Anda di halaman 1dari 11

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan

pendekatan eksploratif.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pemeriksaan CT Scan

thorax lung window dan sampel dari penelitian ini adalah 3 (tiga) pasien

pemeriksaan CT scan thorax lung window, irisan setinggi vertebra

thoracal 5-6 dengan variasi nilai window level di RSUD. Prof. DR.

Margono Soekarjo Purwokerto.

3. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah dokter ahli radiologi yang

memiliki kapasitas CT scan dengan jumlah minimal 5 (tiga) orang. Dokter

ahli radiologi bertindak sebagai responden dalam kaitannya dengan

penilaian jaringan pada gambar CT Scan thorax citra lung window irisan

setinggi vertebra thoracal 5-6 dari hasil eksperimen.

4. Lokasi Penelitian

Dalam karya tulis ilmiah ini penulis mengambil lokasi di Instalasi

Radiologi RSUD. Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto.

5. Waktu Penelitian

Pengumpulan data dimulai dari bulan Juli sampai dengan Agustus

2010

41
42

B. Variabel Penelitian

1. Variable Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah window level.

2. Variable Terkontrol

Variabel terkontrol dalam penelitian ini slice thickness, range, faktor

eksposi, FOV, rekontruksi matriks, rekontruksi algorothma, window width

3. Variable Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas citra anatomis

CT Scan thorax lung window

C. Kerangka Konsep Penelitian

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

WL -250 KUALITAS GAMBAR CT SCAN

WL -350 THORAX PADA LUNG


WINDOW
WL -450

WL -550

WL -650
VARIABEL TERKONTROL
WL -750
1. Slice thickness
WL -850 2. Factor eksposi
3. Matriks
4. Rekonstruksi algoriyma
5. Gantry tilting
6. FOV
7. Window width
43

D. Definisi Operasional

1. Kualitas citra anatomis

Kualitas gambar dalam radiologi harus dapat memperlihatkan

gambaran anatomi yang sesuai dan dapat memberikan nilai akurasi

diagnostik yang tinggi (Bushberg, 2003 ; Nesseth, 2000).

Kualitas citra anatomis yang dimaksud di sini adalah gambar axial

pada daerah thorax setinggi vertebra thoracal 5 - 6 dengan menggunakan

lung window yang dapat menampakkan secara jelas pharencym paru dan

juga bagian lain dari mediastinum tanpa mengurangi kualitas citra

anatomis dari parenchym paru itu sendiri.

Menurut Jaengsri (2004) kualitas gambar CT Scan Thorax adalah

gambar potongan axial CT Scan thorax yang dapat menampakkan :

a. Aorta thoracal

b. Struktur mediastinum

c. Trache dan bronchus

d. Jaringan paratracheal

e. Carina dan lokasi nodul

f. Oesophagus

g. Batas pleura dan mediastinum

h. Pembuluh darah paru – paru baik yang berukuran besar maupun

sedang

i. Bagian – bagian dari bronchus

j. Parenchym paru

k. Batas antara pleura dan dinding thorax


44

Dalam penelitian yang penulis lakukan parameter citra anatomis yang

digunakan adalah :

a. Pharencym paru

b. Trachea

c. Carina

d. Esophagus

e. Vena cava superior

f. Arcus aorta

g. Oblique fdissura

h. Bronchus

i. Batas antara pleura dan dinding thorax

j. Vertebra thoracal 5 – 6

2. Variasi Window Level

Berbagai nilai Window Level yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan rentang nilai lung window antara -250 sampai dengan

-850, dengan maksud untuk menentukan pada nilai WL berapa yang

dapat menampilkan citra anatomis paling baik pada CT Scan thorax lung

window.

3. Window Width

Window width adalah suatu rentang nilai CT number yang

digunakan untuk memberikan nuansa keabu abuan pada layar. Dalam

penelitian ini nilai window width yang digunakan adalah tetap yaitu 1200.
45

4. Slice Thickness

Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek

yang diperiksa yang mengindikasikan berapa banyaknya irisan yang

diperiksa per eksposi (Bontrager, 2001). Slice thicknes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah setebal 10 mm.

5. Faktor eksposi

Faktor eksposi adalah faktor yang bepengaruh eksposi, meliputi :

tegangan tabung (kV), arus tabung (mA), dan waktu (s). besarnya

tegangan dapat dipilih secara otomatis pada tiap - tiap pemeriksaan.

6. Range

Adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice thickness.

Dalam penelitian ini irisan yang digunakan setinggi vertebra thoracal

5 – 6.

7. Field of view

Adalah diameter maksimal dan gambaran yang akan

direkonstruksi. Jika FOV diperbesar, dengan ukuran matriks yang tetap

maka ukuran pixel akan mengalami pembesaran yang proporsional.

Sedangkan jika matriks diperbesar, dengan ukuran FOV yang tetap,

maka ukuran pixel akan semakin kecil, sehingga resolusi gambar

semakin baik (Bushong, 2001).


46

8. Gantry Tilt

Adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal dengan gantry

(tabung sinar X dan detektor). Untuk CT thorax tidak dilakukan

penyudutan gantry.

9. Matriks

Merupakan kumpulan pixel yang akan membentuk FOV, matriks

yang digunakan 512 x 512.

10. Rekontruksi algorithma

Rekontruksi algorithma adalah prosedur matematis (algorithma)

yang digunakan dalam merekonstruksi gambar. Hasil dan karakteristik

dari gambar CT Scan tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih.

Rekontruksi algorithma yang digunakan dalam penelitian ini adalah sharp

( Siemens : B70s ).

E. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

a. Pesawat CT Scan :

1) Nama Pesawat : Siemens CT Scan Somatom 6 slice

2) Merek : SIEMENS

3) Type : Dura 422 MV

4) Seri : 795230793

5) Kondisi maximum : 130 kV/240mA

b. Film beserta thermal imager


47

2. Gambar CT Scan thorax

Tiga buah lembar film yang masing - masing berisi gambar CT Scan

thorax lung window potongan axial dengan irisan setinggi vertebra

thoracal 5 - 6, dimana setiap satu gambar mempunyai 7 variasi nilai

window level.

3. Kuesioner

Kuesioner berisis tentang kriteria anatomis yang dapat ditampakkan

dalam gambar CT Scan thorax potongan axial setinggi vertebra toracal

5 – 6 dengan lung window.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah :

1. Persiapan Pasien

a. Setelah memasuki ruang pemeriksaan pasien ganti baju dan

menanggalkan semua aksesoris – aksesoris yang berupa logam

yang terdapat pada area atau obyek pemeriksaan

b. Pasien diberi penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan yang akan

dilakukan.

2. Teknik Pemeriksaan

a. Posisi Pasien

Posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan, kepala dekat

dengan gantry. Kedua tangan ditekuk di atas kepala dan kedua kaki

lurus kebawah.
48

b. Posisi Obyek

Tubuh pasien diposisikan dari mid sagital plane sejajar dengan

lampu indikator longitudinal. Ketinggian tubuh pasien diatur dari titik

pertemuan lampu indikator longitudinal dan lampu indikator vertikal

pada mid axillary line setinggi diafragma. Kemudian area scanning

diatur mulai dari apex paru sampai diafragma atau sampai upper

abdomen. Pasien diberitahu agar tidak bergerak selama pemeriksaan

berlangsung.

c. Protokol pemeriksaan

Mengisi data pasien. Data tersebut berupa : nama pasien, umur,

jenis kelamin, berat badan, nomor register, jenis pemeriksaan, nama

dokter pengirim dan nama dokter radiolog.

1) Dibuat scanogram AP view thorax dengan area scanning diatur

mulai dari apex paru sampai diafragma atau sampai upper

abdomen.

2) Dilakukan scanning sesuai protokol yang biasa digunakan dengan

slice thickness 5 mm.

3) Setelah itu lakukan rekontruksi pada area yang telah ditentukan,

yaitu sekitar daerah torakal 5-6 dengan menggunakan slice

thickness 10 mm. Pilih rekontruksi algorithma sharp

( Siemens : B70s ) window lung . Beri judul pada halaman

rekontruksi gambar sehingga rekontruksi yang sudah dilakukan

dapat ditandai.

4) Dari rekontruksi yang telah dilakukan pada gambar CT Scan

masing – masing pasien dengan lung window, tampilkan gambar


49

tersebut pada halaman viewing. Kemudian ubahlah nilai WL pada

masing – masing gambar sesuai dengan variasi nilai yang telah

ditentukan yaitu -250, -350, -450, -550, -650, -750, -850.

5) Cetak gambar yang sudah diolah dalam satu buah film, untuk satu

nama pasien.

3. Observasi oleh radiolog

Setelah diperoleh gambar CT Scan thorax dengan 7 variasi nilai

WL kemudian dilakukan penilaian gambar oleh radiolog dengan

menggunakan check list.

Untuk memperoleh validitas data, pada saat responden akan

melakukan penilaian terhadap gambar yang disediakan, peneliti

menjelaskan bagaimana prosedurnya. Meskipun dalam susunan gambar

sudah diatur sesuai dengan tingkatan nilai WL yaitu dimulai dari -250

sampai dengan -850, pada saat responden akan memberikan penilaian,

peneliti tidak boleh memberikan informasi tersebut. Guna penilaian data

seobyektif mungkin peneliti menjelaskan bahwa gambar tersebut disusun

secara acak dan tidak berdasarkan ukuran variasi dari nilai WL.

Bersamaan dengan check list tersebut dilampirkan 3 lembar film

yang masing – masing berisi gambar CT Scan thorax lung window

potongan axial dari 3 pasien. Masing-masing pasien berisikan gambar

dengan variasi nilai WL -250 sampai dengan -850. Check list berisi 10

item pertanyaan untuk menilai apakah gambar CT Scan thorax tersebut

dapat menunjukkan obyek dengan informatif/jelas atau tidak dengan lima


50

tingkatan nilai. Sedangkan identitas pasien maupun parameter

ditiadakan. Adapun cara penilainanya adalah sebagai berikut :

a. Radiolog diminta untuk mengamati masing-masing gambar seobyektif

mungkin dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia

sesuai dengan standar nilai yang telah ditentukan pada check list

yaitu :

1) Nilai 1 untuk pendapat tidak informatif/tidak jelas.

2) Nilai 2 untuk pendapat kurang informatif/kurang jelas.

3) Nilai 3 untuk pendapat cukup informatif/cukup jelas

4) Nilai 4 untuk pendapat informatif/ jelas

5) Nilai 5 untuk pendapat sangat informatif/sangat jelas

b. Untuk mengetahui hasil penilaian responden terhadap

kualitas gambar maka dibuat kriteria rentang nilai yaitu :

1) Nilai 1 – 10 menunjukkan bahwa kualitas gambar tersebut tidak

bagus/tidak baik

2) Nilai 11 – 20 menunjukkan bahwa kualitas gambar tersebut

kurang bagus/kurang baik

3) Nilai 21 – 30 menunjukkan bahwa kualitas gambar tersebut

cukup bagus/cukup baik

4) Nilai 31 – 40 menunjukkan bahwa kualitas gambar tersebut

bagus/baik

5) Nilai 41 – 50 menunjukkan bahwa kualitas gambar tersebut

sangat bagus/sangat baik.


51

4. Analisis data

Setelah dilakukan pengumpulan data hasil kuesioner yang

diperoleh dari hasil perbandingan 7 ( tujuh ) variasi nilai window level

pada gambar potongan axial setinggi vertebra thoracal 5 CT Scan thorax

lung window oleh dokter ahli radiolog dalam bentuk angka akan dianalisa

secara deskriptif dengan mempertimbangkan prosentase jawaban yang

diberikan responden.

Anda mungkin juga menyukai