Anda di halaman 1dari 29

MERINTIS BISNIS BARU ATAU MEMBELI

BISNIS YANG SUDAH ADA

OLEH :

KELOMPOK 10 KELAS 4A

Nadiah Nabillah 1150018003


Annisa Fatimah Rischy 1150018017

Vita Dwi Islamia 1150018023

Dianita Eka Anggraini 1150018055

FASILITATOR :
Firly Irhamni, S.IP.,M.M

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-
Nya, sehingga makalah mengenai “Merintis Bisnis Baru Atau Membeli Bisnis Yang Sudah
Ada” dapat kami susun. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewirausahaan. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan
kepadapembaca.

Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapatsayasebutkan satu persatu yang telahbanyak membantumemberi
bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Surabaya, 21 Mei 2020

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL......................................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................3
2.1 Mengenali Dan Mengevaluasi Peluang Investasi.........................................................3
2.2 Dua Jalan Menuju Berkewirausahaan..........................................................................3
2.3 Alasan Memulai Bisnis Baru........................................................................................5
2.4 Kriteria Evaluasi Untuk Memulai Usaha Baru.............................................................6
2.5 Pertanyaan Dasar Untuk Memulai Usaha.....................................................................7
2.6 Tipe Ide Untuk Memulai Usaha...................................................................................8
2.7 Sumber Ide Untuk Memulai Usaha..............................................................................10
2.8 Alasan Membeli Bisnis Yang Sudah Ada Atau Sudah Berjalan..................................11
2.9 Pro Dan Kontra Membeli Suatu Bisnis Yang Sudah Ada............................................12
2.10 Alasan Suatu Bisnis Dijual...........................................................................................12
2.11 Menguji Data Keuangan...............................................................................................12
2.12 Penilaian Bisnis............................................................................................................13
2.13 Pernaksiran Berbasis Aset............................................................................................13
2.14 Penaksiran Pasar Yang Dapat Diperbandingkan..........................................................14
2.15 Faktor-Faktor Nonkuantitatif Dalam Penilaian Bisnis.................................................14
2.16 Ciri-Ciri Sukses Memulai Bisnis Dengan Pertumbuhan Tinggi..................................14
2.17 Menganalisis Kesempatan Suatu Bisnis.......................................................................15
2.18 Merundingkan Pembelian Bisnis..................................................................................18
BAB III PENUTUP....................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................21
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pro dan Kontra............................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ide Tipe A...............................................................................................................9

Gambar 2.2 Ide Tipe B...............................................................................................................9

Gambar 2.3 Ide Tipe C...............................................................................................................10

Gambar 2.4 Diagram sumber ide................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha atau kewirausahaan
yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi juga
mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa Kewirausahaan). Mampu dalam menangkap
ide peluang peluang bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir, kreatif
serta mempunyai kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak mudah menyerah
(menyukai tantangan). Banyak cara untuk mewujudkan menjadi pengusaha yaitu dengan
memulai usaha dari nol(merintis dari diri kita sendiri), memulai usaha dengan
mendompleng perkembangan bisnis atau teknologi yang sudah ada(menjadi agen atau
grosir, menjalankan MLM, mejadi follower), memulai usaha dengan membeli usaha yang
sudah bangkrut atau akan mati, memulai usaha dengan cara magang terlebih dahulu,
memulai usaha dengan membeli bisnis yang sudah ada dengan format franchising(membeli
bisnis waralaba yang sudah mapan, tahan banting, dan tahan terhadap krisis ekonomi
selama ini). Dalam tulisan ini kita hanya akan membahas 2 yaitu merintis bisnis baru atau
membeli yang sudah ada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengenali dan mengevaluasi peluang investasi ?
2. Apa yang dimaksud dua jalan menuju berkewirausahaan ?
3. Apa saja alasan memulai bisnis baru ?
4. Apa saja kriteria evaluasi untuk memulai usaha baru ?
5. Apa saja pertanyaan dasar untuk memulai usaha ?
6. Apa saja tipe ide untuk memulai usaha ?
7. Apa saja sumber ide untuk memulai usaha ?
8. Apa saja alasan membeli bisnis yang sudah ada atau sudah berjalan ?
9. Apa saja pro dan kontra membeli suatu bisnis yang sudah ada ?
10. Apa alasan suatu bisnis dijual ?
11. Bagaimana cara menguji data keuangan ?
12. Bagaimana cara penilaian bisnis ?
1
13. Apa saja pernaksiran berbasis aset ?
14. Apa penaksiran pasar yang dapat diperbandingkan ?
15. Apa saja faktor-faktor nonkuantitatif dalam penilaian bisnis ?
16. Apa saja ciri-ciri sukses memulai bisnis dengan pertumbuhan tinggi ?
17. Bagaimana cara menganalisis kesempatan suatu bisnis ?
18. Bagaimana cara merundingkan pembelian bisnis ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengenali dan mengevaluasi peluang investasi ?
2. Untuk mengetahui cara dua jalan menuju berkewirausahaan ?
3. Untuk mengetahui cara alasan memulai bisnis baru ?
4. Untuk mengetahui cara kriteria evaluasi untuk memulai usaha baru ?
5. Untuk mengetahui cara pertanyaan dasar untuk memulai usaha ?
6. Untuk mengetahui cara tipe ide untuk memulai usaha ?
7. Untuk mengetahui cara sumber ide untuk memulai usaha ?
8. Untuk mengetahui cara alasan membeli bisnis yang sudah ada atau sudah berjalan ?
9. Untuk mengetahui cara pro dan kontra membeli suatu bisnis yang sudah ada ?
10. Untuk mengetahui cara alasan suatu bisnis dijual ?
11. Untuk mengetahui cara menguji data keuangan ?
12. Untuk mengetahui cara penilaian bisnis ?
13. Untuk mengetahui cara pernaksiran berbasis aset ?
14. Untuk mengetahui cara penaksiran pasar yang dapat diperbandingkan ?
15. Untuk mengetahui cara faktor-faktor nonkuantitatif dalam penilaian bisnis ?
16. Untuk mengetahui cara ciri-ciri sukses memulai bisnis dengan pertumbuhan tinggi ?
17. Untuk mengetahui cara menganalisis kesempatan suatu bisnis ?
18. Untuk mengetahui cara merundingkan pembelian bisnis ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Mengenali Dan Mengevaluasi Peluang Investasi

“ memulai bisnis dengan produk-produk yang tidak jelas terlayani dan kebutuhan-
kebutuhan penting yang tidak dapat diharapkan untuk ditemukan oleh pembeli, cukup
untuk membuat sesuatu yang berbeda” (Amar Bhide).
Kegila-gilaan dengan suatu ide yang mungkin berperan penting meremehkan
kesulitan daya penerimaan pasar yang sedang berkembang dan pembangunan perusahaan
untuk menangkap peluang.
Beberapa pertanyaan untuk mengenali peluang investasi yang baik, antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Apakah mudah atau tidak untuk menjalankan produk dan/atau jasa (mulai dari
pengadaan bahan baku, proses pembuatan, distribusi, pemasaran dan yang terkait
dalam pengelolaan)?
2. Apakah di sana ada kebutuhan pasar yang dapat ditetapkan dengan jelas dan tepat
waktu?
3. Apakah bisnis yang diusulkan dpat mencapai/tahan lama atau memiliki keunggulan
bersaing secara berkelanjutan?
4. Apakah usaha tersebut merupakan peluang investasi yang bagus?
5. Apakah ide pendirian usaha tersebut merupakan peluang investasi yang bagus?
6. Apakah tingkat pengembalian investasi lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku
bunga deposito?
7. Apakah usaha tersebut sehat atau layak dan peluang sukses yang tinggi?
8. Apakah mungkin ada cacat fatal dalam usaha yang membuat ketidaksuksesan bisnis?
Untuk melakukan investasi, seorang calon investor sebaiknya mencari jawaban atas
delapan pertanyaan dasar tersebut supaya tujuan investasi, yakni memperoleh
pendapatan (gain) di atas tingkat suku bunga deposito dapat tercapai.
2.2 Dua Jalan Menuju Berkewirausahaan
1. Menciptakan bisnis baru muali dari nol atau awal. Bila memilih jalan ini, bukan berarti
pikiran kita juga nol atau tidak memahami seluk beluk bisnis. Akan tetapi, kita harus
tetap memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang bisnis yang akan dibangun atau
didirikannya. Bila ingin berbisnis mulai dari nol, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
a. Usaha yang menyenangkan (dapat diawali dari hobi) anda.
b. Usaha yang memang anda dapat (anda memiliki keterampilan dan dapat
menjalankannya lebih baik).
c. Pilih usaha atau investasi yang memiliki resiko kecil, namun memiliki
kemungkinan laba yang cukup besar
Simak cerita sukses dalam kasus 8.1, 8.2, dan 8.3 untuk mencapai kesuksesan, tidak
dapat sekali mulai usaha langsung sukses, simak perjalanan awal berbagai usaha
berikut: Bakso kota milik Cak Man (Kasus 8.3), usaha Es Teler 77 milik sukiyatno
Nugroho (Kasus 10.2), usaha Singkong Tela-Tela milik Febri (Kasus 5.1), jamu dan
kosmetik Mustika Ratu milik Ny. B.R.A Mooryati Soedibjo (Kasus 1.1) dan lainnya.
Perjalanan para pengusaha ini tidaklah mudah, mereka mengalami jatuh bangun,
pasang surut, dan kaya akan pengalaman sampai akhirnya mereka menjadi miliarder.
Dari keempat cerita tersebut, dapat disimpilkan bahwa untuk menjadi pengusaha, kita
dapat memilih minimal lima cara untuk memulai usaha, yaitu sebagai berikut.
a. Memulai usaha dari nol (diawali dari diri kita sendiri)
b. Memulai usaha dengan mendompleng perkembangan bisnis atau teknologi yang
ada (menjadi agen atau grosir, menjalankan Multi Level Marketing atau MLM,
menjadi pengikut atau follower)
c. Memulai usaha dengan membeli usaha yang sudah bangkrut atau akan mati.
d. Memulai usaha dengan cara magang terlebih dahulu.
e. Memulai usaha dengan membeli bisnis yang sudah ada dengan format franchising
(membeli bisnis waralaba yang sudah mapan, tahan banting, dan tahan terhadap
krisis ekonomi selama ini). Dengan cara ini anda harus betul-betul jeli untuk
memilihnya karena banyak kelebihan dan kekurangannya.
Semoga keempat cerita yang sudah dipaparkan sebelumnya dapat menjadi pelajaran
dan inspirasi usaha bagi anda.
2. Membeli bisnis yang ada. Terdapat berbagai pilihan jjika kita hendak membeli bisnis
yang ada, antara lain adalah kita beli bisnis secara keseluruhan atau menjadi franchise
(membeli dengan pola/system atau cara waralaba)
2.3 Alasan Memulai Bisnis Baru
Berbagai alasan untuk memulai bisnis baru, yaitu:
1. Mengembangkan pasar komersial untuk ciptaan produk dan/atau jasa yang baru saja
atau mengembangkan produk atau jasa yang baru sama sekali
2. Mengambil keuntungan sumber-sumber yang tersedia, lokasi ideal, kemajuan
teknologi, pegawai, pemasok, dan bankir.
3. Menghindari preseden, kebijakan, prosedur, dan kesepakatan hukum perusahaan-
perusahaan yang ada
Dari cerita dalam kasus 8.1, 8.2, dan 8.3, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Untuk berbisnis tidak dapat sekali jadi, misalnya cerita sukses juragan Bakso Cak
Man. Sebelum mencapai kesuksesan, Cak Man telah mengalami kegagalan untuk yang
ketiga kalinya.
2. Untuk mencapai sukses dibutuhkan keuletan dan ketabahan.
3. Kesuksesan usaha tidak dapat selamanya diandalkan harus disertakan juga
kemungkinan kegagalan yang akan dihadapi. Contohnya, usaha penyimpanan data
dalam bentuk disket hasrus siap mengalami kebangkrutan karena telah ada flash disk
dan media lainnya.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memulai usaha. Menurut kasmir (2006), ada lima
penyebab seseorang memulai usaha, yaitu:
1. Factor Keluarga Pengusaha
Seseorang memulai usaha karena factor keluarga (baik secara vertical maupun
horizontal), misalnya melanjutkan bisnis orangtuanya, saudara-saudaranya, atau
keluarga lainnya. Umumnya, keluarga menganjurkan untuk membuka usaha sendiri.
Bahkan, keluarga dekat telah mengader anggota keluarganya untuk meneruskan usaha,
membuka cabang atau usaha baru. Mulai dari menjadi supllai bahan baku sampai
manajemen pengusaha pemula tersebut tinggal mengikuti yang sudah ada.
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
Seseorang yang dengan sengaja mendirikan usaha. Dapat dimulai dari hobi atau
belajar dari kesuksesan orang lain. Dapat mencontoh dari pengusaha yang ada dengan
mencari modal atau bermitra dengan orang lain. Model ini umumnya dilakukan oleh
mereka yang berstatus pegawai, namun sebenernaya memiliki naluri bisnis yang
kuat.
Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi panutan dan pedoman pengusaha
tersebut dalam menjalankan usahanya.
3. Kerja Sampingan (iseng-iseng)
Usaha ini dilakukan diluar pekerjaan atau kegiatan utamanya, sebagai langkah untuk
mencari kegiatan atau pendapatan tambahan. Biasanya, dengan skala usaha yang kecil
sekedar untuk mengisi waktu luang. Tidak jarang dari yang tadinya hanya iseng, justri
menjadi kegiatan yang memberikan hasil yang luar biasa.
4. Coba-coba
Cara ini banyak dilakukan dan banyak juga yang akhirnya menuai kesuksesan.
Umunya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka yang
kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru terkena Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK). Tidak sedikit orang yang memulai usaha dengan cara coba-coba
akhirnya mencapai sukses yang besar.
5. Terpaksa
Cara ini memang jarang terjadi, namun ternyata ada beberapa usahawan yang dapat
berhasil karena keterpaksaan. Cara ini dilakukan oleh mereka yang telah lama
menganggur, mulai dari sejak lulus sekolah atau kuliah, atau oleh seseorang yang telah
berkali-kali melamar pekerjaan tetapi tidak ada satu pun yang menerima. Akibatnya,
langkah untuk menjadi pengusaha dilakukan dengan setengah hati. Namun, ada
beberapa dari mereka yang sukses dan usahanya memberikan hasil yang lumayan
dalam waktu singkat. Hal inilah yang menguatkan motivasi mereka untuk memajukan
usahanya.
Manakah pilihan alasan terbaik bagi anda untuk berwirausaha? Cara apa yang terbaik
untuk dipilih dan untuk memulai usaha terletak ditangan, pikiran, hati, dan jiwa anda
sendiri.
2.4 Kriteria Evaluasi Untuk Memulai Usaha Baru
Beberapa criteria evaluasi untuk memulai usaha mencakup beberapa hal sebagai berikut
1. Factor pemasaran
a. Kebutuhan produk, dikenali atau tidak focus.
b. Para pelanggan, terjangkau atau tidak, loyal pada merk tertentu atau belum.
c. Menciptakan nilai untuk pelanggan, penting/tidak penting.
d. Masa atau dasar hidup produkm pemulihan biaya oleh pelanggan.
2. Struktur pasar
a. Baru muncul atau telah dewasa.
b. Ukuran pasar (diketahui/tidak).
c. Pertumbuhan pasar (seberapa cepat).
3. Keunggulan bersaing, struktur biaya
a. Tingkat pengendalian atas harga, biaya, dan saluran pemasok.
b. Kendala-kendala untuk masuk, antara lain proteksi peraturan, keunggulan cepat
merespons/memimpin waktu, hukum, koneksi, dan jaringan
4. Ekonomi dari sisi oengembalian investasi
a. Persayaratan-persyaratan investasi.
b. Titik pulang pokok (TPP)
5. Kemampuan manajemen
Bermacam-macam keterampilan atau entrepreneur tunggal dengan tanpa pengetahuan
yang relevan.
6. Kesalahan-kesalahan fatal yang dapat dicatat/dikenali
Kesalahan-kesalahan apakah yang dapat dicatat atau dikenali, sehingga pebisnis dpat
menghindari kesalahan yang sama dikemudian hari.
2.5 Pertanyaan Dasar Untuk Memulai Usaha
Beberapa pertanyaan dasar yang harus dicari jawabannya oleh seseorang sebelum memulai
usaha, antara lain sebagai berikut.
1. Apa sajakah perbedaan tipe-tipe atau kategori usaha untuk memulai suatu usaha baru
yang mungkin menjadi pertimbangan utama anda?
2. Dari manakah sumber-sumber ide untuk memulai usaha baru?
3. Bagaimana anda dapat mengenali peluang asli yang menciptakan nilai, baik untuk
perusahaan maupun pemilik perusahaan?
4. Bagaimana anda dapat menyaring ide-ide anda?
5. Apa yang mungkin anda kerjakan untuk meningkatkan kesempatan-kesempatan bahwa
bisnis anda mungkin akan sukses?
6. Apakah prodeuk dan/atau jasa mulai dari pengadaan bahan baku, proses pembuatan,
pemasaran, distribusi, dan yang terkait dalam manajemen pengelolaan usaha
digolongkan mudah atau rumit?
7. Apakah disana ada kebutuhan pasar yang dapat ditetapkan dengan jelas dan tepat
waktu untuk jangka panjang?
8. Apakah bisnis yang dikonsep dapat bertahan lama atau memiliki keunggulan bersaing
secara berkelanjutan?
9. Apakah usaha yang akan anda mulai menguntungkan secara financial dan apakah
memiliki keuntungan yang signifikan serta sanggup bertumbuh dalam jangka pendek,
sedang, maupun panjang?
10. Apakah suatu ide usaha tersebut merupakan peluang investasi yang baik? Apakah
tingkat pengembalian investasi cepat atau lambat?
11. Apakah usaha itu sehat atau layak dan membawa kebajikan bagi entrepreneur dan
peluang suksesnya besar?
12. Apakah mungkin terjadi cacat fatal dalam usaha yang mengandung ketidaksuksesan
bisnis dikemudian hari?
Untuk memulai suatu usaha, seorang calon pengusaha sebaiknya mencari jawaban atas
beberapa pertanyaan dasar tersebut supaya tujuan berwirausaha, yakni mendapatkan laba
yang optimal, baik jangka pendek, sedang, maupun panjang dapat tercapai.
2.6 Tipe Ide Untuk Memulai Usaha
1. Tipe A
Tipe-tipe untuk memulai sustu usahan difokuskan di sekitar penyediaan pelanggan
dengan produk-produk atau jasa yang tidak tersedia di pasaran.
2. Tipe B
Ide-ide untuk memulai suatu usaha akan melibatkan ide baru dan teknologi baru yang
berpusat disekitar pelanggan yang sudah ada dengan produk yang sama sekali baru.
3. Tipe C
Ide-ide untuk memulai suatu usaha difokuskan di sekitar pelanggan yang ada dengan
produk-produk yang diperbaiki atau ditingkatkan mutunya atau manfaatnya atas
produk yang telah ada sebelumnya. Simak cerita dalam kasus 7.3 mengenai Honda
Jazz sukses mencapai keunggulan bersaing yang cukup lama.
Berbagai tipe ide untuk mengembangkan dalam memulai bisnis, antara lain pasar baru,
teknologi baru, dan manfaat baru. Tiga tipe tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

ide tipe A

PASAR BARU

contoh : target "usia baru" pasar minuman dengan penjualan


minuman ringan dengan nilai gizi
tertentu

Gambar 2.1 Ide Tipe A

Ide Tipe B

TEKNOLOGI BARU

Contoh : pemanfaatan komputer berteknologi tinggi untuk membangun simulasi naik peswat helikopter

Gambar 2.2 Ide Tipe B


Ide Tipe C

MANFAAT BARU

Contoh : pembangunan perlengkapan berkabut peroranga

Gambar 2.3 Ide Tipe C

2.7 Sumber Ide Untuk Memulai Usaha


Berbagai sumber ide untuk memulai suatu usaha berdasarkan hasil penelitian di Amerika
Serikat. Menurut Longenecher (2005) yaitu :
1. Pengalaman pekerjaan utama ± 45 persen
2. Kesenangan atau hobi ± 16 persen
3. Kesempatan yang berubah ± 11 persen
4. Saran-saran dari pihak lain (konsultan dan lainnya) ± 7 persen
5. Pendidikan atau kursus-kursus ± 6 persen
6. Bisnis atau usaha keluarga ± 6 persen
7. Teman atau kerabat ± 5 persen
8. Lain-lain ± 4 persen
Mengapa pengalaman dari pekerjaan utama menjadi sumber ide dalam memulai
suatu usaha mencapai 45 persen ? hal ini tentu tidak telepas dari kedisiplinan seseorang
untuk menyisihkan sebagaian pendapatanya untuk ditabung guna dipakai sebagai modal
usaha. Dengan berbagai kemungkinan dan pertimbangan bahwa peluang-peluang untuk
menjadi kaya hanya dapat dicapai apabila seseorang berani mengambil risiko untuk
melakukan
pembaruan. Selain itu, berani pula untuk mengubah pola pikir seserang pegawai gajian
menjadi seorang usahawan .
Di AS kesenangan atau hobi menjadi sumber ide dalam memulai usaha
menduduki urutan kedua yaitu 16 persen. Berdasarkan hobi ,usaha seseorang dapat sukses
karena saat menjalankan pekerjaan atau usahanya sebagai sebuah kesenangan semata.
Dengan menjalankan kegiatan usahanya sebagai sebuah hobi yang perlu digeluti dan
dikembangkannya tanpa keterpaksaan sedikitpun, biasanya jauh lebih berhasl
dibandingkan dengan memilih atau menjalankan usaha karena alasan diluar hobi .
Sumber-sumber ide tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut :

SUMBER IDE
kesempatan lain-lain 4%
berubah
11%
pendidikan /
kursus 6%
pengalaman kerja
saran
saran- 7% utama 45%

kesenangan atau
hobi 16%

teman/ kerabat bisnis keluarga


5% 6%

Gambar 2.4 diagram sumber ide

2.8 Alasan Membeli Bisnis Yang Sudah Ada Atau Sudah Berjalan
Kita dapat membeli suatu bisnis dengan cara pembelian secara total atau pembelian dengan
sistem franchise (waralaba).
Berbagai alasan untuk bisnis yang sudah ada atau sudah berjalan , antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk mengurangi ketidak pastian dan ketidaktahuan yang mungkin harus dihadapi
ketika memulai bisnis dari awal atau dari nol
2. Untuk memperoleh suatu bisnis dengan operasi-operasi yang terus-menerus dan
hubungan yang tidak dapat dipungkiri dengan para konsumen dan pemasok
3. Untuk memperoleh bisnis yang telah mapan dengan harga murah atay menekan biaya
untuk melalui suatu bisnis baru
2.9 Pro Dan Kontra Membeli Suatu Bisnis Yang Sudah Ada
Pihak yang Pro Pihak yang Kontra
1. Peluang tinggi untuk sukses 1. masalah-masalah sudah ada
2. Minim perencanaan 2. kualitas buruk pegawai yang ada
3. Konsumen atau pemasok sudah ada 3. citra bisnis buruk
4. Peralatan seperlunya 4. kebutuhan modernisasi
5. Harga tawar menawar 5. harga pembelian didasarkan pada data
yang akurat
6. Pegawai berpengalaman 6. lokasi bisnis buruk
7. Rekor bisnis telah aca 7. rekor bisnis disangsikan
Tabel 2.1 pro dan kontra
2.10 Alasan Suatu Bisnis Dijual
Berbagai alasan untuk menjual suatu bisnis antara lain sebagai berikut :
1. Pemiliknya telah lanjut usia atau sakit-sakitan, sedangkan anaknya bimbang untuk
melanjutkan usahanya
2. Bermaksud memindahkan di tempat yang berbeda dalam satu negara atau beda
provinsi atau kota besar lainnya.
3. Keputusan menerima suatu jabatan atau posisi diperusahaan lain.
4. Bisnis usaha tidak menguntungkan bagi pemiliknya.
5. Ingin menjual bisnis dengan pola waralaba
6. Kedewasaan industri dan ketiadaan ptensi pertumbuhan
7. Generasi penerus atau anak-anaknya menolak untuk melanjutkan.
2.11 Menguji Data Keuangan
Data keuangan yang perlu diuji mencakup:
1. Meninjau lagi laporan keuangan dan keuntungan setelah pajak untuk lima tahun
sebelumnya
2. Pegujian data keuangan apakah menyesatkan
a. Aset perusahan diatas nialainya yang tidak wajar
b. Pengeluaran diatas yang ditetapkan atau dibawah rencana
c. Pendapatan dibawah atau diatas yang dilaporkan
d. Uang yang tidak tercatat atau sengaja disembunyikan
3. Penyiapan laporan-laporan pembetulan untuk menggamnarkan pernyataan yang benar
atas bisnis itu.
4. Data keuangan lain yang relevan
2.12 Penilaian Bisnis
Sebelum membeli suatu bisnis atau usaha,kita perlu melakukan penilaian secara teliti
terhadap hal-hal berikut:
1. Penilaian berbasis aset
Perkiraan nilai aset-aset perusahaan menggambarkan nilai yang sedang berjalan atau
tidak.
2. Penilaian pasar yang dapat diperbandingkan
Berbagai pertimbangan harga kual perusahaan yang dapat diperbandingkan. Kesulitan
penemuan data pemasaran atau penjualan produk perusahaan yang dapat
diperbandingkan.
3. Penilaian berdasarkan arus kas
Penilaian tingkat pengembalian yang diharapkan dan diperhatikan sama dengan jumlah
modal untuk diinvestasikan dalam bisnis untuk beberapa periode
2.13 Pernaksiran Berbasis Aset
Sebelum membeli suatu usaha atau perusahaan,perlu diteliti teknik-teknik penaksoran
berbasis aset berikut.
1. Teknik mengubah nilai buku
Nilai histori aset aset perusahaan disesuaikan dengan metode penyusutan sesuai
dengan peraturan-peraturan pemerintah yang ada untuk menggambarkan nilai pasar
sekarang.
2. Teknik Nilai Pengganti
Nilai aset perusahaan disesuaikan untuk menggambarkan biaya saat ini untuk
menggantikan aset di kemudian hari,bila aset tersebut baru dilakukan pemutakhiran.
3. Teknik Nilai Likuidasi
Nilai aset-aset perusahaan disesuaikan untuk menggambarkan nilainya jika perusahaan
berhenti beroperasi, perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan dan membuang aset-aset
yang tidak produktif
2.14 Penaksiran Pasar Yang Dapat Diperbandingkan
Sebelum membeli suatu perusahaan sebaiknya kita teliti mengenal :
1. Rasio perkalian pendapatan (nilai terhadap pendapatan)
a. Rasio ditentukan oleh pembagian nilai perusahaan dengan pendapatannya.
b. Rasio perusahaan diperbandingkan terhadap rasio yang mewakili penjualan
perusahaan yang riil saat ini.
2. Penaksiran berbasis arus kasus
a. Estimasi arus kas yang diharapkan perusahaan.
b. Menghitung biaya modal perusahaan-investor atau pemilik,syarat tingkat
pengembalian investasi perusahaan.
c. Pemanfaatan biaya modal, menghitung nilai saat ini atas arus kas perusahaan-nilai
perusahaan.
2.15 Faktor-Faktor Nonkuantitatif Dalam Penilaian Bisnis
1. Para pesaing, mencakup seberapa banyak pesaing potensial atas produk dan atau jasa
yang selama ini menjadi andalan.
2. Pasar, mencakup minimal pangsa pasar yang telah dibentuk.
3. Pengembangan komunitas masa datang, mencakup seberapa banyak pengembangan
komunitas yang dapat diandalkan sebagai pembeli atau pengguna produk atau jasa
tersebut.
4. Komitmen hukum, mencakup kontrak-kontrak yang selama ini masih berjalan atau
berlaku sampai data jatuh temponya.
5. Perjanjian-perjanjian gabungan, mencakup kontrak atau perjanjian-perjanjian
gabungan yang masih aktif atau belum jatuh tempo.
6. Pembangunan, mencakup pengembangan yang mungkin dapat dilakukan kedepan.
7. Harga produk, mencakup penentuan strategi harga produk ke depan apakah masih
mungkin ditingkatkan atau strategi lainnya.
2.16 Ciri-Ciri Sukses Memulai Bisnis Dengan Pertumbuhan Tinggi
Meneliti dengan cermat tentng ciri-ciri sukses untuk memulai bisnis dengan pertumbuhan
tinggi yang meliputi :

1. Permulaan sebagai usaha tim


2. Apakah dalam industri jasa atau pabrikaai
3. Memiliki pendiri kompeten yang :
a. Memiliki pengalmaan yang relevan
b. Memiliki bisnis lin sejak awal
c. Berbagi dalam kepemilikan bisnis
4. Apakah keuangannya relatif lebih baik
5. Jangan membatasi penjualan produk pada pasar lokal, tetapi diupayakan untuk
dilempar di pasar internasional ekspor ke negara-negara yang memiliki pembeli
potensial.
2.17 Menganalisis Kesempatan Suatu Bisnis

Untuk mmenganalisis atau kesempatan bisnis untuk hal-hal berikut :

1. Aset dan kewajiban


Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang setiap aset (harta) dan semua
kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih. Keakuratan data tersebut jika
memungkinkan harus dinyatakan oleh akuntan publik yang bersertefikat. Buatlah
kontrak jual beli secara final tentang aset yang dibeli dan semua kewajiban yang akan
diambil alih nantinya.
2. Piutang usaha
Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha dan jika mungkin
termasuk masalah penagihan yang dihadapi perusahaan sebelumnya selama ini.
Mintalah juga bukti mengenai berapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun
waktu tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomis.
3. Lokasi Usaha
Apakah letak atau lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis menurut penilaian anda
jika tidak strategis, maka berapa besar biayanya apabila bisnis tersebut kemungkinan
akan dipindahkan ke lokasi lain atau direlokasi ke tempat yang lebih strategis terutama
dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
4. Harga Beli
Ketahuilah hrga beli bisnis yang sesungguhnya dari bisnis itu. Dalam banyak kasus, ada
beberapa pilihan harga yang perlu dipertimbangkan, misalnya suatu usaha dibeli total
secara tunai dan berbagai pertimbangan antara lain berapa lama return of investment nya
atau pengembalian modalnya jika dibandingkan dengan jumlah uang yang sama
ditabung dalam bentuj deposito.
5. Kemampuan Ekonomi
Harus dilihat bagaimana kinerja bisnis perusahaan yang akan dibeli sepanjang kurun
waktu fluktuasi ekonomi. Misalnya, apa yang terjadi terhadap penjualan ketika suku
bunga tinggi (47,7 persen sampai dengan 70 persen kita juga perlu melihat apakah
dengan tingkat pengangguran dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tinggi (pada
1998 atau 2009) mempengaruhi bisnis tersebut ? Apakah nilai tukar rupiah yang sangat
merosot terhadap valuta asing (valas) seperti dolar AS (US$1 = Rp. 12.000) beberapa
waktu lalu juga mempengaruhi bisnis tersebut. Apakah bisnis juga dipengaruhi oleh
adanya perubahan musiman dalam peristiwa-peristiwa ekonomi atau peristiwa lainnya
(seperti pemilihan / penggantian presiden ddan wakil presiden).
6. Persyaratan Istimewa
Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin khusus, dan persyaratan hukum
lainnya untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan istimewa tersebut juga termasuk
dalam pembelian bisnis atau dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut
juga dialihkan kepada anda sebagai calon pemilik baru
7. Sertifikasi
Apakah laporan keuangan atas bisnis yang akan dibeli disiapkan oleh seorang akuntan
publik yang telah memiliki sertifikat yang sah dan memiliki reputasi yang
dipersyaratkan.
8. Sejarah Penjualan
Dapatkah pihak penjualan bisnis menunjukkan kepada anda bagaimana kinerja
penjualan produk bulanan selama paling tidak 2 tahun terakhir. Dapatkah kinerja
penjualan tersebut diserahkan kepada akuntan bisnis anda. Apakah kinerja penjualan
tumbuh pesat secara berangsur-angsur.
9. Pangsa Pasar
Apakah pangsa pasar tumbuh dengan pesat untuk tingkat lokal, domestik, nasional,
regional bahkan internasional. Startegi apakah yang telah diambil oleh perusahaan
sebelumnya untuk meningkatkan pangsa pasar tersebut.
10. Hubungan Perbankan
Bank-bank apa saja yang menjadi mitra kerja atau memiliki hubungan bisnis dengan
bisnis yang akan anda beli, bank ternama tentu yang dipertimbangakan. Periksalah
kebenaran tentang hubungan tersebut melalui pejabat-pejabat bank yang dimaksud. Jika
anda dicegah atau dihalangi, maka ada isyarat bahwa kemitraan tersebut mungkin palsu
atau ada masalah dengan hubungan kemitraan tersebut.
11. Pengendalian Persediaan
Kajilah apakah nilai persediaan tersebut sebagai sesuatu yang terpisah dalam
kesepakatan harga beli. Pastikan bahwa anda memiliki daftar lengkap tentang pos
persediaan (nilai dan jumlah persediaan aset sebelum penjualan bisnis) yang merupakan
bagian dari harga penjualan, dan anda menyetujui dengan jumlah satuan total dan nilai
persediaan tersebut.
12. Kontrak
Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan kepada
Anda. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan diwarisi harus
dipahami betul. Dapatkah semua kontrak yang ada dipindah tanggankan kepada anda,
terutama kontrak yang belum jatuh tempo.
13. Persaingan
Apakah para perusahaan pesaing terdekat telah dirumuskan dan diketahui secara pasti
oleh pihak penjual bisnis tersebut, terutama kekuatan dan kelemahannya masing-
masing. Jika tidak diketahui, anda perlu mangadakan suatu dialog dengan pihak penjual
mengenai masalah persaingan sebelum anda memutuskan untuk membeli bisnis
tersebut.
14. Hak Kelola (Franchise)
Jika anda ingin meembeli bisnis dengan cara pola atau sistem hak kelola (franchise).
Pastikan bahwa anda memahami dan puas dengan syarat-syarat (kondisi) pengalihan
hak kelola tersebut. Perhitungkan setiap kemungkinan beban biaya yang harus anda
tanggung sebelum anda memutuskan untuk membeli bisnis tersebut dengan pola itu.
15. Kepegawaian/SDM
Apakah setiap karyawan kunci (pegawai senior) yang ajan anda miliki dapat diandalkan.
Kenalilah berapa lama mereka telah bekerja pada bisnis itu dan apa yang akan terjadi
seandainya mereka mendadak berhenti pada saat bisnis tersebut anda beli. Anda harus
sudah memiliki jawaban alternatif darurat apabila hal itu betul-betul terjadi.
16. Pemasok
Kenalilah dengan baik siapa saja para pemasok anda dan apakah bisnis tersebut
memiliki hubungan baik dengan para pemasoknya ? Harus dikaji juga tentang syarat-
syarat dan kondisi pembayaran dari para pemasom utama anda. Mintalah izin kepada
pihak penjual untuk mengecek kebenaran data dan kondisi saat ini dari para pemasok
tersebut.
17. Kepemilikan
Harus anda ketahui secara transparan siapakah pemilik bisnis tersebut, apakah jika
terjadi masalah pada bisnis tersebut, ia masih dapat dan bersedia untuk dihubungi. Jika
memungkinkan harus diketahui secara jelas dan pasti tentang sejarah kepemilikan atas
bisnis yang akan anda beli.
18. Kesediaan Penjual Membiayai
Seberapa besar pihak penjual memberikan pinjaman kepada bisnsi tersebut ? Jika pihak
penjual tidak bersedia membiayai sebagian dari bisnis tersebut, maka anda harus
mengetahui alasan-alasannya. Mendapat bantuan pembiayaan dari pihak penjual
merupakan cara yang baik untuk memastikan bahwa penjual ingin mempertahankan
suatu minat yang aktif dalam bisnis tersebut setelah anda ambil alih.
2.18 Merundingkan Pembelian Bisnis

Dalam merundingkan pembelian suatu bisnis, setiap usahawan sebaiknya


mempertimbangkan dan menerapkan semua informasi yang telah diketahuinya tentang
bisnis yang bersangkutan agar tercapai pada harga yang diharapkan oleh kedua belah pihak
(pembeli dan penjual).

Untuk bisnis tertentu, memiliki rumusan khusus dalam menghitung harga penjualan
bersih setiap tahun dan bisnis yang bersangkutan kemudian dipakai sebagai salah satu
masukan dalam menetapkan harga bisnis yang akan dijualnya.

Menurut David E. Rye, ada sebelas aturan pokok dalam mempertimbangkan


perundingan pembelian suatu bisnis yautu :
1. Periksalah apakah ada aset bisnis yang digadaikan
2. Pastikanlah bahwa tidak ada tuntutan hukum yang belum selesai terhadap bisnis itu
dan bahwa semua pajak dan kewajiban lain telah dibayar
3. Buat suatu pernyataan untuk ditanda tangani penjual bahwa ia tidak akan membentuk
suatu perusahaan saingan (sama atau sejenis)
4. Mintalah kelada pihak penjual untuk membuk suatu rekening jaminan (escrow) untuk
menutup semua klaim yang telah disetujui oleh penjual untuk dibayar
5. Pastikan bahwa penjual telah memberitahu semua kreditor bahwa bisnisnya telah
dijual kepada anda.
6. Buatlah pernyataan untuk ditanda tangani pihak penjual bahwa ia menjamin
tertagihnya semua piutang usaha.
7. Pastikan bahwa anda menguasai semua jaminan, persetujuan lisensi, kontrak,
persetujuan penjualan, daan persetujuan distribusi produk yang akan dibeli.
8. Pastikan bahwa semua kontrak sewa tetap berlaku setelah anda mengambil alih bisnjs
tersebut
9. Dapatkan daftar semua aset termasuj nomor serinya yang akan termasuk dalam
penjualan bisnis itu
10. Pastikan bahwa semua persyaratan dan izin penetapan wilayah (zoning) masih berlaku
dan berjalan dengan baik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan untuk menjadi seorang wirausaha atau kewirausahaan yang sukses tidak
hanya mempunyai keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi juga mempunyai
kemauan dan kemampuan (Jiwa Kewirausahaan). Mampu dalam menangkap ide peluang
peluang bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir, kreatif serta
mempunyai kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak mudah menyerah (menyukai
tantangan). Banyak cara untuk mewujudkan menjadi pengusaha yaitu dengan memulai usaha
dari nol(merintis dari diri kita sendiri), memulai usaha dengan mendompleng perkembangan
bisnis atau teknologi yang sudah ada(menjadi agen atau grosir, menjalankan MLM, mejadi
follower), memulai usaha dengan membeli usaha yang sudah bangkrut atau akan mati,
memulai usaha dengan cara magang terlebih dahulu, memulai usaha dengan membeli bisnis
yang sudah ada dengan format franchising(membeli bisnis waralaba yang sudah mapan,
tahan banting, dan tahan terhadap krisis ekonomi selama ini). Dalam tulisan ini kita hanya
akan membahas 2 yaitu merintis bisnis baru atau membeli yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA

Saiman Leonardus. (2014). Kewirausahaan Teori, Praktik , dan Kasus-kasus. Jakarta ;


Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai