A. Penulis Jurnal : Hideyuki Tamai, MD, Yoshie Takiguchi, MT, Masashi Oka, MD,
Naoki Shingaki, MD, Shotaro Enomoto, MD, Tatsuya Shiraki, MD, Machi Furuta,
MD, Izumi Inoue, MD, Mikitaka Iguchi, MD, Kimihiko Yanaoka, MD, Kenji Arii,
MD, Yasuhito Shimizu, MD, Hiroya Nakata, MD, Toshiaki Shinka, MD, Tokio
Sanke, MD, Masao Ichinose, MD (The America Institute Ultrasound of
Medecine).
C. Ringkasan
Untuk mengevaluasi lesi ginjal dapat menggunakan modalitas CT- Scan,
MRI, dan USG. USG merupakan modalitas yang paling mudah dilakukan dan
non invansive. Di Jepang, penggunaan ultrasonografi dalam skrining massal
meningkatkan jumlah karsinoma sel ginjal asimptomatik yang ditemukan secara
tidak sengaja. Ketika massa solid ginjal terdeteksi perlu memastikan apakah itu
tumor jinak atau ganas. Sel cancer pada ginjal dapat dilihat dari banyaknya
aliran darah dan hypervascularity pada pencitraan kontras secara klinis
diaanggap sebagai bukti adanya tumor. Informasi tentang aliran darah sangat
penting dalam mendiagnosis lesi ginjal dan merencanakan perawatan.
Saat ini, CT kontras paling sering digunakan untuk mengevaluasi aliran
darah tumor ginjal. Modalitas ini lebih sensitif daripada ultrasonografi dalam
mendeteksi tumor trombus di vena ginjal dan vena cava inferior atau metastasis
dan invasi organ yang berdekatan, oleh karena itu digunakan untuk
memutuskan pementasan tumor untuk perawatan bedah. Tetapi kekurangan CT
Scan menggunakan kontras adalah dosis radiasinya yang besar, resiko
merangsang disfungsi ginjal parah, dan kontraindikasi terhadap iodine.
Contrast-enhanced ultrasonography (CEUS) lebih sensitif daripada usg colour
Doppler dalam mendeteksi aliran darah, tidak melibatkan radiasi, dan dapat
dilakukan dengan aman. Meskipun berpotensi sebagai alat pencitraan yang
sangat berguna, CEUS masih belum banyak digunakan dalam praktek klinis,
dan beberapa laporan telah membahas penggunaannya dalam evaluasi tumor
ginjal. Dalam penelitian ini, akan mengevaluasi dan membandingkan kegunaan
CEUS dengan CT kontras dalam diagnosis tumor ginjal.
Subjek penelitian ini adalah 29 pasien dengan tumor gijal padat yang
terdeteksi dengan conventional gray scale ultrasonography. Semua pasien
dievaluasi lebih lanjut dengan CT contras dan CEUS, dan tumor yang diduga
ganas direseksi di departemen urologi di rumah sakit universitas antara Maret
2002 dan Oktober 2004. Diagnosis patologis terakhir dari tumor ginjal padat
dikonfirmasi dari ginjal yang direseksi. Persetujuan resmi diperoleh dari semua
pasien. 21 pria dan 8 wanita terdaftar, dengan usia rata-rata ± SD 63,5 ± 11,9
tahun. Rata-rata diameter tumor 51,3 ± 20,8 mm.
D. Komentar Mahasiswa
Pada jurnal tersebut sudah dijelaskan metode secara rinci baik dari
pengambilan sample, pengguaan modalitas, dan spesifikasi modalitas. Penelitian
ini diperjelas pula dengan adanya bukti gambar hasil penelitian. Meskipun tidak
terdapat perbedaan yang mencolok antara penggunaan modalitas Contrast-
enhanced ultrasonography (CEUS) dan CT kontras dalam mendeteksi tumor
pada ginjal, tetapi CEUS dapat menjadi pilihan saat pasien mengalami
kontraindikasi media kontras pada pemeriksaan CT kontras serta pemeriksaan
menggunakan modalitas CEUS ini non invansiv. CEUS juga bisa digunakan
dalam mendeteksi hypovaskular tumor ginjal.