Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Magnetik Resonance Imaging (MRI merupakan salah satu cara

pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran, khususnya radiologi, yang

menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dengan menggunakan

medan magnet dan radiofrekuensi untuk memvisualisasikan dan

menganalisa jaringan tubuh (otot, tulang rawan, persendian), aliran darah,

dan fungsi metabolisme tubuh. Teknik penggambaran MRI relatif kompleks

karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Alat

tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan coronal,

sagital, axial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien. Dalam

aplikasinya medan magnet yang digunakan berkekuatan 0.064 Tesla – 1,5

Tesla (Notosiswoyo, 2004).

Pemeriksaan MRI yang digunakan untuk menganalisa jaringan tubuh

meliputi pemeriksaan MRI kepala, leher, thorak, abdomen, pelvis, vertebrae,

ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah. Salah satu pemeriksaan MRI yang

sering dilakukan adalah pemeriksaan lumbal.

Pulse RF adalah gelombang elektromagnet dan disebut juga pulse RF

(Radio Frequency) karena bandwidht frequencynya. Ketika pulse RF

dimatikan, nucleus kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi

yang diserap (yang disebut relaxation). Dengan membuat nucleus

memancarkan sinyal ketika melepaskan energi yang diserap suatu gambar

(image) dihasilkan. Bandwidth terjadi dua kali dalam perjalanan urutan MR

1
2

selama transmisi menggambarkan sifat dari radio frekuensi (RF) pulse dan

selama penerimaan sinyal MR pulse RF yang berisi berbagai frekuensi

tertentu, yaitu bandwidth untuk merangsang ketebalan irisan diskrit atau

volume sementara gradien local juga. bandwidth biasanya terletak pada

kisaran beberapa kilohertz (kHz). Pada RF pulse menggunakan tiga jenis

pulse untuk sebagian besar urutan di urutan kartu parameter yaitu: low SAR,

normal, dan cepat.

RF pulse Low SAR (3,84 ms) adalah rendah bandwidht RF pulse

dengan profil sangat baik dan memungkinkan kurang crosstalk antar iris, hal

ini kan memunginkan untuk memilih ketebalan irisan serendah mungkin.

Jenis pulse RF ini akan memberikan nilai SAR yang rendah, kelemahan dari

RF pulse low SAR ini pemindaianya lama kerena TE minimum, TR dan jarak

echo (waktu dari satu gama ke gama yang berikutnya) juga rendah,

pemancaran jenis bandwidht pulsa lebih rentan kerentanan dan distorsi

artefak. RF pulse Normal (2,56 ms) adalah bandwidht RF pulse menengah

dengan profil slice baik dan SAR di optimalkan. Sedangkan RF pulse Fast

(1,28 ms) adalah RF pulse bandwidht tinggi dengan profil slice terganggu

dan akan memberikan SAR yang lebih tinggi di banding dengan mode

lainya. Jenis RF akan memberi kesempatan untuk mengguranggi TE dan

TR, RF ini memiliki jarak yang lebih pendek echo dan sangat minim

kerentanan dan distorsi artefak.

Dalam pencitraan MRI terdapat suatu istilah yang dikenal dengan

pulse sequen. Pulse sequen adalah serangkaian even yang meliputi pulsa

radio frekuensi, pengaktifan gradient, dan pengumpulan sinyal yang

dilakukan untuk menghasilkan gambaran MRI. Beberapa jenis sekuen yang


3

sering digunakan dalam diagnostic klinisantara lain sekuen Spin Echo, Fast

spin Echo, Gradient Echo, Inversion Recovery, Echo Planar Imaging, serta

Magnetic Resonance Angiography. Setiap sekuen memiliki parameter yang

berbeda-beda untuk menghasilkan pembobotan yang berbeda-beda pula.

Pembobotan kontras pada masing masing sekuen tersebut memiliki

karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk menilai suatu proses

patologis( Bitar et al,2006).

Fast Spin Echo merupakan salah satu pengembangan dari sekuen

Spin Echo. Fast Spin Echo menggunakan train pulsa rephrasing 180°, salah

satunya memproduksi spin echo. Setelah masing-masing rephasing, tiap

phase encoding yang dihasilkan dan data dari echo yang disimpan dalam K-

Space. Oleh karena itu, beberapa K-Space akan mengisi tiap TR dari pada

spin echo. K-space akan terisi lebih cepat dan waktu scan menurun.

Keuntungan FSE adalah Waktu scan yang pendek, Menghasilkan citra

beresolusi tinggi, Menaikkan T2 weighting. Sedangkan kelemahan FSE

adalah Menaikkan beberapa flow artefak dan kemungkinan menghasilkan

image bluring (Westbrook, 2002).

Pemeriksaan MRI vertebra lumbal lebih sering digunakan untuk

mengevaluasi perubahan degeneratif. Gambaran yang lebih bermanfaat

dalam mengevaluasi vertebra lumbal adalah pada potongan sagital

(Woordward dan William, 1997). Menurut Moller dan Reif (2007) pada

potongan sagital mempunyai banyak kemampuan untuk menampilkan

banyak informasi anatomi antara lain vertebra body, intervertebral disc,

spinal cord, spinal canal, cauda equina, Anterior Longitudinal Ligament (ALL)

dan Posterior Longitudinal Ligament (PLL).


4

Pembobotan T2 pembobotan yang menekan perbedaan T2 lemak dan

air untuk mendapatkan kontras gambar, karena TE mengontrol decay, TE

harus dibuat panjang agar lemak dan air mempunyai waktu untuk decay

(Wesbrook dan Kaut 1998) pembobotan T2 dicirikan dengan gambaran otot

yang gelap dan cairan yang terang. Pembobotan T2 disebut juga dengan

sekuens patologis, karena mampu menampakan kelainan yang pada

umumnya ditandai dengan peningkatkan vaskularisasi sehingga memiliki

kandungan air yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa Rumah Sakit penulis

mendapati pemeriksaan MRI Lumbal merupakan pemeriksaan yang sering

ditemui. Namun pemilihan variasi RF Pulse berbeda antar rumah sakit

dengan model pesawat yang sama. Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar

menggunakan RF pulse fast dan low SAR dan Rumah Sakit Kebun Jeruk

Jakarta Barat hanya menggunakan RF pulse normal, menurut (Joachim

Graessner,2013) RF Pulse mempunyai tiga variasi ada low SAR, normal

dan fast.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “PENGARUH VARIASI RF PULSE TERHADAP

INFORMASI CITRA ANATOMI MRI LUMBAL SEKUENS T2 FAST SPIN

ECHO POTONGAN SAGITAL”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh variasi RF pulse terhadap informasi citra anatomi

MRI Lumbal sekuens T2 Fast Spin Echo potongan sagital ?


5

2. Pada Variasi RF Pulse manakah yang dapat menampilkan informasi citra

anatomi yang paling optimal pada MRI Lumbal sekuens T2 Fast Spin

Echo potongan sagital ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh variasi RF pulse terhadap informasi citra

anatomi MRI Lumbal sekuens T2 Fast Spin Echo potongan sagital.

2. Untuk mengetahui pada Variasi RF Pulse manakah yang dapat

menampilkan informasi citra anatomi yang paling optimal pada MRI

Lumbal sekuens T2 Fast Spin Echo potongan sagital.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini :

1. Teoritis

Penelitian ini dharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti

dan pembaca tentang pengaruh variasi RF pulse terhadap informasi citra

anatomi MRI Lumbal sekuens T2 Fast Spin Echo potongan sagital,

sebagai referensi bagi Civitas Akademika Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang khususnya Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Semarang.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan saran serta

evaluasi yang berguna bagi rumah sakit, radiografer, radiolog, dan tenaga

medis lainya dalam memahami aplikasi media yang berhubungan dengan


6

pengaruh perbedaan variasi RF pulse terhadap informasi citra anatomi

MRI Lumbal sekuens T2 Fast Spin Echo potongan sagital.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berjudul “pengaruh variasi RF pulse terhadap informasi

citra anatomi MRI Lumbal sekuens T2 Fast Spin Echo potongan sagital”

merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya. Beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan antara lain:

1. Nurhidayati, (2016) Perbedaan Informasi Anatomi Citra MRI Lumbal

Pada Variasi Interslice GAP dengan menggunakan Sekuens T1W1 Fast

Spin Echo. Persamaanya adalah informasi citra mri lumbal dan fast spin

echo, perbedaanya menggunakan Variasi Interslice GAP.

2. Boromeus, (2013) Pengaruh Perubahan Nilai Parameter Average

Terhadap Kualitas Citra MRI Lumbal Pada Pembobotan T2 Sagital Fast

Spin Echo (FSE) Persamaanya MRI lumbal dan T2 fast spin echo,

perbedaanya nilai parameter average.

3. Hermawan, (2014) Analisa Informasi Anatomi MRI Vertebra Lumbal

Potongan Sagital Dengan Variasi NSA Pada Sekuens STIR.

Persamanya Analisa Informasi Anatomi MRI Lumbal Potongan Sagital.

Perbedaanya Variasi NSA Pada Sekuen STIR.

4. Fatmawati, (2013) Studi Perbandingan Citra Anatomi MRI Lumbal T2

Fast Spin Echo Pada Variasi Letak Presaturasi. Persamaanya Citra

Anatomi MRI Lumbal T2 Fast Spin Echo. Perbedaanya Pada Variasi

Letak Presaturasi.

Anda mungkin juga menyukai