Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA DI

MRI

Disusun Oleh:
Deannisa Putri Wardhani
Suswanto
Pengertian MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah
suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan
diagnostik radiologi, yang menghasilkan
rekaman gambar potongan penampang
tubuh / organ manusia dengan
menggunakan medan magnet berkekuatan
antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000
Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti
atom hidrogen.
 Ruang MRI

a. Ukuran ruang pemeriksaan 12.5m (p) x


7m (l) x 3,5m (t)
b. Perlu diberi pengaman sangkar Faraday
c. Dilengkapi dengan :
- Ruang operator
- Ruang mesin
- Ruang AHU/chiller.
Hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran
MRI, antara lain :

1) Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien


yang baik,
2) Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
3) Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya ;
4) Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
Selanjutnya MRI bila Sedangkan bila ditinjau dari
ditinjau dari tipenya kekuatan magnetnya terdiri
terdiri dari : dari :
a. MRI Tesla tinggi (High
Field Tesla) memiliki
a. MRI yang memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5
kerangka terbuka T
(open gantry) b. MRI Tesla sedang
dengan ruang yang (Medium Field Tesla)
luas, dan memiliki kekuatan 0,5 –
1T
b. MRI yang memiliki
c. MRI Tesla rendah (Low
kerangka ( gantry ) Field Tesla) memiliki
biasa yang kekuatan di bawah 0,5 T.
berlorong sempit.
PRINSIP DASAR MRI
Prinsip dasar MRI  adalah inti atom yang bergetar
dalam magnet. Pada prinsip ini proton yang
merupukan inti atom hydrogen dalam sel tubuh
berputar (spining), bila atom hydrogen ini ditembak
tegak lurus pada intinya dengan radiofrekuensi tinggi
didalam medan magnet secara periodik akan
beresonansi, maka proton tersebut akan bergerak
menjadi searah / sejajar. Dan bila radiofrekuensi
tinggi ini dimatikan, maka proton yang bergetar tadi
akan kembali keposisi semula dan akan menginduksi
dalam satu kumparan untuk menghasilkan sinyal
elektrik yang lemah. Bila hal ini terjadi berulang-
ulang dan sinyal elektrik tersebut ditangkap
kemudian diproses dalam komputer akan dapat
disusun menjadi suatu gambar.
INSTRUMENTASI MRI

Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:

Sistem Magnet Sistem Pencitraan

Sistem Frequensi Radio

Sistem Komputer
Sistem Pencetakan
Citra
PROSEDUR PEMERIKSAAN MRI
 Screening
 Anamnese
 Informasi Pemeriksaan
 Pastikan tidak ada benda logam yang
masuk kedalam ruang gantry, seperti:
tabung oksigen, tiang infus, kursi roda,
tongkat pasien.
 Bila pasien tidak bisa jalan, maka
keluarkan meja mobile.
 Pilih coil yang tepat sesuai jenis
pemeriksaan.
 Pasang ear Plug atau headset pada
telinga pasien untuk mengurangi bising.
K3 pada mri

Sebelum masuk area MRI harus


meninggalkan barang-barang sebagai berikut:
Tape
Jam analog recorder

Credit card

Kalkulator

Handphone
dll
Sebelum mempersilahkan seorang pasien atau staf scan
ke dalam ruangan, kita harus mengecek apakah ada benda
besi di tubuh pasien.
A. Metallic Fragmen Dalam Mata
B. Orang Dengan Pacemakers
C. Aneurysm klip
D. Gigi Implants
E. Kebanyakan Pembedahan Tulang Implants
Setiap kali kita menemukan pasien dengan implan
atau benda logam di dalam tubuh mereka, harus
diselidiki dengan teliti untuk memastikan agar aman
untuk memindai mereka. Beberapa pasien dipalingkan
karena terlalu berbahaya. Bila ini terjadi, biasanya ada
alternatif metode imaging yang dapat membantu mereka.
Tujuan Penerapan K3 di MRI
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari kesehatan
dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan
sebaik-baiknya selektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan
partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh lingkungan atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam
bekerja.
UPAYA-UPAYA K3 DI MRI
A. Pembinaan dan Pengawasan / Keamanan Sarana,
Prasarana, dan Peralatan Kesehatan
B. Pembinaan dan Pengawasan atau Penyesuaian
Peralatan Kerja Terhadap Petugas MRI
C. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Lingkungan
Kerja
D. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Sanitasi air
E. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan
Keselamatan Kerja
F. Pelatihan / Penyuluhan Keselamatan Kerja Untuk
Semua Pekerja
G. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak
lanjutnya
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di MRI:

1. Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat


seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursi roda, dll yang
bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI.
2. Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan
dengan cara mewawancarai pasien.
3. Transfer pasien menuju ruang MRI, khususnya pasien yang
tidak dapat berjalan (non ambulatory) harus diperhatikan karena
penggunaan mesin roda akan membahayakan dikarenakan
medan magnet MRI selalu menyala
4. Kenyamanan pasien perlu diperhatikan karena dapat
merancukan pemeriksaan
5. Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien
seperti nama, usia dan lain-lain.
6. Pemilihan coil yang tepat.
7. Memilih parameter yang tepat.
8. Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu
penentuan center magnet (land marking patient)
sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus
sedekat mungkin ke center magnet
Indikator yang menyebabkan Kecelakaan di MRI:

A. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:


1. Penyusunan dan Penyimpanan barang-barang yang
berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
B. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengamanan peralatan kerja yang sudahusang
atau rusak.
2. Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa
pengamanan yang baik dalam pengaturan
penerangan.
Tindakan Yang Dilakukan Apabila Terjadi Kecelakaan
Pada Saat Pemeriksaan MRI:
A. Bila terjadi keadaan gawat pada pasien, segera menghentikan
pemeriksaan dengan menekan tombol ABORT, pasien segera
dikeluarkan dari pesawat MRI dengan menarik meja
pemeriksaan dan segera berikan pertolongan dan apabila
tindakan selanjutnya memerlukan alat medis yang bersifat
ferromagnetik harus dilakukan di luar ruang pemeriksaan.
B. Seandainya terjadi kebocoran Helium, yang ditandai
dengan bunyi alarm dari sensor oxigen, tekanlah
EMERGENCY SWITCH dan segera membawa
pasien ke luar ruang pemeriksaan serta buka pintu
ruang pemeriksaan agar terjadi pertukaran udara,
karena pada saat itu ruang pemeriksaan kekurangan
oksigen.
C. Apabila terjadi pemadaman (Quenching), yaitu
hilangnya sifat medan magnet yang kuat pada gentry
(bagian dari pesawat MRI) secara tiba-tiba, tindakan
yang perlu dilakukan buka pintu ruangan lebar- lebar
agar terjadi pertukaran udara dan pasien segera di bawa
keluar ruangan pemeriksaan. Hal perlu dilakukan
karena Quenching menyebabkan terjadinya penguapan
helium, sehingga ruang pemeriksaan MRI tercemar gas
Helium.
D. Selama pemeriksaan MRI untuk anak kecil atau bayi,
sebaiknya ada keluarganya yang menunggu di dalam
ruang pemeriksaan.
Kecelakaan dalam mri

Anda mungkin juga menyukai