Anda di halaman 1dari 18

BAB III

PAPARAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Kasus
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, Teknik Pemeriksaan CT
Scan Abdomen pada Kasus Abdominal Pain di Instalasi Radiologi RS PKU
Muhammadiyah Gombong didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Pria
Nomor RM : 345xxx
Alamat : Kebulusan Pejadean
Ruang : Multazam Premium
Pemeriksaan : MSCT Abdomen non kontras
Tanggal Pemeriksaan : 25 Oktober 2019
Diagnosa Klinis : Abdominal Pain
Dokter Pengirim : dr. Indrasto Sp, B, KBD
2. Riwayat Pasien
Pasien datang ke Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
Gombong pada tanggal 25 Oktober 2019 dengan diantar keluarga,
perawat, dan membawa lembar permintaan pemeriksaan CT Scan
abdomen dari dokter bedah. Dalam lembar permintaan pemeriksaan
radiologi tertulis klinis “abdominal pain” dengan kondisi pasien sudah
melakukan persiapan sebelum pemeriksaan. Setelah dilakukan
registrasi oleh petugas administrasi Radiologi, dilanjutkan dengan
pemeriksaan CT Scan abdomen.

28
B. Pembahasan
1. Bagaimana Teknik Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Kasus
Abdominal Pain di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
Gombong ?
a. Adminstrasi Radiologi
Pasien datang dengan membawa surat permintaan pemeriksaan dari
dokter spesialis bedah, kemudian diserahkan kepada petugas
administrasi. Pasien dipersilahkan menunggu di ruang tunggu,
petugas radiologi kemudian melakukan pengecekan surat
permintaan, kemudian dicatat pada buku register pemeriksaan CT
Scan sesuai data dilembar pengantar pemeriksaan. Selanjutnya
pasien dipanggil dan dicek ulang identitas dan alamat guna
meminimalisir kesalahan dalam pemeriksaan. Selanjutnya pasien
dipersilahkan masuk ke ruang pemeriksaan.
b. Persiapan Alat dan Bahan
1) Pesawat CT-Scan yang sudah siap digunakan
a) Jenis Pesawat : Multi Slice Computed Tomography
b) Merk : Toshiba – Astenion
c) Type : TSX
d) No. Seri : 021A
e) Tube Model : A0542015

29
Gambar 3.1 Pesawat MSCT Toshiba-Asteion
di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019
2) Printer untuk mencetak hasil CT Scan dengan merk Drypix

Gambar 3.2 Printer Dry Pix 7000


di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

3) Operator Console

Gambar 3.3 Monitor Scanning dan Monitor Console


di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

4) Film CT-Scan ukuran 14 x 17 inchi


5) Selimut Pasien
6) Body strap

30
c. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum pemeriksaan CT Scan Abdomen adalah
sebagai berikut :
1) Pasien puasa 8 jam sebelum pemeriksaan;
2) 6 jam sebelum pemeriksaan pasien melakukan urus-urus dengan
cara meminum 2 buah tablet dulcolax (obat pencahar);
3) 4 jam sebelum pemeriksaan pasien melakukan urus-urus dengan
memasukan dulcolax sup 2 buah ke dalam dubur;
4) Radiografer meminta agar pasien berganti baju dengan baju
pemeriksaan sehingga dapat terhindar dari benda–benda yang dapat
menimbulkan artefak;
5) Radiografer memberikan selimut agar menjaga kenyamanan
pasien.
d. Teknik Pemeriksaan CT Scan Abdomen
1) Posisi Pasien
Pasien diposisikan supine di atas meja pemerikasaan. Kedua lengan
di arahkan ke bagian atas kepala, posisi kaki pasien dekat dengan
gantry (feet first). Pada bagian tubuh pasien diberi body strap dan
selimut untuk kenyamanan pasien.
2) Posisi Objek
Pasien supine di atas meja pemeriksaan dan feet first. Bagian lutut
pasien diletakkan dibagian head holder, posisikan pasien sehingga
mid coronal plane tubuh pasien sejajar dengan lampu indikator
longitudinal. Pertemuan lampu indikator longitudinal dan vertikal
berada di prossesus xipoideus.
3) Scan Parameter
a) Scanogram : Abdomen AP (antero-posterior)
b) Range : 1 range yaitu dengan scan area dari
prossesus xipoideus sampai simphisis pubis
c) Slice Thickness : 3 mm

31
d) FOV : 40 cm
e) Gantry Tilt : 0 derajat
f) kV : 120 kV
g) mAs : 500 mAs
h) Window width : 250
i) Window level : 35

Gambar 3.4 Scan Parameter Awal


di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

4) Langkah–langkah Scanning :
a) Memastikan sebelum dilakukan pemeriksaan semua pintu
tertutup rapat dan lampu indikator di atas pintu menyala;
b) Memastikan pesawat CT Scan sudah menyala, ditandai dengan
menyalanya tombol on di trafo, gantry dan komputer console;
c) Mengeklik tombol “New Patient” di pojok kanan bawah
computer;
d) Mengisi data pasien registration, yaitu :
Nomor ID : 1579
Nama : S TN
Tanggal lahir : 29.08.1991
Jenis kelamin :L
Klinis : Abdominal Pain
Jenis pemeriksaan : Abdomen non kontras

32
Gambar 3.5 Gambar Protokol Awal CT Scan Abdomen
di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong 2019

e) Memilih protokol pemeriksaan abdomen dengan mengeklik


gambar abdomen pada monitor;
f) Memilih group scan “Abdomen+ Bone HE 10 mm (3x4)”;
g) Klik tombol “Confirm” dan tunggu tombol “Start” menyala
berwarna kuning;
h) Jika sudah menyala tekan tombol “Start” pada keyboard
sebanyak dua kali;
i) Akan muncul gambar scanogram abdomen, kemudian mengatur
luas area scanning sesuai yang dibutuhkan, jika sudah klik
tombol “Confirm” dan start;
j) Tunggu proses scanning sampai selesai. Kemudian klik “Stop
Rotation” dan klik “Quit Exam”;
k) Setelah pemeriksaan selesai, pasien diturunkan dari meja
pemeriksaan kemudian pasien diarahkan ke bagian administrasi
untuk mengambil kwitansi pengambilan hasil CT Scan.

33
5) Proses pengeditan dan filming gambar
a) Setelah proses transfer image sudah selesai, dilanjutkan proses
recon (mengubah potongan slice thickness awal dari 3 mm
menjadi setengahnya 1,5 mm) pada menu raw data untuk
mendapatkan irisan yang lebih tipis dan untuk mengurangi noise
pada gambaran awal yaitu potongan axial yang kemudian akan
diedit menjadi potongan sagital dan coronal.
b) Kemudian dilakukan pengecekan terhadap anatomi abdomen
adakah yang terpotong. Dilanjutkan dengan MPR (Multi Planar
Reconstruction) dimana disini memproses data mentah menjadi
beberapa macam potongan dan juga pemilihan slice. Langkah
pertama mengubah thickness gambar dengan memilih ikon tanda
panah ganda untuk mendapatkan radiograf yang lebih detail dan
kontras yang baik. Kemudian Rotate gambaran agar tampak
simetris.. Yang terakhir menu Pan yang disini berguna untuk
menggeser gambaran agar pas ditengah frame. Setelah itu
masuk menu Movie untuk menentukan potongan coronal atau
axial dan sagital serta menentukan jumlah irisan gambar yang
akan dicetak. Selanjutnya menentukan gambar yang informatif
dan mengatur image count pada potongan axial sejumlah 46
slice. Klik generation start, tunggu, kemudian save dan memilih
scanogram serta memberi nama potongan yang akan diprint.
Setelah itu, menentukan gambaran informatif dan mengatur
image count pada potongan coronal sejumlah 22 slice. Klik
generation start, tunggu, kemudian save dan memilih
scanogram serta memberi nama pada potongan yang akan
diprint. Kemudian menentukan gambaran informatif dan
mengatur image count pada potongan sagital sejumlah 22 slice.
Klik generation start, tunggu, kemudian save dan memilih

34
scanogram serta memberi nama pada potongan yang akan
diprint.
c) Proses selanjutnya adalah mencetak gambar. Pada Kasus
Abdominal Pain di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
Gombong, hasil CT Scan dicetak dengan 2 film. Langkah-
langkah melakukan pencetakan gambaran yaitu pilih menu
Autoview-s klik directory pilih pasien. Untuk film yang pertama
ukuran 24x30 cm digunakan untuk potongan axial. Pada frame
yang pertama dimasukkan scanogram abdomen AP, pada frame
kedua sampai frame 24 diisi potongan axial dengan memasukan
2 potongan axial di setiap frame dengan posisi atas dan bawah.
Dilanjutkan mengeblok semua image yang akan dimasukkan
kemasing-masing frame dengan klik “Get Image”. Sebelum
filling, atur densitas kontras atau WW dan WL image pada
monitor, atur rata kanan dan kiri serta ukuran imagenya,
kemudian klik “Filming” untuk mencetak atau bisa juga tekan
tombol “Print” pada keyboard. Untuk film yang kedua ukuran
24x30cm digunakan untuk potongan coronal dan sagital. Pada
frame pertama dimasukkan scanogram, pada frame ke-2 sampai
12 diisi potongan coronal dengan memasukan 2 potongan
coronal bersebelahan di setiap frame. Setelah itu mengeblok
semua image yang akan dimasukkan ke masing-masing frame
dengan klik “Get Image”. Pada frame ke-13 dimasukkan
scanogram, pada frame ke-14 sampai 24 diisi potongan sagital
dengan memasukkan 2 potongan sagital bersebelahan di setiap
frame. Sebelum filming, atur densitas kontras atau WW dan WL
image pada monitor, atur rata kanan dan kiri serta ukuran
imagenya. dan ukur pendarahan jika ada indikasi, kemudian klik
“Filming” untuk mencetak atau bisa juga tekan tombol “Print”
pada keyboard.

35
6) Radiograf CT Scan Abdomen

Gambar 3.6 Potongan Sagital Slice 7 Pemeriksaan CT-Scan Abdomen


di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

Gambar 3.7 Pada Potongan Axial Slice 14 Pemeriksaan CT-Scan Abdomen


di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

36
Gambar 3.8 Pada Potongan Axial Slice 14 Pemeriksaan CT-Scan Abdomen
di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

Cara pengukuran :
Pengukuran HU pada cholelithiasis, klik ikon untuk pengukuran
HU lalu ukur pada cholelithiasis. Pengukuran cholelithiasis pada
penelitian ini diperoleh nilai HU >100. Untuk mengukur luas
cholelithiasis yaitu dengan memilih potongan gambar yang paling
banyak menampakan cholelithiasis. Kemudian untuk pengukuran
luasnya klik measure, klik ikon (/), setelah ikon tersebut di klik
selanjutnya pengukuran diambil dari panjang cholelithiasis terlebih
dahulu dengan klik pada ujung sisi cholelithiasis yang satu ke sisi
yang lain. Kemudian dilanjut untuk mengukur lebar cholelithiasis
dengan melihat pada gambaran lebar mana yang sekiranya paling
luas, klik ikon (/), lalu lakukan pengukuran sama seperti pengukuran
panjang cholelithiasis. Dari kedua pengukuran tersebut dihasilkan
ukuran panjang x lebar dari cholelithiasis tersebut dan didapatkan
hasil 19,3x13,8mm.

37
Gambar 3.9 Potongan Axial Slice 13, 14, 15, dan 16 Pemeriksaan CT-Scan Abdomen
di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

Gambar 3.10 Potongan Coronal Slice 6, 7, 8, dan 9 Pemeriksaan CT-Scan Abdomen


Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

38
Gambar 3.11 Potongan Sagital Slice 9, 10, 11, dan 12 Pemeriksaan CT-Scan Abdomen
di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

Gambar 3.12 Hasil CT Scan Abdomen Potongan Axial pada Film


di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

39
Gambar 3.13 Hasil CT Scan Abdomen Potongan Coronal dan Sagital pada Film
di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

7) Hasil Bacaan Dokter Radiologi


Deskripsi :
a) Vesica fellea; Tampak lesi hiperdens homogeny (HU>100),
ukuran lk 11x34mm (potongan sagittal) dan ukuran lk 17x13mm
(potongan coronal); di dalam VF.
b) Organ hepar, pancreas, lien, kedua ren dan vesica urinaria
tampak normal.
c) Limpadenopathy (-)
d) Tulang tampak intak.
Kesan :
a) Cholelithiasis; ukuran lk 11x34mm (potongan sagital) dan
ukuran lk 17x13mm (pot coronal)
8) Pengarsipan
Setelah pemeriksaan selesai dan gambar sudah dicetak,
selanjutnya diserahkan kepada Dokter Radiolog untuk dibaca.

40
Bacaan yang sudah diprint kemudian diteliti kembali identitas pasien
apakah sesuai atau tidak dengan identitas yang terdapat pada film
radiograf dan hasil bacaan seperti nama, tanggal lahir, bangsal,
nomor rontgen, nomor RM, jenis pemeriksaan. Selanjutnya,
radiografer menyimpan lembar permintaan rontgen sebagai arsip
radiologi dan memisahkan lembaran bacaan yang terdiri dari tiga
rangkap yaitu lembar baca yang bewarna kuning dimasukkan ke
dalam amplop warna hijau bersama dengan film, sedangkan kertas
bacaan yang bewarna putih dan pink diklip di depan amplop, Pada
bagian depan amplop ditulis identitas pasien sesuai dengan lembar
permintaan rontgen. Surat permintaan foto dikumpulkan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan dan disimpan di bagian
administrasi radiologi. Pengelompokkan penyimpanan hasil rontgen
berdasarkan bangsal atau ruangan. Hasil rontgen dapat diambil
dengan menyerahkan bukti pengambilan atau kwitansi pembayaran
yang berisi nomor rontgen, jenis pemeriksaan, dan nama pasien.
Selanjutnya petugas administrasi menulis dibuku pengambilan hasil
radiologi dengan menuliskan tanggal, nomor rontgen, ruang, nama
pasien, nomor rekam medic, alamat, jenis pemeriksaan, waktu
pengambilan, kemudian pengambil foto rontgen menuliskan nama
dan tanda tangan pada buku tersebut.
e. Proteksi Radiasi
Pada setiap pemeriksaan dengan menggunakan modalitas yang
menghasilkan radiasi pengion maka perlu adanya upaya proteksi
radiasi baik bagi petugas, pasien, maupun pengantar pasien dan
lingkungan sekitar. Adapun upaya proteksi radiasi yang dilakukan di
Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong adalah
sebagai berikut :
1) Mengecek dan meminta pasien melepaskan benda di sekitar area
pemeriksaan yang dapat menimbulkan arefak dan memberikan

41
instruksi agar tidak bergerak selama pemeriksaan berlangsung
untuk menghindari pengulangan scanning.
2) Mempersilakan pengantar pasien yang tidak berkepentingan untuk
meninggalkan ruang CT Scan selama pemeriksaan berlangsung.
3) Selama pemeriksaan semua pintu pemeriksaan baik pintu masuk
pasien maupun pintu di ruang console ditutup agar petugas maupun
orang disekitar ruang pemeriksaan tidak terkena radiasi hambur.
4) Menyalakan lampu indikator merah yang menandakan ruangan
sedang dilakukan proses pemeriksaan, sehingga memberikan
informasi kepada siapapun agar tidak memasuki ruang
pemeriksaan.
5) Petugas berada di dalam ruang console selama proses scanning
berlangsung.
Teknik Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Kasus
Abdominal Pain di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
Gombong, pertama melakukan identifikasi pasien kemudian pasien
dipersilahkan masuk ruang pemeriksaan. Untuk persiapan pasien,
pasien sebelumnya telah melakukan puasa 8 jam sebelum
pemeriksaan, 6 jam sebelum pemeriksaan pasien minum 2 tablet
dulcolax, 4 jam sebelum pemeriksaan pasien diberi 2 tablet
dulcolax supositoria, pasien berganti baju dengan baju pemeriksaan
sehingga dapat terhindar dari benda–benda yang dapat
menimbulkan artefak.
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan
kaki dekat gantry (Feet Fisrt). Protokol yang digunakan adalah
Abdomen+ Bone HE 10 mm (3x4) dan parameter yang digunakan
adalah scannogram AP, slice thickness 3mm, range dari processus
xipoideus sampai simphisis pubis, FOV 40 cm, kV 120, dan mAs
500. Terdapat perbedaan dengan teori menurut Sigit, dkk,
Bontrager 2001, dan buku Protokol CT Scan dan MRI 2019 pada
bagian parameter. Dimana menurut Sigit, dkk parameter yang

42
digunakan adalah range dari diafragma sampai symphisis pubis,
dengan slice thickness 8-10 mm. Menurut Bontrager 2001,
parameter yang digunakan adalah range dari processus xipoideus
dan batas bawah symphisis pubis dengan slice thickness 10 mm.
Menurut Buku Protokol CT Scan dan MRI 2019, range yang
digunakan adalah double range, range yang pertama dari
diafragma sampai crista iliaca dengan slice thickness 3-5mm, dan
range yang kedua dari crista illiaca sampai symphisis pubis. Slice
thickness 5-10 mm.
Berdasarkan wawancara Dokter Radiolog pada Teknik
Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Kasus Abdominal pain di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
dengan parameter yang digunakan di lapangan meskipun ada
perbedaan dengan teori akan tetapi sudah dapat menegakkan
diagnosa yang ditandai dari terdapat gambaran cholelithiasis di
kandung empedu yang menyebabkan rasa nyeri pada perut bagian
kanan atas pasien.
2. Mengapa pada Teknik Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Kasus
Abdominal Pain di Instalasi Radiologi RS Muhammadiyah Gombong
menggunakan slice thickness 3 mm ?
Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek
yang diperiksa. Digunakannya slice thickness 3mm dalam pemeriksaan
CT Scan abdomen pada Kasus Abdominal Pain di Instalasi Radiologi
RS PKU Muhammadiyah Gombong dikarenakan perusahan pembuat
alat CT Scan merk Toshiba yang digunakan di Instalasi Radioloi RS
PKU Muhammadiyah Gombong sudah men-setting protokol
penggunaan parameter slice thickness yang paling terbaik yaitu 3mm
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jika pada image tampak noise
yang tinggi, maka pada saat pengaturan MPR sebaiknya mengatur
thickness yang sesuai sehingga dapat mengurangi noise.

43
Penggunaan slice thickness 3mm ini memiliki beberapa kelebihan
jika dibandingkan dengan 5mm yaitu dapat meningkatkan spatial
resolution dan detail gambar, sehingga sangat baik untuk menampilkan
organ dan kelainan yang berukuran kecil. Selain itu slice thickness tipis
juga memiliki kelemahan yaitu meningkatnya noise dan menurunnya
contrast resolution. Selain itu, dengan slice thickness yang lebih tipis
juga meningkatkan dosis radiasi yang diterima pasien dan
meningkatnya waktu rekontruksi gambar dikarenakan jumlah gambar
yang bertambah banyak.
Berdasarakan hasil wawancara Dokter Radiolog mengenai hasil
rontgen Teknik Pemeriksaan CT Scan abdomen pada Kasus Abdominal
Pain di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong
dengan penggunaan slice thickness 3 mm di lapangan sudah cukup
bagus, baik dalam kedetailan maupun resolusi. Hasil rontgen dianggap
mampu menampakan baik anatomi dan patologi yang diindikasikan
pada permintaan foto.
3. Mengapa pada Teknik Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Kasus
Abdominal Pain di Instalasi Radiologi RS Muhammadiyah Gombong
menggunakan satu range?
Range atau rentang adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa
slice thickness. Pemanfaatan range adalah untuk mendapatkan
ketebalan irisan yang sama pada satu lapangan pemeriksaan. Menurut
Bontrager 2014, range yang digunakan adalah single range dimulai dari
processus xipoideus sampai symphisis pubis. Sedangkan menurut
Protokol Radiologi CT Scan dan MRI, range yang digunakan adalah
double range. Range yang pertama adalah dari diafragma sampai crista
illiaca dengan slice thickness sebesar 3-mm dan range yang kedua dari
crista illiaca sampai symphisis pubis sebesar 5-10mm.
Di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Gombong range
yang digunakan pada pemeriksaan CT Scan Abdomen pada kasus
Abdominal Pain adalah satu range. Penggunaan satu range ini murni

44
dari pesawat CT Scan tersebut yang sudah terkonfigurasi pada protocol
pemeriksaan CT Scan Abdomen. Untuk menggunakan satu range ini
petugas radiologi menentukan scan area dari processus xipoideus
hingga symphisis pubis dengan penggunaan slice thickness 3 mm.
Berdasarakan hasil wawancara Dokter Radiolog mengenai hasil
rontgen Teknik Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Kasus
Abdominal Pain di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
Gombong dengan penggunaan 1 range dan slice thickness 3 mm di
lapangan sudah cukup bagus, baik dalam kedetailan maupun resolusi.
Penggunaan 1 range dengan slice thickness 3mm diterapkan dengan
tujuan mencegah gambaran anatomi maupun patologi yang berukuran
kecil dan membutuhkan detail tinggi masuk atau tidak terlewat pada
gambaran.

45

Anda mungkin juga menyukai