Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

Diagnostic accuracy of oblique chest radiograph for occult


pneumothorax: comparison with ultrasonography

Oleh:

MOH. ALI MAKKI (201410420311011)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN
PRESNTASI JURNAL

Diagnostic accuracy of oblique chest radiograph for occult


pneumothorax: comparison with ultrasonography

Oleh :
MOH. ALI MAKKI (201410420311011)

Telah Dipresentasikan
Hari : ...........
Tanggal : ……....
Dan dinyatakan layak oleh:

Fasilitator Kelompok Penguji Pleno

(....................................) (..................................)

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Segala puji bagi Allah, Tuhan segala makhluk yang telah memberikan Kami nafas
untuk hidup. Segala puji teruntuk-Nya, atas rahmat yang telah dihadirkan dalam setiap
detiknya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan segala kekurangan yang
masih terdapat didalamnya.
Shalawat dan salam seraya Kami haturkan kepada Sang Rasul Muhammad SAW,
Sang panutan yang selalu Kami rindukan syafaatnya dihari akhir nanti. Tugas Presentasi
Journal 1 tentang Sistem Respirasi dengan segenap keikhlasan yang Kami kumpulkan
disela-sela waktu yang telah ditetapkan.
Namun keikhlasan tersebut serasa tidak terbuang sia-sia saat semua jerih payah
ini terbayar dengan terselesaikannya tugas ini. Pada akhirnya Kami terus
mengharapkan manfaat dan timbal baliknya dari para pembaca sebagai sarana untuk
memperbaiki segala kekurangan yang ada di dalam tugas kali ini.

Malang, 25 februari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..........................................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 5
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 7

BAB II JURNAL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Profil Penelitian ....................................................................................................

3.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................................

3.3 Desain Penelitian ..................................................................................................

3.4 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Metode PICO ..................................................

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................................
4.2.Saran ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumothorax adalah kondisi yang dikenal dengan paru-paru runtuh. Pneumothorax


terjadi ketika ada kebocoran udara ke dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada. Hal ini
mendorong udara di bagian luar paru-paru dan membuatnya terdesak. Pneumothorax adalah
kondisi yang dikenal dengan paru-paru runtuh. Pneumothorax terjadi ketika ada kebocoran
udara ke dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada. Hal ini mendorong udara di bagian
luar paru-paru dan membuatnya terdesak.
Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif menggunakan gelombang
suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz ( >20 kilohertz) untuk menghasilkan
gambaran struktur organ di dalam tubuh.1 Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-
20.000 hertz.1 Gelombang suara antara 2,5 sampai dengan 14 kilohertz digunakan untuk
diagnostik. Gelombang suara dikirim melalui suatu alat yang disebut transducer atau probe.
Obyek didalam tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan
ditangkap oleh suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis dan
ditayangkan di layar. Pemeriksaan USG toraks lebih aman dibanding dengan pemeriksaan
computed tomography scaning (CT Scan) dan radiologi karena tidak menggunakan radiasi.
USG toraks dibandingkan dengan magnetic resonance imaging (MRI) lebih aman karena
tidak menggunakan medan magnet yang kuat.
Pemeriksaan Radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan
menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat di dalam rongga dada.
Teknik radiografi thorax terdiri dari bermacam-macam posisi yang harus dipilih disesuaikan
dengan inidikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis kronis, KP, fleural effusion, pneumo
thorax dan lain-lain. Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang
melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax
termasuk paru-paru, jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung
kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining
penyakit paru
Tujuan Penulisan
- Untuk memenuhi tugas komunitas.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profile Penelitian :

Judul penelitian : Diagnostic accuracy of oblique chest radiograph for occult


pneumothorax: comparison with ultrasonography

Pengarang/Author/s : Shokei Matsumoto1*, Kazuhiko Sekine2, Tomohiro Funabiki1,


Tomohiko Orita1, Masayuki Shimizu1, Kei Hayashida1, Taku
Kazamaki1, Tatsuya Suzuki3, Masanobu Kishikawa4, Motoyasu
Yamazaki1 and Mitsuhide Kitano1

Sumber/Source : Biomed central

Key Words : Oblique chest radiograph, Lung ultrasound, Occult pneumothorax,


Diagnosis

Abstract/Latar Belakang : An occult pneumothorax is a pneumothorax that is not


seen on a supine chest X-ray but is detected by computed
tomography scanning. However, critical patients are
difficult to transport to the computed tomography suite.
We previously reported a method to detect occult
pneumothorax using oblique chest radiography (OXR).
Several authors have also reported that ultrasonography is
an effective technique for detecting occult pneumothorax.
The aim of this study was to evaluate the usefulness of OXR
in the diagnosis of the occult pneumothorax and to
compare OXR with ultrasonography.

Tanggal Publikasi : (Received: 22 April 2015 Accepted: 23 June 2016)


3.2 Deskripsi penelitian berdasarkan metode PICO

Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi


kegunaan OXR dalam diagnosis OPX.

Desain Penelitian : Desian penelitian dengan Study design and clinical managemen
untuk membandingkan efektifitas dan kegunaan OXR (oblique
chest radiographi) dengan LUNG US (ultrasonography paru)

Populasi/ sample : Penelitian dilakukan di ruang gawat darurat di rumah sakit


seisekai yokohamasi Tobu sejak 1 januari 2010 hingga 31
desember 2014. Selama penelitian terdapat 3460 pasien trauma
yang mendatangi ruang gawat darurat dan terdapat 159 pasien
yang memenuhi kriteria penelitian

Intervensi : intervensi yang di lakukan sesuai dengan ATLS, semua


pasien segera menjalani pemeriksaan APRX setelah masuk ruang
gawat darurat. Jika kriteria terpenuhi maka,pasien menjalani
OXR(oblique chest radiographi) dan LUNG US (ultrasonografi
paru) dalam posisi terlentang dan selanjutnya menjalankan CT
scan. CT scan dianggap sebagai standart emas dan di analisis
bersama dengan OXR dan LUNG US

Comparator :
Outcomes : Kedua metode memiliki spesifisitas tinggi untuk diagnosis
OPX tapi sensitivitas rendah. Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara akurasi dari dua metode dalam hal diagnosis OPX.

Kelebihan dan Kekurangan dari penelitian.

- Kelebihan : Kelebihan jurnal tidak dijelaskan

- Kekurangan : sulit memahami comparasinya

Manfaat Hasil Penelitian bagi keperawatan

Manfaat Praktis : Perawat dapat mengetahui ke efektifan antara OXR(oblique


chest radiographi) dan LUNG US (ultrasonografi paru) dan
sekaligus memeberikan pemilihan yang lebih luas pada pasien
untuk mendeteksi pneumothorax karena dengan menggunkan CT
scan memerlukan biaya yang tidak murah.
Manfaat Teoritis : Untuk pengembangan keilmuan di bidang kesehatan,
terutama dibidang pengetahuan tentang pasien pneumothorax

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan : OXR(oblique chest radiographi) dan LUNG US (ultrasonografi


paru) adalah alat yang baik untuk diagnosis OPX. Selain itu,
pendeteksian dari OPX oleh OXR dapat menghilangkan kebutuhan untuk
tabung thoracostomy langsung. OXR sederhana dan efektif pada pasien
trauma yang sulit untuk mentransfer ke CT scan. Meskipun ada beberapa
metode untuk mendeteksi OPX, masing-masing memiliki karakteristik
yang khas, kelebihan, dan kekurangan.

Saran :

DAFTAR PUSTAKA

1. Jaarsma T, Johansson P, Ågren S, Strömberg A. Quality of life and symptoms of


depression in advanced heart failure patients and their partners. Curr Opin
Support Palliat Care. 2010;4:233–7. doi:10.1097/SPC.0b013e328340744d.
2. Clark AM, Spaling M, Harkness K, Spiers J, Strachan PH, Thompson DR,
Currie K. Determinants of effective heart failure self-care: a systematic
review of patients’ and caregivers’ perceptions. Heart. 2014;100:716–21.
doi:10.1136/heartjnl-2013-304852.
3. Orem DE. Nursing: concepts of practice (5th ed.). St. Louis, MO: C. V.
Mosby; 1995.
4. Heart Failure Society of America [HSFA]. Comprehensive heart failure practice
guideline. J Card Fail. 2010;16(6):475–539. doi:10.1016/j.cardfail.2010.04.005.
5. Zavertnik JE. Self-care in older adults with heart failure: an integrative review.
Clin Nurse Spec. 2014;28(1):19–32. doi:10.1097/NUR.0000000000000021.
6. Clark PC, Dunbar SB. Family partnership intervention: a guide for a family
approach to care of patients with heart failure. AACN Clin Issues. 2003;
14(4):467–76.
7. Strachan PH, Currie K, Harkness K, Spaling M, Clark AM. Context matters in
heart failure self-care: a qualitative systematic review. J Card Fail. 2014;20(6):
448–55. doi:10.1016/j.cardfail.2014.03.010.
8. Miller ST, Beech BM. Rural healthcare providers question the practicality of
motivational interviewing and report varied physical activity counseling
experience. Patient Educ Couns. 2009;76(2):279–82. doi:10.1016/j.pec.2008.12.022.
9. Salyer J, Schubert CM, Chiaranai C. Supportive relationships, self-care
confidence, and heart failure self-care. J Cardiovas Nurs. 2012;27(5):384–93.
doi:10.1097/JCN.0b013e31823228cd.
10. Riegel B, Dickson VV. A situation-specific theory of heart failure self-care. J
Cardiovas Nurs. 2008;23(3):226–35. doi:10.1097/01.JCN.0000305091.35259.85.

Anda mungkin juga menyukai