Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori tentang pencitraan Magnetic Resonance Imaging (MRI) muncul pertama sekali
pada tahun 1938, ketika Isidor Isaac Rabi menemukan metode pengukuran momen magnetik
inti atom atau nuclear magnetic moment. Penggunaan momen magnet nukleus pertama sekali
dipakai di bidang analisis kimia(Pierce, 1995).
Pada tahun 1973, Paul Lauterbur menggunakan gradien medan magnetik untuk pertama
kalinya membuat citra dari resonance magnet inti atau nuclear magnetic resonance. Pada
tahun 1977 MRIdigunakan untuk mendiagnosis tubuh manusia. Pada era 1980an magnetic
resonance imaging mulai dipakai luas untuk bidang medis, setelah ditemukan teknik-teknik
pencitraan seperti Rapid Acquisition with Relaxation Enhancement atau disingkat RARE dan
Fast Low Angle Short atau disingkat FLASH(Pierce, 1995).
Beberapa kelebihan dari pencitraan diagnostik dari magnetic resonance imaging adalah
tidak memakai sinar-x atau tidak terjadi ionisasi dalam tubuh yang didiagnosis. Sensitivitas
kontras yang tinggi untuk perbedaan jaringan lunak serta metode proyeksi yang lebih baik
dari CT-scan dan alat diagnostik kedokteran nuklir dan ultra sonografi. Metode ini banyak
dilakukan tanpa zat kontras dan menghasilkan resolusi citra yang tinggi terutama untuk
jaringan lunak di otak (Bushberg,2001).
MRI merupakan alat diagnosis dengan memanfaatkan respon dari inti atom
hidrogen.Atom hidrogen terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang melimpah, kurang lebih
80% penyusun tubuh manusia adalah atom hidrogen. Setiap atom hidrogen mempunyai satu
inti bermuatan tunggal yang mempunyai nilai magnetisasi. Oleh karena itu maka inti atom
hidrogen mempunyai peranan yang sangat besar pada Magnetic Resonance
Imaging(Westbrook dan kuat, 1999).
Misial temporal scelerosis merupakan kelainan patologi, yang hanya dapat dideteksi
lebih akurat dengan menggunakan alat diagnostik MRI. Alat diagnostik lain seperti CT scan,
Kedokteran Nuklir dan yang lain tidak akurat menunjukan kelainan patologi tersebut (Bahn,
2001). Mekanisme kekontrasan gambar dimana adanya perbedaanintensitas sinyal yang
ditangkap menghasilkan warna gelap (Hipointens) dan beberapa tempat ada yang ada yang

1
intermadiate (Isointens). Jaringan tampak terang jika memiliki komponen magnetisasi
transversal yang besar, sehingga amplitudo sinyal yang diterima koil besar pula. Begitu juga
sebaliknya dengan jaringan yang memiliki komponen magnetisasi transversal yang kecil
(Westbrook,1998).
Flip angle (FA) atausudutbalikakan mempengaruhi kekontrasan citra, dimana besar
kecilnya dapat diperoleh, FA adalah sudut yang ditempuh dalam net magnetisasi vektor
(NMV) pada waktu relaksasi.Pembobotan T2yaitu Pembobotan yang menggunakan
parameterTime Repetition(TR) yang lama dan Time Echo(TE) yang lama. Hasil yang didapat
dalam pembobotan ini adalah bila jaringan yang mempunyai waktu relaksasi logitudinal yang
lama maka pembobotan T1 akan terang, tetapi untuk jaringan yang mempunyai T1yang cepat
maka pada pembobotan T2 kelihatan gelap ( Mitchell, 1999).Sedangkan untuk pembobotan
T1menggunakan parameter TR yang cepat dan TE yang cepat maka pembobotan T1 akan
kelihatan gelapatau hyperintenstetapi untuk jaringan yang mempunyai yang cepat maka
pembobotan T1akan kelihatan terang atau hypointens(pierce, 1995). Spin echo(SE) adalah
sekuens yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi pulsa RF 900 diikuti dengan aplikasi
pulsa RF 1800 untuk rephase agar sinyal dapat dicatat dalam masing masing k-space agar
diperoleh citra magnetic resonance imaging (Bushong,1996).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Fast Spin Echo (FSE) ?
2. Kelebihan Fast Spin Echo (FSE) ?
3. Kelemahan Fast Spin Echo (FSE) ?
4. Pegunaan Fast Spin Echo (FSE) ?
5. Parameter Fast Spin Echo (FSE) ?
6. Mekanisme kontras gambaran diagnostik pada Fast Spin Echo (FSE) ?
7. Kebaikan dan keterbatasan sekuen Fast Spin Echo (FSE) ?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui pengertian FSE, Kelebihan FSE, Kelemahan FSE, Penggunaan FSE,
Parameter FSE. Mekanisme kontras gambaran diagnostik pada FSE, dan Kebaikan dan
keterbatasan sekuen FSE.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fast Spin Echo (FSE)


Fast Spin echo adalah salah satu pengembangan dari sekuen spin echo (Westbrook,
2002). Fast spin echo dilakukan untuk mempercepat waktu scan, dengan mengaplikasikan
beberapa kali pulsa 180° rephasing dalam satu TR. Pengaplikasian beberapa pulsa 180°
dalam satu TR menghasilkan rangkaian echo yang disebut dengan ETL (Echo Train Length,
dimana akan menghasilkan rangkaian echo dan setiap echo mempunyai phase encode yang
berbeda-beda tiap TR (Westbrook, 1994).
Pada pulsa sequence dikenal adanya istilah spin echo (SE) untuk pulsa sequence yang
kon vensional dengan waktu scaning yang lama, sementara Fast Spin Echo (FSE)
merupakan modifikasi dari bentuk konvensional untuk mempercepat waktu scaning pada
pemeriksaan MRI.
Spin Echo atau Turbo Spin Echo sering disebut juga dengan nama :
a. Rapid Acquisition with Relaxation Enhancement.
b. Turbo Spin Echo.
c. Rapid Imaging Spin Echo.
d. Rapid Akuisisi Spin Echo.
Fast Spin Echo pada waktu urutan pulsa sequencenya memiliki 3ETL (Echo Train
Length) Urutan pulsa sequence ini terjadi dalam serangkaian aplikasi cepat dari rephasing
pulsa 180 derajat dan beberapa pulsa echo mengalami perubahan fasa gradien encoding
untuk setiap pulsa echo. FSE ini dapat digambarkan bahwa dalam satu waktu scanning
dihasilkan phase encoding yang beberapa kali per Time Repetision (TR) sehingga terisi
beberapa baris K-space pada waktu yang bersamaan.
Pada FSE waktu scaning bisa lebih singkat hal ini terjadi melalui proses :
a. Melakukan lebih dari 1x phase encode per Time Repetision (TR) hal ini juga dikenal
dengan nama Echo Train yaitu aplikasi dari beberapa Radio Frekuensi (RF) pulsa 180
per TR.
b. Pada masing-masing Rephasing / Refocusing dihasilkan 1 echo sehingga dapat
melakukan phase encode yang lain.

3
Phase encoding gradient adalah gradien medan magnet yang memungkinkan pengkodean
sinyal dari lokasi spasial sepanjang dimensi kedua oleh berbagai fase spin. Phase encodig
gradient dapat terjadi setelah seleksi slice dan eksitasi ( waktu sebelum pengkodean
frekuensi gradien ), orthogonally ke dua gradien. Resolusi spasial terkait langsung dengan
yang berarti pula sangat berpengaruh terhadap perintent suatu citra.
Fast Spin Echo (FSE) mengurangi waktu akuisisi dan memungkinkan untuk T2*
aplikasinya pada waktu scanning pasien dapat tetap bernapas tanpa harus khawatir akan efek
movement obyek saat pembentukan citra imaging, misalnya untuk pemeriksaan upper
abdomen. Dalam kasus akuisisi gema dari 2 jenis ini disebut Double Fast Spin Echo (Dual
Echo Sequence) echo yang pertama biasanya densitas dan echo yang kedua adalah gambar
T2*. Gambar Fast Spin Echo T2 lebih berbobot, yang membuatnya suit untuk mendapatkan
gambar pembobotan proton density yang sebenarnya. Untuk pencitraan dual echo dengan
density weighting, Time Repetision mesti dijaga antara 2000-2400 msec dengan Echo Train
Length singkat sebagai contoh ETL.
ETL (Echo Train Length) adalah jumlah seri dari 1800 RF rephasing pulsa dan gema yang
sesuai untuk fast atau turbo spin echo pulse sequence.
Mengingat waktu scaning yang ebih singkat dengan hyperintens yang hampir sama dari
FSE dengan SE maka FSE sering digunakan pada pemeriksaan :
a. Sistem syaraf pusat.
b. Pemeriksaan Muskoskeletal.
c. Pemeriksaan pelvis.
d. Pada pemeriksaan Thorax dan Abdomen diperlukan Teknik kompensasi Pernafasan.
Disamping sebagai suatu keuntungan dengan waktu scanning yang lebih singkat juga
merupakan suatu kelemahan dari FSE dikarenakan :
a. Coverage akan lebih sedikit.
b. Kontrast averaging :
a) CSF akan tampak lebih terang pada PD image, dapat diminimalkan dengan ETL
pendek, atau dengan menurunkan ESP dan min TE eff.
b) Pathology : MS plaque dan lesi lainnya pada daerah antara brain-CSF bisa missed
dengan FSE dan PD image karena CSF tampak lebih terang.
c. Meningkatnya artefak yang dikarenakan oleh Flow maupun motion.

4
d. Terjadinya Blurring pada citra imajing dikarenakan oleh akuisisi data yang dilakukan
dengan TE yang berbeda-beda.
e. Tidak sensitif terhadap pendarahan (hemorage) sehingga mengurangi efek
susceptibility.
f. Fat (lemak) tampak terang pada T2 weighted
Spin Echo (SE) kemunculan kembali sinyal MR setelah FID telah tampaknya mereda,
sebagai akibat dari pembalikan yang efektif (rephasing) dari spin oleh teknik dephasing
seperti spesifik RF pulsa sequence atau pasangan pulsa lapangan gradien, diterapkan
dalam waktu lebih singkat dari T2. Pemilihan waktu TE yang tepat dari urutan pulsa
sequence dapat membantu untuk mengontrol jumlah kontras T1 dan T2 dalam gambar.
Pulse sequence dari jenis spin echo, biasanya menggunakan pulsa 900 , di ikuti oleh suatu
atau lebih 1800 pulsa untuk menghilangkan lapangan inhomogeneity dan efek pergeseran
kimia pada gema/echo. Disebabkan oleh 1800 refokusing pulsa, spin echo atau fast spin
echo (FSE, TSE) sequence lebih kuat terhadap misalnya suceptibility artefak dari jenis
gradient echo. Penggunaan Spin Echo pada pemeriksaan MRI :
a. Spin Echo dapat digunakan pada hampir semua pemeriksaan klinik.
b. Pada T1* dapat memberikan gambaran anatomis dari suatu organ.
c. T2* memberikan gambaran pathologis karena adanya cairan (darah atau oedem)
dalam jaringan.
d. Proton Density (PD) memberikan gambaran berdasarkan jumlah proton hidrogen
dalam jaringan.

2.2 Kelebihan Fast Spin Echo (FSE)


1. Pada FSE, waktu scanning dikurangi dengan cara melakukan lebih dari satu phase encode
per TR, yang dikenal dengan Echo Train yakni aplikasi beberapa RF pulse 180 per TR.
2. Pada masing-masing Rephasing / Refocusing, dihasilkan satu echo sehingga dapat
melakukan phase encode yang lain.
3. Contoh pada SE, bila menggunakan phase matriks 256 maka 256 phase encode harus
dilakukan, bila NEX, maka waktu scan membutuhkan sebesar 256x TR.

5
4. Pada FSE dengan parameter yang sama, dengan echo train misal 16, artinya akan
dilakukan 16 phase encode setiap TR. Sehingga waktu scannya menjadi 256/16 x TR =
== waktu lebih singkat 1/16 nya.

2.3 Penggunaan Fast Spin Echo (FSE)


1. Contras FSE sama dengan SE sehingga banyak digunakan untuk pemeriksaan.
2. Pada pemeriksaan sistem syaraf pusat, pelvis dan muscoskeletal – sudah menggantikan
penggunaan spin echo.
3. Pada Thorax dan Abdomen, kadang dapat menimbulkan respiratory artefact sehingga
perlu adanya respiratory compensation technique.

2.4 Kelemahan Fast Spin Echo (FSE)


1. Fat tampak putih pada T2 diakibatkan karena multiple RF pulse se-hingga akan
mengurangi efek interaksi spin-spin pada lemak (J-Cou-pling). Untuk mengurangi
digunakan teknik fat saturation.
2. Dengan pengulangan RF pulse dapat meningkatkan efek magnetisasi-on tranfer, sehingga
otot tampak lebih gelap pada FSE daripada SE.
3. Juga akan mengurangi efek magnetic suspectibility yang sangat penting bilamana melihat
hemorhage yang kecil, namun ada implant dari metal artefactnya tidak terlalu muncul.
4. SAR lebih tinggi dari SE.
5. Meningkatnya artefact karena flow dan motion.
6. Incompatible dengan beberapa opsi imaging.
7. Image Blurring dapat terjadi karena koleksi data dilakukan dengan TE yang berbeda-beda.

2.5 Parameter Fast Spin Echo (FSE)

Adapun Parameter FSE diantaranya :


a. TR ; bisa lebih panjang hingga 6000 ms
b. TE efektif ; tidak bisa diatur oleh operator
c. ETL = Echo Train Lenght / TURBO FACTOR

6
ETL/turbo factor sangat penting dalam weighting:
Short ETL: @. menurunkan TE efektif
@. meningkatkan T1 weighting
@. waktu scan lebih lama
@. more slice per TR menurunkan image blurring

Long ETL : meningkatkan TE efektif


meningkatkan T2 weighting
mengurangi waktu scan
mengurangi jumlah slice per TR
meningkatkan image blurring
ETS : Echo Train Spacing : Adalah waktu antara 180 derajat dengan 180 derajat
parameter ini tidak dapat diubah oleh Operator .

1.d.2. Parameter FSE untuk T1, T2, FD


a. T1 : Short TE eff (kurang dari 20 ms)
Short TR 300-600 ms
Turbo factor (ETL) 2-6
typical scan time 30 dtk – 1 menit
b. T2 : Long TE ( 100 ms+)
Long TR ( 4000 ms +)
Turbo factor 8-20
typical scan time 2 menit
c. PD/T2: TE eff short( 20 ms)/ long Te eff 100ms
Long TR ( 2500 ms+)
Turbo factor 8-12.
typical scan time 3-4 min

2.6 Mekanisme kontras gambaran diagnostik pada Fast Spin Echo (FSE)
1. GambaranT1 weighted image

7
Waktu relaksasi T1 lemak lebih pendek (180 ms) dari pada waktu relaksasi T1 air (2500
ms), maka recovery lemak akan lebih cepat dari pada air sehingga komponen magnetisasi
lemak pada bidang longitudinal lebih besar dari pada magnetisasi longitudinal pada air. Pada
saat aplikasi pulsa RF akan menyebabkan komponen magnetisasi longitudinal keduanya
(lemak dan air) akan menuju bidang transversal. Karena lemak memiliki komponen
magnetisasi longitudinal yang lebih besar maka komponen magnetisasi transversal lemak
juga akan lebih besar yang akan tampak terang pada gambar. Dengan demikian lemak
memiliki intensitas sinyal yang lebih tinggi dan tampak terang pada kontras gambaran T1.
Sebaliknya air akan tampak dengan intensitas sinyal yang rendah dan tampak gelap pada
kontras gambaran T1. Gambaran yang demikian itu (lemak tampak terang dan air tampak
gelap) dalam MRI dikenal dengan T1-Weighted Image (T1WI). Untuk menghasilkan kontras
gambaran T1WI, dipilih parameter waktu TR yang pendek (berkisar antara 300-600 ms) dan
waktu TE yang pendek (berkisar antara 10-20 ms).

Gambar 10. Perbedaan T1 pada Lemak dan cairan

(Gandy and Robbie, 2004)

2. Gambaran T2 weighted image

Karena waktu relaksasi T2 lemak (90 ms) dimana lebih pendek dari pada air (2500
ms), maka komponen magnetisasi transversal lemak akan decay lebih cepat dari pada air.
Berdasarkan hal tersebut magnitude magnetisasi transversal air akan lebih besar dan akan
menghasilkan intensitas sinyal yang kuat dan akan tampak terang pada kontras gambaran

8
diagnostik T2. Sebaliknya magnitude magnetisasi transversal lemak lebih kecil dan
menghasilkan gambaran diagnostik intensitas rendah dan tampak gelap pada kontras
gambaran diagnostik T2. gambaran diagnostik yang demikian itu (lemak tampak gelap dan
air tampak terang) dalam MRI dikenal dengan T2-Weighted Image (T2WI). Untuk
menghasilkan kontras gambaran diagnostik T2WI, dipilih waktu TR yang panjang (800 ms
hingga 2000 ms atau lebih) dan waktu TE yang panjang (lebih dari 80 ms).

Gambar 11. Perbedaan T2 pada Lemak dan cairan

(Robbie, 2006)

2.7 Kebaikan dan keterbatasan sekuen Fast Spin Echo (FSE)

1) Kebaikan sekuen fast spin echo

Kebaikan dari penggunaan sekuens fast spin echo ini sama dengan spin echo akan
tetapi waktu scanning jauh lebih singkat. Banyak digunakan untuk T2 weighted image
karena waktu bisa lebih singkat.Untuk bisa mengurangi waktu scanning dapat ditempuh
dengan mengurangi faktor TR, fase encode maupun NEX. Jika TR dan NEX dikurangi akan
berpengaruh pada image weighting dan SNR. Sedangkan bila mengurangi phase encoding
akan menurunkan resolusi. Pada FSE, scan time dikurangi dengan cara melakukan lebih dari
satu phase encode per TR, yang dikenal dengan Echo Train yakni aplikasi beberapa RF
pulse 180 per TR. Pada masing - masing rephasing/refocusing, dihasilkan satu echo
sehingga dapat melakukan phase encode yang lain.

9
Contoh : Pada FSE dengan parameter yang sama, dengan echo train misal 8, artinya
akan dilakukan 8 phase encode setiap TR. Sehingga waktu scan nya menjadi 256/8 x TR =
waktu lebih singkat 1/8 nya artinya untuk mengisi 256 garis K-space cukup 32 kali, tidak
256 kali.

2) Keterbatasan sekuen fast spin echo

Keterbatasan dari penggunaan sekuens fast spin echo adalah fat tampak putih pada T2
diakibatkan karena multiple RF pulses shg akan mengurangi efek interaksi spin-spin pada
lemak (J-coupling). Untuk mengurangi digunakan tehnik fat saturation. Dengan
pengulangan RF pulse dapat meningkatkan efek magnetisation transfer, sehingga otot
tampak lebih gelap pada FSE daripada SE. Dengan pengulangan RF pulse juga akan
mengurangi efek magnetic susceptibility yang sangat. Artifactnya tidak terlalu muncul.
Meningkatnya artefak karena flow dan motion Incompatible dengan beberapa opsi imaging.
Fat tampak terang pada T2 weighted. Image blurring dapat terjadi karena koleksi data
dilakukan dng TE yang berbeda-beda. Mengurangi efek susceptibility, tapi tidak sensitif
untuk hemorage.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Fast Spin echo adalah salah satu pengembangan dari sekuen spin echo (Westbrook, 2002).
Fast spin echo dilakukan untuk mempercepat waktu scan, dengan mengaplikasikan
beberapa kali pulsa 180° rephasing dalam satu TR. Pengaplikasian beberapa pulsa 180°
dalam satu TR menghasilkan rangkaian echo yang disebut dengan ETL (Echo Train
Length, dimana akan menghasilkan rangkaian echo dan setiap echo mempunyai phase
encode yang berbeda-beda tiap TR (Westbrook, 1994).
2. Kelebihan nya :
 Pada FSE, waktu scanning dikurangi dengan cara melakukan lebih dari satu phase
encode per TR, yang dikenal dengan Echo Train yakni aplikasi beberapa RF pulse
180 per TR.
 Pada masing-masing Rephasing / Refocusing, dihasilkan satu echo sehingga dapat
melakukan phase encode yang lain.
 Contoh pada SE, bila menggunakan phase matriks 256 maka 256 phase encode
harus dilakukan, bila NEX, maka waktu scan membutuhkan sebesar 256x TR.
 Pada FSE dengan parameter yang sama, dengan echo train misal 16, artinya akan
dilakukan 16 phase encode setiap TR. Sehingga waktu scannya menjadi 256/16 x
TR = == waktu lebih singkat 1/16 nya.
3. Penggunaannya :
 Contras FSE sama dengan SE sehingga banyak digunakan untuk pemeriksaan.
 Pada pemeriksaan sistem syaraf pusat, pelvis dan muscoskeletal – sudah
menggantikan penggunaan spin echo.
 Pada Thorax dan Abdomen, kadang dapat menimbulkan respiratory artefact
sehingga perlu adanya respiratory compensation technique.

11
4. Kelemahannya :
 Fat tampak putih pada T2 diakibatkan karena multiple RF pulse se-hingga akan
mengurangi efek interaksi spin-spin pada lemak (J-Cou-pling). Untuk mengurangi
digunakan teknik fat saturation.
 Dengan pengulangan RF pulse dapat meningkatkan efek magnetisasi-on tranfer,
sehingga otot tampak lebih gelap pada FSE daripada SE.
 Juga akan mengurangi efek magnetic suspectibility yang sangat penting bilamana
melihat hemorhage yang kecil, namun ada implant dari metal artefactnya tidak
terlalu muncul.
 SAR lebih tinggi dari SE.
 Meningkatnya artefact karena flow dan motion.
 Incompatible dengan beberapa opsi imaging.
 Image Blurring dapat terjadi karena koleksi data dilakukan dengan TE yang
berbeda-beda.
5. Parameternya :
Adapun Parameter FSE diantaranya :
a. TR ; bisa lebih panjang hingga 6000 ms
b. TE efektif ; tidak bisa diatur oleh operator
c. ETL = Echo Train Lenght / TURBO FACTOR

ETL/turbo factor sangat penting dalam weighting:


Short ETL: @. menurunkan TE efektif
@. meningkatkan T1 weighting
@. waktu scan lebih lama
@. more slice per TR menurunkan image blurring

Long ETL : meningkatkan TE efektif


meningkatkan T2 weighting
mengurangi waktu scan
mengurangi jumlah slice per TR
meningkatkan image blurring

12
ETS : Echo Train Spacing : Adalah waktu antara 180 derajat dengan 180 derajat
parameter ini tidak dapat diubah oleh Operator .

1.d.2. Parameter FSE untuk T1, T2, FD


a. T1 : Short TE eff (kurang dari 20 ms)
Short TR 300-600 ms
Turbo factor (ETL) 2-6
typical scan time 30 dtk – 1 menit
b. T2 : Long TE ( 100 ms+)
Long TR ( 4000 ms +)
Turbo factor 8-20
typical scan time 2 menit
d. PD/T2: TE eff short( 20 ms)/ long Te eff 100ms
Long TR ( 2500 ms+)
Turbo factor 8-12.
typical scan time 3-4 min
8. Mekanisme kontras gambaran diagnostik pada fast spin echo :
 GambaranT1 weighted image
Waktu relaksasi T1 lemak lebih pendek (180 ms) dari pada waktu relaksasi T1 air
(2500 ms), maka recovery lemak akan lebih cepat dari pada air sehingga komponen
magnetisasi lemak pada bidang longitudinal lebih besar dari pada magnetisasi
longitudinal pada air. Pada saat aplikasi pulsa RF akan menyebabkan komponen
magnetisasi longitudinal keduanya (lemak dan air) akan menuju bidang transversal.

 Gambaran T2 weighted image

Karena waktu relaksasi T2 lemak (90 ms) dimana lebih pendek dari pada air
(2500 ms), maka komponen magnetisasi transversal lemak akan decay lebih cepat dari
pada air. Berdasarkan hal tersebut magnitude magnetisasi transversal air akan lebih besar
dan akan menghasilkan intensitas sinyal yang kuat dan akan tampak terang pada kontras
gambaran diagnostik T2.

13
9. Kebaikan dan keterbatasan sekuen fast spin echo :

 Kebaikan sekuen fast spin echo

Kebaikan dari penggunaan sekuens fast spin echo ini sama dengan spin echo akan
tetapi waktu scanning jauh lebih singkat. Banyak digunakan untuk T2 weighted
image karena waktu bisa lebih singkat.Untuk bisa mengurangi waktu scanning dapat
ditempuh dengan mengurangi faktor TR, fase encode maupun NEX.

 Keterbatasan sekuen fast spin echo

Keterbatasan dari penggunaan sekuens fast spin echo adalah fat tampak putih pada
T2 diakibatkan karena multiple RF pulses shg akan mengurangi efek interaksi spin-
spin pada lemak (J-coupling). Untuk mengurangi digunakan tehnik fat saturation.

14

Anda mungkin juga menyukai