Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH TEKNIK RADIODRAFI III

PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS DALAM RADIOLOGI

Disusun oleh :
1. Agus Mauludin

(P17430113045)

2. Apip Hayrudin

(P17430113050)

3. Arlyn Sayekti

(P17430113051)

4. Azmi Nur Azizah

(P17430113053)

5. Indah Nur Azizah

(P17430113064)

6. Maya Destyyani

(P17430113071)

7. Muhammad Syaikhul Akmal

(P17430113074)

8. Resti Handayani Lestari

(P17430113079)

9. Sani Nafia

(P17430113082)

10. Zulfa Sofiana

(P17430113086)

Kelas : 2B

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Penggunaan Media Kontras Dalam Radiologitanpa ada halangan yang berarti dan selesai
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Sri Mulyati, S.Si, MT, selaku dosen mata kuliah Teknik Radiografi III, serta kerabat penulis
yang telah membantu dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih kami sampaikan kepada semuapihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Semarang, Januari 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................

ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................

1.3. Tujuan Penulisan .....................................................................

1.4. Manfaat Penulisan ....................................................................

TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Kontras .............................................................................

1.1 Definisi Media Kontras ..........................................................

1.2 Fungsi Media Kontras ............................................................

1.3 Klasifikasi Media Kontras ......................................................

1.4 Hal yang Diperhatikan Dalam Media Kontras .......................

1.5 Jalur Pemberian Media Kontras ............................................. 10


1.6 Reaksi Media Kontras ............................................................ 11
1.7 Penanganan Reaksi Media Kontras ........................................ 12
1.8 Penyimpanan Media Kontras ................................................. 13
B. Penggunaan Media Kontras Dalam Radiologi ............................ 13
2.1 Saluran Pencernaan ................................................................ 13
2.2 Saluran Perkencingan ............................................................. 24
2.3 Kardiologi ............................................................................... 33
2.4 Ct Scan.................................................................................... 35
2.5 Pediatrik .................................................................................. 36

BAB III PENUTUP


A.

Kesimpulan .............................................................................. 40

B.

Saran......................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA
iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostij medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya
attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan
kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas).
Sejarah perkembangan bahan kontras dimulai pada tahun 1897, pada saat itu Tuffier
melakukan percobaan dengan memasukkan sebuah kawat ke dalam ureter melalui kateter.
Pada percobaan tersebut, kawat tampak pada gambaran radiografi membentuk gambaran
dari ureter. Sejak saat itu dimulailah berbagai percobaan dengan menggunakan bahan
kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari tractus urinarius. Bahan cair yang
digunakan untuk percobaan tersebut antara lain coloid perak, bismuth, natrium iodide,
perak iodide, dan stronsium klorida. Penggunaan suspensi Bismuth Nitrat diperkenalkan
oleh Klose dan Wulf pada tahun 1904. Namun perak dan bismuth ditinggalkan karena
memiliki ukuran atom yang cukup besar, tidak larut dalam air sehingga tersisa dalam
tubuh pasca pemeriksaan, dan berefek toksik bagi ginjal.
Dengan ditinggalkannya perak dan bismuth, para peneliti mulai meneliti bahan
Iodium, terutama bahan Natrium Iodida, karena bahan ini mudah larut dalam air. Namun
masih ada kendala yang terjadi, yaitu ukuran atom iodium masih cukup besar dan iodium
yang bebas bersifat toksik. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli,
dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa dihindari.
Pada tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick bekerjasama dengan Prof.
Lichtwitz, Binz, Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan penemuannya tentang media
kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografi secara
intravena. Media kontras yang berhasil disintesa adalah sodium iodopyridone-N-acetic
acid yang disebut Urosectan-B (Iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut
Uroselectan-B (Neoiopax).
Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut memberikan hasil yang
memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek yang merugikan, yaitu :
mual dan muntah.
MakalahMediaKontras|1

Dr.Swick dan kawan-kawan kemudian melakukan pengembangan yaitu


menggunakan Iodopyracet

menggantikan Neoiopax dalam pemerikasaan Urografi

intravena. Tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara intravaskuler
mulai mengalami pergantian. Intravaskular menggunakan molekul asam benzoat sebagai
bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium.
Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara
kontinyu terus mengalami penyempurnaan. Dari hasil penelitian membuktikan ionisitas
dan osmolalitas merupakan kunci utama terjadinya keracunan pada pasien. Pada tahun
1969 dr. Torsten Almen mengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan
osmolalitas yang cukup rendah.
Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide yang
sebelumnya dipakai pada pemeriksaan myelografi. Dengan diciptakannya media kontras
water-soluble untuk pemeriksaaan myelografi, penggunaan secara intravaskular mulai
dipelajari. Hasil akhir penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam
pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble
secara intravaskular.
1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan media kontras?
1.2.2 Bagaimana penjelasan mengenai fungsi, klasifikasi, jalur pemberian, syarat,
penanganan, serta penyimpanan media kontras ?
1.2.3 Bagaiamana penggunaan media kontras dalam bidang radiologi?

1. 3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari media kontras.
1.3.2 Untuk mengetahui penjelasan mengenai fungsi, klasifikasi, jalur pemberian, syarat,
penanganan, serta penyimpanan media kontras.
1.3.3 Untuk mengetahui penggunaan media kontras dalam bidang radiologi.

1.4

Manfaat
1.4.1 Bagi penulis
Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi III
dan mampu pula dijadikan untuk meningkatkan minat bakat dan kreatifitas penulis.

MakalahMediaKontras|2

1.4.2 Bagi pembaca


Makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk menambah
wacana pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi tentang media kontras.

MakalahMediaKontras|3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kontras
1. Definisi Media Kontras
a. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien
untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan tampak
lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
b. Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostik
medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan
daya attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinarX (bahan kontras negatif dengan bahan dasar udara atau gas). Ada berbagai macam
jenis kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.
2. Fungsi Media Kontras
Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat
terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan bentuk
anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi
organ yang diperiksa.
Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah:
a. Visualisasi saluran kemih (ginjal, vesika dan saluran kemih).
b. Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal).
c. Visualisasi saluran empedu (kandung empedu dan saluran empedu).
d. Visualisasi saluran cerna (lambung dan usus).
3. Klasifikasi Media Kontras
a. Jenis-jenis kontras media
Media kontras dibedakan menjadi dua yakni media kontras positif dan media
kontras negatif. Bahan kontras yang dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X atau bahan kontras positif yakni media kontras
yang memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi, sedangkan
media kontras yang digunakan untuk menurunkan daya attenuasi sinar-X memberikan
efek gambaran lucent (hitam) dalam citra radiografi.
Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic
Resonance Imaging), namun metode ini tidak didasarkan pada sinar-X tetapi
MakalahMediaKontras|4

mengubah sifat-sifat magnetik dari inti hidrogen yang menyerap bahan kontras
tersebut. Bahan kontras MRI dengan sifat demikian adalah Gadolinium.
1) Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah). Contoh kontras media
negatif adalah udara, CO2 dan gas lainnya.
2) Kontras media positif (mempunyai nomor atom tinggi).
Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan dalam
pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain
yang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi
penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.
Berikut merupakan contoh media kontras positif :
a) Media Kontras Non Iodinated (Barium sulfat)
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk
ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk
membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada
saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah
pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.
Adapun cirri-cirinya :
Contoh (BaSO4O) garam tidak larut air
Menggunakan stabilizer mencegah suspense terurai
Ditambahkan zat perasa (oral)
Dapat secara oral atau rectal (enema)
Ekskresi via feses
Contoh media kontras Non-iodinated:
MICROBAR
- Merupakan nama dagang dari barium sulfat (Ba SO4) yang memberikan
opasitas pada saluran cerna atas (farings, oesofagus), saluran cerna tengah
(lambung, duodenum) dan saluran cerna bawah (usus kecil, usus besar)
- Microbar paste 100% w/v dengan aroma buah digunakan untuk pemeriksaan
saluran cerna ats. Cara pemberiannya 2-3 sdm untuk pelekatan mukosa
oesofagus. Contras Media diletakkan dalam mulut dan menelannya perlahanlahan
- Microbar powder / suspension 95% w/v dengan aroma vanila digunakan untuk
pemerikasaan saluran cerna bagian tengah (lambung dan duodenum), dosis 30120 ml diencerkan dengan air 80 ml.
MakalahMediaKontras|5

- Microbar HD (kontras ganda) 100% w/v digunakan untuk saluran cerna bagian
tengah
- Microbar HD merupakan kemasan gabuangan yang terdiri dari Microbar HD
300 gr, Microbar gas 4 gr yang terdiri dari microbar acid 1,6 gr dan microbar
base 2,4 gr Microbar acid terdiri dari 1,4 gr asam sitrat dan asam tartarat 0,1
gr. Sedangkan microbar base terdiri dari 2 gr sodium bicarbonat dan 0,16 gr
kalsiun karbonat
- Microbar RT (rapid transit) digunakan untuk pemeriksaan usus kecil, waktu
pemeriksaan 30 menit. Dan dapat menghasilkan gas CO2 selama reaksi yang
disebut double contrast
- Microbar for Enema Disposable Kit digunakan untuk pemeriksaan colon
melalui anus, proses pemeriksaannya bersih (karena menggunakan kit)
MICROBAR CAT 2
- Untuk pemeriksaan CT Scan digunakan Oral Barium
- Untuk lambung dan usus hakus digunakan 300 ml suspensi 90 menit sebelum
pemeriksaan CT Scan dan 200 ml waktu pemeriksaan dimulai
- Untuk pemeriksaan colon berikan 500 ml larutan
b) Media Kontras Iodinated (mengandung yodium)
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuah
senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali dan masih banyak
digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan
ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik
memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan
molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang diakibatkan oleh
larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini membawa lebih banyak
atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya attenuasi sinar-X
bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras yang berbasis
iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan kontras
ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak berwarna. Konsentrasinya
biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras teriodinasi modern bisa
digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan diantaranya digunakan
secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa digunakan secara
intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally hampir pada
seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
Adapun pembagiannya :
MakalahMediaKontras|6

Golongan larut dalam air ( water soluble )


Di bagi menjadi :
- Pyridone
- Asam alkil sulfonik yodium
- Derivat asam triiodinated aromatic, dibagi lagi menjadi : Ionik dan NonIonik
(1) Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan
positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam
radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan
karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik
yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan
dalam media kontras,
(a) Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras
ionik yang memiliki satu buah cincin asam benzoat dalam satu
molekul.
(b) Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam
benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan
kimia jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang
merupakan media kontras ionik dimer pertama dibuat.
Contoh media kontras ionik
ANGIOGRAFIN
Komposisi 1 ml Angiografin mengandung 0,65 gr Meglumine

Amidotrizoate( meglumine diatrizoate ) dalam setiap larutan.


Angiografin mempunyai viskositas yang tinggi, serta mempunyai

osmolalitas yang tinggi pula.


Indikasi : Angiografin digunakan untuk Intravenus urografi, Retrograde

Urografi, Cerebral Thoracic, Abdominal dan Ekstremitas angiografi,


Plebografi, Computerize Tomography (CT).
Kontra indikasi :Angiografin tidak baik digunakan untuk Myelografi,

Ventrikulografi, Sisternografi, karena bisa menimbulkan neurotoksis


(2) Bahan Kontras Non-ionik.
MakalahMediaKontras|7

Susunan kimia media kontras non-ionik yang sudah tidak dijumpai


lagi adanya ikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media
kontras ionik terdapat dua partikel penyususn molekul (kation dan anion)
maka dalam bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel penyusun
molekul sehingga memiliki karakteristik tersendiri.
(a) Bahan kontras Non-ionik Monomer
Dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus radikal nonionik yaitu amida (-CONH2). Contoh kontras media Non-ionik
Manomer :
- Iopamidol
- Iohexol
- Iopromide
- Ioversol
- Iopentol
(b) Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses
penggantian pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga
oleh gugus radikal non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan
perbandingan iodium terhadap partikel media kontras.
Contoh media kontras non ionik:
IOPAMIRO
Iopamiro merupakan jenis kontras media non ionik.
Iopamiro

mempunyai

jenis

molekul

benzine

dikarboxamide

monomerik.
Tekanan osmotik yang rendah, sifat non ionik dari molekul serta

kemotoksitas yang rendah merupakan toleransi dari Iopamiro.


Indikasi :

1. Kasus

neurologis

(Myeloradikulografi,

Sisternografi,

dan

Ventrikulografi).
2. Kasus Angiografi (Cerebral Angiografi, Coronoriarteriografi,
Thorasic aortografi, Abdominal aortografi, DSA)
3. Kasus urografi (Intravena urografi, kontras enhancement pada CT
Scanning, Artrografi, Fistulografi)

MakalahMediaKontras|8

Kontra indikasi: Tidak ada kontra indikasi yang sifatnya absolut pada

pemakain Iopamiro, kecuali waldenstroms, macroglobulinemia,


multiple myeloma serta penyakit hati dan ginjal.
Terdapat beberapa jenis bahan kontras:
NAMA DAGANG

NAMA GENERIK

KELOMPOK

Amipaque

Matrizamide

Non Ionik

Angiografin

Diatrizoate

Ionik

Conray

Iothalamate

Ionik

Hexabrix

Ioxaglate

Ionik Dimer

Imagopaque

Iopentol

Non Ionik

Iopamiro

Iopamidol

Non Ionik

Isovist

Iotrolan

Non Ionik Dimer

Omnipaque

Iohexol

Non Ionik

Optiray

Ioversol

Non Ionik

Telebrix

Ioxithalamate

Ionik

Ultravist

Iopromide

Non Ionik

Urografin

Diatrizoate

Ionik

Urovison

Diatrizoate

Ionik

Urovist

Diatrizoate

Ionik

Golongan tidak larut dalam air ( oil soluble )


- Vehikel berupa minyak tumbuhan (poppy-seed, sesame-seed)
- Digunakan untuk arthrografi, histerosalpingografi, limfografi, fistulografi,
mielografi
- Kekurangan:
Eliminasi sangat lamat, dalam tubuh untuk waktu lama
Dapat mengakibatkan peradangan menings (mielografi)
Dapat mengakibatkan emboli pulmoner (limfografi)
- Harus segera dihilangkan setelah tindakan diagnostik selesai dilakukan.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kontras, berikut pengaruhnya
a. Osmolalitas
Konsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan,
sehingga memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat
dinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air
(H2O) pada suhu 37C (Osmolalitas).Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuran
MakalahMediaKontras|9

partikel namun nilainya tergantung dari. Jumlah partikel dan konsentrasi iodium.
Bahan kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar daripada bahan kontras nonionik karena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation dan anion)
sehingga osmolalitas dua kali lebih besar. Osmolalitas berpengaruh terhadap toleransi
kontras media pada tubuh. Makin tinggi tekanan osmotik , maka makin buruk toleransi
kontras media tersebut terhadap tubuh.
b. Protein Binding
Adalah daya ikat suatu bahan terhadap jaringan atau sel tubuh (protein).
Bertambah tinggi protein binding, maka bertambah tinggi chemotoxisity bahan
tersebut terhadap tubuh atau sebaliknya.
c. Lipophylisity
Adalah kelarutan bahan dalam larutan organik seperti lemak ( lipid ), bertambah
tinggi lipophylisity maka bertambah tinggi kemungkinan terjadi reaksi bahan kontras
media atau sebaliknya
d. Viscosity ( kekentalan )
Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam standar
tekanan dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan kekuatan yang
diperlukan untuk penyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan penyuntikan. Pada
katerisasi diperlukan penyuntikan cepat dibandingkan biasanya, sehingga kontras
media yang dipilih adalah yang paling rendah viscositynya.
Viscosity dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium, dan
tentu akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media dipanaskan
pada temperatur tertentu untuk mengurangi viscosity.
Satuan:
- mPa det (mPa s atau mili Pascal detik) atau cP (centi Poise)
- Air : 1 cP
- Darah : 4-4,5 cP
Dipengaruhi:
- Temperatur (T C) peningkatan atau penurunan T viskositas
- Konsentrasi CM (c) atau yodium (ciodine)
- Jumlah partikel (n)
- Ukuran partikel (r) struktur asam & campuran garam (Na/Meglumine)
- Tekanan antar molekul peningkatan viskositas

MakalahMediaKontras|10

5. Jalur Pemberian Media Kontras


a. Pemberian Media Kontras per oral (barium meal)
Yakni pemberian media kontras per oral atau melalui mulut pasien dengan cara
meminum atau menelen media kontras, umumnya media kontras barium sulfat.
b. Pemberian Media Kontras per anal (barium enema untuk usus besar & usus halus)
Yakni pemberian media kontras melalui dubur atau anus dalam bentuk media kontras
dimasukan melalui dubur layaknya enema dengan bantuan rectal kateter.
c. Pemberian Media Kontras intravascular (umumnya media kontras iodium)
Yakni pemberian media kontras melalui injeksi intra vascular (i.v), biasanya bahan
kontras yang berbasis iodium
d. Pemberian Media Kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan
intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial)
Pemberian media kontras melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain sebagainya
disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa atau ruang yang potensial untuk
memasukan media kontras.
6. Reaksi Bahan Kontras
Dalam penggunaan bahan kontras terdapat beberapa jenis reaksinya, yaitu:
a. Neutrotoksisitas
o Peranan susunan kimiawi bahan kontras
o Gugus karboksil meningkatkan reaksi
o Gugus hidroksil menurunkan reaksi
o Osmolalitas rendah mencegah reaksi
a. Nyeri dan Rasa Sakit
o Osmolalitas tinggi bahan kontras ionik
o Bahan kontras non ionik (rasa sakit rendah)
b. Efek terhadap Jantung (Cardiac Effect)
o Akibat khemotoksisitas, osmotoksisitas, dan toksisitas ion
c. Reaksi Pseudoalergik
o Gejala klinis dan terapi persis sama dengan reaksi alergik
o Tidak disebabkan reaksi antigen-antibodi
o Aktifitas efektor-efektor imunologik .
7. Penanganan Reaksi Contras Media
a. Shehadi (1985)
Semua reaksi fatal terjadi dalam waktu 15 menit Injeksi bahan kontras
b. Almen & Aspelin (1995)
MakalahMediaKontras|11

- Reaksi Ringan : Tidak perlu terapi


- Reaksi Sedang : Perlu terapi, tidak perlu dirawat
- Reaksi Berat : Rawat Intensif
c. Alur Terapi:
A : Assesment, Alternatif, Airway, Assistance
B : Basics, Breathing, Be Wise, Be Ware
C : Comfort, Circulation, CPR
d. Terapi Spesifik dalam Menangani Reaksi Bahan Kontras
1) Reaksi Alergoid Akut Urticaria, edema, sakit kepala, muntah, diare, asthma
rhinoconjunctivitis
Epinephrin 0,5 mg (1 mg/ml) subcutan
Oksigen 2-6 liter/menit
Diphenhydramine 50 mg i.m
2) Reaksi Anafilaktoid Reaksi alergoid, ditambah takhikardia, hipotensi dan pucat
Epinephrin 0,3 0,5 mg (0,1 mg/ml i.v)
Oksigen 2-6 liter/menit
Infus NaCl atau Ringer
3) Anafilaktoid Syok Tidak sadar, status asthmatis, henti napas, kolaps sirkulasi,
henti jantung
Epinephrin 0,3 1,0 mg (0,1 mg/ml i.v)
Oksigen 2-6 liter/menit
Hidrokortison 250 mg i.v
Intubasi dan ventilasi
Infus NaCl atau ringer
4) Reaksi Vagal Hipotensi Brachikardia
Letak kaki ditinggikan
Infus NaCl atau Ringer
Oksigen 2-6 liter/menit
Atrofin 0,6-0,8 mg i.v, di ulang tiap 3-5 menit
5) Reaksi Bronchospastik, Ringan Sedang
Oksigen 3 liter/menit
Inhalasi bronchodilator, atau
Epinephrin 1 : 1000 sebanyak 0,1 0,2 ml subkutan, atau
Epinephrin 1 : 10000 sebanyak 1 ml i.v
MakalahMediaKontras|12

8. Penyimpanan Bahan Kontras


a. Tempat penyimpanan bahan kontras Media Iodine Coumpound
- Penyimpanan di tempat yang terlindungi dari cahaya
- Penyimpanan untuk jangka waktu lama sebaiknya dijauhkan dari sumber sinar-x
- Penyimpanan pada suhu ruangan sebaiknya tidak diatas 30oC
- Penyimpanan jangka pendek dalam lemari pemanas (37oC)
- Sebaiknya sebelum penggunaan kontas media diperhatikan lembar informasi
produk yang disertakan dalam kemasan kontras media
- Simpan kontras media pada suhu 15-25oC
- Lakukan rotasi stock secara berkala
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kemasan bahan kontras
- Perhatikan tanggal kadaluarsa: Umumnya 5 tahun, produk baru pada awalnya 2-3
tahun
- Periksa kembali sebelum penggunaan: buka karton pembungkus sesaat sebelum
digunakan, periksa kejernihan larutan, pastikan tidak ada perubahan warna, tidak
keruh, tidak ada endapan

B. Penggunaan Media Kontras Dalam Radiologi


1. Saluran Pencernaan
a. Oesofagografi
Definisi
Oesafagografi merupakan pemeriksaan dengan memasukkan bahan kontras.
Umumnya dilakukan dengan bahan kontras tunggal (+) tetapi dapat dilakukan juga
dengan kontras ganda. Oesafaogografi ialah pemeriksaan sinar-X yang digunakan
unutk menentukan anatomi dan traktur digestif bagian atas.
Tujuan
Untuk menilai kelainan yang terjadi pada esofaghus.
Indikasi
a. Atresia Esofagus. Biasanya diketahui pada waktu pemberian minuman pertama
kali pada saat bayi lahir. Setelah minum bayi tersebut akan muntah. Pada
eosafagografi akan tampak esofagus yang buntu.
b. Fistula Trakeo-Esofagei ialah terdapatnya hubungan antara esophagus dan
trachea. Pada pemeriksaan ini tidak boleh menggunakan kontras BaSO4 karena
tidak larut dalam air, yang dapat masuk ke trachea menuju paru-paru dan
MakalahMediaKontras|13

merangsang terjadinya pneumonia. Bahan kontras yang dipakai harus larut


dalam air, seperti : dionosil, gastrografin.
c. Ulkus esophagus merupakan ulkus pada dinding esophagus yang disebabkan
oleh asam lambung yang disekresi oleh sel-sel lambung. Bila terdapat ulkus pada
esophagus misalnya pada posisi jam 12 dan bila di foto dengan posisi jam 3 atau
9 akan terlihat penonjolan ke luar dinding (additional defect), sedang bila di foto
pada posisi jam 6 tampak lubang dengan garis-garis di sekitarnya dan
membentuk gambaran bintang (star formation), di mana garis-garis tersebut
sebenarnya adalah sikatriks. Selain itu dapat pula terlihat di sekitar dinding ulkus
terdapat dinding esophagus yang tidak mau berkontraksi (spatik).
d. Divertikula Espfagus. Pada foto dengan kontras BaSO4 terlihat gambaran
additional defect berupa kantong-kantong pada dinding esofagus.
e. Spasme Esofagus. Penyempitan esofagus bagian distal, biasanya terdapat pada
dewasa muda. Terjadinya spasme ini disebabkan oleh faktor psikis. Jadi, tidak
ada kelainan anatomis. Letak spasme biasanya pada 1/3 distal esofagus.
f. Sriktur Esofagus. Dapat terjadi pada semua umur. Terjadi kelainan anatomis
dengan gambaran pada foto berupa mouse tail appearance (ekor tikus). Untuk
membedakan striktur dengan spasme dapat diberikan muscle relaxan
(buscopan). Jika melebar berarti spasme sedangkan bila tetap kecil atau sempit
beraktir striktura.
g. Achalasia Esofagus. Striktura dengan kelainan anatomis konginental. Terdapat
gambaran mouse tail appearance karena tidak terjadi peristaltic dan dilatasi
region diatas bagian yang aganglionik. Kelainan ini mirip dengan mgacolon
konginental.
h. Varises Esofagus. Biasanya terjadi pada orang dewasa tua, keadaan sirosis,
hepatis, gizi buruk, kurus dan muntah darah. Predileksi letak tersering ialah pada
1/3 distal esophagus. Terjadi susunan yang berbentuk batubara disebut cobble
stone appearance. Terdapat filing defect berupa lusensi. Pada valsava test
tampak gambaran di atas yang menetap.
i. Massa (tumor) Esofagus
- Tumor jinak. Berupa polip (tunggal), polyposis (banyak), batas tepi jelas, dan
tidak terjadi erosi dasar.
- Tumor ganas (Carcinoma Esofagus). Biasanya terdapat pada orang tua, lakilaki > wanita, pada esophagus 1/3 distal. Tipe yang terbanyak berupa
adenokarsinoma.
MakalahMediaKontras|14

Kontra Indikasi:
a) Megaesofagus
b) Regurgitasi
c) Pasien dengan suspek perforasi
Media Kontras:
Kontras Positif (Barium Sulfate), Kontras media(-) : Kristal-kristal carbon
dioksida, missal Ez Gas.
Kontras media positif untuk orang dewasa diencerkan dengan air sesuai
kebutuhan. Padaesofagus, lumen dengan aliran kuat dan cepat, konsentrasi kontras
harus tinggi (1:1 atau 1:2) atau pekat agar aliran cepat dan perlumuran dinding
esofagus menjadi tepat sehingga adanya defek dapat terdeteksi.
Pada bayi kurang dari setahun, keluhan muntah dan proyektil, digunakan
cairan yang mudah diserap (water soluble), dimasukkan lewat dot/sendok/sonde
misalnya gastrografin. Dilakukan pada posis supine sehingga perlumuran bagus.
Esofagus normal memiliki dinding lumen yang sangat jelas dan outline jelas.
Persiapan Alat:
a. Kontras media Barium Sulfate
b. Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
c. Baju Pasien
d. Gonad Shield
e. Kaset + film ukuran 30 x 40 cm
f. Grid
g. X-Ray marker
h. Tissue / Kertas pembersih
i. Bahan kontras
j. Air Masak
k. Sendok / Straw ( pipet )

MakalahMediaKontras|15

b. Maag- Duodenum (MD)


Definisi
Pemeriksaan OMD adalah teknik pemeriksaan secara radiologi saluran pencernaan
atas dari organ oesofagus maag duodenum menggunakan media kontras barium
swallow dan barium meal, kemudian diamati dengan fluoroscopy.
Tujuan Pemeriksaan
Untuk melihat kelainan-kelainan pada organ oesofagus, maag, dan duodenum.
Indikasi Pemeriksaan
a. Ulcus Pepticum: peradangan dari dinding mucosa, biasanya terjadi pada
curvatura major.
b. Diverticula: penonjolan keluar dari maag yang membentuk kantung (banyak
terjadi pada fundus).
c. Hematemesis: pendarahan.
d. Ulcers: erosi dari mucosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok,
bakteri)
e. Gastritis: peradangan yang terjadi pada gaster (baik akut maupun kronik).
f. Tumor: biasanya terjadi pada gaster atau duodenum.
g. Carsinoma: tumor, benjolan yang merupakan pertumbuhan jaringan.
h. Hernia hiatal: sebagian lambung tertarik ke atas diafragma karena oesofagus
yang pendek.
i. Stenosis pylorus: penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus.
MakalahMediaKontras|16

Kontra Indikasi
a. Obstruksi usus besar.
b. Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO tetapi menggunakan
water soluble kontras (urografin, iopamiro).
Persiapan Alat
a. Pesawat sinar-x + fluoroscopy
b. Baju pasien
c. Gonad shield
d. Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm
e. Bengkok
f. Marker R/L
g. Tissue
h. Obat emergency: dexametason, delladryl, dll
i. Air masak sendok/sedotan dan gelas
Persiapan Bahan
a. Media kontras positif (+): BaSO (1:4), Jumlah kurang lebih 100 ml s/d 200 ml
b. Media kontras negatif (-): Natrium Bicarbonat + Asam Sitrun misalnya Ez gas.
Tata Laksana Pemeriksaan
Pemeriksaan dengan Kontras Tunggal
a. Pasien pada posisi erect, diinstruksikan menelan 2-3 teguk BaSO.
b. Dengan kontrol fluoroscopy, diamati bentuk, ukuran, dan posisi dari gaster.
c. Media kontras biasanya akan mengisi duodenum, bila ada jeda waktu
dimungkinkan lambung pasien spasme.
d. Foto-foto radiografi segera dibuat, sebelum media kontras masuk ke Jejunum.
Pemeriksaan dengan Kontras Ganda
Teknik ini memiliki keuntungan dalam menegakkan diagnosa karena lesi
yang kecil dan dinding mucosa lambung dapt lebih jelas
c. Follow trough
Definisi
Pemeriksaan Follow Through adalah pemeriksaan secara radiografi dari usus halus.
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari usus halus yang terisi media kontras
positif (+).
Media Kontras dan Cara Pemasukannya
MakalahMediaKontras|17

barium sulfat dengan viskositas 1:6


a. Per oral: melalui mulut
b. Per anal: Complete Reflux Filling
c. Enteroclysis: pemasukan langsung ke dalam usus halus dengan menggunakan
Intestinal Tube yang dimasukkan melalui mulut.
d. Intubasi: pemasukan langsung ke dalam usus halus dengan menggunakan
Intestinal Tube yang dimasukkan melalui hidung.
Premedikasi:
a. Untuk metode per oral diberikan Maxalon untuk mempercepat gerak peristaltik.
b. Untuk metode Enteroclysis: Glucagon/Buscopan/Diazepam.
c. Untuk metode per anal diberikan glucagon.
Prosedur Pemeriksaan Memasukkkan Media Kontras
1) Metode Oral
a. Dibuat foto pendahuluan Abdomen posisi AP.
b. Pasien minum BaSO kira-kira 400 mL.
c. Pasien diposisikan supine, foto-foto radiografi dibuat dengan interval waktu
15 menit dengan dikontrol fluoroscopy sebelum pembuatan foto.
d. Interval waktu:
e. Foto pertama: 15 menit setelah minum media kontras.
f. Foto kedua: 30 menit setelah minum media kontras.
g. Selanjutnya setiap 15 menit berikutnya.
h. Foto terakhir, biasanya pada menit ke-60 setelah minum media kontras/bila
media kontras sudah mencapai illeocaecal.
Kriteria Gambar:
a. Seluruh usus halus harus tercakup dalam radiograf.
b. Gambaran lambung sebaiknya terlihat.
c. Marker waktu harus tampak.
d. Columna vertebralis tergambar pada garis tengah film.
e. Foto terakhir harus tampak caecum.
2) Metode Complete Reflux Filling
a. Masukkan media kontras sebanyak 4500 mL melalui anal dengan
menggunakan irigator set/enema bag serta dikontrol fluoroscopy.
b. Bila media kontras telah mencapai Bulbus Duodeni, tabung irigator/enema
bag direndahkan untuk mengososngkan colon.
MakalahMediaKontras|18

c. Dibuat foto usus halus sesuai keperluan diagnosa, biasanya dengan posisi
pasien supine.
3) Metode Enteroclysis
a. Persiapan pasien sama seperti untuk metode Complete Reflux Filling.
b. Masukkan Bilbao/Selling Tube dengan guide wire melalui mulut sampai
mencapai duodenum.
c. Suntikkan media kontras melalui tabung tersebut dengan kecepatan 100
mL/menit.
d. Dibuat spot foto untuk bagian-bagian penting yang dicurigai adanya
kelainan.
e. Dapat juga dimasukkan udara setelah media kontras mencapai Caecum.
4) Metode Intubasi
a. Metode pemasukan bahan kontras secara langsung ke dalam usus halus
dengan menggunakan Miller Abbot Tube yang dimasukkan melalui hidung.
b. Prosedur pemasukan bahan kontras dan pengambilan foto sama dengan
metode Enteroclysis.
d. Colon In Loop
Definisi
Pemeriksaan Colon In Loop adalah pemeriksaan radiografi dari usus besar dengan
menggunakan media kontras yang dimasukkan per anal.
Tujuan Pemeriksaan
Untuk menggambarkan usus besar yang berisi media kontras sehingga dapat
memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya
maupun yang tedapat pada lumen usus.
Indikasi Pemeriksaan
1) Colitis: peradangan pada mucosa colon.
2) Polip, lesi, tumor, carsinoma
3) Diverticulitis
4) Megacolon
5) Invaginasi: masuknya lumen usus bagian proximal ke dalam usus bagian distal
yang diameternya lebih besar.
Metode Pemeriksaan
Kontras media(+): barium sulfat dengan viskositas 1:8
Kontras media(-) : udara
1) Metode kontras tunggal
MakalahMediaKontras|19

2) Metode kontas ganda


a) Metode satu tahap: pemasukan media kontras negatif (-) dilakukan setelah
pemasukan media kontras positif (+) tanpa evakuasi terlebih dahulu.
b) Metode dua tahap: pemasukan media kontras negatif (-) dilakukan setelah
pemasukan media kontras positif (+) setelah evakuasi terlebih dahulu.
Persiapan Alat dan Bahan
1) Pesawat sinar-x dengan fluoroscopy.
2) Irigator set atau disposable soft-plastic enema tips dan enema bags.
3) Receiver
4) Vaselin sebagai pelumas
5) Rectal canule/tube
6) Handscoen
7) Laken/kain penutup meja pemeriksaan
Prosedur Pemeriksaan Memasukan Media Kontras
1) Metode Kontras Tunggal
a. Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan, dibuat foto pendahuluan.
b. Kemudian miring ke arah kiri, sehingga bagian tubuh kanan terangkat dengan
kemiringan 35-40, lutut kanan fleksi dan diletakkan di depan lutut kiri yang
diatur sedikit fleksi.
c. Irigator dipasang dengan tinggi kira-kira 24 inci di atas ketinggian anus,
volume BaSO kira-kira 2000 mL.
d. Rectal tube dioleskan vaselin, dimasukkan melalui anal ke dalam rectum.
e. Klem irigator dibuka, barium akan mengalir masuk ke dalam rectum.
f. Dengan dikontrol fluoroscopy, dibuat spot view untuk daerah yang dicurigai
ada kelainan.
g. Bila pengisian BaSO telah mencapai illeocaecal, klem ditutup kembali,
dibuat foto full filling dari colon.
h. Pasien disuruh evakuasi di kamar kecil atau bila menggunakan irigator set
disposable, bags direndahkan sehingga barium akan keluar dan ditampung
dengan receiver.
i. Setelah evakuasi, dibuat foto post evakuasi.
j. Posisi-posisi yang dibuat: ap/pa, ap axial, pa axial, lateral, rao, lao
2) Metode Kontras Ganda
Metode Satu Tahap
a. Dibuat foto pendahuluan Abdomen posisi AP.
MakalahMediaKontras|20

b. Prosedur pemasukan media kontras positif (+) sama dengan metode kontras
tunggal.
c. Klem selang irigator dibuka, media kontras positif (+) akan mengalir, kirakira 300-350 mL masuk ke dalam rectum dikontrol dengan fluoroscopy.
d. Bila media kontras positif (+) telah mencapai colon transversum, klem ditutup
, meja pemeriksaan diposisikan horizontal, lalu pompakan udara dengan
menggunakan Regular Sphygmomanometer Bulb dengan memposisikan
pasien lateral kiri, LAO, prone, RAO, lateral kanan, RPO, dan supine,
masing-masing 7 pompaan.
e. Foto dibuat dengan posisi AP/PA, LAO, RAO, AP/PA axial, lateral.
Metode Dua Tahap
a. Prosedur awal pemasukan media kontras positif (+) dan pengambilan foto
sama dengan metode satu tahap.
b. Bila media kontras telah mencapai illeocaecal, klem selang irigator ditutup,
kemudian dibuat foto full filling dengan posisi pasien supine.
c. Kemudian pasien evakuasi ke kamar kecil atau enema bag direndahkan
posisinya sampai lebih rendah dari meja pemeriksaan, media kontras dari
dalam colon akan mengalir kembali ke dalam enema bag.
d. Setelah colon kosong, pompakan udara melalui anus, sampai terjadi distensi
usus.
e. Dibuat foto evakuasi dengan posisi pasien supine.
e. Appendicografi
Definisi
Pemeriksaan Appendicografi adalah pemerikasaan radiografi dari appendiks
vermiformis dengan pemasukan media kontras positif (+) melalui mulut.
Tujuan Pemeriksaan
Untuk memperlihatkan atau menilai kelainan-kelainan yang terjadi pada appendiks
vermiformis melalui pengisian media kontras ke dalam lumen appendiks.
Indikasi Pemeriksaan
Appendiksitis
Penggunaan media kontras
Bahan kontras barium sulfat dengan perbandingan 1 : 4 melalui oral sampai 1 : 8
melalui anal
f. Lopografi
Definisi
MakalahMediaKontras|21

Teknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari


usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang
buatan pada daerah abdomen.
Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat anatomi dan fisiologi kolon
bagian distal sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis selanjutnya.
Persiapan alat pada pemeriksaan Lopografi, meliputi :
1. Pesawat x ray
2. Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan
3. Marker
4. Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal
5. Vaselin dan jelly
6. Sarung tangan
7. Penjepit atau klem
8. Kain kassa
9. Bengkok
10.Apron
11.Plester
12.Tempat mengaduk media kontras
Persiapan bahan
Kontras media(+):barium sulfat (1000ml untuk kontras tunggal dan 400ml untuk
kontras ganda), Kontras media(-) :udara
1. Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan konsentrasi
antara 70 80 W/V % (Weight /Volume). Banyaknya larutan (ml) tergantung
pada panjang pendeknya colon distal.
2. Air hangat untuk membuat larutan barium.
3. Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula
dimasukkan kedalam anus.
Pemasukan Media Kontras
Barium dimasukkan melalui stoma (lubang colon distal) diikuti ngan fluoroskopi
sampai mengisi daerah rectum dan dapat ditandai dengan keluarnya kontras melalui
anus. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan
ke kiri serta dibuat radiograf full filling untuk melihat keseluruhan bagian usus
dengan proyeksi antero posterior.
MakalahMediaKontras|22

g. Sialografi
Pengertian Pemeriksaan Sialografi
Pemeriksaan Sialografi adalah Pemeriksaan radiografi dari kelenjar ludah dan
salurannya (sistem salivari) dengan penyuntikan bahan kontras media positif,
dengan pemeriksaan sialografi juga dapat diketahui struktur anatomi dan fisiologis
nya.
Peralatan
Alat Steril
- Salivary duct dilator (untuk melebarkan permukaan atau muara dari kelenjar
ludah
- Lacrimale duct canule atau kateter
- Adaptor, untuk menghubungkan alat suntik dengan lacrimale duct canule
- Spuit 2 cc 1 buah, Spuit 4 cc 1 buah
- Handuk dan kain kass
Alat Unsteril
-

Ampul Kontras Media

Lemon / jeruk nifis

Bengkok, plester

Gergaji ampul dan lampu sorot

Penggunaan Media Kontras


Kontras media(+):
a. Lipiodol(bersifat minyak)
Kurang baik karena penyerapab maupun sekresi lambat,sehingga untuk
pemeriksaan ulang pada kelenjar yang sama atau berbeda memerlukan waktu
yang lama
b. Hypaque 85%(bersifat air)
Lebih disukai karena lebih cepat menyatu dengan air liur dan cepat
disekresikan kembali
c. Volume kontras media 1-2ml
2. Saluran perkencingan
a. BNO-IVP
Definisi
Pemeriksaan BNO-IVP adalah pemeriksaan radiografi dari Traktus Urinarius
(Renal, Ureter, Vesica Urinaria dan Urethra) dengan penyuntikan media kontras
positif (+) secara intra vena.
MakalahMediaKontras|23

Tujuan Pemeriksaan
1) Untuk menggambarkan anatomi dari Pelvis Renalis dan sistem Calyces serta
seluruh Traktus Urinarius dengan penyuntikan media kontras positif (+) secara
intra vena.
2) Dapat

mengetahui

kemampuan

ginjal

mengkonsentrasikan

dan

mengekskresikan media kontras tersebut.


Indikasi Pemeriksaan
1) Nephrolitiasis: suatu keadaan terdapat satau atau lebih batu di dalam Pelvis atau
Calyces dari ginjal.
2) Hydronephrosis (pembesaran ginjal): distensi dan dilatasi dari Pelvis Renalis,
biasanya disebabkan oleh terhalangnya aliran urin dari ginjal.
3) Urolithiasis: suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam saluran ureter.
4) Pyelonephritis: radang pada ginjal dan saluran perkencingan bagian atas.
5) Renal Failure: kegagalan fungsi ginjal.
6) Haematuria: suatu keadaan dimana terdapat sel-sel darah merah di dalam urine.
7) Massa pada ginjal
Persiapan Alat dan Bahan
1) Peralatan Steril
a. Wings Needle No. 21 G 1 buah
b. Spuit 20 cc 2 buah
c. Kapas alkohol atau wipes
d. Tourniquet
2) Peralatan Un-Steril
a. Plester
b. Marker R/L
c. Media Kontras (Omnipaque, Urografin, Iopamario)
d. Obat-obatan emergency
Penggunaan Media Kontras
Kontras media(+):
- Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana
jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat
badan. (contoh : iopamiro, ultravist,omnipaque)
- Urografin 20cc/lopamiro
Media kontras disuntikkan secara intra vena, biasanya pada vena cubiti dengan
pasien dalam posisi supine.
MakalahMediaKontras|24

Volume media kontras sebagai berikut:


1) Media kontras yang digunakan adalah yang berbaham iodium, dimana
jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yaitu 1-2 cc/kg berat badan.
2) Untuk anak-anak kira-kira 2 ml/kg berat badan.
3) Bila ada dugaan kegagalan ginjal, dosis Bila ada dugaan kegagalan ginjal, dosis
4 ml/ kg berat badan.
Pengambilan Gambar Radiografi
Foto menit ke-5 setelah disuntikkan media kontras
Foto ini untuk melihat perjalanan kontras mengisi sistem Calyces pada ginjal.
Foto menit ke-10 atau ke-15
Untuk melihat gambaran Pelviocalyseal, Ureter, dan Bladder mulai terisi media
kontras
Foto menit ke-30
Foto ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal mengsekresikan
media kontras.
Foto menit ke-60
Setelah masuk menit ke-60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset dan film ukuran
30 x 40 cm. Setelah hasil rontgen dikonsultasikan pada radiolog dan dinyatakan
normal maka pasien diharuskan mixi kemudian difoto kembali. Jika radiolog
menyatakan ada ganguan biasanya dilakukan foto 2 jam.
Foto Post Void
Yang terakhir adalah melakukan foto post void dengan posisi AP supine atau
erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder.
Hasil Gambaran Radiografi
Foto menit ke-5

Foto menit ke-10 atau menit ke-15


MakalahMediaKontras|25

Foto menit ke-30

Foto menit ke-60

Foto Post Void

MakalahMediaKontras|26

b. Hydroneprosis, hydroureter
Kontras media(+) dengan volume bahan kontas (saxton 1969)
Dewasa sekitar 70kg: 20ml urografin 76%(atau sejenisnya), 40ml hypaque untuk
dosis rendah
c. Nephrotomografi
Kontras media(+)decholin 20%, 20ml hypaque 45& dan 50ml hypaque 85% secara
cepat
d. Retrograde Pyelo-Ureterografi
Kontras media(+)Biasanya hypaque 25% atau yang setara kira-kira dengan 10cc.
Urografin 10cc atau lebih
e. Antegrade Pyelografi (APG)
Definisi
Pemeriksaan Antegrade Pyelografi (APG) adalah teknik/prosedur pemeriksaan
radiografi dari sistem urinaria dengan menggunakan media kontras yang
dimasukkan melalui kateter yang telah dipasang dokter urologi dengan cara
nefrostomi percutan.
Tujuan
1) Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi Traktus Urinarius bagian proximal.
2) Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang kurang
akurat/metode Retrograde Pyelografi (RPG) tidak memungkinkan.
3) Untuk menunjukkan terutama gambaran Pelvis Renalis dan Ureter.
4) Menunjukkan obstruksi Ureter akibat batu
Indikasi Pemeriksaan
1) Nephrolitiasis: suatu keadaan terdapat satau atau lebih batu di dalam Pelvis atau
Calyces dari ginjal.
MakalahMediaKontras|27

2) Urethrolitiasis: penyumbatan saluran ureter oleh batu karena pengendapan


garam urat, oksalat, atau kalsium.
3) Nephritis: kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman
umumnya bakteri steptococcus.
4) Pyelonephritis: radang pada ginjal dan saluran perkencingan bagian atas.
5) Trauma akut Traktus Urinarius
6) Hydronephrosis (pembesaran ginjal): distensi dan dilatasi dari Pelvis Renalis,
biasanya disebabkan oleh terhalangnya aliran urin dari ginjal.
Persiapan Alat dan Bahan
1) Media kontras iodium 50 cc, cairan NaCl 100 cc.
2) Spuit dissposible 50 cc
3) Needle 19 G
4) Handscoen
5) Clamp, Plester danHaas
6) Alkohol atau betadine
7) Pesawat sinar-x, kaset dan film ukuran 24 x 30 cm dan 30 x 40 cm
Prosedur Pemeriksaan Pemasukkan Media Kontras
1) Kateter yang telah terpasang diklem kemudian selang yang menghubungkan
dengan urine dicabut.
2) Media kontras disiapkan dengan mencampur media kontras dan NaCl dengan
perbandingan 1:3.
3) Sebelum pemasukan media kontras dilakukan, buat foto pendahuluan dengan
menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm dengan posisi AP seperti foto
Abdomen, CRnya tegak lurus terhadap kaset.
4) Masukkan media kontras yang sudah diencerkan melalui kateter yang langsung
terhubung dengan Pelviocalyces.
Hasil Gambaran Radiografi

MakalahMediaKontras|28

Terlihat gambaran ginjal yang tidak terpotong dan gambaran dimulai dari nefron
sampai blass tetapi tidak ada rentang waktu seperti pemeriksaan BNO-IVP.
f.

Retrograde Pyelografi (RPG)


Definisi
Pemeriksaan Retrograde Pyelografi (RPG) adalah teknik/prosedur pemeriksaan
sistem urinaria dengan menggunakan sinar-x dan memasukkan media kontras
secara retrograde (berlawanan arah dengan alur sistem urinaria) untuh menegakkan
diagnosa.
Indikasi Pemeriksaan
1) Stricture Uretra: kondisi medis yang ditandai oleh penyempitan abnormal uretra
karena peradangan atau jaringan parut dari operasi, penyakit atau cidera.
2) Batu uretra
3) Uretris Injury
4) Renal Pelvic Neoplasm
5) Renal Calculi
6) Ureteric Fistule: adhesi abnormal struktur tubuh ureter, yang merupakan tabung
yang mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih.
7) Accidental Ureteric Ligation
Kontra Indikasi
1) Urethritis
Kontra indikasi absolute karena dapat menyebarkan infeksi pada Traktus
Urinarius distal dan proximal.
2) Stricture Urethra
Bukan kontra indikasi absolute, namum pemasukan kateter dapat memperparah
keadaan.
Persiapan Alat dan Bahan
MakalahMediaKontras|29

1) Pesawat Rontgen
2) Media kontras iodium 20 cc
3) Spuit 20 cc
4) Needle 19 G
5) Handscoen
6) Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm dan 30 x 40 cm
7) Grid atau bucky
8) Marker R/L
9) Kateter dipasang dengan bantuan cystoscopy
10) Desinfektan
Prosedur Pemeriksaan Pemasukkan Media Kontras
1) Pemasangan kateter dilakukan oleh dokter urologi dengan menggunakan
bantuan cystoscopy, secara retrograde (berlawanan arah dengan alur sistem
urinari) melalui uretra sebelum pemeriksaan mulai dilakukan.
2) Lakukan foto pendahuluan (Abdomen Polos).
a) Untuk memastikan letak kateter
b) Mengetahui ketepatan teknik dan positioning
3) Lakukan injeksi 3-5 cc media kontras melalui kateter menuju Pelvis Renalis,
pada ginjal yang diperiksa.
a) Diambil dengan menggunakan kaset dan film ukuran 24 x 30 cm.
b) Kontras dimasukkan kembali 5 cc sambil kateter ditarik perlahan, lalu foto
menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm untuk melihat daerah ureter.
c) Kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik diperkirakan kontras habis,
dan kateter dilepas. Foto diambil dengan menggunakan kaset dan film ukuran
30 x 40 cm.
Hasil Gambaran Radiografi

MakalahMediaKontras|30

g. Retrograde cystografi
Kontras media(+)
- Kontras media berbahan iodium dengan perbandingan 1:3 atau 1:4 omnipaque
- Kontras media yang water soluble
- 30-50ml hypaque 50%+200ml aquadestilata
- Kadang kadang digunakan udara(gas)untuk double kontras
h. Urethra-cystografi
Kontras media(+)
- Golongan garam sodium atau meglumin 30-40cc
- Klinis dengan suspek rupture urethra menggunakan kontras media bersifar larut
dalam air(water soluble) missal urografin 60%
i. Cysto-Urethrografi
Definisi
Pemeriksaan Uretrocystografi adalah pemeriksaan radiologi untuk melihat fungsi
dari uretra dan vesica urinaria yang mengalami gangguan berupa penyempitan dan
sumbatan sehingga menimbulkan gangguan pada uretra dan vesica urinaria.
Indikasi Pemeriksaan
1) Stricture Urethra: penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.
2) Retensi urine: kesulitan pada saat buang air kecil.
3) Kelainan kongenital: kelainan bawaan dari lahir, hal ini jarang terjadi.
4) Fistule: saluran abnormal yang terbentuk antara 2 buah organ yang seharusnya
tidak terhubung.
5) Tumor
Kontra Indikasi
1) Infeksi akut
MakalahMediaKontras|31

2) Recent instrumentation
Persiapan Alat dan Bahan
-

Spuit

Pesawat sinar-x

Kaset dan film ukuran 24 x 30

Handscoen

cm

Kassa steril

Marker R/L

Bengkok atau mangkuk kecil

Media

Kapas alkohol

urografin

Plester

Gliserin

Baju pasien

Kateter

kontras,

yaitu

Jalannya Pemeriksaan
- Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan setelah disuruh untuk buang
air kecil.
- Daerah orifisium uretra diolesi dengan gliserin.
- Masukkan media k
- ontras melalui kateter sebanyak 12 cc.
- Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi.
Kontras media
- berbahan iodine 15%-20%
- urografin dan aquabidestilata 150-200cc
j. Cystografi
Persiapan Alat dan Bahan
- Pesawat sinar-x
- Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm beserta marker R/L
- Media kontras, yaitu urografin
- Gliserin
- Kateter
- Handscoen danSpuit
- Kassa steril
- Bengkok atau mangkuk kecil
- Kapas alkohol
- Plester
- Baju pasien

MakalahMediaKontras|32

Bahan kontras:
- Kontras media(+): steripaque 150ml
- Kontras media(-) : CO2 60-80ml
Pemeriksaan dengan kontras positif
- Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan setelah disuruh buang air
kecil.
- Daerah orifisium uretra diolesi dengan gliserin.
- Masukkan media kontras yang telah diencerkan dengan cairan infus sebanyak
150-500 cc melalui kateter, secara perlahan sampai ke vesica urinaria
sehingga residu urine keluar melalui kateter.
- Setelah media kontras mengisi vesica urinaria, maka lakukan pemotretan
dengan beberapa proyeksi.

3. Kardiologi (Pencitraan Pembuluh Darah)


a. Arteriografi Femoralis
Definisi
Arteriografi Femoralis adalah pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan
pembuluh arteri pada ekstremitas bawah dengan memasukkan media kontras
positif (+).
Tujuan Pemeriksaan
Untuk memperlihatkan anatomi dan patologi dari hip joint sampai dengan kaki.
Indikasi Pemeriksaan
1) Arterosklerosis Obliterans
2) Aneurysm
3) Trauma arteri
4) Arteriovenosus Malformasi
5) Artritis
6) Neoplasma
Kontra Indikasi
1) Alergi terhadap media kontras.
2) Kelainan jantung.
Media Kontras yang Digunakan
Conray 280 dengan volume 20-30 mL dengan kecepatan penyuntikan sekitar 8
mL/detik untuk satu proyeksi.
Persiapan Alat dan Bahan
MakalahMediaKontras|33

1) Steril
a. Jarum arteriogram
b. Adaptor
c. Spuit 50 ml sebanyak 2 buah
d. Spuit 10 ml sebanyak 1 buah
e. Spuit 2 ml sebanyak 1 buah
f. Drawing up canula
g. Kateter
h. Sponge forceps
i. Mangkuk pelembab 2 buah
j. Gallipot
k. Kasa
l. Handuk
m. Baju pasien
2) Unsteril
a. Pembersih kulit
b. Ampuls media kontras
c. Saline
d. Jarum disposable
e. Pembuka ampuls
f. Lokal anastesi (Omnopone atau Scopolamine)
Metode Pemasukan Media Kontras
a. Peyuntikan secara langsung.
b. Kateterisasi teknik seldinger.
Teknik Pengambilan Gambar
1) Single Technique
a. Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x 43 cm.
b. Membutuhkan dua kali penyuntikan kontras yang masing-masing
digunakan untuk menggambarkan arteri femoralis dan arteri tibia sampai
dorsalia.
2) Serial Technique
a. Menggunakan film ukuran 35 cm x 35 cm.
b. Membutuhkan peralatan yang mempunyai variasi kecepatan pergantian
film, termasuk rol film, cut film, dan kaset charger yang berkemampuan dua
eksposi dalam satu menit.
MakalahMediaKontras|34

c. Hanya memerlukan satu kali penyuntikan bahan kontras.


b. Angiografi
Dengan menggunakan kontras media berbahan dasar iodine organic antera lain:
conray, angiografin,urografin,hypaque
c. Ct-scan kardiak
Kontras media yang digunakan dalam pemeriksaan ct-scan yang membutuhkan
kontras media adalah kontras media yang berbahan senyawa
iodium(contoh:omnipaque)
d. MRI jantung
Terdiri dari:
- Jenis Pemeriksaan MRI Jantung
- MRA coronary
- Perfusion study
- Viability study
- Dobutamine stres MRI
- ARVD study
- MRA
- Function study
- Congenital Heart study
Kontras media yang digunakan:
- Paramagnetic > Gadolinium (Gd)
- Superparamagnetic> Besi oksida (Fe3O4)
4. CT-Scan
a. Head Polos
b. Head Kontras
c. Abdomen / Thorax Polos
d. Abdomen / Thorax Kontras
e. Sinus Paranasal
f. Orbita
g. Maxilla
h. Extrimitas
i. Columna Vertebra :
- Cervical
- Thoracal
- Lumbal
MakalahMediaKontras|35

j. Pelvis
Kontras media yang digunakan dalam pemeriksaan ct-scan yang
membutuhkan kontras media adalah kontras media yang berbahan senyawa
iodium(contoh:omnipaque)
Media kontras Iodium yang larut dalam air dibedakan menjadi 4 yaitu
1. Monomer ionic
Biasa digunakan dalam oral cholegrafi (Iopodote, Iocetamic acid, dll), dan
Uro/angiografi (Iothalamate, diatrizoat, Ioxithalamat, ioglicic Acid,
Iodamic acid).
2. Monomer nonionic
Biasa digunakan dalam uro/angiografi (seperti iopamidol, Iohexol,
Iopramide, Ioversol, Iopentol).
3. Dimer ionic
Biasa digunakan dalam i.v cholegrafi (Iodipamic Acid, iodoxamid acid,
Iotroxic acid) dan Angiografi ( Ioglaxic Acid)
4. Dimer nonionic
Biasa digunakan untuk pemeriksaan myelografi (seperti Iotrolan).
Contoh :
Pemeriksaan CT-Scan Kepala
Indikasi Pemeriksaan
1) Tumor, massa, lesi
2) Metastase otak
3) Perdarahan intra cranial
4) Anuerisma
5) Abses
6) Atrophy otak
7) Kelainan post trauma
8) Kelainan congenital
Persiapan Alat dan Bahan
1) Steril
Alat-alat suntik,Spuit, Kassa dan kapas alkohol\
2) Unsteril
a) Pesawat CT-Scan
b) Media Kontras: omnipaque, visipaque dengan volume 2-3 mm/kg, maksimal
150 mm. Beserta injeksi rate sekitar 1-3 mm/detik
MakalahMediaKontras|36

c) Tabung oksigen

C. Penggunaan Media Kontras Pada Radiologi Anak


1. Pemeriksaan Lopografi Pediatrik
Definisi
Pemeriksaan Loopografi Pediatrik adalah pemeriksaan radiografi pada colon yang
dilakukan Post Colostomy pada anak-anak.Sedangkan Colostomy adalah tindakan
bedah pembuatan saluran dari colon ke dinding abdomen sebagai pengganti fungsi
anus.
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengevaluasi saluran buatan antara colon dengan dinding abdomen tersebut.
Kelainan pada Colon sehingga Dilakukannya Tindakan Colostomy
- Ulseratif Colitis
- Diverticulitis
- Polip
- Intraluminal Lesion
- Tumor Colon
- Hirschsprung
- Carsinoma Colon
- Malformasi Anorectal
- Enterocolitis Necrosis
- Atresia Ani
Persiapan Alat
1) Alat yang digunakan sama dengan alat-alat untuk Colon In Loop.
2) Media kontras:
a) Media kontras positif (+) BaSO: 1000 mL untuk kontras tunggal, 400 mL untuk
kontras ganda.
b) Media kontras negatif (-).
Teknik Pemasukan Media Kontras
1) Pemasukan media kontras dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui
anus buatan.
2) Dengan dikontrol fluoroscopy suntikkan media kontras positif (+) secara cepat,
kemudian dimasukkan media kontras negatif (-).
3) Dibuat foto-foto spot atau foto besar dengan posisi yang sesuai, biasanya AP dan
Lateral.
MakalahMediaKontras|37

2. Appendicografi
Dengan menggunakan kontras media + dengan viskositas 1:2.
3. BNO-IVP
Dengan kontras media + yaitu, 2ml per kg berat badan anak <8kg dan 20ml pada berat
anak antara 8-30kg (contoh : iopamiro, ultravist,omnipaque)
4. Colon In Loop (Barium Enema) Pediatrik
Pengertian
Pemeriksaan Colon In Loop Pediatrik adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari
Colon dengan menggunakan media kontras secara retrograde pada pasien pediatrik
(anak-anak).
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendapatkan gambaran anatomis dari colon sehingga dapat membantu
menegakkan diagnosa suatu penyakit atau kelainan pada colon.
Indikasi Pemeriksaan
1) Colitis: penyakit-penyakit inflamasi (pembengkakan) pada colon.
2) Carsinoma: tumor
3) Diverticulum: kantong yang menonjol pada dinding colon, terdiri daro lapisan
mukosa dan muskularis mukosa.
4) Polyps: penonjolan pada selaput lendir.
5) Volvulus: penyumbatan isi usus karena terbelitnya usus ke bagian yang lain.
6) Invagination: melipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri
7) Intussusception
8) Atresia ani: Tidak adanya saluran dari colon yang seharusnya ada.
9) Stenosis: Penyempitan saluran usus besar.
10) Mega colon: suatu kelainan konginetal yang terjdi karena tidak adanya sel
ganglion di flexus mientrik dan submukosa pada segmen colon distal
menyebabkan feses siulit melewati segmen gangloinik.
Kontraindikasi
1) Perforasi
2) Obstruksi
3) Diare berat
Persiapan Alat dan Bahan
1) Untuk Anak-Anak >1 Tahun
a) Kantung enema sekali pakai diisi dengan BaSO4
b) Tabung
MakalahMediaKontras|38

c) Penjepit
d) Air hangat digunakan untuk melarutakan BaSO
e) Beberapa di antaranya, kateter didesign agar tidak dapat keluar rectum setelah
disisipkan, sehingga tidak bocor.
2) Untuk Bayi dan Anak-Anak
Menggunakan kateter silicon 10 french dan sebuah spuit 60 ml, barium diinjeksi
secara manual dan perlahan.
Teknik Pemasukan Media Kontras
Pemeriksaan Colon In Loop pada bayi dan anak-anak biasanya hanya menggunakan
metode kontras tunggal yang menggunakan BaSO sebagai media kontrasnya.

MakalahMediaKontras|39

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh
pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi, sehingga media yang
dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh
yang akan diperiksa.
2. Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat
terlihat dalam radiografi dan memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau
bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang
diperiksa.
Media kontras dibedakan menjadi media kontras positif dan media kontras
negatif. Media kontras positif dibagi lagi menjadi media kontras non iodinated
(barium sulfat) dan media kontras iodinated (mengandung yodium). Media
kontras iodinated juga dibagi lagi menjadi golongan larut dengan air (water
soluble) dan golongan tidak larut dengan air ( oil soluble).
Dalam penggunaan media kontras tersebut perlu memperhatikan
osmolalitas, protein binding, lipophylisity, viscosity (kekentalan).
Prosedur memasukkan media kontras tergantung dari pemeriksaan yang
dilakukan. Beberapa cara pemberian media kontras yaitu pemberian media
kontras per oral (barium meal), pemberian media kontras per anal (barium enema
untuk usus besar & usus halus), pemberian media kontras intravascular
(umumnya media kontras iodium), pemberian media kontras intra arterial,
intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally (hampir pada seluruh rongga
tubuh atau ruang yang potensial).
Dalam penggunaan media kontras terdapat beberapa jenis reaksi
diantaranyaNeutrotoksisitas, Nyeri dan Rasa Sakit, Efek terhadap Jantung
(Cardiac Effect), Reaksi Pseudoalergik. Untuk menangani reaksi tersebut
dilakukan terapi jika reaksi sedang, tidak perlu diilakukan terapi jika reaksi
ringan, jika terjadi reaksi berat dilakukan rawat intensif. Sedangkan untuk
membuat media kontras tetap baik jika digunakan maka perlu dilakukan
penyimpanan pada media kontras.
3. Penggunaan media kontras pada radiologi dapat diaplikasikan pada pemeriksaan
saluran pencernaan yang meliputi oesofagografi, OMD, follow thhrough, colon
MakalahMediaKontras|40

in loop, appendicografi, lopografi, sialografi, saluran perkencingan meliputi


BNO-IVP, hydronefrosis, nephrotomografi, Retrograde pyelo-uretrografi,
antegrade pyelografi, retrograde pyelografi, retrograde cystografi, urethra
cystografi, cysto uretrografi, cystografi, pencitraan pembuluh darah arteriografi
femoralis, angiografi, ct scan cardiac, MRI jantung, pemeriksaan ct scan,
pemeriksaan pada pediatrik meliputi lopografi pediatrik, appendicografi
pediatrik, BNO-IVP pediatrik, colon in loop pediatrik.

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca
dan penulis mengenai media kontras dan pemeriksaan yang menggunakan media kontras.
Khususnya bagi calon radiografer, sebaiknya lebih teliti dan cermat ketika menangani
pemeriksaan yang menggunakan media kontras, lebih memperhatikan tentang jenis media
kontras yang digunakan, perbandingan media kontras dengan air dan, volume disesuaikan
dengan kondisi pasien dan ketetapan pemeriksaan. Sebaiknya calon radiografer lebih
memperhatikan pasien mengenai reaksi yang terjadi ketika dimasukkan media kontras dan
mengerti penanganan yang harus dilakukan

agar kelak menjadi radiografer yang lebih

profesional dan mampu dipertanggung jawabkan.

MakalahMediaKontras|41

Daftar Pustaka

Bontrager, Keneth L, dan Lampignano, John P. 2010. Textbook of Radiographic Positioning


and Related Anatomy. Seventh edition. St. Louis : Mosby Elsevier.
Glenda J. Bryan. 1979. Diagnostic RadiographyA concise Practical Manual. Longman Group
Limited:Livingstone
Noreen & Muriel Chesney. 1988. Care of ThePatient in Diagnostic Radiography. Blackwell
Scientific Publication: London
Snpoek, Albert M. 2006. Fundamentals of Radiographic Procedures 5th edition. St. Louis : Sauders
Elsevier

http://radiologyedu.blogspot.com/2014/01/kontras-media.html
http://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/02/kontras-media.html
http://setanmantul.blogspot.com/2014/01/bahan-kontras-a.html
http://lisdanurindra.blogspot.com/2013/10/kontras-media_9702.html
http://erlhank.blogspot.com/2013/02/makalah-sederhana-pemeriksaan-myelografi.html
http://titikfulcrum.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-oesofagografi.html
http://rudyday.blogspot.com/2013/10/pemeriksaan-radiologi-dengan-media.html

MakalahMediaKontras|42

Anda mungkin juga menyukai