Anda di halaman 1dari 19

Cystografi

Ashlah qonita (p21130218012)


Dimas akbar nugraha (p21130218017)
D-IV 2A
Salah satu pemeriksaan traktus urinarius yang dikhususkan untuk
memeriksa bagian vesica urinaria ( kandung kemih ) dan uretra,
Pengertian dengan cara memasukan suatu bahan kontras yang dimasukan
melalui uretra, dengan mengunakan kateter atau langsung
menggunakan spuit.
 Untuk melihat anatomi dari vesica urinaria beserta dengan
fungsi fisiologinya.

Tujuan  Untuk melihat apakah ada kelainan fungsi dari vesica urinaria
dan uretra.
 Untuk melihat adakah massa atau batu didalam vesica
urinaria dan uretra.
a. Benigna Prostatica Hyperplasi (pembesaran prostat jinak),
adalah suatu tumor prostate yang disebabkan oleh adanya
penyempitan atau obstruksi uretra.
b. Bladder calculi/vesico lithiasis/batu kandung kemih
c. Polinephritis, adalah peradangan pada ginjal dan renal
Indikasi pelvis yang disebabkan oleh pyogenic bakteri
(pembentukan nanah)
Pemeriksaan d. Ren calculi (batu pada ginjal), adalah kalkulus yang
terdapat pada ginjal atau pada parenchim ginjal.
e. Hidronefrosis, adalah distensi dari renal pelvis dan system
kalises dari ginjal yang disebabkan oleh obstruksi renal
pelvis atau ureter.
f. Hipertensi ginjal (renal hypertension), adalah
meningkatnya tekanan darah pada ginjal melalui renal
arteri.
g. Obstruksi ginjal (renal obstruction), adalah obstruksi pada
ginjal yang disebabkan oleh batu, trombosis, atau trauma.
INDIKASI
h. Penyakit ginjal polikistik (polycystic kidney disease), yaitu
PEMERIKSAAN suatu penyakit ginjal yang ditandai dengan banyaknya
kista yang tidak teratur pada satu atau kedua ginjal.
i. Cystitis, yaitu peradangan pada vesika urinaria
(Bontranger, 2001)
a. Hipersensitif terhadap
media kontras
b. Tumor ganas
c. Gangguan pada hepar
d. Gagal jantung

Kontra e. Anemia
f. Gagal ginjal akut maupun
Indikasi kronik

Pemeriksaan g. Diabetes, khususnya


diabetes mellitus
h. Pheochrocytoma
i. Multiple myeloma
j. Anuria (tidak adanya
ekskresi dari urine)
k. Perforasi ureter
(Bontrager, 2001)
 Pesawat Rontgen dan Fluoroscopy
 Disposable cateter
 Cateter connection
Alat dan  Plester
 Kontras Media 1 : 3 atau 1 : 4 Omnipaque
bahan
 Klem
 Cleanser / Kapas Alcohol
Pasien tidak mempunyai persiapan khusus. Tetapi sebelum
dilakukan pemeriksaan cystografi pasien terlebih dahulu
dipasang kateter di bagian urologi. Sebelum dilakukannya
pemeriksaan cystografi alangkah baik nya vesica urinari nya
di kosongkan. Bila di permintaan tersebut tertulis BNO –
Persiapan CYSTOGRAFI maka di buat foto pendahuluan BNO
POLOS, bila dipermintaan tersebut tidak ada bacaan BNO –
CYSTOGRAFI maka langsung saja dilakukan pemeriksaan
cystografi. Foto harus mencangkup distal ureter dan
prostate pada pasien laki- laki.
Teknik Vesica urinaria pasien terlebih dahulu dikosongkan dengan
cara klem kateter dibuka, maka urin akan keluar dan
pemasukan ditampung dengan alat penampung. Setelah itu kontras
media yang sudah ada didalam spuit di suntikan melalui
kontras kateter, kemudian kateter di klem dan dilekatkan pada paha
pasien.
media
Teknik Posisi rutin yang sering digunakan pada crstografi
- AP
pemeriksaan - AP Oblique
Crystografi - Lateral
Posisi pasien :
Tempatkan pasien supine pada meja pemeriksaan untuk proyeksi
AP,Plain foto

Posisi obyek :
a) Arahkan bidang MSP ke garis tengah alat grid.
b) Atur pundak dan pinggul sehingga berjarak sesuai dengan
AP AXIAL film.
c) Letakkan tangan ke bagian yang tidak menghalangi
pengambilan gambar.
d) Jika pasien di posisikan supine,atur kaki pasien memanjang.
Pada posisi ini, tulang pubis dapat secara lebih mudah
diproyeksikan dibawah leher kandung kemih dan urethra
proximal.
e) Pertengahan kasete 2inci di atas symphisis pubis.
f) Perintahkan pasien untuk menahan nafas pada saat eksposi.
Central Ray
10-15° caudally 2 inci diatas sympisis pubis

Kriteria evaluasi
a) Daerah ujung distal dari ureter, kandung kemih dan bagian
AP AXIAL proximal uretra.
b) Tulang pubic diproyeksikan dibawah leher kandung kemih
dan uretra proximal terlihat.
c) Kontras secara jelas menunjukan kontras pada kandung
kemih, distal ureter dan proximal uretra.

(Learning Worksheet,2001)
Posisi pasien
Tempatkan pasien semi supinepada meja radiograf untuk
proyeksi AP Oblique ( kanan ).

Proyeksi obyek
AP OBLIQUE Putar pasien 40 sampai 60 derajat RPO atau LPO, sesuai untuk
perintah radiolog.
(RPO atau a) Atur pasien sehingga lengkungan pubic paling dekat kemeja
lurus melebihi garis tengah grid.
LPO) b) Menyembunyikan paha paling atas secukupnya untuk
menghindari terjadinya superimposisi pada daerah kantong
kemih.
c) Pertengahan cassette 2 sampai 3 inci dibawah symphisis
pubis mendekati 1 inci lateral ke garis tengah pada sisi yang
dinaikkan (atau symphisis pubis untuk study pengosongan).
d) Perintahkan pasien untuk menahan nafas pada saat eksposi.
Central Ray
Tegak lurus film 2 inci dibawah symphisis pubis

Kriteria evaluasi
a) Daerah ujung distal ureter, kandung kemih dan bagian
AP OBLIQUE uretra proximal.
b) Tulang pubis di proyeksikan dibawah leher kandung kemih
(RPO atau dan urethra proximal tergambar.
LPO) c) Kontras secara jelas menunjukan kandung kemih, distal
ureter dan urethra proximal.
d) Tidak terjadi superimposisi kandung kemih oleh paha
paling atas

(Learning worksheet,2001)
Posisi pasien
Tempatkan pasien pada posisi lateral pada meja pemeriksaan,
sisi kanan atau kiri sesuai dengan yang di indikasikan.

Posisi obyek
a) Fleksikan secara perlahan-lahan, lutut pasien untuk posisi
Lateral yang nyaman, dan atur tubuh sehingga bidang median
coronal di arahkan ke garis tengah grid.
b) Lenturkan siku dan tempatkan tangan dibawah kepala
pasien.
c) Pertengahan cassette 2 sampai 3 inci diats batas
symphisis pubis pada bidang coronal.
d) Perhatikan pasien untuk menahan nafas pada saat eksposi
Central Ray
CR diarahkan langsung secara tegak lurus ke film 2 sampai 3
inci diatas symphisis pubis pada bidang median coronal.

Kriteria Evaluasi
Daerah ujung distal dari ureter, kandung kemih dan bagian
urethra proximal.
Lateral Kontras secara lebih jelas menunjukan kandung kemih, distal
ureter dan urethra proximal.
Kandung kemih, dan distal ureter dapat divisualisasikan
melalui pelvis.
Pinggul dan femora superimpose.

(Learning worksheet,2001)
TERIMA KASIH !

Anda mungkin juga menyukai