Anda di halaman 1dari 34

TEKNIK PEMERIKSAAN MSCT TRANS THORACIC BIOPSY ( TTB )

GUIDE PADA KASUS TUMOR PARU SINISTRA DI INSTALASI


RADIOLOGI RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

oleh :
TIRTA DELLA VERIA
P1337430117055
Latar Belakang
Salah satu pemeriksaan CT-Scan adalah pada organ thorax
dengan indikasi tumor paru. Jenis tumor terbagi menjadi dua yaitu tumor
benigna
dan tumor maligna. Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui jenis tumor
tersebut adalah dengan biopsy yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan
MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) Guide. Teknik pemeriksaan MSCT
Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) Guide adalah biopsy aspirasi yang merupakan
alat diagnostic jaringan dengan cara memeriksa sejumlah ekstrak tumor atau
nodul yang diambil dengan menggunakan jarum halus (spinal).

Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga


sering dilakukan tindakan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) Guide untuk
membantu dokter dalam tindakan biopsy dengan tujuan melihat jenis tumor
paru yang dicurigai, serta diagnose yang dihasilkan lebih akurat dan pada CT
Scan kita dapat menentukan letak dan luas tumor tersebut dengan tepat.
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengkaji lebih
lanjut mengenai teknik pemeriksaan MSCT Trans Thoracic
Biopsy ( TTB ) Guide di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru
dr. Ario Wirawan Salatiga dengan judu; “ TEKNIK PEMERIKSA
AN MSCT TRANS THORACIC BIOPSY ( TTB ) GUIDE PADA
KASUS TUMOR PARU SINISTRA DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA “.
Rumusan Masalah

Bagaimana prosedur pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB )


Guide pada Kasus Tumor Paru Sinistra di Rumah Sakit Paru dr.Ario
Wirawan Salatiga ?
Dasar Teori
Thorax merupakan rongga yang membentuk kerucut, pada bagian
bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih
panjang dari pada bagian depan. Rongga dada berisi paru-paru dan
mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada di antara
kedua paru-paru. Di dalam rongga dada beberapa sistem dikeluarkan yaitu
sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernafasan yang terletak di
rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem peredaran
darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Pembuluh darah
pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari
jantung. Vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan
jalan lalu lintas makanan dan bahan buangan. (Pearce, 2009)
Anatomi Thorax
Paru-paru berbentuk kerucut dan memiliki :
1. Apeks, yang meluas ke leher sekitar 2,5 cm ke atas clavivula
2. Permukaan costo-vertebral, menempel pada bagian dalam
dinding dada
3. Permukaan mediastinum menempel pada perikardium dan
jantung
4. Dasar, terletak pada diafragma.
Patologi Tumor
Umumnya yang dimaksud dengan tumor paru adalah tumor primer
ganas dari bronkus yang disebut juga karsinoma bronkogenik. Tumor paru
adalah salah satu tumor ganas yang dapat dijelaskan hubungannya dengan
zat karsinogen. Hampir semua tumor berasal dari epitel bronkus. Tumor paru
mula-mula timbul pada daerah sekitar hilus paru-paru pada trakea paling
bawah dan yan menonjol kemudian tumor membesar dan membentuk massa
ke dalam lumen. Tumor yang lebih besar dapat mengalami pendarahan atau
nekrosis pada bagian tengah. Bercak kalsifikasi dalam nodul sering
dinyatakan sebagai proses jinak sedangkan sifat nodul yang ganas batasnya
jelas, apabila benjol-benjol dan adanya nodul-nodul kecil disekitarnya sebagai
gambaran kaki-kaki infiltrasi yang berasal dari nodul tersebut (Rasad 1999).
Ada dua jenis tumor, yaitu:

1. Tumor Benigna
Tumor benigna adalah suatu tumor yang sederhana dan tidak berb
ahaya, atau terbungkus dalam kapsul, tidak diinfiltrasi jaringan yan
g terkait dengannya atau tidak menimbulkan metastase dan kecil y
ang mengeluarkannya untuk kambuh kembali jika tumor tersebut di
perlukan.

2. Tumor Maligna
Tumor maligna adalah tumor yang tidak terbungkus dalam kapsul
dan akan diinfiltrasi jaringan yang disekitarmya serta menimbulkan
metastase.
Komponen Dasar CT-Scan

1. Gantry
2. Tabung X-ray
3. Detektor
4. Kolimator
5. Komputer
6. Operator Console
7. Networking and Archiving (Jaringan dan Pengarsipan)
Parameter CT-Scan
1. Slice Thickness
Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek yang diperik
sa.

2. Range
Range adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice thickness.

3. Field Of View
Field of view adalah diameter maksimal dari gambaran yang akan
direkonstruksi.

4. Faktor Eksposi
Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi
meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s). .
5. Matrix
Matrix merupakan gabungan dari baris dan kolom. Untuk saat ini matrix yang umu
m adalah 1024 x 1024 yang berarti 1024 baris dan 1024 kolom. Rekonstriksi matri
ks ini berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan dihasilkan. Semakin tinggi
matriks yang dipakai maka semakin tinggi resolusi yang akan dihasilkan

6. Algorithma
Algorithma dapat disebut juga dengan filter atau kernel. Algorithma merupakan pro
sedur matematis oleh komputer yang menghubungkan contrast resolution terhada
p noise dalam suatu gambaran.

7. Pitch
Pitch hanya dijumpai pada CT-Scan jenis spiral. Pitch itu sendiri merupakan hasil d
ari jarak pergerakan meja per rotasi dibagi dengan slice thickness.

8. Increment
Masih berhubungan dengan slice thickness atau slice width, increment dapat juga
dikatakan sebagai interval. Increment dapat didefinisikan sebagai jarak/gap antar s
lice.
9. Window Width dan Window Level
- WW mengontrol kontras gambar yang ditampilkan
- Window level (WL) mengontrol brightness gambar atau menentukan nilai CT ya
ng merupakan nilai tengah (center) dari window width
Profil Kasus

Identitas Pasien

Nama Pasien : Tn. K


Umur : 74 tahun
Alamat : Ungaran
Nomor RM : 182xxx
Diagnosa Klinis : Tumor paru sinistra
Dokter Pengirim : dr. Jatu Aviani, Sp.P
Riwayat Penyakit

Pada tanggal 16 Oktober 2019 pasien dilakukan pemeriksaan MSCT


thorax kontras dengan hasil bacaan dokter radiolog terdapat tumor
paru sinistra.. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2019 perawat
ruangan menghubungi Instalasi Radiologi untuk mendaftarkan
program MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) atas nama Tn.K
tersebut untuk dilakukan pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy
( TTB ) Guide untuk mengetahui jenis massa tersebut.
Teknik Scanning

1. Pilih “ Start Study “ kemudian masukkan identitas


pasien dan pilih posisi pasien. Lalu pilih “ Exam Protocol “, p
ilih “ Thorax “, pilih “ Chest HX RS “
1. MSP kepala sejajar terhadap lampu indicator longitudinal dan
MCP setinggi lampu indicator horizontal.
2. Batas atas adalah prominens
3. Kemudian atur parameter scanning :
Scannogram : Thorax AP dan Lateral
Range : Seluas jaring-jaring kawat marker
Scan type : Helical
Slice Thickness : 3 mm
kV : 120 kV
mAs : 150 mAs
5. Klik “ Go “ untuk memulai scanning, setelah itu muncul
pada layar monitor hasil scannogram AP dan Lateral.

6. Kemudian mengatur range untuk thorax seluas


jaring-jaring kawat marker.

7. Atur Slice Thickness 3 mm.

8. Klik “ Go “ untuk scanning ( proses pemotongan )

9. Melakukan ROI dan mengitung sela jaring-jaring kawat


marker untuk memilih titik penusukkan jarum biopsy.
10. Menarik garis dari sela jaring-jaring kawat marker ke titik ROI
untuk mengetahui panjang jarum yang harus ditusukkan.

11. Setelah jarum ditusukkan, klik “ Repeat Last Series “

12. Klik “ Go “ untuk scanning setelah penusukkan jarum


biopsy kemudian akan muncul pada layar monitor hasil
scannogram AP.

13. Kemudian mengatur range untuk thorax seluas


jaring-jaring kawat marker untuk melihat posisi jarum.

14. selesai, pilih “ END STUDY “


Prosedur Pemeriksaan
1. Persiapan alat dan bahan

a. Pesawat MSCT h. Kassa steril


- Merk : Phillips MSCT MX 16
i. Alcohol 96%
- Type/No.seri : DU 5008C / 56393
- Kondisi maksimal : 140 kV / 200 mA
j. Standar infus

b. Jarum spinal needle 25 G


k. Plester

c. Spuit 20cc
l. Jaring-jaring kawat

d. Kaca obyek 10 buah


m. Spidol

e. Bethadine
n. Penggaris

f. Handscone

g. Kapas alcohol
Persiapan pasien

Pada pemeriksaan Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) Guide


pada kasus tumor paru sinistra di instalasi Radiologi Rumah Sakit
dr. Ario Wirawan Salatiga pasien atau keluarga pasien terlebih
dahulu menandatangi inform consent mengenai tindakan apa yang
akan dilaksanakan. Tidak ada persiapan khusus dalam pemeriksaa
n ini, pasien hanya diinstruksi untuk melepas benda-benda yang
dapat mengganggu area yang akan dilakukan scanning dan pasien
juga diberi penjelasan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan
nantinya.
Teknik pemeriksaan
1. Pre Biopsy
a. Pasien diposisikan prone diatas meja pemeriksaan kemudian jaring-jaring kaw
at marker diletakkan pada area yang akan dilakukan penusukan jarum. Area
peletakkan jaring-jaring kawat marker dapat dilihat melalui hasil MSCT thorax
kontras sebelumnya dengan melihat letak massa.

b. Kemudian dilakukan scanning dan didapat scannogram thorax.


Prosedur biopsy ( pengambilan sampel jaringan )

a. Memilih irisan yang menampilkan tumor yang paling besar kemudian lakukan ROI
untuk mengetahui nilai HU dari tumor tersebut. Dan pastikan jika wilayah tersebut
tidak terhalangi oleh tulang atau cairan dan tidak melewati jaringan sehat lainnya.

b. Jika dirasa irisan tersebut sudah menampilkan posisi yang tepat untuk dilakukan
penusukkan jarum biopsy kemudian menghitung sela jaring-jaring kawat marker ke
berapa untuk penanda tempat penusukkan jarum biopsy dan diukur dari sela
jaring-jaring ke tanda ROI untuk mengetahui berapa panjang jarum yang akan
dimasukkan.
c. Mengatur ketinggian meja pada irisan yang telah dipilih. Beri tanda titik
dengan spidol pada tubuh pasien, sebagai tanda jarum masuk.

d. Area penusukan didesinfektan dengan kassa bethadine.


e. Jarum ditusukkan pada area yang telah ditentukan.
f. Melakukan scanning untuk mengetahui ketepatan posisi jarum.

g. Apabila posisi jarum sudah tepat, dokter spesialis paru dibantu perawat
melakukan biopsy.
h. Hasil biopsy diletakkan di kaca obyek untuk dilakukan pembacaan oleh dokter
spesialis Patologi Anatomi (PA). Ketika dokter patologi anatomi telah menemukan
hasil maka pemeriksaan selesai.
i. Luka bekas biopsy diplester dengan kassa bethadine.
j. Pasien diinstruksikan untuk kembali ke bangsal.
Pengolahan film

Tidak ada pengolahan film pada pemeriksaan MSCT Trans Thoracic


Biopsy ( TTB ) Guide.
Proteksi Radiasi
a. Untuk Pasien
- Permintaan hanya dilakukan atas permintaan dokter.
- Scan dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi pengulangan scan.
- Area scanning selebar jaring-jaring kawat marker.

b. Untuk Petugas Radiologi


- Pintu antara ruangan MSCT dengan ruang control ditutup saat scanning berlangsung.

c. Untuk Masyarakat
- Pintu ruangan MSCT ditutup dan dikunci pada saat scanning berlangsung.
- Selama proses scanning dilakukan,tidak boleh ada orang lain selain pasien di ruangan
MSCT.
- Menghidupkan lampu merah pada saat scanning dilakukan.
Pembahasan
Pelaksanaan pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB )
Guide pada kasus tumor paru di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru dr.Ario
Wirawan Salatiga tidak ada persiapan pasien khusus, Pasien hanya diinstruksi
untuk melepas benda-benda yang dapat mengganggu area yang akan
dilakukan scanning dan pasien juga diberi penjelasan mengenai tindakan apa
yang akan dilakukan nantinya.

a. Teknik pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) Guide pada Tn.K
dilakukan dengan posisi prone karena dari hasil MSCT thorax kontras letak
tumor berada pada paru sinistra dibagian posterior. Setelah diposisikan, tubuh
pasien diberikan selimut untuk kenyamanan pasien kecuali bagian tubuh yang
akan dilakukan tindakan Trans Thoracic Biopsy ( TTB ). Kemudian, jaring-jarin
g kawat marker yang digunakan untuk menandai titik dipasang sesuai dengan
letak tumor. Kedua lengan berada disamping kepala kemudian MSP tubuh
sejajar dengan lampu indicator longitudinal dan MCP berada pada
pertengahan garis horizontal.
Batas atas objek adalah prominens dan batas bawah diatur tiga jari
dibawah processus xypoideus. Pasien diinstruksikan untuk tidak bergerak sela
ma pemeriksaan berlangsung. Langkah selanjutnya dilakukan scanning
untuk mengetahui apakah letak jaring sudah tepat pada letak tumor atau
belum. Jika letak jaring sudah tepat pada letak tumor maka dilakukan penanda
an titik untuk pemasukkan jarum dengan cara memilih irisan yang
menampilkan kepadatan tumor paling tinggi dengan letak tumor dekat dengan
permukaan tubuh, tidak terhalang tulang, tidak melalui jringan sehat dan tidak
melalui organ-organ lainnya. Untuk mengetahui kepadatan tumor maka
dilakukan ROI pada irisan yang telah ditentukan dan didapat HU 41.94.

Selanjutnya jika dirasa irisan tersebut sudah menampilkan posisi


yang tepat untuk dilakukan penusukkan jarum biopsy kemudian menghitung
sela jaring-jaring kawat marker ke berapa untuk penanda tempat penusukkan
jarum biopsy dan diukur dari sela jaring-jaring ke tanda ROI untuk mengetahui
berapa panjang jarum yang akan dimasukkan.
Hasil hitung sela jaring-jaring kawat marker yang didapat adalah 7
dari lateral dan pengukuran kedalaman jarum didapatkan 40.86 mm dengan
ketinggian meja 1174.1 mm. Kemudian radiografer memberi titik pada
jaring-jaring dan melepas jaring-jaring tersebut. Setelah titik penanda sudah
didapat dokter spesialis paru akan melakukan penusukan dengan kedalaman
hasil pengukuran yang sudah didapat sebelumnya.
Setelah jarum sudah ditusukkan pada titik yang sudah ditentukan
maka dilakukan scanning dengan area scanning selebar jaring-jaring kawat
marker untuk mengetahui apakah jarum sudah tepat mengenai tumor atau
belum. Jika jarum sudah tepat mengenai tumor dokter spesialis paru dibantu
perawat dari ruang tindakan melakukan pengambilan sampel jaringan
( biopsy ). Setelah sampel sudah didapat sampel jaringan diletakkan pada
kaca obyek sebanyak 10 buah. Hasil biopsy diletakkan di kaca obyek untuk di
lakukan pembacaan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi (PA). Ketika
dokter patologi anatomi telah menemukan hasil maka pemeriksaan selesai.
Luka bekas biopsy diplester dengan kassa bethadine. Pasien diturunkan dari
meja pemeriksaan diinstruksikan untuk kembali ke bangsal.
Pada pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) G
uide pada pasien Tn.K tidak dilakukan scanning post biopsy dan
tidak ada pengolahan film. Scanning post biopsy seharusnya
dilakukan untuk melihat adanya komplikasi akibat prosedur ini,
yang meliputi pneumothorax, perdarahan, emboli, dan lainnya.
Kemungkinan komplikasi meningkat ketika pasien sudah tua, tidak
kooperatif saat pemeriksaan. (J Thorac Dis. 2015).
Seharusnya pada pemeriksaan ini disertai dengan
pengolahan film apabila terdapat efek samping yang mungkin
terjadi pada selang waktu setelah tindakan biopsy dilakukan agar
bisa dievaluasi apakah efek tersebut dikarenakan tindakan biopsy
atau tidak.
Proteksi radiasi yang dilakukan pada pasien adalah dengan
melakukan scanning sesuai dengan surat permintan dokter, tidak mela
kukan pengulangan scanning dan area scanning hanya selebar
jaring-jaring kawat marker. Untuk petugas radiologi proteksi yang
digunakan adalah dengan menutup pintu antara ruangan MSCT
dengan ruang operator saat scanning berlangsung. Kemudian proteksi
radiasi untuk masyarakat yaitu dengan menutup ruangan MSCT
kemudian menyalakan lampu indicator sebagai tanda bahwa sedang
ada proses scanning berlangsung. Selain itu, didalam ruangan MSCT
tidak boleh ada orang lain selain pasien.
Kesimpulan
1. Teknik pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB )
Guide pada kasus tumor paru sinistra di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
Meliputi teknik pre biopsy dan biopsy tanpa ada post biopsy.

2. Teknik pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) Gui


de pada kasus tumor paru sinistra di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga menggunakan
protocol chest HX RS dengan slice thicknes 3mm dan area
scanning selebar jaring-jaring kawat marker.
3. Proteksi radiasi yang digunakan Proteksi radiasi yang dilakukan
pada pasien adalah dengan melakukan scanning sesuai dengan surat per
mintan dokter, tidak melakukan pengulangan scanning dan area
scanning hanya selebar jaring-jaring kawat marker. Untuk petugas
radiologi proteksi yang digunakan adalah dengan menutup pintu
antara ruangan MSCT dengan ruang operator saat scanning
berlangsung. Kemudian proteksi radiasi untuk masyarakat yaitu
dengan menutup ruangan MSCT kemudian menyalakan lampu
indicator sebagai tanda bahwa sedang ada proses scanning
berlangsung. Selain itu, didalam ruangan MSCT tidak boleh ada orang lai
n selain pasien.
Saran

1. Dalam pemeriksaan MSCT Trans Thoracic Biopsy ( TTB ) Guide


pada kasus tumor paru sinistra di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru
dr. Ario Wirawan Salatiga sebaiknya dilakukan post biopsy
untuk mengetahui adanya pneumothorax atau tidak.

2. Sebaiknya pada pemeriksaan ini disertai dengan pengolahan film


apabila terdapat efek samping yang mungkin terjadi pada selang waktu
setelah tindakan biopsy dilakukan agar bisa dievaluasi apakah efek
tersebut dikarenakan tindakan biopsy atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai