Disusun Oleh :
1. Gusminandar (1701034)
2. Iqbal Aji Pratama (1701038)
3. Ozzi Maulana Noor (1701064)
4. Erin Kartika Mauliana (1701026)
5. Evi Milasari (1701028)
6. Nurrohmah setiyowati (1701060)
7. Nurul Azmi Azizah (1701062)
8. Yudha Hupayanti (1701076)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya dalam menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui mengenai “Prinsip Fisika pada Ct-Scan” yang kami sajikan dalam makalah
ini. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan kali ini, penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada kepada
pihak – pihak yang telah membantu baik dukungan moril maupun materiil dan yang
memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Penulis
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Generasi terbaru dari CT scan yaitu MSCT scan 64 slice (Multi Slice Computed
Tomography Scanning 64 slice) yang mampu menghasilkan gambar secara rinci
dari bagian tubuh manusia seperti kepala, dada, perut, pembuluh darah dan
sebagainya. MSCT 64 slice merupakan generasi CT scan lebih canggih
dengan peningkatan kecepatan yang sangat signifikan dari generasi terdahulu,
sehingga penegakan diagnosis dapat lebih akurat (Fujii et al., 2009). Dosis efektif
yang dihasilkan pada pemeriksaan CT scan kepala sekitar 2 mSv, CT scan thorax
sekitar 8 mSv, dan CT scan abdomen sekitar 10-20 mSv.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan
komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh
gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus
yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar
mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan
sampai seluruhproses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam,
tergantung pada jenis CT scan yang digunakan (waktu ini termasuk waktu check-in
nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan
scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu
selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis
prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum
suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses
scanning khususnya untuk daerah
perut.
CT Scan memiliki beberapa kelebihan dibanding x-ray biasa: citra yang
diperoleh CT Scan beresolusi lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat
difokuskan pada satu organ atau objek saja, dan citra perolehan CT Scan menunjukkan
posisi suatu objek relatif terhadap objek-objek di sekitarnya sehingga dokter dapat
mengetahui posisi objek itu secara tepat dan akurat. Kelebihan-kelebihan tersebut
telah membuat CT Scan menjadi proses radiografis medis yang paling sering
direkomendasikan oleh dokter dan, dalam banyak kasus, telah menggantikan proses
x-ray biasa secara total.
4
Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan yang biasa digunakan, di
antaranya:
2.2.1 Tahun 1917 , J.H. Radon melakukan transformasi radon, gambar dari
objek yang tidak diketahui dapat digambarkan dari proyeksinya
2.2.2 Tahun 1963 , A.M. Cormack mulai mengembangkan teknik untuk menentukan
distribusi penyerapan tubuh manusia.
5
2.2.3 Tahun 1972 , G.N. Hounsfield dan J. Ambrose menghasilkan gambaran CT
pertama kali untuk keperluan klinis
2.2.4 Tahun 1974, 60 unit CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
2.2.5 Tahun 1975 , First Whole Body scanner in clinical use. Untuk pertama kalinya CT-
Scan dapat digunakan untuk pemeriksaan seluruh tubuh
2.2.6 Tahun 1979 , Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel
2.2.7 Tahun 1989, diperkenalkannya Spiral CT
2.2.8 Tahun 1998, diperkenalkannya Multislice CT
2.2.9 Tahun 2000, lebih dari 30000 clinical CT Installations
6
Tahap pertama pada akuisisi data adalah proses scanning. Selama
scanning tabung sinar-x dan detektor berputar mengelilingi pasien untuk
mendapatkan data atenuasi pasien. Detektor menangkap radiasi yang
diteruskan melalui pasien dari beberapa lokasi dan dari beberapa sudut. Sebagai
hasilnya, nilai transmisi relatif atau pengukuran atenuasi dapat dihitung sebagai
berikut:
Transmisi relatif = log I0
I
dengan I0 = Intensitas sinar-X pada tabung
I = Intensitas sinar-X pada detector
7
Sinar-X yang mengalami atenuasi setelah menembus objek akan
ditangkap oleh detektor yang berhadapan dengan sumber sinar dan terletak di
belakang objek. Pada saat yang bersamaan detektor menerima berkas sinar-X
yang langsung berasal dari sumber, berkas radiasi tersebut oleh detektor diubah
dalam bentuk sinyal listrik yang akhirnya oleh analog digital converter
diubah dalam bentuk digital.
Selanjutnya data tersebut dikirim ke komputer dan melalui proses
matematis data- data tersebut direkonstruksi dan ditampilkan kembali pada layar
monitor berupa citra dengan skala keabuan.
2.3.2 Pengolahan data Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-
ray didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga
dipengaruhi oleh collimator dan detektor. Secara sederhana dapat digambarkan
sebagai berikut :
8
Gambar 2.3.2 Collimator dan Detektor
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi
arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal
melaui proses berikut :
9
Pada beberapa CT Scan, detektor mampumelakukan perhitungan yang
sangat cepat dan mikroprosesor khusus melakukan operasi pemrosesan gambar.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar
tomografi, mulai dari back projection sampai konvolusi.
Metode back projection banyak digunakan dalam bidang kedokteran. Metode
ini menggunakan pembagian pixel-pixel yang kecil dari suatu irisan
melintang. Pixel didasarkan pada nilai absorbsi linier. Kemudian pixel-pixel ini
disusun menjadi sebuah profil dan terbentuklah sebuah matrik. Rekonstruksi
dilakukan dengan jalan saling menambah antar elemen matrik.
Untuk mendapatkan gambar rekonstruksi yang lebih baik, maka digunakan metode
konvolusi. Proses rekonstruksi dari konvolusi dapat dinyatakan dalam bentuk
matematik yaitu transformasi Fourier.Dengan menggunakan konvolusidan
transformasi Fourier, maka bayangan radiologi dapat dimanipulasi dan dikoreksi
sehingga dihasilkan gambar yang lebih baik.
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari picture
element (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini
merupakan salah satu struktur elemen dalam memori komputer yang berfungsi untuk
merekonstruksi gambar. Jumlah ukuran matriks yang dapat digunakan yaitu 80 x 80,
128 x 128, 256 x 256, 512 x 512 dan 1024 x 1024. Rekonstruksi matriks ini berpengaruh
terhadap resolusi gambar yang akan dihasilkan. Semakin tinggi matriks yang dipakai,
maka semakin tinggi resolusi yang akan dihasilkan
Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis (algorithma) yang
digunakan dalam merekonstruksi gambar. Ada 3 rekonstruksi dasar algoritma yang
digunakan pada CT kepala, cervikal dan tulang belakang.
a. Algoritma standar
Standar algoritma menyediakan resolusi kontras yang baik dan oleh sebab
itu algoritma ini menjadi pilihan untuk pemeriksaan brain. Selain itu
juga berguna untuk soft tissue pada kepala, wajah, dan tulang belakang.
10
b. Bone algoritma
11
Eimage adalah energi eksternal yang menarik kurva mendekati pinggiran
dari obyek. Gradien dari sebuah gambar dapat digunakan sebagai energi tersebut.
Econ adalah energi tambahan yang dapat ditambahkan oleh pengguna untuk
menarik kurva ke suatu bagian gambar tertentu.
Salah satu kelemahan dari metode edge detection tersebut adalah
diperlukannya inisialisasi kurva yang cukup dekat dengan pinggiran suatu obyek
yang akan dideteksi. Metode lain yang tidak memerlukan inisialisasi kurva
adalah dengan menggunakan threshold/batas untuk mendapatkan suatu
bagian/obyek dari sebuah gambar. Metode ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
misalkan nilai intensitas suatu obyek yang akan disegmen berada pada selang
[tj1,tj2], maka berdasarkan gambar yang akan disegmen, akan dibuat gambar
baru dengan pixel pi, di mana
di mana qi adalah nilai pixel index i pada gambar asli, dimana gambar yang
digunakan adalah grayscale.
Setelah komputer melakukan proses rekonstruksi gambar, hasil
gambar tersebut bias ditampilkan dan disimpan untuk nantinya dianalisis
ulang. Biasanya gambar ditampilkan pada cathode ray tube (CRT), meski
teknologi tampilan gambar lainsekarang juga tersedia; seperti teknologi layar
sentuh untuk pengaturan scan dankontrol pada beberapa CT Scan. Namun
begitu, CRT tetap merupakan alat terbaik untuk menampilkan gambar gray
scale.Monitor bersatu dengan konsul kontrolyang memungkinkan radiografer
(operatorkonsul) dan radiologis (physician konsul) memanipulasi, menyimpan
dan merekam gambar. Manipulasi gambar menjadi popular pada CT, dan
banyak software computer tersedia.
12
Gambar-gambar dapat dimodifikasi untuk membuatnya lebih bermakna
bagi yang melihat. Seperti gambar irisan axial bisa dijadikan irisan coronal,
sagital dan paraxial (reformat).Gambar juga bias diberi perlakuan smoothing
(melembutkan),edge enhancement, manipulasi gray scale dan proses tiga
dimensi.Gambar bisa direkam dan selanjutnya disimpan dalam beberapa format
data.
Biasanya dalam bentuk film sinar-X karena memiliki rentang gray scale
yang lebar dibanding film biasa. Beberapa model perekaman seperti
multiformat video camera juga dipakai, meski sekarang ini laser kamera
dikembangkan dan lazimdipakai di radiologi.
Gambar CT dapat disimpan dalam pita magnetik dan cakram magnetik.
Saat ini, teknologi penyimpanan optik telahmenambah dimensi penyimpanan
informasi dari CT Scan. Pada penyimpanan optik, data yang terekam dibaca
oleh sinar laser. Pada kasus ini penyimpanannya bias disebut laser storage.
Media penyimpanan optik seperti disket, pita kaset dan kartu (lihat bab
7).Pada CT, komunikasi bermakna transmisi elektronik data berupa tulisan dan
gambar dari CT Scan ke alat lain seperti laser printer, diagnostic workstation,
layar monitor di radiologi, ICU, kamar operasi dan trauma di RS; dan
komputer di luar RS. Komunikasi elektronikpada CT perlu protokol standar yang
memungkinkan koneksitas (networking) antar modalitas (CT, MRI, digital
radiography danfluoroscopy) dan peralatan multivendor.
2.4.1 Posisi pasien harus dalam keadaan terlentang dengan tangan terkendali
13
2.4.4 Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45
menit
2.4.6 Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar
dengan memakai protective lead approan
a. Observasi keadaan alergi terhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi
alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.
b. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur
berlangsung.
c. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian
zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam.
d. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang
cepat oleh seorang perawat dan dokter bila terjadi hal tersebut pada pasien.
14
2.5.2 Kekurangan CT Scan
a. Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi
sinar X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu
kondisi kehamilannya sebelum pemeriksaan. Munculnya artefak (gambaran
yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal
ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien
menggunakan tambal gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi
jaringan tubuh tertentu.
b. Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan
gambar.
15
BAB III
PENUTUP
2.5 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
16
DAFTAR PUSTAKA
17