Anda di halaman 1dari 26

PROFIL SINGKAT RSIJ PONDOK KOPI

RS Islam Jakarta Pondok Kopi merupakan amal usaha persyarikatan


Muhammadiyah yang memiliki tanggung jawab untuk menjalankan visi dan misi
persyarikatan bidang kesehatan. Muhammadiyah sebagai gerakkan islam yang
berlandaskan Al Qur'an dan As Sunah dengan watak tajdid senantiasa istiqomah
dan aktif dalam melaksanakan dawah amar ma'ruf nahi munkar disegala bidang
kehidupan sehingga manjadi rahmatan lil alamin bagi kehidupan umat , bangsa dan
kemanusiaan menuju terwujudnya masyarakat islam yang sebenar - benarnya .

Mewujudkan misi sebagai pembawa rahmat bagi lingkungan, Rs Islam Jakarta


Pondok Kopi melakukan pengelolaan rumah sakit secara amanah, profesional ,
berkualitas dan akuntabilitas serta menjadikan rumah sakit sebagai perwujudan
da'wah persyarikatan dalam arti yang luas .

RS Islam Jakarta Pondok Kopi diresmikan pada tanggal 12 Desember 1986 (10
Rabiul Awal 1407 H) oleh bapak R. Soeprapto , Gubernur DKI masa itu . Berdiri
di atas lahan seluas 17.681 m2 , pada awal berdiri fasilitas yang ada meliputi
pelayanan rawat jalan , UGD serta ruangan perawatan dengan kapasitas 40 tempat
tidur .

1
Seiring dengan perkembangannya, saat ini rumah sakit Islam Jakarta Pondok Kopi
telah memiliki Akreditasi 16 bidang , sertifikasi ISO 9001 serta merupakan rumah
sakit type B dengan pelayanan dokter spesilias dan sub spesialis dengan kapasitas
233 tempat tidur .

RS Islan Jakarta Pondok Kopi melakukan penyelenggaraan kesehatan dengan


mewujudkan nilai "BEKERJA sebagai IBADAH , IHSAN dalam PELAYANAN”.
Ihsan diwujudkan dengan melayani dengan ikhlas didukung sumber daya insani dan
fasilitas yang handal dengan membangun sinergi sebagai wujud menunaikan
amanah guna memberikan rasa nyaman bagi setiap pelanggan .
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan
pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan undang-undang dan
tuntutan ajaran islam dengan tidak membedakan agama, golongan serta kedudukan.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit,
baik fisik, mental, dan sosial. (WHO, 1975). Kesehatan fisik merupakan hal
yang paling mudah diketahui dan seringkali dapat terlihat langsung oleh
mata. Namun ada pula kelainan ataupun penyakit yang tidak dapat dilihat
oleh mata manusia, misalnya kelainan kelainan yang berada di dalam tubuh
manusia seperti tumor, adanya benda asing di dalam tubuh tanpa diketahui
sebelumnya, pengapuran tulang, keretakan tulang, patah tulang ataupun
pergeseran posisi tulang. Dengan kemajuan teknologi pada saat ini hal-hal
tersebut dapat diketahuhi secara pasti dengan bantuan sinar-X. Cabang ilmu
yang mempelajari hal tersebut adalah Radiologi.
Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang
berhubungan dengan studi dan penerapan berbagai teknologi pencitraan
untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. Pencitraan dapat
menggunakan sinar-X, USG, CT scan, tomografi emisi positron (PET) dan
MRI. Pencitraan tersebut menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari
sebuah objek padat, seperti bagian tubuh manusia, dengan menggunakan
energi radiasi. Radiologi juga kadang-kadang disebut radioskopi atau
radiologi klinis. Radiologi intervensi adalah prosedur medis dengan
bimbingan teknologi pencitraan. Pencitraan medis biasanya dilakukan oleh
ahli radiografi atau penata rontgen. Seorang radiolog (dokter spesialis
radiologi) kemudian membaca atau menginterpretasikan gambar untuk
menentukan cedera, menentukan seberapa serius cedera tersebut atau
membantu mendeteksi kelainan seperti tumor.
Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran
karena hasil dari penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-
bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai. Contohnya
adalah melihat organ paru-paru manusia yang merupakan organ penting
3
ditubuh manusia yang berfungsi untuk memenuhi pasokan oksigen ke
jantung yang akan disalurkan keseluruh tubuh .
Rongga thorax adalah suatu rongga yang dibatasi oleh suatu dinding
thorax dan meluas dari bagian superior thoracic, dimana struktur masuknya
kedalam rongga thorax, hingga ke bagian inferior thoracic. Diaphragm
membatasi rongga thorax dari rongga abdomen. Pada rongga thorax
terdapat paru, jantung, anggota tubuh dari sistem pernapasan, sistem
cardiovascular, dan sistem endocrine, bagian inferior dari esophagus, dan
kelenjar thymus. Pada rongga thorax terdapat tiga ruang yang terpisah, yaitu
rongga pericardial dan rongga pleura sinistra dan dextra. Ruang diantara
kedua rongga pleura disebut dengan nama mediastinum. Pada mediastinum
terdapat semua struktur thorax terkecuali paru dan pleura. (Merrill’s, 2003).
Biasanya penyakit yang terjadi pada rongga thorax tidak terlepas
dari gangguan sistem pernapasan. Tetapi pada kesempatan kali ini penulis
akan membahas tentang metastasis penyakit metabolisme tulang. Penyakit
metabolisme tulang adalah suatu kegagalan sistem metabolisme pada tulang.
Biasanya karena metabolisme tulang kurang baik, maka akan
mempengaruhi kadar kalsium pada tulang. Kegagalan ini dapat pula karena
kekurangan asupan vitamin D dan gangguan arbsorbsi kalsium pada usus
halus. Sehingga terjadi ketidakseimbangan produksi osteoclast dan
osteoblast pada proses osifikasi. Penyakit ini dapat mengalami metastasis
pada organ-organ lainya. Contoh dari penyakit metabolisme tulang adalah
osteoporosis, osteomalacia, rickettsia, osteoitis fibrosa cystic, dan Paget’s
disease. (Avioli, 1977).
Untuk memenuhi kebutuhan penegakan diagnosa maka
dilakukanlah dengan pemeriksaan penunjang radiodiagnostik. Pemeriksaan
radiologi thorax memiliki dua proyeksi utama, yaitu proyeksi postero-
anterior dan proyeksi lateral. Sisi pasien yang terdekat dengan kaset akan
tampak baik pada radiograf. Lateral sinistra harus dilakukan kecuali
terdapat suatu patologi tertentu pada bagian dextra paru. Lateral sinistra
akan menghasilkan akurasi gambaran jantung yang baik (tanpa magnifikasi

4
berlebih) karena letak jantung cendrung terletak pada bagian rongga thorax
sinistra. (Bontrager, 2010).
Pemeriksaan thorax merupakan salah satu pemeriksaan radiologi
yang dapat memperlihatkan organ paru-paru pada tubuh manusia. Proyeksi
yang digunakan dalam pemeriksaan thorax secara umum di RSIJ Pondok
Kopi adalah PA dan. Kasus adanya kelaina pada paru seringkali terjadi dan
hampir rutin dilakukan pemeriksaannya di RSIJ Pondok Kopi. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk mengangkatnya dengan judul “Teknik Radiografi
Thorax PA dengan klinis Cancer”

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja nama anatomi yang terdapat pada Thorax?
1.2.2 Bagaimana Prosedur pemeriksaan radiografi Thorax yang dilakukan
di RSIJ Pondok Kopi?
1.2.3 Apa Indikasi klinis pada pemeriksaan Thorax?

1.3Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui anatomi Thorax dan juga untuk mengetahui
prosedur pemeriksaan yang dilakukan teknik radiografi Thorax.
1.3.2 Untuk menambah ilmu pengetahui dan juga untuk memenuhi
Laporan Pelaksaan Praktik Kerja Lapangan di RSIJ Pondok Kopi.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan oleh penulisan makalah ini adalah :
1.4.1 Memenuhi tugas laporan untuk kasus PKL dan menambah wawasan
pengetahuan bagi penulis terutama teknik pemeriksaan Thorax.
1.4.2 Bagi pembaca memberikan gambaran yang jelas tentang teknik
pemeriksaan Thorax.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi
Untuk melakukan suatu aktivitas, manusia memerlukan suatu energi. Energi
yang dihasilkan dapat diperoleh dari salah satu sistem dalam tubuh manusia,
yaitu sistem pernapasan. Didalam sistem ini melibatkan beberapa organ-
organ tertentu seperti: hidung, rongga hidung, pharynx, larynx, trachea,
bronchus, alveolus, & paru, yang terletak pada suatu rongga thorax.

Berbicara masalah thorax, penulis akan membahas organ-organ yang berada


pada rongga thorax. Organ-organ yang berada pada rongga thorax yaitu:
trachea, bronchus, alveolus, paru, jantung, kelenjar thymus dan diapraghm.
Organ-organ tersebut terlindungi didalam rongga thorax oleh tulang-tulang
pelindungnya, yaitu: vertebrae thoracalis, scapulae, clavicula, costae, dan
tulang sternum. Dimana fungsi utama dari rongga thorax adalah sebagai
rumah dan pelindung jantung dan paru.

6
2.1.1 Trachea
Trachea menghubungkan organ larynx ke paru. Dinding dalam trachea dan
bronchus terbentuk dari selaput mukosa. Panjang trachea dewasa sekitar 12
cm dengan diameter rongga 1.8 cm yang memanjang setinggi vertebrae
cervical VI hingga setinggi vertebrae thoracal IV atau V dan memiliki 16-
20 cincin kartilago berbentuk huruf “C” disepanjang dinding-dindingnya.

2.1.2 Bronchus
Pada dada bagian atas setinggi vertebrae thoracal V, trachea terbagi menjadi
dua bagian bronchus dimasing-masing paru. Bronchus dekstra berdiameter
lebih besar, pendek, dan lebih vertikal dari bronchus sinistra, ini
berkoresponden dengan banyaknya jumlah lobus dimasing-masing paru.
Panjang bronchus dekstra kurang lebih sekitar 1 inch (2.5 cm), sedangkan
bronchus sinistra memiliki panjang sekitar 2 inch (5 cm) panjangnya.
Bronchus terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil menjadi bronchioles.

7
2.1.3 Alveolus
Pada ujung bronchioles terdapat alveolus yang berbentuk seperti balon-
balon kecil. Didalam paru manusia terdapat sekitar 10.000 alveoli.

2.1.4 Paru
Paru dibagi menjadi dua, yaitu paru dekstra dan sinistra. Terdapat tiga
lobus di paru dekstra dan dua di paru sinistra. Pada kedua paru terdapat
hilum atau juga disebut dengan hilus. Hilus merupakan lekukan-lekukan
yang dibentuk oleh bronchus, arteri pulmonary, dan vena pulmonary.

a. Paru Dekstra
Paru dekstra memiliki tiga lobus (superior, middle, dan inferior) yang
dipisahkan oleh dua fissura, yaitu fissura horizontalis pulmonis dextri dan
fissura oblique pulmonis dextri.

8
b. Paru Sinistra
Paru sinistra terbagi menjadi dua lobus (superior dan inferior) dan
terpisahkan oleh sebuah fissura, yaitu fissura olique pulmonis sinistra.

Terdapat jarak antara kedua paru yang dinamakan dengan mediastinum. Di


mediastinum terdapat jantung, esophagus, dan bronchus.

Di rongga thorax terdapat pula sebuah selaput seurosa yang melindungi


lobus paru terhadap rongga thorax yang bernama pleura. Selaput yang
menempel pada lobus paru yaitu pleura viseralis, sedangkan yang menempel
pada rongga thorax yaitu pleura parietalis.

9
Pada bagian paling superior paru adalah apex paru. Sedangkan pada bagian
paling inferior sebelah lateral yang bertemu dengan diaphragm adalah
phrenicus costalis. Dan pada bagian medial-nya yang dekat dengan jantung
adalah phrenicus cardialis.
Ketika janin berusia empat minggu, maka akan mulai tumbuh tunas paru
pada bagian ventral dinding foregut.

2.1.5 Jantung
Jantung terletak pada mediastinum media. Jantung memiliki fungsi
utamanya yaitu sebagai organ tubuh pemompa darah ke paru dan keseluruh
tubuh. Jantung memiliki empat bilik dengan empat katup didalamnya yang
berfungsi sebagai penahan arus balik darah.

10
Letak jantung juga memiliki kecendrungan kearah sinistra dibandingkan
kearah dextra. Sebalinya, jika jantung memiliki bentuk cendrung kearah
dextra maka disebut dengan suatu kelainan dengan nama dextracodist.

2.1.6 Kelenjar Thymus


Kelenjar thymus menghasilkan T lymphocytes atau T cells yang fungsi
utamanya sebagai sistem pertahanan tubuh. Biasanya semakin beranjak
dewasa kelenjar thymus akan mengecil.

2.1.7 Diaphragm
Diaphragm adalah suatu susunan otot-otot yang dapat berkontraksi dan
relaksasi ketika bernapas dan fungsi utamanya yaitu memisahkan bagian
rongga thorax dengan bagian abdomen pada tubuh manusia

11
2.1.8 Vertebrae Thoracalis
Tulang vertebrae thoracalis merupakan tulang belakang sebagai penyangga
tubuh manusia. terdiri dari dua belas tulang tidak beraturan yang saling
berhubungan pada bagian posterior tubuh manusia.
Vertebrae thoracalis memiliki struktur yang hampir sama dengan tulang
vertebrae lainya. Namun yang membedakan tulang vertebrae thoracalis ini
dengan tulang vertebrae lainya adalah tulang vertebrae thoracalis memiliki
facet pada bagian corpus-nya dan processus transversus-nya sebagai tempat
bertemunya dengan tulang costae.

2.1.9 Scapulae
Scapulae merupakan tulang pipih yang berada pada bagian posterior tubuh
manusia yang biasa juga disebut dengan tulang belikat. Scapulae berjumlah
dua buah yang terletak pada bagian sinistra dan dextra. Scapulae akan
bersendi dengan tulang humerus pada bagian lateral-nya dan bersendi
dengan tulang clavicula pada bagian superior oleh acromion.

12
2.1.10 Clavicula
Clavicula atau tulang selangka berjumlah dua buah yang terletak pada
bagian sinistra dan dextra tubuh manusia dan lebih anterior dibandingkan
dengan scapulae. Pada bagian medial dari clavicula terbentuk
sternoclavicular joint, yaitu persendian clavicula dengan sternum.
Sedangkan bagian lateral-nya membentuk acromioclavicular joint oleh
acromion bagian dari scapulae.

13
2.1.11 Costae
Costae terdiri dari dua belas pasang yang bersendi dengan vertebrae
thoracalis pada bagian posterior-nya. Pada bagian anterior costae ada pula
yang langsung bersendi dengan sternum, costae I hingga costae VII. Costae
ini disebut dengan sebutan costae vera. Sedangkan yang tidak bersendi
langsung dengan sternum disebut dengan costae sporia, yaitu costae VIII
hingga costae X. Costae XI dan XII merupakan costae yang sama sekali
tidak berhubungan dengan sternum, disebut dengan nama costae fluctuates.

14
2.1.12 Sternum
Sternum yang kita kenal sebagai tulang dada berjumlah satu buah pada
bagian anterior dada manusia. Sternum terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
manubrium, corpus, dan processus xhypoideus.

15
2.2 Patologi
Biasanya gejala dari sistem pernapasan yakni seperti mengalami batuk,
sakit dada, perubahan pola napas, napas pendek (dyspnea), dan demam.
Berikut adalah berbagai macam jenis patologi yang mungkin dapat terjadi.
2.2.1 COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Diseases)
COPD yaitu gangguan pengeluaran udara dikarenakan adanya
sumbatan partialis kronis. Tiga gangguan umum COPD, yakni
asthma, chronic bronchitis, dan emphysema.
a. Asthma; Suatu gangguan pernapasan dikarenakan oleh adanya
alergi atau iritasi. Dapat juga dikarenakan stress, temperatur yang
rendah, dan olahraga.
b. Chronic Bronchitis; Suatu inflamasi dari bronchi yang disebabkan
oleh merokok dan polusi udara. Bagaimanapun juga faktor lain
seperti virus dan bakteri dapat menimbulkan gangguan ini.
c. Emphysema; Adalah gangguan sistem pernapasan akibat dari
dilatasi alveolus karena berkurangnya tingkat elastisitas dari
alveolus itu sendiri.
2.2.2 Influenza
Influenza sering disingkat dengan flu ini adalah penyakit
infeksi pernapasan akut. Tiga tipe umum dari influenza adalah: tipe
a, tipe b, dan tipe c.
2.2.3 Effusi Pleura
Adalah adanya cairan abnormal di rongga pleura. Normalnya,
rongga pleura terdapat hanya sedikit cairan pelumas. Bagaimanapun
juga, beberapa gangguan mungkin dikarenakan adanya cairan yang
berlebih pada rongga pleura. Beberapa eksudat biasanya banya
mengandung protein tinggi, darah, dan sel immune. Dapat juga
dikarenakan oleh tumor, infeksi, dan inflamasi. Beberapa tipe dari
effusi pleura yaitu: berisikan serum (hydrothorax), pus (empyema
atau pyothorax), dan darah (hemathorax) serta udara dapat masuk
kedalam rongga pleura (pneumothorax).

16
2.2.4 Tuberculosis
Adalah penyakit paru yang dikarenakan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis.
2.2.5 Pneumonia
Suatu inflamasi dari paru yang mungkin dikarenakan oleh
bakteri, virus, atau fungi.
2.2.6 Cystic Fibrosis
Adalah gangguan hereditas dari kelenjar eksokrin,
dikarenakan tubuh mensekresikan viscous.
2.2.7 ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
Adalah kondisi paru tidak bekerja secara efektif. Itu biasanya
terjadi sebagai hasil dari kondisi paru yang sangat serius, trauma,
pneumonia parah, dan sepsis (infeksi besar yang memasuki tubuh
atau pembuluh darah). Ketika mengalami ARDS, alveolus terisi oleh
cairan inflamasi, dan kemudian collapse, sehingga oxygen tidak
dapat tertukar.
2.2.8 Oncology
Biasanya yang terbesar dari kanker paru adalah congenic
carcinoma, juga disebut sebagai kanker paru primer. Kanker ini
biasanya berasosiasi dari penggunaan tobacco. Sel epithelium
bronchialis terbagi secara berulang-ulang sampai membuat
epithelium menjadi bentuk yang rumit.
2.2.9 MBD (Metabolic Bone Diseases)
Adalah suatu penyakit yang dikarenakan gagalnya atau
ketidaksempurnaan proses metabolisme tulang. Sehingga tulang
mengalami kekurangan unsur-unsur adekuat ada.

2.3 Persiapan Pasien


2.3.1 Mengidentifikasi ulang identitas pasien
2.3.2 Menjelaskan prosedur pemeriksaan

17
2.3.3 Memberi arahan kepada pasien untu mengganti baju menggunakan
baju khusus dan melepaskan logam yang dapat mengganggu objek;
kalung, bra, dll

2.4 Alat dan Bahan


2.4.1 Pesawat Rontgen sinar-X
2.4.2 Kaset CR ukuran 35 x 35 cm atau 35 x 43 cm
2.4.3 Apron
2.4.4 Computer
2.4.5 Scanner atau reader
2.4.6 Printer

2.5 Teknik Pemeriksaan


2.5.1 Proyeksi PA (Postero Anterior)
Ukuran kaset : 35 x 43 cm

Gambar 2.1 ukuran kaset dan positioning thorax PA

Posisi :
• Errect, dagu terangkat, tangan di pinggul dengan telapak terbuka,
putar bahu ke depan
• Pusatkan CR ke daerah T7. Top IR akan sekitar 2′ ′ (5 cm) di atas
bahu pasien.
• Pusatkan toraks bilateral ke batas IR dengan margin yang sama di
kedua sisi; pastikan tidak ada rotasi toraks.

18
Central Ray: CR ⊥, ke T7, atau 7-8′ ′ (18-20 cm) di bawah vertebra
prominens (juga dekat dengan level 19capula inferior)
SID: 72-120′ ′ (183 hingga 307 cm)
Collimasi: Batas atas ke vertebra prominens; sisi kelateral
batas kulit
Respirasi: Ekspos pada akhir- inspirasi ke2.
Kriteria Evaluasi Anatomi Menunjukkan:
• Kedua paru-paru memperlihatkan dari apeks sampai sinus
costophrenicus
• 9-10 tulang rusuk ditunjukkan di atas diafragma
Posisi:
• Dagu cukup tinggi
• Tidak ada rotasi, sendi sternoclavicular
• Simetris
Paparan:
• Tidak ada gerakan, garis-garis tajam diafragma dan tanda paru-
paru terlihat
• Paparan yang cukup untuk memvisualisasikan garis samar vertebra
thoracal tengah dan atas melalui jantung dan rongga mediastinum

Gambar 2.2 hasil radiografi thorax PA

19
2.5.2 Proyeksi Lateral
Ukuran kaset : 35 x 43 cm

Gambar 2.3 ukuran kaset dan positioning thorax Lateral

Posisi :
• Errect, sisi kiri menempel terhadap IR (kecuali lateral kanan
diindikasikan)
• Lengan dinaikkan, bersilang di atas kepala, dagu diangkat
• True Lateral, tidak ada rotasi atau kemiringan. Midsagittal Plane
sejajar dengan IR (Jangan mendorong pinggul ke dalam dudukan
IR.)
• Thorax berada tepar di pertengahan
Central Ray: CR ⊥, hingga midthorax pada level T7. Umumnya IR
dan CR harus diturunkan ≈1′ ′ (2 .5 cm) dari PA pada pasien rata-rata.
SID: 72-120′ ′ (183-307 cm)
Collimasi: Batas atas ke tingkat vertebra prominens, sisi margin kulit
anterior dan posterior
Respirasi: Paparkan di akhir- inspirasi penuh ke2.
Kriteria Evaluasi Anatomi Menunjukkan:
• Memperlihatkan dari apeks ke sinus costophrenicus, dari sternum
ke tulang rusuk posterior
Posisi:
• Dagu dan lengan terangkat untuk mencegah superposisi dengan
apeks

20
• Tidak ada rotasi, tulang rusuk R dan L superposisi kecuali sisi yang
jauh dari IR diproyeksikan sedikit (1-2 cm) secara posterior karena
sinar yang berbeda
Paparan:
• Tidak ada gerakan, tajam garis-garis diafragma dan tanda paru-
paru
• Paparan yang cukup dan kontras untuk memvisualisasikan garis
rusuk dan tanda paru melalui bayangan jantung

Gambar 2.4 hasil radiografi thorax Lateral

Kenneth L. Bontranger, John P. Lampignano. 2014. Handbook of


Radiographic Positioning and Techniques 8th Edition. Pages 92

21
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Kasus


Pada laporan ini akan membahas tentang adanya profil kasus Teknik Radiografi
Thorax PA dengan klinis Cancer yang terjadi di RSIJ Pondok Kopi pada pasien :
Nama Pasien : Tn. Z
Jenis kelamin : Laki – Laki
Umur : 17 Thn
No. Foto : 12XXX
Klinis Pemeriksaan : Ca. Thorax

3.2 Persiapan Pasien


Pada pemeriksaan Thorax pasien diinstruksikan untuk mengganti baju
menggunakan baju yang sudah disediakan dan melepas logam logam yang
berada disekitaran objek dan dapat mengganggu hasil gambaran seperti; kalung,
bra, dll.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Pesawat Rontgen sinar-X
3.3.2 Kaset CR ukuran 35 x 35 cm atau 35 x 43 cm
3.3.3 Apron
3.3.4 Computer
3.3.5 Scanner atau reader
3.3.6 Printer

22
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1. Memanggil pasien masuk ke dalam ruang pemeriksaan
3.4.2. Melakukan identifikasi ulang kepada pasien
3.4.3. Menjelaskan kepada pasien tentang pelaksanaan pemeriksaan sekaligus
meminta persetujuan pasien atas tindakan rontgen
3.4.4. Pasien diinstruksikan untuk melepaskan benda-benda disekitaran objek
yang dapat mengganggu hasil gambaran
3.4.5. Mempersiapkan alat
3.4.6. Menginput data pasien
3.4.7. Memposisikan pasien dengan proyeksi Postero Anterior (PA)
3.4.8. Memberikan aba-aba “Tarik napas panjang – tahan”
3.4.9. Expose
3.4.10. Melakukan processing
3.4.11. Mempersilahkan pasien keluar ruangan
3.4.12. Hasil radiograf dibaca oleh dokter radiolog.

23
3.5 Analisis Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan Thorax dengan indikasi Cancer yang terjadi
pada Tn. Z, penulis menilai bahwa :
 Terdapat massa pada paru dextra
 Pneumonia paru Sinistra, sebab ukuran paru sinistra lebih besar dr paru
dextra
 TB Paru Dextra

Gambar 3.1 hasil radiografi Thorax PA dengan klinis Cancer

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Rongga thorax adalah suatu rongga yang dibatasi oleh suatu dinding
thorax dan meluas dari bagian superior thoracic, dimana struktur
masuknya kedalam rongga thorax, hingga ke bagian inferior thoracic.
Diaphragm membatasi rongga thorax dari rongga abdomen. Pada
rongga thorax terdapat paru, jantung, anggota tubuh dari sistem
pernapasan, sistem cardiovascular, dan sistem endocrine, bagian inferior
dari esophagus, dan kelenjar thymus. Pada rongga thorax terdapat tiga
ruang yang terpisah, yaitu rongga pericardial dan rongga pleura sinistra
dan dextra. Ruang diantara kedua rongga pleura disebut dengan nama
mediastinum. Pada mediastinum terdapat semua struktur thorax
terkecuali paru dan pleura.
2. Teknik pemeriksaan dilakukan dengan Proyeksi AP dan Lateral
3. Hasil pemeriksaaan menunjukkan; Terdapat massa pada paru dextra,
Pneumonia paru Sinistra, sebab ukuran paru sinistra lebih besar dr paru
dextra, TB Paru Dextra

4.2 Saran
Sebaiknya proteksi radiasi untuk pasien lebih ditingkatkan lagi.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://rumahsakitislam
http://www.cafe-radiologi.blogspot.com
http://www.id.wikipedia.org
Kenneth L. Bontranger, John P. Lampignano. 2014. Handbook of
Radiographic Positioning and Techniques 8th Edition. Pages 92.

26

Anda mungkin juga menyukai