Anda di halaman 1dari 12

KONTRAST INJECTOR

Di susun oleh
Nama : Ardi Gunawan
NIM : 171800013

TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTROMEDIK


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak
lupa juga saya mengucapkan terimasih banyak kepada Ibu dosen dan teman-teman
sekelas yang turut mendukung saya dalam terselesaikannya makalah ini dengan
baik. Makalah ini dibuat sebagai salah satu nilai tugas dari mata kuliah Peralatan
Radiologi.

Selanjutnya demi kesempurnaan dari makalah ini saya mengharapkan


saran serta kritik yang membangun dari Ibu dosen serta teman-teman sekalian.
Terimakasih.

Denpasar, Juli 2019
                                                                                   

                                                                                                      Ardi Gunawan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN  1
1.1 Latar Belakang Masalah  1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan  1
BAB II PEMBAHASAN  2
2.1 Penertian Bonedensitometer 2
2.2 Definisi osteoporosis 2
2.3 Kegunaan Bone Densitometer 3
2.4 Macam-macam Densitometer 4
2.5 Cara Kerja Bone Densitometer 9
2.6 Keunggulan Bone Densitometer 13
2.7 Kualifikasi dan tanggung jawab tenaga kesehatan 13
BAB III PENUTUP  15
3.1. Kesimpulan  15
DAFTAR PUSTAKA  16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Angiografi adalah teknik pencitraan yang digunakan untuk melihat lumen


atau bagian dalam organ dan pembuluh darah dengan menggunakan zat kontrast.
Prosedur ini juga dikenal sebagai arteriografi. Tindakan pencitraan medis ini
sering digunakan untuk memeriksa kondisi jantung, pembuluh arteri, dan vena.
Dulu, angiografi dilakukan dengan menyuntikkan zat kontras ke dalam pembuluh
darah pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan zat kontras yang dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu : Pemeriksaan arteriografi dan Pemeriksaan flebografi
– venografi. Marnansjah Daini, (2014).

Fungsi Angiografi merupakan teknik pemeriksaan dengan cara


memberikan radiasi sinar-X ke pasien secara terus menerus untuk melihat secara
langsung letak kelainan atau penyumbatan pembuluh darah yang ada dalam tubuh
pasien. Sebelum melakukan angiografi pasien terlebih dahulu diberikan cairan
kontras yang di injeksikan kedalam tubuh pasien pada bagian yang diduga
terdapat penyumbatan. Bahan kontras merupakan senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi (visibility). Alat kontras injeksi sistem ini adalah alat
yang digunakan untuk menginjeksikan cairan kontras ke tubuh pasien.
Penggunaan NaCl (saline) selain untuk membilas (flushing) media kontras juga
untuk memanfaatkan media kontras yang masih ada di tabung injector (atau di
conector) dan media kontras yang masih ada di vena peripheral (di lengan atau
tangan) untuk dapat di distribusikan ke sistem pusat peredaran darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah bahan kontrast ?
2. Apa itu alat injektor ?
3. Apa jenis-jenis alat injekor ?
4. Bagaimana cara kerja alat injektor ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah bahan kontrast
2. Mengetahui alat injector
3. Mengetahui jenis-jenis alat injekor
4. Mengetahui cara kerja alat injektor
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bahan Kontrast

Sejarah perkembangan bahan kontras dimulai pada tahun 1897, pada saat
itu Tuffier melakukan percobaan dengan memasukkan sebuah kawat ke dalam
ureter melalui kateter. Pada percobaan tersebut, kawat tampak pada gambaran
radiografi membentuk gambaran dari ureter. Padahal sebelumnya amatlah sulit
untuk memvisualisasikan gambaran ureter pada gambaran radiografi.

Sejak saat itu dimulailah berbagai percobaan dengan menggunakan bahan


kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus urinarius.  Bahan cair
yang digunakan untuk percobaan tersebut antara lain koloid perak, bismuth,
natrium iodide, perak iodide, dan stronsium klorida. Penggunaan suspensi
Bismuth Nitrat diperkenalkan oleh Klose dan Wulf pada tahun 1904.
Namun perak dan bismuth ditinggalkan karena memiliki ukuran atom yang cukup
besar, tidak larut dalam air sehingga tersisa dalam tubuh pasca pemeriksaan, dan
berefek toksik bagi ginjal.
 Dengan ditinggalkannya perak dan bismuth, para peneliti mulai meneliti
bahan Iodium, terutama bahan Natrium Iodida, karena bahan ini mudah larut
dalam air.  Namun masih ada kendala yang terjadi, yaitu ukuran atom iodium
masih cukup besar dan iodium yang bebas bersifat toksik.  NatriumIodida mash
tetap berbahaya karena tetap mengakibatkan efek samping karena menghasilkan
Iodium bebas.
Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya
emboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak
bisa dihindari.
Pada tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick bekerjasama
dengan Prof.Lichtwitz,Binz, Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan
penemuannya tentang media kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam
pemeriksaan urografi secara intravena.  Media kontras yang berhasil
disintesa adalah sodium iodopyridone-N-acetic acid yang disebut Urosectan-B
(Iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut Uroselectan-B (Neoiopax).
Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut memberikan hasil
yang memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek yang
merugikan, yaitu : mual dan muntah.
Dr.Swick dan kawan-kawan kemudian melakukan pengembangan yaitu
menggunakan Iodopyracet  menggantikan Neoiopax dalam pemerikasaan
Urografi intra vena.  Namun penyebab terjadinya efek mual dan muntah masih
menjadi misteri yang belum terpecahkan pada saat itu.
Tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara
intravaskuler mulai mengalami pergantian. Intravaskular menggunakan molekul
asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium.  
Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular
secara kontinyu terus mengalami penyempurnaan. Dari hasil penelitian
membuktikan ionisitas dan osmolalitas  merupakan kunci utama terjadinya
keracunan pada pasien.
Pada tahun 1969 dr.Torsten Almen mengembangkan jenis media kontras
non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah.
Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide yang
sebelumnya dipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya media
kontras water soluble untuk pemeriksaaan mielografi, penggunaan secara
intravaskular mulai dipelajari.
Hasil akhir penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam
pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-
soluble secara intravaskular. Namun meskipun bahan kontras sudah mampu
memvisualisasikan struktur – struktur internal pada pencitraan diagnostic medic,
masih terdapat kendala mengenai kualitas visualisasi yang ditampilkan. 

2.2 Alat Contrast Injector

Contrast Injector merupakan suatu alat yang digunakan untuk menginjeksikan


cairan kontras kepada pasien pada saat akan melakukan pemeriksaan angiografi.
alat sistem injeksi cairan kontras ini yang berfungsi untuk mengatur banyaknya
cairan yang diinjeksikan awal pada pasien, dan dengan alat ini dokter atau
operator dapat menambah cairan kontras yang dimasukan ke pasien saat proses
sedang berlangsung melalui ruang operator sehingga tidak terkena radiasi.
2.3 Bahan Contrast

Adalah senyawa yg mampu membedakan jaringan-jaringan yang tidak terlihat


dalam radiografi biasa dan meningkatkan visualisasi. Selain itu cairan kontrast
juga berguna untuk memperlihatkan bentuk anatomi dari bagian yg diperiksa dan
memperlihatkan bagian yang diperiksa. Dapat tampak karena perbedaan berat
atom pada bagian tubuh dengan bahan kontrast.
2.4 Jenis-Jenis Contrast Injector
1. Single syring
Hanya memiliki satu syring saja untuk cairan contrast

Gambar 2.1 Single syring


2. Double syring
Memiliki dua syring untuk cairan contrast dan NaCI
Gambar 2.2 Double syring

2.5 Keuntungan Penggunaan Contrast Injector


1. Kecepatan penyuntikan stabil (flow rate)
2. Jumlah zat kontrast yang dipakai efektif dan efisien (volume)
3. Waktu penyuntikan terukur (time line)
4. Dapat ditentukan fase vaskularisasi yang ingin dilihat (arteri, vena, run off,
delayed)
5. Dapat dilakukan patency check
6. Protokol pemeriksaan dapat dimmorikan
7. Dapat dilakukan penggelontoran (flush) zat contrast dengan NaCI
8. Penyangatan (enhancement) kontrast pada objek lebih baik dan lama
(sistem perangkat lunak “optibolus” )
9. Perangkat untuk mencehag udara (air bulb) dan kelebihan tekanan (PsI),
serta penghangat suhu zat kontras.

2.6 Cara Kerja Alat Contrast Injektor


Cara Kerja Diagram Alir Saat alat di nyalakan alat melakukan inisialisasi ,
auto load akan membuat motor bekerja dan menarik syring untuk melakukan
pengisian, saat sudah penuh pilih setting flowrate dan volume awal injeksi
cairan yaitu 4mL/s dengan volume 40mL atau 6mL/s dengan volume 60 mL.
saat syring terisi cairan maka level volume cairan akan mendeteksi jumlah
volume cairan dan menampilkan pada LED Bar. Tekan start maka motor akan
bekerja menginjeksikan cairan sesuai settingan saat proses angiografi
berlangsung tidak memerlukan injeksi tambahan maka proses selesai. Saat
proses belum selesai dan memerlukan injeksi tambahan tekan tombol bolus
dan motorakan berputar menginjeksikan cairan lagi hingga proses selesai.
Gambar 2.3 Cara Kerja Alat Contrast Injektor
2.7 Cara Penggunaan
1. Menyiapkan  Injektor Petugas harus memastikan sudah tidak ada
gelembung udara sesaat sebelum injector digunakan. Cek kembali seluruh
parameter  tepat, sesuai dengan prosedurnya. Pastikan juga bahwa cairan
kontras terpasang pada posisi yang tepat. Tundukkan injector pada posisi
30° atau lebih dibawah garis horizontal. Tombol akan menyala biru jika
sudut sudah tepat.   

Gambar 2.4 Cara Penggunaan


Gambar.5, Injektor Automatic Doble Syringe Tekan “enable” pada power
head atau konsol, dan tombol dibelakang injector akan menyala kuning
untuk kontras dan ungu untuk saline.
2. Fitur Cek Patency Setelah selang tubing dipasang pada pasien
(menggunakan venvlon atau abbocath) dan injector siap, lakukan tepat
dan tidak terjadi ekstravasasi, dengan menggunakan fitur ini. Tekan
patency check pada power head, dan start patency. Amati area injeksi
pasien. Injector akan meyuntikkan saline sesuai jumlah dan kecepatan
yang ditentukan, untuk memastikan akses vena tidak ada ekstravasasi. Jika
terjadi ekstravasasi atau ketidak normalan lainnya, lakukan reposisi
pemasangan iv-nya.                 
3. Memulai Penyuntikan Injeksi dapat dilakukan dari power head ataupun
konsol, dengan menekan “Start”. Sesuaikan dengan prosedur
pemeriksaannya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angiografi adalah teknik pencitraan yang digunakan untuk melihat lumen atau
bagian dalam organ dan pembuluh darah. Tindakan pencitraan medis ini sering
digunakan untuk memeriksa kondisi jantung, pembuluh arteri, dan vena. Dengan
menggunakan bahan contranst.
Contrast Injektor adalah sebuah alat yang digunakam meninjeksikan cairan
kontrast kepada pasien. yang membantu meningkatkan visualisasi. Selain itu
cairan kontrast juga berguna untuk memperlihatkan bentuk anatomi dari bagian
yg diperiksa. Contrast Injektor memiliki kelebihan yaitu Kecepatan penyuntikan
stabil dan Dapat dilakukan penggelontoran tanpa operator atau dokter terkena
radiasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/54342058-Injeksi-cairan-kontras-dan-cairan-nacl-saline-
dengan-dual-syringe.html
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-724-
draftseminar.pdf
https://studylibid.com/doc/803087/injeksi-cairan-kontras-dan-cairan-nacl--saline-
https://kumpulsore.blogspot.com/2013/12/pemeriksaan-ct-scan-thyroid.html
https://hwp-electromedic14.blogspot.com/2017/12/alat-radiologi-
angiography.html

Anda mungkin juga menyukai