Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

NINIK MAMAK MASYARAKAT

DI MINANGKABAU

KELOMPOK 3 :

Leony Melodyana (3521019)

Marlina Siswita (35211033)

Mayang Azhary (3521020)

Meliana Tiangur Harahap (3521030)

Dosen : Hengki Purnomo, S.Sos,M.si

Program Studi Pariwisata Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam (IAIN) Bukittinggi

1442 H/ 2020 M

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta


alam. Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat
serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘Ninik Mamak Masyarakat Minangkabau’


bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keminangkabauan. Pada
makalah diuraikan tentang Ninik Mamak Masyarakat Minangkabau.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan
umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Bukittingi,3 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………….…1

KATA PENGANTAR………………………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………….…………...3

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang………………………………………….……………4

II. Rumusan Masalah…………………………………………….…….7

III. Tujuan…………………………………………………..…………..7

BAB II PEMBAHASAN

A. Keberfungsian Ninik Mamak di Minangkabau


dahulu dan sekarang…………………………………………….….8
B. Adab menjadi Ninik Mamak……………………………………...12
C. Ninik Mamak Nan Kadiamba,
Fungsi dan Peranan Ninik Mamak………………………….……14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….…30

B. Saran……………………………………………………………...…30

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dilihat dari perkembangan sejarah, masyarakat Minangkabau


memakai prinsip keturunan ibu atau Matrilineal. Dalam sistim ini anak-anak
masuk ke dalam suku ibunya dan bukan suku pihak ayah. Demikian juga
kaum laki-laki dalam hal ini tidak termasuk ke dalam keluarga istrinya. la
merupakan orang asing dan di Minangkabau istilahnya disebut "urang
sumando" (orang semenda).

Dalam masyarakat Minangkabau hubungan kekerabatan antara seorang


anak dengan saudara laki-laki ibunya, disebut dengan istilah setempat
hubungan kekerabatan "mamak dengan kemenakan". Walaupun organisasi
masyarakat Mlnangkabau berdasarkan garis keturunan ibu, namun yang
berkuasa di dalam kesatuan-kesatuan tersebut selalu orang laki-laki dari
garis ibu, hanya saja kekuasaan selalu didasarkan atas mufakat seperti bunyi
pepatah Minang, "kamanakan ba rajo ka mamak, mamak ba rajo ka
mufakat" artinya kemenakan beraja kepada mamak, mamak beraja ke
mufakat.Dalam struktur Kebudayaan Minangkabau ada 4 jenis kemenakan
yakni :

1. Kemenakan di bawah "daguak" (dagu), maksudnya kemenakan yang ada


hubungan darah, baik yang dekat maupun yang jauh.

2. Kemenakan di bawah "dado" {dada), yakni kemenakan yang ada


hubungannya karena suku sama, tetapi penghulunya fain.

3. Kemenakan di bawah "pusek" (pusat), yakni kemenakan yang ada


hubungannya karena sukunya sama, tetapi berbeda negerinya

4
4. Kemenakan di bawah "lutuik" (lutut), maksudnya kemenakan yang
berbeda suku dan nagari tetapi meminta perlindungan di tempat- nya (A.A.
Nabis, 1984 : 136)

Sesuai dengan fungsi dan tugasnya dalam kekerabatan garis keturunan


ibu, maka yang disebut mamak dapat diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis
yaitu : Mamak rumah, mamak kaum dan mamak suku.

Mamak Rumah adalah, saudara sekandung laki-laki ibu atau garis ibu
"serumah gadang" yang terpilih menjadi wakil pembimbing/pembina
anggota garis ibu yang terdekat. Tugasnya adalah memelihara, membina dan
memimpin kehidupan jasmaniah maupun rohaniah "kemenakan-
kemenakannya•. Oleh karena itu ia menguasai sejumlah potensi produktif
keluarga, yang dikerjakan keluarga (Paruik) termasuk harta pusaka keluarga.
Mamak rumah ini disebut juga "Tungganai" dan dipanggil dengan istilah
Datuak (yang mulia). (Kuncaraningkrat: 1981, 244-246).

Mamak Kaum adalah, seseorang dipilih diantara beberapa mamak


rumah atau tungganai yang terikat dalam hubungan darah (geneologis) yang
disebut kaum, sehingga mamak kaum disamping berfungsi sebagai mamak
bagi keluarga (paruik) juga bertugas mengurus kepentingan-kepentingan
kaum.

Mamak suku yaitu, yang menjadi pimpinan suku. Apabila sebuah paruik
anggota-anggotanya berkembang begitu banyaknya sehingga timbullah
cabang dari paruik-paruik itu sebagai kesatuan baru, dan apabila itu terus
berkembang lebih jauh lagi sepanjang perjalanan masa, maka akhirnya kita
menjumpai suatu lingkungan yang anggota-anggotanya satu sama lain diikat
oleh pertalian darah menurut garis ibu, maka lingkungan ini dipimpin oleh
mamak suku.

Kemenakan menurut adat Minangkabau ada bermacam- macam pula


jenisnya. Kemenakan yang dimaksud di sini adalah kemenakan di bawah
dagu (kemenakan yang ada hubungan darah, baik yang dekat atau yang

5
jauh) yang menurut adat dikatakan jaraknya"nan sajangka, anan saeto, dan
nan sadapo (yang sejengkal, yang sehesta, dan yang sedepa).

Ada empat jenis kemenakan sepanjang adat ialah

1. Kemenakan Batali Darah

Ialah kemenakan-kemenakan yang mempunyai garis keturunan dengan


mamak. Dalam hal harta pusaka semua kemenakan itu berhak
menggarapnya dan kalau tergadai pada orang lain mereka berhak
menebusnya. Kemenakan bertali darah inilah yang berhak menerima
warisan gelar dan harta pusaka.

2. Kemenakan bertali Akar

Yaitu yang "terbang menumpu, hinggap mencekam". Kemenakan ini adalah


dari garis yang sudah jauh atau dari belahan kaum itu yang sudah menetap
di kampung lain.

3. Kemenakan Bertali Emas

Kemenakan golongan ini tak berhak menerima warisan gelar pusaka tetapi
mungkin dapat menerima harta warisan jika diwasiatkan kepadanya karena
memandang jasa-jasanya atau disebabkan uangnya.

4. Kemenakan Bertali Budi

Dalam masyarakat Minangkabau tidak dikenal dengan istilah "anak


angkat" tetapi mereka mengenal kemenakan angkat dengan istilah yang lain.
Yang tergolong kemenakan jenis ini dapat dicontohkan, satu keluarga yang
datang ke suatu daerah dan mengaku mamak pada seorang mamak dalam
kampung itu. la diterima dan ia melakukan tugas-tugas seperti kemenakan
yang biasa. Dan lazimnya di Minangkabau kepada mereka yang seperti itu
diberikan setumpuk tanah untuk berkebun, sepiring sawah, sebuah tebat
ikan dan beberapa pohon kelapa (Tambo Alam Minangkabau)

6
II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keberfungsian Ninik mamak di Minangkabau dahulu?


2. Bagaimana keberfungsian Ninik mamak di Minangkabau masa kini?
3. Apa saja adab menjadi Ninik mamak?
4. Bagaimana Ninik mamak nan kadiamba itu?
5. Apa saja fungsi dan peranan Ninik mamak?

III. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang keberfungsian Ninik Mamak di


Minangkabau dahulu.
2. Untuk mengetahui tentang keberfungsian Ninik mamak di
Minangkabau Masalah kini.7
3. Untuk mengetahui adab menjadi ninik mamak.
4. Untuk mengetahui Ninik mamak nan kadiamba.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peranan Ninik mamak.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. keberfungsian Ninik Mamak di Minangkabau dahulu dan sekarang


⮚ Fungsi umum Ninik Mamak dalam kehidupan Sehari-hari

1. Sebagai pemimpin formal

2. Sebagai pemimpin informal

3. Sebagai Mamak Dalam Kaum

4. Sebagai Orang Sumando (Urang Semenda)

5. Sebagai Ninik Mamak Dalam Nagari

⮚ Fungsi dan Tugas Ninik Mamak

1. Terhadap Masalah Ekonomi

Dalam masyarakat Minangkabau, fungsi dan tugas seorang mamak


adalah menjaga saudara-saudaranya yang perempuan, membimbing
kemenakan-kemenakannya serta menjaga harta pusaka. Selalu
membantu bila perlu dengan uang tunai, seandainya uang tidak
ada/cukup, ia akan bantu dengan nasehat untuk menghibur bagi yang
kesusahan.

2. Terhadap Masalah Pendidikan

8
Mengajarkan Cara bergaul yang baik, mengajarkan entang agama,
Mengajarkan pendidikan keterampilan atau kerumahtanggaan, san
pendidikan formal kemenakannya.

3. Terhadap Masalah Keagamaan

Ninik mamak bertanggungjawab atas terlaksananya pendidikan


agama kemenakannya.

4. Terhadap Masalah Adat

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan pada saat ini ninik
mamak terhadap adat masih dapat berjalan sebagaimana mes- tinya.
Apabila ada diantara anak kemenakannya melanggar adat, ditinjau
dari berbagai aspek ; ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya, maka
agar mamaknya memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk
yang baik kepadanya dan tidak boleh lagi berbuat.

5. Terhadap Masalah Upacara Perkawinan

Ninik mamak harus bertanggungjawab terhadap pelak- sanaan


upacara perkawinan anak kemenakannya yang telah dewasa untuk
memenuhi adat dan menjalankan Sunnah Nabi menurut ajaran Islam.

⮚ Fungsi Mamak Dalam Kehidupan Tradisional Minangkabau.

1. Bidang Pendidikan

Mamak bertanggung jawab atas terlaksanany.a pendidikan formal


dan pendidikan agama kemenakannya. Selain itu mamak juga
menyelenggarakan latihan-latihan keterampilan bagi kemenakannya
dalam halyang berhubungan dengan adat istiadat, seperti melakukan
persambahan dan pidato adat dalam pertemuan-pertemuan tak resmi.
Mamak pun bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan
kerumahtanggaan kemenakannya yang telah dewasa, antara lain
bagaimana hidup berumah tangga, hak dan kewajiban sebagai urang
sumando dan lainnya.

9
2. Bidang Ekonomi Keluarga

Sejak kecil mamak telah mengikutsertakan kemenakannya dalam


kegiatan-kegiatan produktif di sawah dan ladang, seperti mem-
bajak, mencangkul, menjaga air sawah, menanam padi, menyiang,
dan menyabit/memetik hasil. Jadi secara tak langsung mamak akan
memberikan tanggungjawab pada kemenakannya (sesuai dengan
umur dan kemampuannya) dalam menyelenggarakan kehidupan
ekonomi dalam peningkatan kehidupan keluarga nantinya. Selain itu
mamak sejak dini juga menanamkan kepada kemenakannya cara
hidup yang hemat dan bekerja keras.

3. Kehidupan Sosial Budaya

Di dalam kehidupan sosial keluarga, peranan dan fungsi mamak


cukup besar sekali, salah satunya dalam hal mencarikan jodoh
kemenakannya.

⮚ Peranan Mamak terhadap kemenakan dalam kebudayaan minangkabau


masa kini

a. Perubahan Struktur Keluarga

Dalam masyarakat Minangkabau sedikitnya telah terjadi perubahan


dalam struktur keluarga, yaitu dalam kehidupan rumah tangga yang
dikenal dengan keluarga luas, dalam pengertian hidup bersama dalam
sebuah "rumah gadang". Rumah gadang tersebut terdiri dari beberapa
anak perempuan dengan suaminya, dan ditambah dengan beberapa
orang anaknya. Kenyataan ini kelihatan sudah tidak dapat lagi
dipertahankan, dan telah mengarah kepada keluarga batih atau inti.

Di dalam ketuarga batih yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak mereka yang belum kawin. Pada umumnya keluarga batih ini
sudah menempati rumah sendiri yang letaknya tidak begitu jauh dari
rumah asal/gadang. Kepindahan mereka dari rumah gadang biasanya
disebabkan oleh karena rumah gadang sudah tidak memungkinkan lagi

10
karena telah sempit. Selain itu ada juga alasan lain seperti pertentangan
yang diakibatkan oleh kondisi dalam rumah gadang itu sendiri, dimana
dalam kehidupan rumah gadang seorang sumando akan bersaing dengan
sumando yang lainnya dalam segala bidang. Atau biasanya perlakuan
seorang mertua terhadap menantunya yang berbeda-beda.

Karena dalam kehidupan rumah tangga, kehidupan seseorang akan


berbeda-beda status ekonominya. Dalam hal ini setiap mertua akan
cenderung menyayangi menantunya yang mempunyai ekonomi lebih
kuat, sementara menantu yang kurang berkecukupan, kurang
diperhatikan.

Menurut Alfian (1983), pergeseran struktur keluarga tradisional


Minangkabau disebabkan oleh pengaruh Islam, merantau dan
modernisasi. Sungguhpun demikian secara prinsipnya mereka tidak
meninggalkan tradisi-tradisi yang sudah ada, hal ini disebabkan karena
pandainya mereka memadukan nilai-nilai asli yang mereka anut dengan
nilai-nilai baru yang mereka terima.Orang Minangkabau terkenal keras
mempertahankan adatnya tetapi perubahan sistim nilai ekonomi dan
hubungan antar bangsa dan antar manusia juga membawa perubahan
nilai adat dan kemasyarakatan di Indonesia pada umumnya. Sebagai
contoh adat matrilineal di Minangkabau saat ini, dimana saudara laki-
laki dari ibu yang dahulu menjadi ketua kelompok persukuan keluarga
di Minangkabau kini tidak lagi berkuasa baik dalam kehidupan sehari-
hari, maupun mengenai masalah perkawinan kemenakannya.

b. Pola hubungan yang masih mengikat antara mamak dan kemenakan

1. Perkawinan

Peranan mamak dalam perkawinan sekarang ini masih tetap ada


walaupun dalam bentuk lain. Dalam pepatah adat Minangkabau "mamak
adalah diibaratkan sebagai ka pai tampek batanyo, ka pulang tampek ba
barito". Hal ini tentulah sesuatu yang perlu dilakukan oleh setiap anak
kemenakan terhadap mamaknya.

11
2. Kematian

Mamak akan berunding dengan pihak orang tua atau saudara serta kaum
kerabat, dimana almarhum akan dimakamkan. Biasanya dalam suatu
perkauman di Minangkabau masing-masing kaum mempunyai "pandam
perkuburan". Untuk yang pertama seorang mamak menawarkan untuk
dimakamkan pada tanah perkuburan tersebut. Apabila telah ada
kesepakatan maka penyelenggaraan kematian akan dilaksanakan, yang
dimulai dengan memandikan, mengapani serta menguburkan.

3. Alek-alek Nagari

Dalam masyarakat Minangkabau kita mengenal acara-acara "alek


nagari" (pesta nagari) yakni mengadakan keramaian nagari.

Disini para kemenakan terlebih dahulu akan menemui para ninik mamak
untuk meminta pendapat tentang pelaksanaan acara tersebut. Para
mamak akan memberikan nasehat-nasehat berupa petunjuk maupun
arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.

4. Harta Pusaka Tinggi

Peranan seseorang mamak dalam hal harta pusaka sangatlah penting,


karena harta tersebut selain kebanggaan suku juga merupakan status
sosial bagi kaum yang memilikinya. Jika ingin gadai mengadai maka
haruslah ada izin dari mamak kaum dan bila hal ini tidak mendapat izin
maka proses penggadaian tidak akan dapat dilakukan. Terhadap harta
pusaka bila terjadi perselisihan atau persengketaan, maka yang turut
menyelesaikan adalah mamak.

5. Persengketaan Anak Kemenakan

Pada masa dahulu para anak kemenakan sangat takut berbuat yang tidak
menurut ketentuan adat, karena kuatnya mereka mempertahankan nama
baik kaum, atau suku, sebab bila tidak berbuat yang tidak menurut adat
maka yang akan disalahkan adalah mamak yang bersangkutan. Bila hal

12
ini terjadi maka yang bersangkutan takut sekali dijatuhkan sanksi oleh
mamak, karena sanksi itu merupakan sangat berat sekali, bisa saja
seseorang itu dibuang dan tidak diterima lagi dalam perkaumannya. Jadi
pada prinsipnya bagi anak kemenakan sangat takut sekali untuk berbuat
hal-hal yang melanggar adat.

B. ADAB MENJADI NINIK MAMAK

Ninik mamak atau yang lebih dikenal dengan dengan nama penghulu
adalah pemimpin adat(fungsional adat) di minangkabau kepemimpinan
ninik mamak ,merupakan kepemimpinan tradisional,sesuai pola yang telah
digariskan adat secara berkesinambungan,dengan arti kata “ patah tumbuah
hilang baganti” kaum masing- masing,dalam suku dan nagari.Seseorang
tidak akan dapat berfungsi sebagai ninik mamak dalam masyarakat adat,
sendainya dalam kaum keluarga sendiri tidak mempunyai gelar kebesaran
kaum yang diwarisinya.

Penghulu terpilih karena tinggi tampak jauh gadang tampak


dakek(jolong basuo)tinggi karena di sertakkan (ruas) gadang dilintang
pungkam.Dia tinggi bukan karena diganjal jadi tinggi dia tinggi karena
ruasnya yang menyentak. Maksudnya, peribadinya berkembang terus,dia
berilmu,punya wawasan yang luas,mempunyai kelebihan dari yang lainnya
mempunyai kemampuan dan punya kapabilitas,punya wibawa,disegani anak
kemenakan,kukuh dengan pendirian,tidak terombang ambing dan solid(dia
besar karena dilintang pungkam),punya urat dan akar tunggang yang
dalam,punya teras kayu yang kuat serta utuh.Padang nyo leba, alamnyo
laweh.tinggi dek di anjuang, gadang dek di ambak.pengangkatannya atas
persetujuan bersama untuk jadi pemimpin (akseptabilitas).

Landasan tempat berpijak seorang penghulu adalah undang-undang,


hukum adat. Menjadi tugas seorang penghulu adalah menuruti alur yang
lurus, menampuah jalan umum,memeliha harta pusaka serta membimbing
anak kamanakan, alur atau hukum yang benar,melakukan kebiasaan,
melihara harta pusaka serta membimbing anak kamanakan.

13
Jabatan ninik mamak adalah sebagai pemegang sako datuk(datuak)
secara turun temurun menurut garis keturunan ibu dalam sistem mitrilinel.
Sebagai ,mengawasi,mengurusi dan menjalankan seluk beluk adat. Dia
adalah pemimpin dan pelindung kaumnya atau anak kemenakannya menurut
sepanjang adat. Keberadaan ninik mamak di tengah masyarakat lebih jauh
terlihat dalam pepatah petitih kato pusako:Bak baringin ditangah
koto,ureknyo tampak baselo batangnyo tampek basanda.dahannyo tompek
bagantuang, daunnyo tompek bataduah kahujanan, tampek balinduang
kapanehan.

Kepemimpinan Ninik Mamak itu disamping arif bijaksana, dia harus


pintar membilah – bilah diantara sekian baanyak kasus yang terjadi
dikalangan anak dan kemenakannya atau masyarakatnya. Dia akan
mengambil suatu keputusan byang bijak, masuk akal dan menyenangkan
dengan ukuran - ukuran dan norma yang menyenangkan umum.Prinsip
kepemimpinannya adalah : “ Ba pantang kusuik indak kasalasai ” (
berpantang kusut yang tidak selesai ), “ Ba pantang karuah yang indak
janiah” ( berpantang keruh yang tidak jernih . artinya, setiap persoalan yang
tumbuh di dalam kaum, suku dan nagari dapat dicari pemecahannya melalui
musyawarah dan mufakat.

Sedangkan dalam praktek klehidupan sehari – hari,seorang ninik


mamak mempunyai kewajiban terhadap anak kemenakan,korong kampuang
dan nagari.dalam mengantisipasi berbagai tantangan dan kendala sejak
dini,serta dengan menjalankan beberapa kewajiban di atas, di harapkan
ninik mamak tetap menjadi tokoh panutan yang sangat berperan di tengah-
tengah lingkungan anak kamanakan,terutama dalam menyelesaikan berbagai
masalah, seperti sengketa,baik yang timbul dalam kaum sendiri,antar kaum
dalam suku atau antara nagari pada kecamatan yang berbeda,dalam kaidah”
adaik salingka nagari, pusako salingkakaum”

C. NINIK MAMAK NAN KADIAMBA,FUNGSI DAN PERANAN


NINIK MAMAK

14
Cerminan Budi Pekerti

1. Ahsan (baik)

Akhlak baik seseorang adalah suatu sikap yang melekat dalam jiwa
seseorang yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang berdasarkan
kemauan pilihanbaik dan buruk, terpuji dan tercela. Akhlak ini melekat dan
menjadi tabiat karena pengaruh pendidikan. Allah memuji Nabi karena Nabi
mempunyai akhlak yang terpuji.Seorang pemimpin terbaik adalah yang
sempurna imannya, sempurnaakhlaknya karena akhlak adalah amalan yang
akan memasukkan seseorang ke surga. Para ulama, seperti Al-Hasan
mengatakan: "akhlak yang baik itu adalah bermuka manis, dermawan dan
tidak suka mengganggu". Sedangkan Abdullah bin Mubarak
berkata:"akhlak-akhlak baik terhimpun dalam tiga hal yaitu, menjauhi yang
haram, mengusahakan yang halal, dan member kelapangan kepada
keluarga.Para ulama salaf memberikan ciri-ciri akhlak yang baik ialah
memiliki rasa malu yang besar, sedikit berbuat kesalahan, dan banyak
berbuat kebaikan, selalu membuat amal dan sedikit membuat kekeliruan,
menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat, berbuat baik dalam
pergaulan dan menghormati orang lain, bersikap sabar, dan banyak
bersyukur, rela, penyantun, setia, dapat menahan diri tidak suka mengutuk,
memaki, mengadu domba, mengumpat, tidak tergesa-gesa, tidak
pendendam, tidak kikir, dan tidak iri hati, cinta dan benci karena Allah serta
marah karena Allah.

2. Malu

Rasa malu yang tertera dalam kepribadian akan bisa membimbing


setiap penghulu dalam menjalankan tugas kepemimpinannya dalam
bermasyarakat. Sebab dia akan takut mendapat celaan dan cercaan. Dengan
demikian dia akan malu jika melakukan sesuatu yang terlarang dari norma
dan adat. Otomatis akan cenderung akan kebaikan. Pribadi penghulu yang
baik akan merasa malu mengabaikan kewajibannya kepada Allah, menolak
yang nahi dan mengerjakan yang makruf dan bertutur kata yang baik dan

15
akan menghadapi dan berkomunikasi dengan orang lain dengan tutur yang
menyenangkan serta menyejukkan. Ia merasa malu bila Allah mendapatinya
tidak dalam ketaatan kepada Allah. Rasullulah SAW telah bersabda: "Allah
lebih berhak jika kamu malu kepada-Nya dari pada ke manusia (HR
Muslim).

3. Pakaian Sabar

Akhlak sabar harus dimiliki oleh pribadi mukmin sejati apalagi


penghulu, sabar menderita, sabar dalam melatih diri dan sabar dalam
membina kaum. Kesabaran akan menghilangkan keluh kesah. Ini memang
berat, namun perlu latihan dan pembiasaan. Makanya Allah memerintahkan
untuk sabar, sebab orang sabarlah yang akan merasa lapang hati dan tidak
mudah marah.Bagaimana Rasulullah memberikan contoh kesabaran dalam
mendidik masyarakatnya, bahkan Rasulullah pernah dianiaya sampai
berdarah, namun Rasulullah malah berdoa, " Ya Allah, ampunilah kaumku,
karena mereka tidak mengetahui". (HR Muslim).Banyak masalah yang
sering dihadapi penghulu dalam memimpin kaumnya, dan hampir dipastikan
di nagari di minang rentan terhadap masalah. Jika kesabaran kurang bagi
seorang penghulu tentu akan membuat roda pergaulan dan kekerabatan akan
sulit terpecahkan.

4. Tawakkal

Tawakal adalah bagian dari iman. Tawakal meresap dengan keyakinan


yang mendalam bahwa segala yang terjadi tertimpakan kepada diriny

adalah iradah dan kodratnya Allah SWT. Seorang mukmin yakin bahwa
segala rezeki sudah ditentukan-Nya. Bersama keyakinan itu ia juga berusaha
sekuat tenaga untuk mencapai kemaslahatan dirinya. Ia tidak menginginkan
sesuatu tanpa menggantungkan diri pada sesuatu, melainkan usaha
maksimal. Artinya seorang mukmin itu akan tetap berusaha maksimal dan
menyerahkan hasilnya kepada Allah. Tertancap keyakinan bahwa Allah-lah
yang menentukan segala bentuk kesuksesan.Tawakal dalam konsep Islam
adalah amal dan perbuatan yang disertai dengan ketenteraman hati dan jiwa.

16
Berkeyakinan apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak
dikehendaki-Nya tidak mungkin terjadi. Hal ini bukan sebatas basa-basi
kalimat di bibir, namun tertanam dalam lubuk hati yang sangat dalam juga
diiringi dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan menyiakan setiap amal
perbuatan yang dilakukannya.

5. Mementingkan Orang Lain

Sikap peduli kepada orang lain adalah sebuah akhlak yang amat terpuji.
Mukmin yang baik akan senantiasa hatinya terenyuh bila melihat orang lain
menderita. Seorang mukimin bila ada kesempatan untuk membantu orang
lain, dia akan membantunya. Bahkan dalam kehidupannya selalu memberi
perhatian terhadap nasib orang lain. Dia tidak akan segan-segan
mengorbankan hartanya. Ia akan senantiasa mencintai kebaikan dan akan
mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri. Ada keyakinan bahwa
apa yang dilakukan sekarang akan ada balasannya di hari esok.Allah
berfirman: "..dan mereka mengutamakan orang muhajirin atas diri mereka
sendiri sekalipun diri mereka dalam kesusahan dan barang siapa yang
dipelihara dari kekikiran, mereka itulah orang-orang beruntung (Q.S Al
Hasyr:9).

6. Adil dan Sederhana

Seorang pemimpin harus berlaku adil terhadap apa yang ia pimpin. Hal
itu agar sesuai antara pikiran dengan ucapannya. Dalam konsep adat
Minangkabau dikatakan seorang pemimpin harus bakato bana dan

mahukum adia (berkata benar dan menghukum dengan adil). Allah sangat
cinta kepada orang yang berlaku adil.

Adil ada beberapa aspek :

a. Adil kepada Allah

b. Adil dalam memutuskan perkara

c. Adil dalam keluarga

17
d. Adil terhadap yang dipimpin

Adil kepada Allah adalah bentuk implementasi kehambaan setiap


makhluk kepada khaliknya. Dengan demikian akan tercermin sebuah
keteduhan, ketenteraman dan kesungguhan dalam setiap pelaksanaan tugas
kekhalifahan di bumi. Bagi penghulu yang taat akan bertindak dalam segala
bentuk ketentuan akan bersandar pada semua ketentuan Allah sebagai Rabb
(pengatur). Pemimpin yang adil dan baik akan bertindak untuk diri, keluarga
dan yang dipimpin sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

❖ Peranan dan fungsi ninik mamak

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat hukum adat, dalam lingkungan


daerah adat tertentu atau suatu daerah dipimpin oleh ketua adatnya yang
bertugas memelihara jalannya hukum adat dengan semestinya. Sifat
pimpinan ketua adat adalah erat hubungannya dengan sifat dan corak serta
suasana masyarakat adat di daerah tersebut. Di Minangkabau ada istilah adat
"Penghulu atau Ninik Mamak yang memegang adat".Ketua adat adalah
Bapak Masyarakat, ia mengetahui kaumnya sebagai suatu keluarga besar, ia
adalah pemimpin pergaulan hidup di dalam masyarakat kaumnya. Sifat
tradisionil pimpinan ketua adat dapat dikenal dari bunyi pepatah
Minangkabau bahwa penghulu itu:

Kayu gadang di tanah padang

Bakeh bataduah dari ujan

Bakeh balauang dari paneh

Urek nyo bulih bakeh basando

Batang nyo bulih bakeh basando

(Sebatang kayu yang besar di tengah lapang

Tempat berlindung di waktu hujan

Tempat bernaung di waktu panas

18
Urat-uratnya tempat duduk dan

Batangnya tempat bersandar)

Dari pepatah di atas dapat dipahami bahwa posisi Ninik Mamak dalam
adat Minangkabau itu ibarat sebatang kayu yang memberikan naungan pada
kaumnya. Ketua adat bertugas memelihara hidup hukum di dalam kaumnya,
menjaga supaya hukum itu dapat berjalan dengan selayaknya.

Aktivitas ketua adat sehari-hari meliputi seluruh lapangan


masyarakat.Bukan saja ia dengan para pembantunya menyelenggarakan
segala hal yang langsung mengenai tata usaha badan kaumnya, bukan saja ia
memelihara keperluan-keperluan rumah tangga kaumnya, seperti urusan
jalan-jalan nagari, pengairan, lumbung nagari, urusan tanah yang dikuasai
oleh hak pertuanan nagari, dan sebagainya, melainkan ketua adat bercampur
tangan pula dalam menyelesaikan soal-soal perkawinan, soal warisan, soal
pemeliharaan anak yatim, dan sebagainya, dengan pendek kata, tidak ada
satu lapangan pergaulan hidup di dalam badan kaumnya yang tertutup bagi
ketua adat untuk ikut campur bilamana memelihara ketenteraman,
perdamaian, diperlukan untuk keseimbangan lahir dan batin, untuk
menegakkan hukum. Dalam pepatah lain (Datuk/Penghulu) mempunyai
tugas :

Kaluak paku kacang balimbiang

Tampuruang lenggang-lenggangkan

Baok menurun ka saruaso

Tanamlah siriah jo ureknyo

Anak dipangku kamanakan dibimbiang

Urang kampuang dipatenggangkan

Tenggang Nagari jan binaso

Tenggang sarato adatnyo

19
Jadi tugas pokok Ninik Mamak (Datuk/Penghulu) baik dahulu maupun
sekarang adalah memelihara anak kemenakan untuk mencapai kehidupan
yang sempurna lahir dan bathin demi keadilan dan kemakmuran masyarakat.
Bila tugas pokok ini terlaksana dengan baik dan lancar pada setiap
masyarakat adat tentulah kesejahteraan masyarakat terwujud.

Di samping itu peran ninik mamak dalam perkawinan sebagai pemimpin


suku atau kaum tidak bisa diabaikan. Sebab suatu perkawinan tidak akan
berlangsung tanpa sepengetahuan dan izin dari ninik mamak. Apabila ada
yang melanggar ketentuan adat ini, maka sangsi menurut adat akan berjalan
dijatuhkan kepada mereka. Biasanya sangsi tersebut ada dua pilihan yaitu,
yang pertama mereka harus dikeluarkan dari kampung tersebut. Pilihan
kedua mereka harus memotong hewan ternak berupa kerbau kepada ninik
mamaknya.Kapai tampek batanyo Ka pulang tampek babarito (ketika pergi
tempat bertanya, ketika kembali tempat membri berita), maksudnya Ninik
Mamak adalah sebagai tempat bertanya dan melaporkan segala sesuatu
sehingga mengetahui keadaan dari anggota suku dengan baik. "pemimpin
anak kemenakan, kusuik manyalasaikan, karuah mampajaniah.Artinya
pemimpin anak kemenakan, kusut menyelesaikan, keruh memperjernih.
pemimpin anak kemenakan, maksudnya Ninik Mamak sebagai orang yang
bertanggung jawab atas anak kemenakannya baik secara Moril maupaun
Materil.Dalam terlaksananya eksistensi Ninik (Datuk/Penghulu) di tengah
tengah masyarakat adat, Ninik Mamak (Datuk /Penghulu) harus memiliki
sebuah lembaga adat dalam upaya mencapai musyawarah mufakat.

Hal ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah Sumatera Barat dengan


menerbitkan Peraturan Daerah I Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 pada
Bab VII, pasal 19 ayat (1 dan 2). Berdasarkan Perda tersebut dapat diketahui
eksistensi Ninik Mamak (Datuk Penghulu) dalam masyarakat adat sebagai
berikut:

1) Mamak

20
a. Mengurus dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan adat sehubungan
dengan sako dan pusako.

b. Menyelesaikan perkara-perkara adat dan istiadat.

c. Mengusahakan perdamaian dan memberikan kekuatan hukum terhadap


anggota-anggota masyarakat yang bersengketa serta memberikan kekuatan
hukum terhadap sesuatu hal dan pembuktian lainnya menurut sepanjang
adat.

d. Mengembangkan kebudayaan masyarakat nagari dalam upaya


melestarikan kebudayaan dalam rangka memperkaya khazanah kebudayaan
nasional

e. Menginventarisasi, memelihara, menjaga dan mengurus serta


memanfaatkan kekayaan nagari kesejahteraan masyarakat nagari.

1. Membina dan mengkoordinir masyarakat hukum adat mulai dari kaum


menurut sepanjang adat yang berlaku pada tiap nagari, berjenjang naik
bertangga turun yang berpucuk kepada kerapatan adat nagari serta
memupuk rasa kekeluargaan yang tinggi ditengah-tengah masyarakat nagari
dalam rangka meningkatkan kegotongroyongan. kesadaran sosial dan
semangat

g. Mewakili nagari dan bertindak atas nama dan untuk nagari atau
masyarakat hukum adat nagari dalam segala perbuatan hukum di dalam dan
di luar peradilan untuk kepentingan dan atau hal-hal yang menyangkut
dengan hak dan harta kekayaan milik nagari.

Istilah anak kemenakan dalam adat minangkabau adalah anak


keturunan dari suku yang di pimpin oleh Ninik Mamak tersebut. Peran yang
paling utama bagi Ninik Mamak di dalam kehidupan masyarakat adat adalah
sebagai kepala kaum "Ninik Mamak balantai nagari" yang artinya dia adalah
dasar dari kesejahteraan masyarakat. Ninik Mamak bukan simbol kekuasaan
dalam arti sempit karena Ninik Mamak juga sebagai ujung lidah
masyarakat.

21
Dengan demikian bahwa eksistensi Ninik Mamak (Datuk/Penghulu)
ditengah-tengah masyarakat sangat didambakan, baik dalam
mempertahankan kelestarian adat adat nan indak lapuak dek hujan, nan
indak lakang dek paneh atau dalam menunjang kelanjutan dan
kesinambungan pembangunan sehingga nampaklah kerjasama dan
keselarasan serta bahu membahu antara pemerintah dan masyarakat.

c) Jabatan Ninik Mamak dalam adat Minangkabau

Papatah minang menetapkan sifat-sifat yang di syaratkan menjadi Ninik


Mamak itu adalah sebagai berikut:

nan cadiak candokio

nan arif bijaksano

nan tau diunak ka manyangkuik

nantau di ranjau ka mancucuak

tau di angin nan basiru

tau di ombak nan badabua

tau di karang nan barungguak

tau di pasang turun naik

❖ Fungsi Ninik Mamak/Datuk secara tradisionil

1. Pemimpin dalam kaumnya

Tugas Datuk mencakupi segala bidang seperti: Masalah perekonomian


anak kemenakan, pendidikan, Kesehatan, Perumahan, keagamaannya,
keamanan, serta pelaksanaan menjalankan dan menyelesaikan perselisihan
dalam lingkungan anak kemenakan dan masyarakat nagari. Pada dasarnya
bimbingan seorang Ninik Mamak kepada kemenakannya ada dua macam:

22
Pertama, terhadap kemenakan yang perempuan, bimbingan itu meliputi
persiapan untuk menyambut "warih bajawek" dan persiapan untuk
melanjutkan turunan. Warih bajawek ini ialah pemahaman nilai-nilai
lingkungan sosial yang menempatkan perempuan sebagai pusek jalo
pumpunan ikan (pusat jala pumpunan ikan), yang artinya mereka merupakan
titik pusat lingkungan masyarakatnya di rumah dengan peran sebagai nenek
dan ibu yang akan mengasuh anak cucunya dan sebagai istri yang menjadi
tali penghubung dengan lingkungan masyarakat lain.

Kedua, terhadap kemanakan laki-laki bimbingan itu meliputi persiapan


untuk "pusako batolong" (pusaka bertolong) yang maksudnya ialah untuk
berperan sebagai sumber-sumber kehidupan sanak saudaranya, terutama
sanak saudara perempuannya yang akan melanjutkan turunan mereka.

a. Bidang Perekonomian

Sejak kecil mamak telah mengikut sertakan kemenakannya dalam


kegiatan produktif di sawah dan ladang, seperti membajak, mencangkul,
menjaga air sawah, menanam padi, menylang dan menyabit/ memetik hasil.
Hal semacam ini akan berguna sekali bagi kemenakan karena dapat
mengetahui seluk beluk hal pertanian. Jadi secara tak langsung Datuk akan
memberikan tanggung jawab pada kemenakannya (sesuai dengan umur dan
kemampuannya) dalam menyelenggarakan kehidupan ekonomi demi
peningkatan kehidupan keluarganya nanti.

Mamak sejak dini juga menanamkan kepada kemenakannya cara hidup


yang hemat dan bekerja keras, seperti memelihara perlengkapan/alat-alat
perekonomian yang dipakai dalam pertanian misalnya cangkul, sabit, bajak,
ternak, agar selalu terpelihara dengan baik dan siap pakai. Bila hal itu tidak
ditanamkan kepada diri kemenakannya niscaya peningkatan ekonomi
keluarga tidak akan tercapai, karena setiap melakukan pekerjaan selalu
membeli peralatan baru disebabkan peralatan yang lama telah rusak atau
hilang. Mamak juga mengikutsertakan kegiatan kemenakannya secara
produktif berangsur-angsur dalam diluar pertanian misalnya kegiatan

23
perdagangan, pertukangan dan wiraswasta lainnya. Hal ini dimaksudkan
untuk perubahan status kemenakan ke arah yang lebih baik. Apabila suatu
saat hasil dari bidang pertanian tidak memadai lagi seperti terjadinya musim
kemarau panjang, maka untuk menyambung hidup keluarganya, alternatif
lain dapat dilakukan kemenakannya seperti bertukang, bekerja sebagai
buruh bangunan ataupun kalau ada biaya yang terkumpul membuka warung
yang menjual kebutuhan sehari-hari.Selain itu jika kemenakannya pergi
merantau, maka bekal tersebut dapat dijadikan modal untuk menyambung
hidup disamping pemberian dana dan fasilitas lainnya. Hal ini terlihat dari
banyaknya orang-orang Minangkabau di rantau yang berdagang, baik
dengan membuka warung nasi, warung kaki lima ataupun mempunyai toko-
toko yang menjual rupa-rupa kebutuhan orang banyak. Dalam hal ekonomi
rumah tangga ini, tingkah laku yang sering dilakukan Ninik mamak adalah
menanyakan kepada kemenakannya tentang keadaan keseharian di rumah
tangganya. Misalnya bagaimana keadaan pertaniannya, persediaan padi
serta peralatan pertanian yang dimiliki. Biasanya bila ada kekurangan-
kekurangan dalam hal tersebut diatas, bantuan moril dan materil akan
dilakukan mamak kepada kemenakannya. Juga Ninik Mamak
memperhatikan hasil kerja yang dikerjakan kemenakannya seperti keadaan
air sawah, gangguan-gangguan terhadap pertanian seperti hama, serta
kesiapan alat-alat produksi. Kepada kemenakan yang ada di rantau, Ninik
Mamak juga menanyakan keadaan perkembangan usaha perdagangan
kemenakannya dan jika ada kesulitan, mamak akan turun tangan membantu
secara moril dan materil demi lancarnya usaha kemenakan tersebut.
Kalaupun tidak ada biaya, Mamak akan berusaha mencarikan bantuan dana
dengan jalan menggadaikan harta pusaka/meminjamkan kepada famili yang
lain. Disini berlaku pepatah adat menurut penuturan Datuk bandaro yang
berbunyi:

Siang dicaliak-caliak, malam didangan-danga.

(Siang dilihat-lihat, malam didengar-dengar)

b. Bidang Pendidikan

24
Ninik Mamak bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan
formal dan pendidikan agama anak kemenakannya. Selain itu Ninik Mamak
juga menyelenggarakan latihan-latihan keterampilan bagi kemenakannya
dalam hal yang berhubungan. dengan adat istiadat, seperti melakukan
pasambahan (pidato adat) dalam pertemuan-pertemuan tak resmi. Ninik
Mamakpun bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan kerumah
tanggaan kemenakannya yang telah dewasa, antara lain berupa bagaimana
hidup berumah tangga, hak dan kewajiban sebagai Urang Sumando dan
lainnya.Pola tingkah laku yang tercermin dalam kehidupan sehari hari
berkaitan dengan masalah pendidikan ini, bahwa Ninik Mamak selalu
menanyakan tentang perkembangan jalannya pendidikan kemenakannya
baik pendidikan formal ataupun non formal, lebih-lebih tentang pendidikan
agama. Selanjutnya Ninik Mamak juga menanyakan kebutuhan-kebutuhan
materil pendidikan kemenakannya misalnya uang sekolah, beli buku buku
pelajaran sekolah maupun buku-buku pelajaran agama seperti Al-quran dll.
Begitupun halnya dengan kebutuhan akan belanja sekolah, Mamak juga
memberikan sekedar uang saku untuk belanja/ongkos ke sekolah
kemenakannya.Dalam upacara-upacara adat misalnya perkawinan, batagak
Penghulu/Datuk, acara perundingan antar nagari, Ninik Mamak (termasuk
pimpinan suku) selalu memberi kesempatan kepada kemenakannya untuk
mencoba ikut aktif dalam acara acara tersebut. Kesemuanya tak lain
dimaksudkan untuk mendidik kemenakannya agar mandiri dan dapat
mengembangkan diri/wawasan berfikir kearah kehidupan bermasyarakat
agar suatu saat bila kemenakannya nanti telah dewasa dap menjadi
pemimpin yang disegani orang.Batagak Penghulu/Datuk, acara perundingan
antar nagari, Ninik Mamak (termasuk pimpinan suku) selalu memberi
kesempatan kepada kemenakannya untuk mencoba ikut aktif dalam acara
acara tersebut. Ke semuanya tak lain dimaksudkan untuk mendidik
kemenakannya agar mandiri dan dapat mengembangkan diri/wawasan
berpikir ke arah kehidupan bermasyarakat, agar suatu saat bila
kemenakannya nanti telah dewasa dapat menjadi pemimpin yang disegani
orang.

25
c. Bidang Kehidupan sosial budaya

Didalam kehidupan sosial budaya, peranan dan fungsi Ninik Mamak


cukup besar, misalnya dalam hal mencarikan jodoh kemenakannya. Banyak
hal yang harus dikaji dalam pencarian jodoh yang melibatkan generasi tua,
terutama sekali Mamak. Setiap keputusan yang diambil harus melalui
bermusyawarah dengan Ninik Mamak. Ninik Mamak yang nantinya akan
menentukan siapa dan yang mana jodoh kemenakannya. Dalam hal ini
kemenakan tidak dapat berbuat lain, kecuali menerima kemauan Ninik
Mamaknya. Bagi yang coba-coba membantah akan mendapat sanksi dari
Mamaknya, baik sanksi moril maupun materiil. Hal ini dilakukan agar para
kemenakannya mendapat pasangan dari keturunan yang baik-baik. Mamak
tentu tidak asal mencarikan jodoh saja, tetapi terlebih dahulu memilih siapa
kira kira keluarga yang akan dijadikan besannya. Dasar yang paling penting,
untuk jodoh kemenakannya adalah orang yang tahu agama. Kaya atau
miskin tidak menjadi permasalahan, yang penting berasal dari keluarga yang
baik-baik.Disamping itu bantuan yang diberikan Mamak kepada
kemenakannya adalah membantu ekonomi rumah tangga kemenakannya
terutama dalam tahap permulaan perkawinan. Pada keadaan dimana rumah
gadang tidak dimungkinkan lagi dihuni oleh pasangan keluar baru, maka
Mamak mengambil inisiatif mendirikan rumah baru disekitar rumah gadang
dalam pekarangan tanah kaumnya. Dengan secara tidak langsung Mamak
dapat mengawasi kehidupan rumah tangga kemenakannya.Ninik Mamak
ibarat kayu di tangah padang, mengayomi anak kemenakan yang di bawah
perintahnya. Segala perbuatan yang hendak dilakukan yang akan membawa
dampak tertentu, terlebih dahulu harus diberitahukan kepada Datuk dan
sekaligus minta restu, dan setelah selesai harus diberitahukan pula hasilnya.
Bila terjadi silang sengketa dikalangan kemenakan, Datuk wajib
memberikan penyelesaian dengan bijaksana, agar yang kusut jadi selesai,
yang keruh menjadi jernih, sehingga anak kemenakan atau kaumnya yang
bersangkutan tidak perlu lagi membawa persoalannya kepada pejabat-
pejabat pemerintah ataupun pengadilan negeri.Dari uraian diatas jelaslah
bahwa peranan dan tanggung jawab sosok Ninik Mamak di Minangkabau

26
pada umumnya dan daerah penelitian khususnya menurut data yang didapat
dari hasil wawancara dilapangan, tidak jauh berbeda dari kehidupan
bermamak dan berkemenakan pada waktu dulu. Dapat dianggap bahwa
mamak tersebut seolah-olah bapak bagi keluarga Minangkabau dan dapat
dipahami adanya hubungan tersendiri antara Mamak dengan kemenakan dan
begitu juga sebaliknya, walaupun demikian tidaklah dapat dianggap bahwa
si bapak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab moril terhadap anak-
anaknya. Hal ini sebenarnya salah anggapan sebab dalam kato pusako
undang-undang Nan Ampek kita dapat menjumpai pedoman yang jadi dasar
bagi kehidupan keluarga di Minangkabau, yaitu anak dipangku, kemanakan
dibimbiang". Hal ini memberikan makna bahwa kewajiban-kewajiban bapak
terhadap anak-anaknya adalah memangku, dengan jalan memberi makan
dan minum serta kebutuhan sandang lainnya, sedangkan sebagai mamak dia
harus membimbing kemenakannya dengan segala macam tata kelakuan dan
pola tingkah laku yang tidak lepas dari ajaran adat Minangkabau. Sehingga
dengan demikian bagi anak-anak orang Minangkabau ada dua tempat
bertanya yaitu pertama Bapak, dan kedua Mamak Mamak karano adat,
Bapak karano darah" (Mamak karena adat, Bapak karena darah).

Demikianlah Mamak berkewajiban memelihara anggota Jurainya


khususnya menjaga wanita (saudara perempuan beserta anaknya) dan juga
harus memperhatikan keselamatan serta pusaka kaum yang notabene berada
dibawah pengawasannya. Ninik Mamak juga pelaksana dari kepentingan
materil keluarga baik terhadap wanita dan anak- anaknya yang belum
dewasa maupun terhadap orang tua yang tidak kuat lagi mencari nafkah juga
terhadap anggota kaumnya yang ditimpa kemalangan atau yang sedang
sakit.Ninik Mamak juga mengembangkan adat nan kawi di Minangkabau
kepada anak dan kemenakan, seperti ajaran apa yang dikandung oleh adat
Minangkabau, apa tujuan dari adat itu dan apa pula akibatnya kalau adat
tidak ditaati oleh masyarakat, anak, kemanakan, sehingga akhirnya anak
kemenakan dapat menerima warisan adat tersebut untuk diteruskan kepada
generasi selanjutnya.

27
2. Pemimpin Dalam Nagari

Menurut A.A. Navis sejak perang Padri meletus fungsi Ninik Mamak
di Minangkabau sudah mulai digerogoti oleh Ulama. Pada mulanya dalam
struktur pemerintahan nagari, posisi Penghulu adalah Pemimpin dalam
seluruh aspek kehidupan. Posisi Ulama hanya jadi perangkat dari Penghulu.
Sejak gerakan Padri posisi Ulama tidak lagi menjadi alat perangkat
Penghulu, wilayah pengaruhnya sampai keluar batas suatu nagari atau
masuk ke wilayah banyak nagari. Sedangkan Penghulu hanya pada batas
nagarinya sendiri. Pada tahun 1950-an seorang Mujahid pulang dari Mekah
yaitu Haji Ismail yang bergelar Tuanku Simabur, membawa ajaran
Naksabandiah. Ulama Syatari melarang ulama Naksabandi jadi imam dan
mengajar di mesjid yang ada. Pengikut Tuanku Simabur membuat mesjid
baru. Ulama Syatari merasa terganggu kemampanannya. Para Penghulu
merasa hukum adat terlanggar. Karena menurut aturan adat, hanya boleh ada
satu mesjid dalam satu nagari.

Peran Ninik mamak ditingkat Nagari pada zaman ini:

a. Rapat dengan Datuk-Datuk (anggota KAN) lain untuk memecahkan


persoalan apa yang timbul dan terjadi, dan jalan apa harus ditempuh,
begitupun sengketa yang terjadi dalam masyarakat.

b. Memikirkan dan memecahkan persoalan pembangunan nagari,


kampung halaman dan rumah tangganya, dan mendorong anak
kemenakan untuk melaksanakan barek sapikua ringan sajenjeng
(Bergotong-royong) dalam pelaksanaan pembangunan seperti
gedung sekolah, kantor, mesjid, surau, rumah, irigasi, jalan raya,
kebersihan nagari dan kampung.

c. Menjadi seorang pemimpin yang tulus dan ikhlas dalam membantu


setiap kegiatan Pemerintahan di nagari sesuai dengan kata pepatah
adat tentang kewajiban Datuk di dalam adat sebagai berikut :
Penghulu lantai nagari, malantai anak kamanakan, malantai rumah jo
tanggo, malantai korong jo kampuang, malantai balal jo usajik,

28
malantai sawah jo ladang, malantai labuan jo tapian, kalau malantai
sabalun lapuak, kalau maminteh sabalun hanyuik, hari sahari
diparampek, malam samalam dipatigo, malam bahabih hari, malam
bahabih minyak, agak agiahkan jo ilmu mamikia anak kamanakan.

d. Melaksanakan persidangan adat yang diadakan Kerapatan Adat


Nagari (KAN) maupun yang diadakan oleh Pemerintah Nagari,

e. Menyukseskan lancarnya jalan pemerintahan di Nagari, dalam


pemungutan IPEDA, sumbangan-sumbangan wajib, dsb.

f. Memikirkan didalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) tentang


kemajuan Nagari dalam segala bidang, seumpamanya pendidikan,
sekolah pemerintah, sekolah swasta, sekolah agama, mesjid, surau-
surau. Memikirkan keamanan di dalam nagari secara menyeluruh.

g. Menyukseskan lancarnya jalan pemerintahan di Nagari, dalam


pemungutan IPEDA, sumbangan-sumbangan wajib, dsb.

h. Memikirkan didalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) tentang


kemajuan Nagari dalam segala bidang, seumpamanya pendidikan,
sekolah pemerintah, sekolah swasta, sekolah agama, mesjid, surau-
surau.

i. Memikirkan keamanan di dalam nagari secara


menyeluruh.bBerpartisipasi dalam melaksanakan setiap
pembangunan didalam nagari, baik pembangunan proyek
Pemerintah maupun proyek pembangunan nagari dan pembangunan
didalam segala bidang.

j. Memusyawarahkan kemajuan kaumnya dibidang pendidikan dan


kebudayaan, olah raga, kesatuan dan persatuan dan kesatuan.

k. Memeliharaan bangunan balal-balai adat nagari sebagai lambang


adat nagari, dengan jalan memperbaiki dan membangun kalau belum
ada, dan menjaga peninggalan sejarah lainnya.

29
l. Memikirkan di dalam sidang-sidang KAN agar terwujudnya
persatuan dan kesatuan di Nagari dengan menanamkan rasa
tanggung jawab moral bagi setiap Penghulu atau Pemimpin Nagari,
dan rasa cinta dan patuh kepada Pemerintah.

m. Menggiatkan ajaran sosial kemasyarakatan didalam adat dan ajaran


Islam, dengan cara mengajak meramaikan mesjid, taman al-quran
dsb.

n. Membina kepemimpinan di dalam adat dengan jalan memperdalam


ajaran-ajaran adat di bidang hukum, sejarah, filsafat dan
pengetahuan. Menanamkan rasa persatuan dan hormat-menghormati
antara Penghulu-Penghulu di Nagari.

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ninik Mamak adalah suatu lembaga adat yang terdiri dari beberapa
orang penghulu yang berasal dari berbagai kaum atau klan yang ada dalam
suku di Minangkabau. Lembaga ini diisi oleh pemimpin-pemimpin dari
beberapa keluarga besar atau kaum atau klan yang disebut penghulu, di mana
kepemimpinannya diwariskan secara turun temurun sesuai adat matrilineal
Minangkabau. Jabatan penghulu dipangku oleh seorang laki-laki Minangkabau
yang dituakan dan dipandang mampu memimpin dengan bijaksana.

Seseorang tidak akan dapat berfungsi sebagai ninik mamak dalam


masyarakat adat, sendainya dalam kaum keluarga sendiri tidak mempunyai
gelar kebesaran kaum yang diwarisinya. Penghulu terpilih karena tinggi
tampak jauh gadang tampak dakek(jolong basuo)tinggi karena di sertakkan
(ruas) gadang dilintang pungkam.Dia tinggi bukan karena diganjal jadi tinggi
dia tinggi karena ruasnya yang menyentak. Maksudnya, peribadinya
berkembang terus,dia berilmu,punya wawasan yang luas,mempunyai
kelebihan dari yang lainnya mempunyai kemampuan dan punya
kapabilitas,punya wibawa,disegani anak kemenakan,kukuh dengan
pendirian,tidak terombang ambing dan solid(dia besar karena dilintang
pungkam),punya urat dan akar tunggang yang dalam,punya teras kayu yang
kuat serta utuh.

B. Saran

Sebaiknya kita semua bisa memahami dan tetap melestarikan budaya


minangkabau yang sudah ada turun temurun, agar budaya lokal tidak hilang di
masa sekarang ini. Sekian dari yang telah di jelaskan agar dapat dipahami
dengan baik dengan membaca makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua. Jika ada kesalahan dan kekurangan, kami selaku penulis makalah
memohon maaf sebesar besarnya,karena kesempurnaan hanya milik Allah
SWT.

31
DAFTAR KEPUSTAKAAN

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.ne
liti.com/media/publications/31856-ID-pergeseran-peran-mamak-terhadap-
kemenakan-dalam-adat-minangkabau-di-kanagarian-
s.pdf&ved=2ahUKEwjug8abuaTzAhXIAnIKHUsgDA0QFnoECAYQAQ&
usg=AOvVaw0owQ2K6VGp50X7pCIwvmwN

https://sumbarprov.go.id/home/news/9286-mengenal-adat-dan-budaya-
minangkabau#:~:text=Ninik%20mamak%20atau%20yang%20lebih,kaum%
20masing%2D%20masing%2Cdalam%20suku

- https://www.id.scribd.com/document/452632959/NINIK-MAMAK-NAN-
KADIAMBA-GADANG.com

- http://www.etheses.uin-malang.ac.id/14669/1/16780022.pdf.com

- https://www.google.peran_ninik_mamak_datuak.Com

32

Anda mungkin juga menyukai