih tergantung pada para anggota suatu kelompok informal. Meskipun kedua

13
kelompok ini berbeda, namun keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Keduanya hidup
berdampingan dan saling memperkuat, saling take and give.
Koordinasi juga bagian penting dalam pengoganisasian tanpa ada koordinasi suatu
departemen dari sebuah organisasi tidak akan bertindak dalam kesesuaian dengan departemen
yang lain dan bahkan bisa menimbulkan masalah dan konflik. Koordinasi diperlukan untuk
mencegah ego departemen dan lebih pada bagaimana memahami kepentingan bersama untuk
mencapai tujuan organisasi. Dalam pengertian yang lebih komprehensif koordinasi berarti proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatankegiatan pada satuan-satuan yang terpisah
(departemen dan bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama
secara efisien. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi
dalam pelaksanaan tugas.
2.4 Unsur-Unsur Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu orang,kerjasama, dan tujuan
bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling
berhubungan sehingga merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasian
secara terperinci adalah :
Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketata lambangan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personel,pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau
warga organisasi.yang menurut fungsi dan tingktannya terdiri dari unsur-unsur (administator)
sebagai unsur pemipin tertinggi dalam organisasi, psrs menejer ysng memimpin sustu umit
satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing danpara pekerja (non
management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man
power) organisasi.
Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.oleh karna itu, semua anggota
atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administator,
manajer,dan pekerja (workers) secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man
power) organisasi.
Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan menggambarkan tntang apa
yang dicapai atauyang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus
dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tetang apa yang harus dicapai melalui prosedur,

14
program, pola (network), kebijaksanaan (policy). Strategi, anggaran (hudgeting), dan peraturan-
peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
Peralatan (equipment) merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment
yang terdiri dari semua sarana, berupa materai, mesin-mesin, uang, dan g modal lainnya
(tanah,gedung/bangunan’/kantor).
Lingkungan (environment) faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunagn:
a. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya gerak kehidupan organisasian, karna kondisi atau situasi akan selalu
mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan
transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah oprasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah opeasi dibedakan
menjadi:
 Wilayah kegiatan yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang
boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
 Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah
atau daerah operasi organisasi.
 Wilayah personil, menyangkut semua phak (orang-orang,badan-badan) yang mempunyai
hubungan dankepentingan dengan organisasi.
 Wilayah kewewenangangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan,
kewajiban tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-
batas ditetapapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
beralku.
 Kekayaan alam, yang termasuk dalam kekayan alam ini misalya keadaan iklim,udara, air,
cuaca (geografis,hidrografi,geologi,klimatologi), flora dan fauna.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengorganisasian dalam bahasa yang sederhana organisasi itu dapat diartikan sebagai
interaksi antara orang-orang yang ada dalam suatu wadah untuk melakukan sesuatu atau berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

Adapun beberapa struktur dan bagan yang terdapat dalam pengorganisasian yang
digunakan sebagai pendukung dalam menjalankan suatu organisasi. Pentingnya
pengorganisasian menjadi satu kesatuan karena tanpa pengorganisasian tidak kn berjalan sesuai
dengan perencanaan.

3.2 Saran
Dengan demikian, segala hal yang berkaitan dengan manajemen pengorganisasian,
terutama dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan syariah, dimana dalam pelaksanaan
manajemen pengorganisasian haruslah dilakukan dengan rapi dan terarah sehingga tujuan yang
akan kita capai dapat berhasil secara optimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. M. Ma’ruf Abdullah, SH.MM., Manajemen Berbasis Syariah, Editor: Budi Rahmat
Hakim, S.Ag. MHI.
http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/03/pengertian-dan-macam-macam
struktur.html

17

Anda mungkin juga menyukai