Anda di halaman 1dari 41

4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.

Pengertian Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Teori tentang pencitraan Magnetic Resonance Imaging (MRI) muncul

pertama sekali pada tahun 1938, ketika Isidor Isaac Rabi menemukan metode
Fenomena

pengukuran momen magnetik inti atom atau nuclear magnetic moment.


fisi resonansi magnet inti atau nuclear magnetic resonance (NMR) studi
spektroskopi dari magnet sifat dari inti atom. Resonansi adalah kopling energi
yang menyebabkan inti individu, ketika ditempatkan di kuat medan magnet
eksternal, untuk selektif menyerap, dan kemudian rilis, energi yang unik untuk
mereka inti dan lingkungan sekitarnya. Deteksi dan analisis sinyal NMR telah
dipelajari secara ekstensif sejak tahun 1940 sebagai alat analitik kimia dan
penelitian biokimia. Baru diamati pada tahun 1946 secara terpisah oleh Felix
Bloch dari Standford University dan Edward Purcell dari Harvard University.
Penggunaan momen magnet nukleus pertama sekali dipakai di bidang analisis

magnetik

kimia. Pada tahun 1973, Paul Lauterbur menggunakan gradien medan


untuk pertama kalinya membuat citra dari resonance magnet inti atau nuclear
magnetic resonance, dan setelah tahun 1977 Magnetic Resonance Imaging
digunakan untuk mendiagnosis tubuh manusia (Pierce, 1995). MRI mempunyai

pada
anatomis

peningkatan dalam teknik imaging paling serbaguna hingga saat ini, yang
awalnya merupakan alat imaging mampu menganalisa sebagian besar
kemudian meningkat ke suatu fungsional fisiologis system organ tubuh
(Bryan, 2010).
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) adalah suatu alat diagnostik

medan

muthakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan


magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan

potongan

sinar X, ataupun bahan radioaktif, yang menghasilkan rekaman gambar


penampang tubuh / organ manusia dengan menggunakan medan magnet

getaran

berkekuatan antara 0,064 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi
terhadap inti atom hidrogen. Merupakan metode rutin yang dipakai dalam

diagnosis medis karena hasilnya yang sangat akurat. Dengan beberapa faktor

Universitas Sumatera Utara

koronal,
sehingga

kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya membuat potongan


sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien
sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang

manusia
dan

belakang dan susunan saraf pusat dan memberikan gambaran detail tubuh
dengan perbedaan yang kontras, dibandingkan dengan pemeriksaan CT- scan
X-ray lainnya sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi
secara detail (Bushberg, 2002).
2.2.

Radio Frekuensi (RF)


Pada pulsa RF mengubah energi proton sehingga dapat menyebabkan

pulsa

transisi dan pemberian frekuensi radio dengan waktu yang singkat disebut
frekuensi radio yang merupakan gelombang elektromagnetik, pulsa RF yang
diberikan sama dengan frekuensi Larmor yang dimiliki proton. Pada keadaan

Dalam
ke

tersebut proton yang sedang berpresisi akan mendapat tambahan energi.


pemberian frekuensi radio proton pada tingkat energi rendah akan tereksitasi
tingkat energi yang lebih tinggi, peristiwa ini disebut resonansi magnetik. Pulsa
RF yang menggerakkan magnetisasi (M) dari posisi setimbang ke bidang
transversal disebut pulsa 900. Pulsa RF yang menggerakkan M dengan arah

yang
berlawanan dengan arah asalnya dinamakan pulsa 1800. Kedua pulsa tersebut
merupakan pulsa yang mempunyai persamaan yang sangat besar dan penting
dalam metode MRI. Beberapa masalah RF dalam gambar MRI tidak disebabkan
sistem

oleh ganguan luar melainkan oleh masalah dengan komponen internal dari
seperti kerusakan dari pemancar RF, sambungan listrik yang buruk, atau
kegagalan sirkit terkait dengan kumparan penerima (Blink, 2004).
2.3.

Kelebihan Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Ada beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CTScan yaitu :
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan
lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.

Universitas Sumatera Utara

3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan


difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CTScan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring
tanpa merubah posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion
2.3.1. Keuntungan Menggunaakan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
1. Menggunakan sinar pengion.
2. Tidak berbahaya.
3. Tidak menimbulkan rasa sakit.
4. Dapat mencegah kebutuhan untuk operasi diagnostik lebih dini
mendeteksi bila ada masalah kesehatan.
2.3.2. Tipe Tipe Magnetic Resonance Imaging(MRI)
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang
luas
b.MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
MRI bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
a. MRI Tesla tinggi (High Field Tesla) memiliki kekuatan di atas 1-1,5 T
b.MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 T
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5T
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih Magnetic Resonance Imaging(MRI)
teknikFast
dibuat

yang memiliki tesla tinggi karena alat tersebut dapat digunakan untuk
Scan yaitu suatu teknik yang memungkinkan 1 gambar irisan penampang
dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak irisan penampang
yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya variasi
gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.

2.4.

Flip angle (FA ) atau sudut balik

Universitas Sumatera Utara

FA adalah sudut yang ditempuh net magnetisasi vektor (NMV) pada

waktu

relaksasi.NilaiFlip angle (FA) akan mempengaruhi kekontrasan gambar, dimana


besar kecilnyadapatdibagi menjadi :
1.

Sudut balik kecil ( 5 30 )


Sudut balik kecil menghasilkan magnetisasi longitudinal besarsetelah

aplikasi pulsa Radio Frekuensi (RF) sehingga dapat mepersingkat waktu. Sudut
komponen

kecil juga menyebabkan magnetisasi transversal bernilai kecil sehingga


steady state kecil pula. Keadaan seperti ini akan mengurangi pembobotan T2.

pendek.

Hasil gambar lebih didominasi oleh pembobotan jika TR panjang dan TE


Oleh karena itu untuk memperoleh pembobotan T2 TR dan TE harus panjang.
2.

Sudut balik sedang ( 30 60 )


Jika pada pembobotan T1 memerlukan FA yang besar, maka pada

pembobotan T2 diperoleh dengan peningkatan steady state. Oleh karena itu


faktor
TR harus dipertimbangkan. Jika TR pendek ( + 10 mili/detik) maka NMV tidak
cukup untuk melakukan peluruhan magnetisasi transversal sebelum pulsa
sinyal

berikutnya. Sehingga sisa magnetisasi transversal berkontribusi terhadap


berikutnya. TR pendek meningkatkan pembobotan T2, sedangkan TE yang

pendek
akan mengurangi pembobotan T2.
3.

Sudut balik besar


Sudut balik besar (75 90, menurut Hashemi dan 70-110, menurut

Westbrook) akan menghasilkan perbedaan T1 karakteristik dua jaringan dengan


baik. Untuk memperoleh pembobotan T1 maka perbedaan T1 jaringan harus
maksimaldanperbedaanT2nyaharusminimal. Pemulihan penuh (full recovery)
TR

harus dihindari. Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur parameter FA besar,
dan TE pendek.
2.5.

Frekuensi Larmor Jaringan


Di dalam medan magnet eksternal inti atom akan mengalami gerakan

perputaran menyerupai gerakan sebuah gasing. Gasing berputar di atas sumbu


Gerakan

bidang vertikal yang bergerak membuat bentuk seperti sebuah kerucut.


ini disebut dengan presesi. Frekuensi presesi ini besarnya sebanding dengan

atom
magnet

kekuatan medan magnet eksternal dan nilai gyromagnetic inti atom. Apabila
dengan frekuensi gyromagnetic yang berbeda berada dalam suatu medan

Universitas Sumatera Utara

eksternal yang sama maka masing-masing atom mempunyai frekuensi presesi


hidrogen),

yang berbeda. Sebaliknya walaupun atomnya sama (misalnya atom


namun bila diletakkan dalam medan magnet eksternal dengan kekuatan yang

atom

berbeda maka akan menghasilkan frekuensi presesi yang berbeda pula. Inti
hidrogen mempunyai frekuensi presesi 42,6 MHz/ Tesla. Frekuensi presesi ini
disebut juga dengan frekuensi Larmor jaringan dan tiap-tiap inti hidrogen
membentuk net magnetisasi vektor (NMV) spin pada sumbu atau porosnya.
Pengaruh dari Bo akan menghasilkan spin sekunder atau gerakan (NMV)

momen

mengelilingi Bo. Spin sekunder ini disebut precession, dan menyebabkan


magnetik bergerak secara sirkuler mengelilingi Bo. Jalur sirkulasi pergerakan itu
disebut precessionalpath dan kecepatan gerakan NMV mengelilingi Bo
disebut frekuensi presesi . Satuan frekuensinya MHz, dimana 1 Hz = 1 putaran
per detik (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999). Kecepatan atau frekuensi presesi

pada
presesi
yang

proton atom hidrogen tergantung pada kuat medan magnet yang diberikan
jaringan. Semakin kuat medan semakin cepat presesi proton dan frekuensi
yang tergantung pada kuat medan magnet disebut dengan frekuensi Larmor
mengikuti persamaan :
=B.........................................(1)
dengan :
= frekuensi Larmor proton (Hz)
= properti inti gyromagnetik, dan
B = medan magnet eksternal (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999).

Gambar 2.1 Presesi (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999)

Universitas Sumatera Utara

2.6.

Prinsip Dasar dan Sistem Komponen Magnetic Resonansi

Imaging
(MRI)
2
satu
tubuh
100

Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air ( H2O ) yang mengandung
atom hydrogen yang memiliki no atom ganjil (1) yang pada intinya terdapat
proton. Inti hydrogen merupakan kandungan inti terbanyak dalam jaringan
manusia yaitu 1019 inti/ mm3 , memiliki konsentrasi tertinggi dalam jaringan
mmol/ Kg dan memiliki gaya magnetic terkuat dari elemen lain. Dalam aspek

deteksi
Proton
Sebab

klinisnya, perbedaan jaringan normal dan bukan normal didasarkan pada


dari kerelatifan kandungan air ( proton hydrogen ) dari jaringan tersebut.
proton memiliki prilaku yang hampir sama dengan prilaku sebuah magnet.
proton merupakan suatu partikel yang bermuatan positif dan aktif melakukan
gerakan mengintari sumbunya ( spin ) secara kontinyu. Secara teori jika suatu

magnet

muatan listrik melakukan pergerakan maka disekitarnya akan timbul gaya


dengan demikian proton proton dapat diibaratkan seperti magnet magnet yang
kecil ( Bar Magnetic ). Hidrogen memiliki momen magnetik, pelimpahan atau

isotop
dalam

abundance terbesar. Abundance adalah perbandingan jumlah atom suatu


unsur tertentu terhadap jumlah atom seluruh isotop yang ada dinyatakan
persen dapat dilihat pada Tabel 2.1. Oleh karena itu, hidrogen adalah elemen
utama yang digunakan untuk MRI
Tabel 2.1 Inti yang bersifat magnetic (Busberg, 2002)

semua

Proton dan neutron tanpa kita sadari memiliki komponen penyusun


inti atom yang ada di alam. Proton yang memiliki prilaku hampir sama dengan
prilaku sebuah magnet, sebab proton merupakan suatu partikel yang

bermuatan
yang
akan
fenomena

positif dan aktif melakukan gerakan secara kontinyu mengintari sumbunya


disebut dengan pergerakan spinning (Pergerakan Presisi Pada Sumbu), yang
menghasilkan moment dipole magneticyang kuat dan akan membuat
resonansi. Secara teori jika suatu muatan listrik melakukan pergerakan maka

Universitas Sumatera Utara

10

disekitarnya akan timbul gaya magnet dengan demikian proton-proton dapat


diibaratkan seperti magnet-magnet yang kecil ataubar magnetic. Begitu pula
akan
lain

terdapat lebih dari 1 proton dan neutron kemungkinan momen magnetiknya


berpasangan, sehingga menghilangkan kekutan dipol magnetik satu dengan
atau menjadi sangat kecil. Hal ini berarti bila inti dengan proton genap dan

inti
yang

neutron genap akan terdapat momen magnetik bernilai nol, sedangkan untuk
dengan proton dan neutron ganjil akan terdapat nilai momen dipol magnetik
akan membuat fenomena resonansi magnetik dapat dimungkinkan.

juga

Atom Hydrogen bukan hanya berlimpah dalam jaringan biologi tetapi


mempunyai momen dipol magnetik yang kuat sehingga akan menghasilkan
konsentrasi yang besar dan kekuatan yang kuat per inti. Hal ini menyebabkan
sinyal Hydrogen yang dihasilkan 1000 lebih besar dari pada yang lain, sehingga

Dapat

atom inilah yang digunakan sebagai sumber sinyal dalam pencitraan MRI.
kita lihat Gambar 2.2 Spinning proton atom hydrogen.

Gambar 2.2Spinning proton atom hydrogen (Bryan, 2010)


pasangan

Pada atom dengan nomor atom genap, inti atom akan berpasang
sehingga saling meniadakan efek magnetik dengan demikian tidak terdapat inti

dirangsang

bebas yang akan membentuk jaringan magnetisasi sehingga sulit untuk


agar terjadi pelepasan signal.
Secara ringkas dapat disimpulkan prinsip dasar pencitraan MRI adalah

acak
medan

dalam keadaan normal proton proton hydrogen dalam tubuh tersusun secara
sehingga tidak ada jaringan magnetisasi. Ketika pasien dimasukan kedalam
magnet yang kuat dalam pesawat MRI, proton-proton dalam tubuh pasien akan

searah (parallel) dan tidak searah (antiparallel) dengan kutub medan magnet
dan
pesawat dan

pesawat serta melakukan gerakan presesi. Selisih proton proton yang searah
berlawanan arah amat sedikit dan tergantung kekuatan medan magnet

Universitas Sumatera Utara

11

selisih inilah yang akan merupakan inti bebas (tidak berpasangan) yang akan
membentuk jaringan magnetisasi. Pemberian gelombang radio frequency (RF)
diterima

proton menyerap sinyal elektromagnetik atau sinyal MRI. Sinyal - sinyal


oleh sebuah koil antena penerima, selanjutnya sinyal- sinyal tersebut diubah
menjadi pulsa listrik dan dikirim ke sistem komputer untuk diubah menjadi
gambar.

Gambar 2.3 Dasar fisika sinyal MRI (Bitar, dkk., 2006)


Gambar 2.3 merupakan dasar fisika sinyal MRI, dimana (a) inti hidrogen
mengitari sumbunya memiliki medan magnet, panah kuning merupakan arah
sumbu magnetis. Pada awalnya inti hidrogen berpresesi dengan berbagai sudut
berbaris,

(16), tetapi saat dimasukkan dalam medan magnet eksternal (B0) akan

jumlah momen magnetis disebut vektor magnetisasi


net magnetisasi vektor
(NMV). (b) RF diberikan NMV membentuk sudut
komponen magnetisasi yaitu magnetisasi longituginal (Mz) dan magnetisasi
transversal (Mxy).
Presesi Magnetisasi transversal1 disekitar koil penerima,
2
dipengaruhi tegangan (i). Ketika RF dimatikan terjadi T pembangkitan, T
peluruhan dan T . Beberapa komponen utama dalam sistem MRI, yaitu magnet
utama, koil gradien, koil pemancar, koil penerima dan komputer. Magnet utama
untuk memproduksi medan magnet yang besar, yang mampu menginduksi
jaringan, sehingga mampu menimbulkan magnetisasi dalam obyek. Beberapa
jenis magnet utama yaitu Magnet permanen, resistive Magnet, magnet
supercondukti, bahan ini akan menjadi superconductive pada temperatur 4K
(Kelvin) dengan memberikan arus listrik melalui kumparan-kumparan. Untuk
menjaga kemagnetan kumparan harus dalam temperatur yang sangat dingin,

Universitas Sumatera Utara

12

biasanya digunakan helium cair yang disebut juga dengan cryogenbath seperti
Gambar 2.4

2004)

Gambar 2.4 Posisi magnet superkonduktif dalam pesawat MRI (Blink,


Gradien koil untuk membangkitkan suatu medan, terdapat tiga medan

fungsinya

yang saling tegak lurus antara ketiganya, yaitu bidang X, Y dan Z yang
berbeda-beda sesuai dengan irisan yang dipilih, gradien koil X untuk membuat
citra potongan sagital, gardien koil Y untuk potongan koronal dan gradien koil Z
untuk potongan aksial. Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan
maka akan terbentuk potongan oblik.Koil yang umum digunakan, yaitu koil

gelombang

penerima dan koil pemancar. Koil pemancar berfungsi memancarkan


radio pada inti yang terlokalisir sehingga terjadi eksitasi. Sedangkan koil
penerima berfungsi untuk menerima sinyal output dari sistem setelah eksitasi

MRI

terjadi. Sistem Komputer, berfungsi untuk mengontrolsemua komponen alat


dan menyimpan data.
2.7.

Interaksi Spin Proton dengan Medan Magnet Luar

Suatu materi yang terdiri atas inti yang memiliki spin intristik, jika
akan

diletakkan di dalam medan magnet luar, dengan arah sumbu z maka spin tadi
berinteraksi dengan medan magnet yang menimbulkan torka

Energi termal dan arah spin randomdalam jaringan, tidak mempunyai net
bawah

magnetisasi jaringan, menghasilkan momen magnetik keseluruhan nol. Di


pengaruh medan magnet eksternal (Bo) yang kuat spin didistribusikan menjadi

tingkat

dua keadaan energi yaitu sejajar atau pararel dengan medan listrik pada
energi rendah, dan antiparalel pada daerah tingkat energi yang sedikit lebih

tinggi.

Universitas Sumatera Utara

13

Mayoritas spin pada energi rendah. Untuk kekuatan medan magnet yang lebih
tinggi, pemisahan energi dari tingkat energi yang rendah ke energi lebih tinggi,
seperti jumlah kelebihan proton di daerah energi rendah diapat dilihat seperti
Gambar 2.5.

Gambar 2.5 A Tanpa B0 dan B. dengan B0(Bushberg, 2002).


Selain pemisahan daerah energi spin, proton juga mengalamitorka yang
merupakan suatu orientasi momen magnetic ( ) terhadap
0 B seperti
pada berikut;
persamaan

.(2)

dengan0 :

= Torka
= Momen magnetic
0

B = Medan magnet besar


Torka

tersebut menyebabkan spin proton bergerak secara unik

gasing

berotasi mengelilingi medan magnet luar yang diberikan seperti gerakan


yang disebut dengan presisi. Proton berpresisi dengan arah pararel dan anti

moment

pararel.Selisih antara arah pararel dengan anti pararel disebut dengan net
magnetik.
Menurut persamaan Larmor, presesi single proton pada porosnya dengan

Kelompok

frekuensi sudut, sebanding dengan kekuatan medan magneteksternal.


proton dalam keadaan energi paralel dan antiparalel menghasilkansebuah
magnetisasi equilibrium. M0dalam arah medan magnet B0 (Busberg, 2002).

Universitas Sumatera Utara

14

Frekuensi Larmor merupakan frekuensi gerakan presisi proton dengan


persamaan

o
o

Dengan :

(3)

= frekuensi (Hz)
= Giromagnetik
0

B = Medan Magnetik
Karena B0 adalah medan magnet luar, dan adalah rasio giromagnetik.

Karena jumlah energi spin pada keadaan pararel lebih besar dari pada keadaan
anti pararel, maka menghasilkan resultan vektor magnetisasi searah keadaan
paralel atau searah medan sumbu longitudinal.
2.7.1. Komponen Sistem Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Komputer pada MRI merupakan otak dan komponen utama yang
gambar

digunakan untuk memproses sinyal, menyimpan data dan menampilkan


yang dihasilkan. Selain sistem komputer komponen utama pada pesawat MRI
adalah: pembangkit magnet utama, koil gradien, koil penyelaras (shimscoils),
antena atau koil pemancar dan penerima, serta sistem akuisisi data dalam
komputer.
2.7.1.1. Magnet Utama
Untuk keperluan diagnosa klinis diperlukan magnet utama yang

2001).
beberapa
superkonduktor.

memproduksi kuat medan magnet besar antara 0.1 3.0 Tesla (Bontrager,
Pembangkitan medan magnet untuk MRI menggunakan salah satu dari
tipe magnet, yaitu magnet permanen, magnet resistif dan magnet

2.7.1.2. Shims Coils


magnet
shim
dan

Untuk menjaga kestabilan, keseragaman atau homogenitas medan


utama maka dipasang koil elektromagnetik tambahan yang disebut dengan
coil. Inhomogenitas magnet diharapkan tidak melebihi 10 ppm (Westbrook,C,
Kaut,C, 1999).

Universitas Sumatera Utara

15

2.7.1.3. Gradien Coils


Terdapat tiga buah koil gradien yang merupakan penghasil gradien

magnet
sumbu

yaitu gradien x, y dan z masing-masing mengarahkan medan magnet pada


x, y dan z. Ketiganya dapat dioperasikan sesuai dengan kebutuhan arah irisan
pada tubuh yang diperiksa.
2.7.1.4.Antena
Koil radio frekuensi (RF) terdiri dari dua tipe koil yaitu koil pemancar

antena.

(transmitter) dan koil penerima (receiver). Fungsinya lebih mirip sebagai


Koil pemancar berfungsi untuk memancarkan gelombang RF pada inti yang

sedangkan

terlokalisir dengan frekuensi tertentu sehingga terjadi proses resonansi,


koil penerima berfungsi untuk menerima sinyal output dari sistem. Bentuk dan

yang
Jenisnya

ukuran koil penerima ini telah dirancang disesuaikan dengan bagian tubuh
akan diperiksa, misalnya koil untuk Brain, vertebra atau ekstremitas.
ada 3 yaitu koil volume, koil surface dan koil phased array.
2.8.

Spin Echo

Gambar 2.6 Spin Echo (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999).


Spin echo menggunakan eksitasi pulsa 900 yang diikuti olehsatu atau
lebih
rephasing pulsa 180o, untuk menghasilkanspin echo. Jika hanya menggunakan
satu echo gambaran T1Weighted Image dapat diperoleh dengan menggunakan
Time Repetition (TR) pendek dan Time Echo (TE)pendek. Teknik Spin
Echodalam pencitraan MRI terdiri dari dua teknik yaitu spinecho convensional
dan fast spin echo (Bushberg, 2002) yaitu :

Universitas Sumatera Utara

16

1.

Spin Echo Convensional


Spin Echo Convensional adalah sekuen yang paling banyakdigunakan

padapemeriksaan

Magnetic

Resonance

Imaging

(MRI).

Pada spin

echokonvensional, segera setelah pulsa RF(Radio Frekuensi) 90 diberikan,


sebuahFree Induction Decay (FID) segera terbentuk. Dengan menggunakan
kekuatan radiofrekuensi yang sesuai, akan terjadi transferNet Magnetisation
Vector(NMV)bersudut 90kemudian diikuti dengan rephasing pulse bersudut 180
2.

Fast Spin Echo


Fast Spin Echo merupakan bagian dari urutan pulsa spin echo dengan

kali

waktu scanning lebih singkat dari pada spin echoconvensional. Dengan satu
pulsa 90 dipakai aplikasi 180 berkali-kali dalam satu kali TR disebut dengan
ETL (echo train length), dengan cara melakukan lebih dari satu phase encoding
step per TR dan mengisi lebih dari satu baris k-space per TR. Berbagai istilah

with

sequence FSE sesuai dengan system pesawat MRI, disebut rapid acquisition
relaxation enhancement (RARE) oleh system GE, FAME oleh system Philips,
Turbo spin echo (TSE) oleh Siemens (Hoa, 2007).sequenceini diuraikan oleh

convensional

Henning pada tahun 1986 merupakan modifikasi sequencespin echo


dengan aplikasi suatu rangkaian refocusing pulsa 1800 dan memperoleh echo
kembali setelah pulsa1800 (Raul,dkk., 2002)
2.9.

Pembobotan T2 atau Spin-spin Relaksasi


Pembobotan T2 mempunyai 2 pembobotan parameter Waktu Gaung atau

Time Echo (TE) yang lama dan Waktu Pengulangan atau Time Repetition (TR)
yang lama. Biasanya dalam terjemahan Magnetic Resonance Imaging
pembobotan T2 baik dalam menghasilkan sinyal yang terang pada pemeriksaan
akan
dari

kelainan patologi pada pasien. Lemak tidak tampak cerah di bandingkan air
tampak lebih cerah (Robbie, 2006). Nilai TE lebih dari 30 msec dan TR lebih
1000 msec. Dengan TR yang panjang mengakibatkan terjadinya pemerosesan

mencapai
untuk

magnetisasi ke equilibrium untuk semua jenis jaringan (fat, CSF) akan


magnetisasi maksimum, saat itu juga perbedaan intensitas sinyal relative
semua jaringan. Peluruhan sinyal yang banyak mengakibatkan intensitas sinyal
relatif yang dihasilkan menjadi sedikit, menjadi hyperintens. Artinya peluruhan

yang

sinyal yang sedikit akan meminimalkan proses. Begitu juga dengan nilai TE

Universitas Sumatera Utara

17

panjang maka jaringan yang mempunyai nilai TR pendek yaitu lemak pada
pembobotan T2 akan tampak gelap atau hyperintens, karena waktu untuk
meluruh
banyak.

atau relaksasi spin-spin pendek sehingga peluruhan sinyal menjadi lebih


Pembobotan T2 sangat penting dalam memperlihatkan suatu citra dari
vertebra Brain terutama pada irisan - irisan dibandingkan teknik SE
konvensional(Maksymowych, 2007).Pembobotan T2 FSE menggunakan echo
train yang panjang atau ETL (echo train length). Semakin banyak ETL,
pembobotan T2akan semakin tinggi. Hal ini akan menyebabkan kekaburan citra

atau

atau blurring, memungkinkan pengurangan nilai signal to noise ratio (SNR)


perbandingan antara besarnya amplitudo sinyal dengan amplitude noise, yang

merupakan

berpengaruh terhadap kontras citra atau contras to noise ratio (CNR)


salah satu kelemahan FSE (Woodward dan Freimarck, 2001). Penelitian
sebelumnya tentang pengaruh ETL menyatakan pada peluruhan T 2 dengan

echo
train yang panjang atau ETL akan menyebabkan bluringyang berhubungan
dengan pelebaran puncak pada fungsi titik sebaran point spread function (PSF),
menggambarkan luasnya puncak setengah maksimum atau full width at half
maximum (FWHM), yang menghasilkan nilai SNR yang akan mempengaruhi
kontras citra MRI (Qin, 2012). Pada pencitraan MRI selain T2 yang tinggi juga
dengan T2 yang pendek menyebabkan kekaburan dan kerugian terhadap sinyal
amplitudo
2.10.

(Rahmer, et. al, 2006).

Proses sinyal MRI


Waktu pemerosesan terjadinya sinyal MRI yang berasal dari pasien

tersebut melalui 3 fase fisika (Bushberg, 2002)yaitu:


1. fase presesi atau magnetisasi
2. fase resonansi dan
3. faserelaksasi.
1. Fase presesi atau magnetisasi
dimasukan
dipole

Proses terjadinya fase presesi atau magnetisasi ketika pasien akan


kedalam medan magnet yang kuat dalam pesawat MRI, dimana magnetik
atau proton proton dalam tubuh pasien akan parallel dan tidak parallel dengan
kutub medan magnet pesawat, tergantung kekuatan medan magnet pesawat

dan
bebastidak

selisih proton proton yang searah dan berlawanan arah merupakan inti

Universitas Sumatera Utara

18

berpasangan yang akan membentuk jaringan magnetisasi. Proton proton selain


gerakan

terus melakukan spin juga melakukan gerakan relatif yang samadengan


permukan gasing yang disebut gerakan presesi. Frekuensi gerakan presesi
tergantung pada jenis atom dan kekuatan medan magnet luar yang
mempengaruhinya atau kekuatan medan magnetpesawat MRI.
2. Fase resonansi

(RF)

Terjadinya fase resonansi adalah pada saat fase presesi gelombang radio
dipancarkan, proton proton hydrogen akan menyerapnya dan mulai bergerak

pesawat
proton

meninggalkan arah longitudinal yang sejajar dengan arah kutub magnet


menuju kearah transversal dan menghasilkan magnetisasi transversal. Fase
proton bergerak meninggalkan sumbu longitudinal menuju arah transversal
disebut sebagai fase resonansi.
3. Fase relaksasi

transversal
melepaskan

Fase relaksasi ketika proton-proton hydrogen berada pada bidang


ataudecay menuju kembali kearah longitudinal atau recovery sambil
energi yang diserapnya dari gelombang radio dalam bentuk gelombang

sebuah

elektromagnetik yang dikenal sebagai sinyal MRI,yang akan diterima oleh


kumparan atau antena penerima disisi pesawat MRI, fase ini disebut fase
relaksasi. Fase relaksasi dibagi menjadi T1 dan T2. Jika T1 makin lama maka
diperoleh sinyal yang makin besar.Awalnya presesi proton proton berada dalam

keluar

laju dan arah atau fase yang sama namun secara perlahan satu sama lain
dari fase tersebut yang disebabkan terjadinya interaksi protondengan proton
proton disekitarnya atauspin-spin interaction. Magnetisasi proton proton lokal
yang tidak homogen meningkatkan interaksi spin spin dan mempercepat
dephasing sehingga mempercepat penurunan besarnya sinyal(signal decay) ke
nilai nol. Hal ini berarti terdapat adanya sinyal yang hilang (lossof signal).Waktu
yang diperlukan proton proton dari keadaan magnetisasi transversal berkurang
hingga sekitar 37% merupakan nilai T2 yang sebenarnya(Bushberg, 2002).
Sinyal MRI adalah sinyal yang dideteksi pada saat spin berelaksasi
dibidang transversal yang susunannya berupa sinyal sinusoidal yang meluruh
secara eksponensial dengan pertambahan waktu yang disebut dengan Free

induction decay (FID). Proses FID dimana setelah pancaran frekuensiradio di

Universitas Sumatera Utara

19

akan

matikan maka spin partikel akan menyerap energi, kemudian energi tersebut
melemah sedikit demi sedikit dan akan menuju pada satu fase(dephase).
Kehilangan sinyal yang diakibatkan oleh medan magnetik lokal yang tidak
homogen tersebut, menutupi nilai T2 yang sebenarnya. Nilai T2 yang

diakibatkan
oleh adanya medan magnetik yang tidak homogen diberi symbol T2. Proses
interaksi

dephasing diakibatkan oleh hasil interaksi spin spin yang sebenarnya dan
spinspin akibat medan magnet yang tidak homogen.

Gambar 2.7 A.Relaksasi T2 dan B. Waktu peluruhanT2


(Bushberg, 2002)
Gambar 2.7 menunjukkan perbandingan dari kurva peluruhan T2 dan T2.
T2 tergantung pada homogenitas utamamedan magnet dan kontras kerentanan
dalam jaringan misalnya, kontras MRbahan paramagnetik. Hilangnya Mxy fase
intrinsik

koherensi terjadi secara eksponensial disebabkanoleh interaksispin-spin


dalam jaringan, serta ekstrinsik ketidak seragaman medan magnet.

T2decayadalah
waktu peluruhan yang dihasilkan dari sifat magnetik intrinsik sampel.
T2decayadalah waktu peluruhan yang dihasilkan dari kedua variasi medan
magnet
intrinsik dan ekstrinsik (Bushberg, 2002).
Kekuatan sinyal tergantung pada kerapatan proton atau density proton,
waktu relaksasi spin-lattice (T1) dan relaksasi spin-spin (T2) serta sifat magnetik
tubuh pasien.Pada pemeriksaan MRI, kandungan protontergantung pada
kimia

kandungan (kadar) air yang merupakan salah satu material dari komposisi
penyusun jaringan yang diperiksa.

Universitas Sumatera Utara

20

Tabel 2.2 Densitas hidrogen pada beberapa jaringan (Forshult,

2007)

Jaringan
Muscle
Water
Cerebrospinal fluid
Fat
Gray matter
Liver
Lung
Bone
White matter

Densitas
Hidrog
en
82
100
96
88
84
81
5
12
70

2.10.1. Parameter Resolusi Citra


Parameter resolusi citra terdiri dari:
1. Jenis jaringan
2. Resolusi spasial
1.
padat

Jenis jaringan
Jenis jaringan dapat dibagi dua keadaan yaitu cairan atau liquid dan

atau solid. Jaringan padat memiliki molekul-molekul relatif tetap hal ini berarti
cukup
terdekatnya

medan magnetnya tetap dan variasi lokal medan magnetik disekitar proton
berarti, dan jaringan cair medan magnet lokal dari molekul-molekul
berubah dengan cepat, sebagai akibat dari gerakan molekulnya.
Didalam jaringan padat tumbukan tidak sering terjadi karena molekulmolekul relatif tetap, lain halnya dengan jaringan cair tumbukan sering terjadi

energy

karena molekul-molekulnya bebas bergerak dan mengakibatkan transfer


lebih banyak sehingga proton lebih cepat mensejajarkan diri kembali kemedan
magnet (bushberg, 2001)

medan

Proton mensejajarkan diri secara pararel dan anti-aararel terhadap


yang diberikan. Proses pensejajaran tersebut terjadi karena interaksi thermal
molekul-molekul, dimana molekul-molekul dalam jaringan bertumbukan dan
berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi transfer energi.
Waktu relaksasi transversal untuk jaringan padat lebih cepat dibanding

medan

dengan jaringan cair.Karena struktur molekul relatif tetap sehingga medan-

Universitas Sumatera Utara

21

magnetiknya tetap. Ketidakhomogenan lokal tersebut cukup berarti sehingga


menyebabkan efek antar medan magnetic cukup berpengaruh, terutama jika
memberikan

arahnya saling berlawanan sehingga interaksi antar spin-spin cukup


pengaruh pada medan magnet total yang memberikan harga T2 cepat.
Pada jaringan cair molekulnya bebas dan bergerak cepat, sehingga
magnetisasi lokal totalnya sangat cepat menjadi nol, hal ini menyebabkan
interaksi spin-spin tidak cukup berarti. Akiibatnya uuntuk jaringan cair medan
magnet internalnya lemah sehingga T2 kurang berpengaruh pada perbahan

fase.
Hal ini mengakibatkan kostanta waktu T2 jaringan cair panjang.
2.

Resolusi spasial atau spatial resolution


Resolusi spasial adalah faktor yang sangat berhubungan dengan kualitas

(picture
Of

citra. Resolusi spasial dapat diperoleh dengan menentukan jumlah pixel


elemen) atau satuan pembentuk gambar yang ditampilkan dalam FOV (Field
View) dan resolusi spasial berhubungan sekali dengan SNR (Signal to Noise
Ratio) (Bushberg, 2001).
Penggunaan pixel-pixel yang mewakili besarnya frekuensi encoding

window

mengontrol waktu scan dimana arah frekuensi encoding terdapat pada


(band width) yang membaca data dari jaringan yang dipilih. Dimana banyaknya

sebanding

data yang diambil menentukan resolusi vertikal.Pada dasarnya resolusi


dengan pemilihan ukuran jaringan dalam arah frekuensi encoding. Dengan
menggunakan pixel-pixel kecil Maka akan mempertinggi resolusi spasial tetapi

sinyal

dalam hal ini harga signal to Noise Ratio (SNR) berkurang., sebab besarnya
yang sama harus didistribusikan keseluruh pixel yang jumlahnya banyak.
2.10.2. Rekonstruksi Pencitraan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

diantara

Melalui antena frekuensi radio khususnya pada saat proton berada


selang relaksasi, bisa didapatkan sinyal RF yang dipancarkan dari tubuh pasien
yang disebut peluruhan induksi bebas.FID merupakan intensitas sinyal MRI

Fourier

digambarkan sebagai fungsi waktu. Dan dengan melakukan transformasi


terhadap FID menghasilkan spectrum MR. Spektrum MR tersebut merupakan
gambar intensitas sinyal terhadap frekuensi dan puncak dari spectrum PR

menyatakan suatu karateristik jaringan yang diamati. Jika pada magnet utama
Y

tersebut diberikan media magnet gradien yang bedanya bisa diatur (bidang X,

Universitas Sumatera Utara

22

dan Z) yaitu pada potongan tubuh sagital, coronal dan axial, maka didapatkan
yang

spektrum MR yang sesuai (Bushberg, 2001). Dengan medan magnet gradien


kuat medan magnetnya jauh lebih kuat dari pada medan magnet utama, akan
terjadi pembedaan kuat medan magnet diluar potongan tubuh yang dipilih,
sehingga ada bagian yang lebih besar, maupun yang lebih kecil dari frekuensi
larmor. Dengan bantuan seperangkat komputer pesawat MRI yang dibuat atau

oleh

yang deprogram sesuai dengan kekuatan dari medn magnet yang dihasilkan
superconductor didapatkan suatu pencitraan MRI. Pencitraan MRI dilakukan
melalui suatu metode transformasi Fourier yang dapat mengkontruksi citra dari
gambaran MRI. Melalui berbagai proyeksi kemudian dapat direkontruksikan
kedalam layar monitor, dan akan terbentuk gambar yang merupakan hasil dari
pencitraan resonansi magnetic dan disamping dalam bentuk gambar di monitor
juga dapat dimasukkan kedalam kaset (Bushberg, 2001)
2.11. Anatomi Otak Manusia

Gambar 2.8 Otak Manusia (Sobatta,2003)


dari
seluruh

Otak adalah mengendalikan semua fungsi tubuh dan merupakan pusat


keseluruhan tubuh, otak disebut sebagai organ yang paling penting dari
organ di tubuh manusia (Sobatta, 2003).Selain paling penting, otak juga
merupakan organ yang paling rumit.Oleh karena itu disini kita akan membahas
anatomi bagian-bagian otak secara garis besarnya otak dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

23

1. Cerebrum (Otak Besar)


2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)
1.

Cerebrum (Otak Besar)


Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut

dengan nama cerebral cortex, forebrain atau otak depan yang memiliki
kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori
dan kemampuan visual.
2.

Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekatdengan


ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak,
diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat
menjadi
makanan

mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan


tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan
ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.
3.

Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala
bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang
pernapasan,

belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk


denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan

saat

merupakan
sumber insting
dasarTengah
manusia
yaitu fight
flight
(lawan atau lari)
Mesencephalon
atau Otak
(disebut
juga or
Mid
Brain)
adalah bagian
datangnya bahaya.Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a.

teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak

Kecil.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang


Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan,

gerakan

mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan

pendengaran.
b.

badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla


mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.

Universitas Sumatera Utara

24

c.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data


ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita
terjaga atau tertidur.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai