Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

MODUL MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)

Praktikum 1 :
Prinsip Kerja MRI dan Komponen MRI

Disusun Oleh :
Nur Rizki Citra Pamungkas (1910505004)
Divo Kalama (1810505032)
Nur Amalia (1910505003)
Mega Utami (1910505004)
Elvira Damayanti (1910505005)

PRODI D3 RADIOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2020
Pengertian MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah pencitraan resonansi magnetik atau
mesin MRI adalah alat diagnostik kuat yang menggunakan magnet superkonduktor
yang kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar jaringan lunak tubuh, di
sini kita akan melihat persis bagaimana medan magnet berinteraksi dengan tubuh
untuk membuat gambar-gambar tubuh manusia sebagian besar terdiri dari molekul
air untuk h2o sehingga mengandung banyak atom hidrogen atom ini bereaksi dengan
cara yang sangat berguna untuk MRI utama memancarkan inti dari setiap atom
hidrogen adalah proton bermuatan positif yang berputar di sekitar sumbu seperti
planet Bumi
MRI pada awalnya Ditemukan oleh 2 fisikawan pada tahun 1946 yaitu Felix
Bloch dan Edward Mills Purcell. Gambar klinis pertama diperolleh pada tahun 1977
oleh Paul Lauterbur dan Peter Mansfield Raymond Damadian
MRI memiliki dua komponen yang penting yaitu medan magnet dan gelombang
elektromagnetik. MRI menggunakan medan magnet dan radiofrekuensi. Tidak seperti
X-Ray atau CT yang menggunakan radiasi pengion Densitas fluks magnet yang diukur
dalam Tesla (T).
Medan magnet yang digunakan pada MRI jauh lebih besar dari medan magnet
bumi yaitu 1.5 – 3 T sedangkan energi medan magnet yang alami ada dibumi yaitu
hanya sebesar 0.00005 T.
MRI memanfaatkan efek yang ditimbulkn medan magnet terhadap spin – spin
yang ada pada proton dan karena tubuh manusia terdiri dari 70% air atau H2O MRI
mengandalkan properti magnetic dari atom hydrogen tersebut untuk menghasilkan
gambar.
Inti hydrogen dari setiap proton memiliki spin dan spin ini akan menghasilkan
medan magnet yang kita namakan dengan momen magnetik

Atom hydrogen memiliki arah momentum magnetik yang random ketika tidak
ada medan magnet
Beberapa faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya
membuat potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi
posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.
Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena gambaran yang
dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut
tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia
dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh
dapat dievaluasi secara teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai
alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.

Cara Kerja MRI

  Seperti yang kita ketahui bahwa Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air
( H2O) yang mengandung 2 atom hydrogen yang memiliki no atom ganjil ( 1) yang
pada intinya terdapat satu proton. Inti hydrogen merupakan kandungan inti
terbanyak dalam jaringan tubuh manusia yaitu 1019 inti/ mm3 , memiliki konsentrasi
tertinggi dalam jaringan 100 mmol/ Kg dan memiliki gaya magnetic terkuat dari
elemen lain.
Dalam aspek klinisnya, perbedaan jaringan normal dan bukan normal didasarkan
pada deteksi dari kerelatifan kandungan air ( proton hydrogen ) dari jaringan
tersebut. Sehingga melalui MRI dapat diketahui apakah di dalam tubuh pasien
terdapat kanker yang notabene merupakan jaringan tidak normal dalam tubuh
manusia.
      Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI
adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan
kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random),
ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini
akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen
tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika
mendapatkan energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor.
            Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini
menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction
Decay (FID). Secara sederhana prinsip tadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk kedalam daerah


medan magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi ketika di dalam
medan magnet tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang frekuensinya
dapat diubah-ubah sehingga dengan peristiwa tersebut dapat dihasilkan signal FID
yang akan dirubah kedalam bentuk pencitraan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai
berikut: Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti
hidrogen tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi
arah/vektor medan magnet. Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui
tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio
tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi.
Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti tersebut akan
kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap dan
menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses
computer dalam bentuk radiograf. 
Komponen MRI

1. Primary magnet
Primary magnet memiliki berkekuatan sangat tinggi, yang
berfungsi untuk menimbulkan medan magnet yang sangat kuat.
Medan primer ini terbentuk dari adanhya magnet superkonduktor yang
memberikan medan magnet konstan yaitu 1,5 – 3 T, Atom hydrogen
memiliki arah momentum magnetik yang terarah ketika mendapatkan
medan magnet dari luar. Arah – arah spin medan magnet tersebut akan ada
yang mengarah ke bagian atas (spin up) dan ada yang terarah ke bagian
bawah (spin down)
Spin atom hidrogen yang searah dengan medan magnet primer (spin
up) (low energy) memiliki energi yang lebih rendah daripadan spin-spin
yang arahnhya berlawanan dengan medan magnet primer (spin down)
(low energy) lebih banyak daripada anti. Jumlah spin up lebih banyak dari
spin down.
Ketika spin proton sudah terarah pralel/anti paralel akibat adanya
medan magnet primer spin proton tersebut tidak diam tetapi harus
berputar memutari z-axis dari medan magnet primer hal ini disebut dengan
presesi, sedangkan laju resensi tersebut disebut frekuensi larmor

Ketika proton tersebut sedang berputar atau berpresesi


bersamaan disebut dengan in phase, ketika proton berpresesi secara
berpisah disebut out of phase, Frekuensi larmor dari suatu spin proton ini
berubah – rubah secara dinamis tergantung dengan kekuatan dari medan
magnet tersebut sebagi contoh, ketika medan magnet tersebut berkekuatan
1,5 T maka frekuensinya akan menjadi 63,9 MHz.
Inti atom dengan massa atom atau nomor atom ganjil,
mengalami gerakan berputar pada porosnya dan mengikuti sumbu, disebut
spin. Ketika dia berputar pada porornya dia menghasilkan energi
magnetisation sehingga dia sinkron dengan magnet eksternal Bo dan
menghasilkan precession.

Persamaan Larmor:
Precessing freq = Bo (T) x Gyromagnetic
ratio (Mhz)
Frekuensi larmor Hydrogen = 42.57 MHz
(1T)
1.5 T = 63.86 MHz
0.5 T = 21.28 MHZ

2. Gradient magnet/ Gradient coil


Gradient magnet/ Gradient coil adalah magnet yang kekuatannya tidak
terlalu tinggi, yang berfungsi untuk membedakan arah dari komponen
magnet itu sendiri
Gradient coil berfungsi untuk menghasilkan medan magnet sekunder.
Gradient coil ini berfungsi untuk mengubah arah dari medan magnet
primer, gradient coil terdapat sumbu X, Y dan Z. Gradient coil pada MRI
menyebabkan suara nyaring.

Gradient coil mengubah kekuatan dari medan magnet primer dengan


cara mengubah frekuensi presensi antar slice dan lokalisasi sumbu x, y, z
yang disebut encoding spasial dari gambar MRI.

Keterangan:
Z gradient: gambar Axial
Y gradien = gambar coronal
X gradient = gambar sagital
3. Radiofrequency (RF) coils
Radiofrequency (RF) coils berfungsi untuk memberikan glombal
elektromagnetik dan menerima sinyal di MRI. Terdapat banyak disain
untuk mengoptimalkan pencitraan dan menyesuaikan bentuk tubuh
contohnya radiofrequency (RF) coils untuk kepala, badan , lutut, bahu, dada
dll. Kemudian unuk meningkatkan kualitas gambar kita dapat memperkecil
SNR dengan cara mengatur kekuatan dari radiofrequency coils.
4. Computer system
Radiofrequency (RF) coils komputer sistem untuk membuat gambar.
Signal yang didapatkan dari pasien berupa arah sinyal kemudian arah RF
signal akan dihubah dalam bentuk digital melalui analog to digatal
conversion kemudian diubah dengan transformasi courier sehingga akan
menghasilkan gambar pasien yang diinginkan.

Sumber Materi:
https://youtu.be/tt1CtR7DZY0
https://youtu.be/kmfmGhI8l9E

Anda mungkin juga menyukai