Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN

SPN DENGAN KLINIS POLIP NASI


DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH
SAKIT ISLAM KLATEN

MOHAMMAD ROFI
P1337430114021
LATAR BELAKANG
• Pemeriksaan radiografi sinus paranasal dapat dilakukan
dengan menggunakan radiografi konvensional.
Menurut Bontrager (2010) ada 2 jenis proyeksi
radiografi konvensional yang dapat dibuat untuk
menilai sinus paranasal, yaitu Proyeksi Water’s dan
Face Bone. Dengan pemeriksaan radiografi secara
konvensional ini dapat diketahui adanya kelainan pada
sinus paranasal.
• Akan tetapi, untuk menghasilkan gambar dengan detail
tinggi dan menampilkan gambar pada potongan
tertentu pemeriksaan sinus paranasal juga dapat
dilakukan dengan menggunakan modalitas-modalitas
yang lebih canggih diantaranya CT-Scan.
• Menurut Nesseth dan Erica K .W (2000) teknik pemeriksaan
CT-Scan sinus paranasal dilakukan dengan menggunakan 2
potongan yaitu axial dan coronal.
 Untuk potongan axial pemeriksaan dilakukan dengan
memposisikan pasien supine dengan kepala terlebih
dahulu masuk ke gantry.
 Potongan coronal, posisi pasien prone dengan kepala dekat
dengan gantry.
• Sedangkan pada tempat penulis melakukan kegiatan PKL 3
yaitu di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Klaten, untuk
pemeriksaan CT-Scan sinus paranasal menggunakan satu
potongan yaitu potongan coronal dengan posisi pasien
prone.
RUMUSAN MASALAH

• Bagaimana prosedur dan teknik pemeriksaan


CT-Scan sinus paranasal dengan klinis polip
nasi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam
Klaten ?
• Mengapa pada pemeriksaan CT-Scan sinus
paranasal dengan klinis polip nasi di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Islam Klaten tidak
menggunakan potongan axial ?
TUJUAN
• Untuk mengetahui prosedur dan teknik
pemeriksaan CT-Scan sinus paranasal dengan
klinis polip nasi di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Islam Klaten.
• Untuk mengetahui alasan pemeriksaan CT-
Scan sinus paranasal dengan klinis polip nasi
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Klaten
tidak menggunakan potongan axial.
SINUS PARANASAL

• Sinus paranasal merupakan rongga yang berisi


udara yang dilapisi oleh membran mukosa
yang berada di sekitar rongga hidung
• Sinus paranasal dibagi menjadi empat
kelompok menurut letak tulang, yaitu sinus
frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidalis
dan sinus sphenoidalis.
Sinus Paranasal Posisi Anterior dan Lateral
PATOLOGI
• Polip adalah jaringan yang lembut, tidak
terasa sakit dan tidak bersifat kanker
• Polip nasi (hidung) adalah pertumbuhan
jaringan pada saluran pernapasan hidung
atau pada sinus.
DASAR-DASAR CT-SCAN
• CT-Scan mempunyai 2 komponen utama yaitu
scan unit (Gantry dan meja pemeriksaan/
couch) dan operator konsul
• Terdapat beberapa parameter seperti Slice
Thickness, Range, Faktor Eksposi, Field of View
(FOV), Gantry Tilt, Rekonstruksi Matriks,
Rekonstruksi Algorithma, Window Width, dan
Window Level
TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN SPN
MENURUT TEORI
• Persiapan Pasien
- Melepaskan benda metalik yang ada disekitar
kepala
- Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan
dilakukan kepada pasien atau keluarga pasien
• Persiapan Alat dan Bahan
TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN SPN
Pemeriksaan CT-Scan SPN menggunakan dua
jenis potongan , yaitu potongan axial dan
potongan coronal.

Posisi pasien pada potongan Axial Posisi pasien pada potongan Coronal
SCAN PARAMETER
• Scanogram : cranium lateral
• Slice thickness
- Axial : 5 mm
- Coronal : 3 mm
• Anatomi Coverage
- Axial : 5 mm di bawah sinus maksilaris sampai sinus
frontalis
- Coronal : 5 mm posterior sinus sphenoideus sampai sinus
frontalis
• Standar algorithma
Axial : algorithma tulang
coronal : algorithma standar
• Faktor Eksposi
kV : 130
mAs : 60
PROSEDUR PEMERIKSAAN CT-SCAN
SPN DI INSTALASI RADIOLOGI RSI
KLATEN
• Persiapan Pemeriksaan
- Persiapan Administrasi
- Persiapan Pasien
• Persiapan Alat dan Bahan
• Melakukan pemeriksaan scaning dengan
menggunakan satu potongan yaitu coronal
Posisi Pasien Pemeriksaan CT-Scan SPN Scout/Topogram
di RSI Klaten
Scan Parameter CT-Scan SPN di RSI
Klaten
• Scanogram/topogram/scout : Cranium lateral
• Slice thickness : 2.5 mm
• Range : Sinus frontalis hingga sinus sphenoidalis
• Gantry tilt : Sejajar dengan tulang-tulang wajah
• kV : 120 auto kV
• mA : 160 auto mA
• Window width : 2000
• Window level : 350
Hasil Pembacaan Radiograf
 Sinus maxilaris kanan dan kiri tampak normolusensi
 Septum nasi deviasi ke kiri
 Tampak adanya mass di cavum nasi kanan
 Sinus spenoidalis dan ethmoidalis masih tampak
normolusensi

Kesan : Massa di cavum nasi kanan inferior suspect


polip.
Hasil CT-Scan SPN potongan coronal
Pembahasan
1.Teknik pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasal di
Instalasi Radiologi RSI Klaten diawali dengan
persiapan administrasi data identitas pasien
dan persiapan pasien yaitu dengan
melepaskan benda-benda penyebab artefak
yang ada di daerah kepala. Lalu dilanjutkan
dengan memposisikan pasien di meja
pemeriksaan (couch) dan irisan atau potongan
yang digunakan dalam CT-Scan SPN yaitu
potongan coronal.
• Pada potongan coronal, pasien diposisikan prone
di meja pemeriksaan dengan kepala tegak dan
hiperekstensi sebisa mungkin. Kemudian
dilakukan pengaturan parameter CT-Scan Sinus
Paranasal yaitu dengan range posterior sinus
sphenoidalis hingga sinus maksilaris, slice
thickness sebesar 2,5 mm dan merotasikan
gantry hingga sejajar tulang-tulang wajah.
Potongan coronal dibuat dengan tujuan agar air-
fluid level tampak lebih jelas. Sedangkan slice
thickness sebesar 2,5 mm dibuat agar semua
potongan tiap-tiap sinus dapat tampak dan tidak
terlewatkan.
2.Alasan pemeriksaan CT-Scan sinus paranasal dengan
klinis polip nasi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Islam Klaten tidak menggunakan potongan axial
• Alasan hanya digunakan potongan coronal
karena dapat menampakkan gambaran tulang
nasal yang lebih jelas dari pada potongan axial
serta dengan potongan coronal selain untuk
melihat polip jika dicurigai terjadi sinusitis juga
maka akan terlihat lebih jelas dengan
menampakan air-fluid level pada sinus
khususnya sinus maksila.
• Selain itu, alasan hanya menggunakan satu
potongan saja yaitu sebagai proteksi radiasi
karena hanya dilakukan scanning hanya satu
kali sehingga dapat mengurangi paparan
radiasi dan hasil scan yang dihasilkan sudah
dapat memberikan informasi diagnosa sesuai
permintaan dokter pengirim.
Kesimpulan
• Pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasal dengan klinis polip nasi
di Instalasi radiologi RSI Klaten pada umumnya menggunakan
satu irisan yaitu irisan coronal dengan posisi pasien prone
dimeja pemeriksaan dalam posisi head first dan slice thickness
2,5 mm dengan merotasikan gantry hingga sejajar tulang-
tulang wajah
• Pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasal dengan klinis polip nasi
di Instalasi radiologi RSI Klaten tidak dibuat potongan axial
dikarenakan dengan menggunakan potongan coronal dapat
menampakkan anatomi kontur tulang nasal yang lebih jelas
dan sudah dapat menilai diagnosa penyakit serta sebagai
upaya proteksi radiasi
Saran
• Pada pemeriksaan CT-Scan Sinus paranasal jika
kondisi pasien tidak koorperatif maka sebaiknya
teknik scanning SPN dilakukan pada posisi supine
dan pada protokol helikel sehingga bisa direformat
• Pada pemeriksaan CT-Scan sebaiknya komunikasi
radiografer terhadap pasien dalam memberikan
instruksi pemeriksaan harus jelas dan mudah
dipahami sehingga resiko pengulangan scanning
dapat diminimalisasi seperti pergerakan obyek atau
hasil yang asimetris

Anda mungkin juga menyukai