Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rongga thorax merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang


sangat penting,karena didalamnya terdapat beberapa organ vital yang
berperan dalam sistem pernafasan meliputi paru-paru dan sistem sirkulasi
darah manusia yaitu jantung.
Adanya kelainan pada organ-organ vital tersebut dapat mengakibatkan
disfungi organ-organ yang terdapat di dalamnya termasuk Tubercolusis yang
menyerang organ paru.Dimana salah satu cara untuk menegakkan
diagnosanya adalah dengan pemeriksaan radiologi thorax.
Salah satu contohnya yaitu pada kasus Tuberculosis yang diderita oleh
seorang pasien yang memiliki riwayat (HIV).HIV (Human Immunodeficiency
Virus) virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh manusia
sehingga tubuh menjadi lemas untuk melawan infeksi.Menurut pengamatan
penulis di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Soedirman Kebumen banyak pasien
dengan riwayat HIV sering melakukan pemeriksaan thorax dengan indikasi
Tubercolusis,bukan penyakit paru lainnya.
Menurut Kenneth L. Bontrager (2010) pemeriksaan radiografi Thorax
pada umumnya terdapat beberapa proyeksi.Proyeksi dasarnya yaitu proyeksi
Posterior Anterior(PA)dan Lateral sedangkan proyeksi khususnya proyeksi
AP Supine/Erect ,proyeksiLateral Decubitus,proyeksi AP Lorditik,proyeksi
Anterior Oblik,proyeksi Posterior Obliq.Namun pada instalasi Radiologi
RSUD Dr.Soedirman Kebumen pada kasus Tubercolusis dengan pasien yang
memiliki riwayat HIV hanya menggunakan satu proyeksi yaitu Anterior
Posterior (AP).Berdasarkan dari hal tersebut,maka penulis tertarik untuk
menguraikan kasus tersebut dalam laporan kasus dengan judul “Teknik
Pemeriksaan Thorax pada Kasus Tubercolusis dengan pasien HIV AIDS
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soedirman
Kebumen”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas,penulis mencoba membatasi
rumusan masalah pada laporan kasus ini.Adapun rumusan masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah prosedur pemeriksaan radiografi Thorax pada kasus
Tubercolusis dengan pasien riwayat HIV di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Soedirman Kebumen?
2. Apakah proyeksi Antero-Posterior pada pemeriksaan Thorax kasus
Tubercolusis dengan pasien riwayat HIV sudah dapat memberikan
informasi diagnosis yang jelas?

3. Mengapa pada pasien dengan riwayat HIV sering terindikasi Tubercolusis


bukan penyakit paru lainnya?

1.3 TujuanPenulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi tugas dalam rangka menyelesaikan PKL I di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Soedirman Kebumen
2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi thorax pada kasus
Tubercolusis dengan pasien riwayat HIV di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Sodirman Kebumen..

3. Mengetahui penyebap pasien dengan riwayat HIV sering terinfikasi


Tubercolusis bukan penyakit paru lainnya.

1.4 ManfaatPenulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Bagi penulis.
Menambah wawasan penulis tentang prosedur pemeriksaan Thorax
dengan proyeksi AP di Instalasi Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Soedirman Kebumen.
2. BagiAkademi.
Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1.2 RumusanMasalah
1.3 TujuanPenulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 AnatomiFisiologi
2.2 Patologi
2.3 TeknikPemeriksaan
2.4 Proteksi Radiasi
2.5 Computer Radiografi /CR
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Profil Kasus
3.2 ProsedurPemeriksaan Thorax
3.3 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran.
Lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi


Thorax adalah bagian tubuh manusia yang menghubungkan antara leher
dan bagian abdomen manusia.Rongga Thorax berbentuk kerucut,ukuran bagian
bawah lebih besar dari pada bagian atas serta pada bagian belakang lebih
panjang dibandingkan dengan bagian depan.

2.1.1 Bagian-bagian Rongga Thorax

Pada bagian superior rongga thorax dibatasi oleh Thoracic


Inlet dan Thoracic Outlet dengan batas luar yaitu dinding thorax
yang tersusun atas vert.Thorakal ,costae ,sernum ,otot -otot dan
jaringan ikat.Thorax dapat dibagi menjadi dua bagian utama
yaitumediastinum dan paru-paru. Mediastinum adalah ruang di dalam
rongga dada yang membagi kedua paru-paru (kanan dan kiri) .
7

1
6

Gambar II.1. Anatomi Thorax


Keterangan Gambar:
1. Manubrium of sternum
2. Body of sternum
3. Proc.Xipoideus
4. Costal angel
5. Costal margin
6. Sternal angel
7. Suprasternal angel
Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian
a t a s d a n b e r b e n t u k k e r u c u t t e r d i r i d a r i sternum, 12 vertebra
thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen
tulangr a w a n d a n 2 p a s a n g ya n g m e l a ya n g . K a r t i l a g o d a r i
6 iga memisahkan articulasio daristernum, kartilago
ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal
s e b e l u m menyambung pada tepi bawah sternum.
Kedua paru kanan dan kiridibatasi oleh Sternum yang
terbagi menjadi tiga bagian yaitu Manibrium,Corpus (body of
sternum) dan Proc.Xipoideus.

10
1

2 9

3 7

6
5

4
Gambar II. 2. Mediasternum of4thorax

Keterangan Gambar :
1. Clavicular Notch
2. Manibrium
3. Costal notch
4. Proc.xipoid
5. Xipoissterna joint
6. Body
7. Transve Ridge
8. Sternal angel
9. Jugular notch
Titik paling atas sternum dikenal sebagai sternal notch atau insisura
jugularis, yang tampak berupa lekukan antara kedua kaput
klavikula.Insisura ini setinggi batas bawah dari vertebra torakal ke-
2.Sternal Angel adalah tonjolan yang terjadi oleh karena pertemuan
bagian korpus dan manubrium sterni yang membentuk sudut.Sudut ini
tampak nyata pada orang yang kurus.Sternal Angel adalah penanda
anatomi permukaan oleh karena terletak setinggi iga ke-2 dan vertebra
torakal 4-5. Setinggi angulus ini terdapat organ-organ penting: arkus aorta
dan karina.Batas bawah rongga iga di sebelah anterior dibentuk oleh
processus xiphoideus, rawan kartilago dari iga VII-X, dan ujung kartilago
dari iga XI-XII.Processus xiphoideus yang dapat diraba sebagai ujung
bawah yang lunak dari sternum; kira-kira setinggi vertebra torakal 9.

Rangka Thorax terluas adalah costae (iga) yang terdiri dari 12


pasang tulang .Tujuh iga pertama (True Ribs) melekat pada vertebrae
yang bersesuaian dan di seblah anterior ke sternum.Costae ke VIII-IX
merupaka False Ribs.yang melekat di anterior ke rawan kartilago iga
diatasnya, dan 2 iga terakhir merupakan iga yang melayang karena tidak
berartikulasi di sebelah anterior. Setiap iga terdiri dari caput (head),
collum (neck), dan corpus (shaft). Dan memiliki 2 ujung : permukaan
artikulasi vertebral dan sternal. Bagian posterior iga kasar dan terdapat
foramen-foramen kecil.Sedangkan bagian anterior lebih rata dan halus.
Tepi superior iga terdapat krista kasar tempat melekatnya ligamentum
costotransversus anterior, sedangkan tepi inferior lebih bulat dan
halusVertebra torakalis pertama (T 1)mempunyai satu persendian yang
lengkap dengan iga I dan setengah persendian dengan iga II. Selanjutnya
T2-T8 mempunyai dua persendian, di atas dan di bawah korpus vertebra
(untuk iga II sampai dengan VIII). Sedang dari T9-T12 hanya mempunyai
satu persendian dengan iga.
4

3
2

Gambar II.3.Costae

Keterangan Gambar :

1. True ribs (1-7)


2. False Ribs(8-12)
3. Costal cartilage
4. Intercostals spaces
5. Floating ribs

Pulmonum (pulmo, paru-paru)

Paru-paru juga merupakan organ tubuh yang sangat penting sebagai alat
pernapasan.Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di dalam rongga
dada.Di dalam paru-paru, saluran pernapasan bercabang-cabang dan tiap-tiap
ujungnya berakhir pada gugus kantong udara.Pada kantong-kantong udara inilah
tempat pertukaran gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).Pertukaran ini terjadi
pada alveolus – alveolus di paru melalui sistem kapiler.Paru terdiri atas 3 lobus pada
paru sebelah kanan, dan 2 lobus pada paru sebelah kiri.Pada paru kanan lobus –
lobusnya antara lain yakni lobus superior, lobus medius dan lobus inferior.Sementara
pada paru kiri hanya terdapat lobus superior dan lobus inferior. Namun pada paru
kiri terdapat satu bagian di lobus superior paru kiri yang analog dengan lobus medius
paru kanan, yakni disebut sebagai lingual pulmonis.Di antara lobus – lobus paru
kanan terdapat dua fissura, yakni fissura horizontalis dan fissura obliqua, sementara
di antara lobus superior dan lobus inferior paru kiri terdapat fissura oblique

10
1
9
2

4
8
5
7
6 11

Gambar II.4 Anatomi Pulmo

Keterangan Gambar :

1. Trakea
2. Premiry bronch
3. Lobus superior
4. Fisura
5. Lobus medial
6. Lobus Inferior
7. Base
8. Cardiac impression
9. Apex
10. Laring
11. Mediastinal surface
Selain mendapatkan perlindungan dari cavum thorax yang terdiri atas 12 costae
,paru dibungkus oleh sebuah jaringan yang merupakan sisa bagunan embirologi dari
coelom extra-embryonal yakni Pleura .Pleura ini terbagi menjadi 3 bagian Pleura
Viseral,Pleura Parietal dan Pleura Penghubung.

Bagian-bagian rongga paru:

2
3

4
1
5

gambar II.5 Bagian-bagiam Paru

Keterangan Gambar :

1. Lobus kanan
2. Bronkus kanan
3. Trakea
4. Bronkus kiri
5. Bronkiulus
6. Pelura
7. Diafragma
8. Alveoli
2.1.2.Sistem Organ pada Rongga Thorax

a. Jantung (Cor)

Jantung merupakan salah satu organ tubuh manusia yang


peling penting,jantung manusia terletak disebelah kiri dibungkus oleh
Pericardium berukuran satu genggaman tangan seseorang.Jantung
tersusun atas otot-otot yang berkerja diluar kesadaran manusia.
Fungsi jantung sebagai suatu pompa sangat menarik: Denyut
jantung rata-rata adalah 70 kali per menit dan dengan setiap kontraksi
sistolik, jantung memompa sebanyak 70 ml darahmasuk kedalam
sirkulasi.Pada saat darah mengalir sari-sari makanan disalurkan ke
seluruh tubuh.Jantung berdenyut lebih dari 100.000 kali per hari dan
36 juta kali per tahun. Volume darah (206.000 m3), yang dipompa oleh
jantung dalam waktu 80 tahun, akan cukup untuk mengisi kolam
renang berukuran olympic. Sebaliknya, tidak ada satu pun fungsi tubuh
yang dapat bekerja, tanpa jantung: pada kebanyakan kasus, henti
jantung adalah penyebab utama kematian .

Gambar II.6.Struktur Jantung Manusia


Jantung manusia terbagi menjadi 4 bagian ,2 serambi dan 2
bilik. Ruangan atas sebelah kiri disebut serambi kiri (atrium kiri), dan
sebelah kanan disebut serambi kanan (atrium kanan).Ruangan bawah
jantung sebelah kanan disebut bilik kanan (ventrikel kanan) dan
sebelah kiri disebut bilik kiri (ventrikel kiri).Pada jantung terdapat
suatu celah yang berpintu diantara serambi dan bilik yang disebut
katup jantung. Katup jantung berfungsi sebagai penyekat agar darah
dari bilik dan serambi tidak tercampur.Ruangan atas (serambi)
menerima darah yang kembali ke jantung dari pembuluh bilik
besar.Bilik kanan berfungsi memompa darah ke paru-paru, sedangkan
bilik kiri memompa darah ke seluruh tubuh selain paru-paru.Peredaran
darah kecil adalah peredaran darah dari jantung ke paru-paru kembali
ke jantung.

b. Sistem Pernafasan

1) Hidung (Cavum Nasalis)

Rongga hidung termasuk alat pernapasan pada manusia


paling luar, dan merupakan alat pernapasan paling awal.Udara
keluar masuk melalui rongga hidung.Rongga hidung selalu
lembap karena adanya selaput lendir.Di dalam rongga hidung
juga terdapat rambut-rambut pendek dan halus.Selaput lendir dan
rambut-rambut halus ini berfungsi menyaring debu dan kotoran
yang masuk bersama udara, melekatkan kotoran pada rambut
hidung, mengatur suhu udara pernapasan, dan mengenali adanya
bau.Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.Di sebelah
belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui
dua lubang yang disebut choanae.
2) Tenggorokan (Faring)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring


merupakan persimpangan antara 2 saluran, yaitu rongga hidung
ke tenggorokan (saluran pernapasan / nasofarings) pada bagian
depan dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan /
orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring
terdapat laring.Laring disebut pula pangkal tenggorok. Pada
laring terdapat pita suara (pita vocalis) dan epiglotis atau katup
pangkal tenggorokan.Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai
suara.Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi
udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung
(resonansi) untuk suara percakapan.

3) Trakea

Merupakan saluran napas bawah lanjutan dari laring, yang


menghantarkan udara menuju ke pulmo untuk mengalami proses
difusi. Terletak di mediastinum (daerah kompartemen yang
berada ditengah diantara dua rongga paru di regio thoraks)
bagian superior dan terdiri dari tracheal ring yang dibentuk oleh
kartilago (tulang rawan) dan menempati bagian tengah
leher.Trakheal ring ini berbentuk cincin yang tidak sempurna
menyerupai huruf C dimana bagian ujung-ujung yang terbuka
dibagian belakang dihubungkan oleh otot polos (musculus
trachealis) serta terletak di bagian anterior (depan) dari
esophagus (saluran makanan).

4) Pangkal Tenggorokan (Laring)


Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh
tulang rawan.Laring berada diantara orofaring dan trakea,
didepan lariofaring.Salah satu tulang rawan pada laring disebut
epiglotis.Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.Bagian
dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta
membuka glotis.Glotis adalah lubang mirip celah yang
menghubungkan faring dengan trakea.

5) Bronkus

Bronkus merupakan cabang batang


tenggorokan.Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru
kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Struktur lapisan
mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang
lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan
sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.Bronkus merupakan percabangan yang
menghubungkan antara paru-paru kiri dan kanan serta trakea .

6) Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus.Bronkiolus


bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil,
dan dindingnya semakin tipis.Bronkiolus tidak mempunyai
tulang rawan tetapi rongganya bersilia.Setiap bronkiolus
bermuara ke alveolus.Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya
tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal
dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan
epitel.Fungsi bronkiolus adalah sebagai media yang
menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-
paru.

7) Alveolus

Bronkiolus bermuara pada alveol (tunggal: alveolus),


struktur berbentuk bola-bola mungil yang diliputi oleh
pembuluh-pembuluh darah. Dindingnya tipis, lembap, dan
berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah.Alveolus terdiri
atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara.Epitel pipih yang melapisi
alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah
mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.Adanya
alveolus memungkinkan terjadinya perluasan daerah
permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O2
dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke
udara.

2.2 Patologi

Di dalam rongga Thorax terdapat organ-organ yang vital,jadi jika terjadi


benturan atau trauma dada organ-organ tersebut bisa mengalami gangguan atau
bahkan kerusakan.Gangguan-gangguan tersebut antara lain

1. Fraktur costae kejadian ini sering terjadi yang disebapkan oleh


hentakan keras pada dinding dada,hal ini sangata berbahaya jika
dibiarkan akan menusuk organ-organ penting yang ada di dada.
2. Cardio Megali yaitu membesaarnya ukuran jantung dibandingkan
dengan ukuran anatomi normal.Seseorang dengan kelainan ini akan
merasakan sesak nafas
3. Peneumo Thorax adanya udara atau gas didalam pleura terjadi secara
spontan sebagai akibat trauma.
4. Efusi Pleura pengumpulan cairan didalam rongga pleura disebapkan
karena tidak seimbangnya antara pembentukan dan pengeluaran
cairan pleura.
5. Hemothoraxterjadi bila cairan didalam pleura berupa darah.
6. Radang Parudisebapkan oleh virus atau bakteri.Abses Paru
peradangan paru yang menimbulkan nekrosis dengan pengumpulan
nanah .
7. Tubercolusis merupakan penyakit menular yang disebapkan oleh
mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-
paru .

Mycobacterium tuberculosis adalah kuman bentuk batang,


Bersifat aerob yang memperoleh energi dari oksidasi beberapa
senyawa karbon sederhana, dan tidak membentuk spora. Ukuran
kuman ini sekitar 0,4 – 3 µm.14 Secara umum, Mycobacteria rentan
terhadap suhu yang tinggi dan sinar UV.15 Dengan pewarnaan tehnik
Ziehl Neelsen, maka kuman ini tergolong Bakteri Tahan Asam
(BTA).Infeksi bakteri ini biasanya menyebar melewati pembuluh
darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama menyerang paru-
paru.Bakteri TB membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi dan
membuatnya sebagai kondisi yang mengancam nyawa jika tidak
dilakukan terapi.

Berikut ini adalah dua tipe atau tingkatan dari TB ,TB Laten –
Merupakan bentuk non-aktif penyakit ini karena sistem kekebalan
tubuh dapat melawan bakteri TB. Orang dengan TB Laten tidak akan
mengalami keluhan selama penyakit tersebut tidak menjadi aktif. TB
Laten ini tidak menular,TB Aktif – TB Aktif terjadi ketika bakteri
mulai memenangkan perlawanan terhadap sistem pertahanan tubuh
dan mulai menyebabkan gejala. Saat bakteri menginfeksi paru-paru,
TB aktif dapat menyebar dengan mudah ke orang lain.

TB juga dapat digolongkan berdasar letak lokasi infeksi ,TB


Paru – Ini merupakan saat dimana bakteri ditemukan di paru-paru.
Hal ini berarti bahwa terdapat bahaya untuk menularkan penyakit
kepada orang lain setiap orang yang terinfeksi tersebut
menghembuskan napas, batuk, dan tertawa.TB Ekstra Paru jika
bakteri tumbuh hanya di bagian lain dari tubuh dan bukan di paru-
paru, maka penyakit ini tidak akan menyebar semudah pada kasus
paru-paru.TB Milier mirip butiran debu atau jerawat tipe ini ukuran
lesinya kecil bias any apenyebarannya melalui aliran drah yang diikuti
oleh grombolan kuman yang relative aktif.TB Endobronkial jenis ini
sering dijumpai pada anak-anak Tb ini sering menyerang bagain
Bronkus .TB Desinimata sering terjadi pada orang yang daya tahan
tubuhnya lemah misalnya pada balita .

Untuk menentukan diagnosis tuberkulosis diperlukan beberapa


pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik, radiologis, tes tuberculin dan
laboratorium.Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan pertama
terhadap keadaan umum pasien, dimana mungkin ditemukan kulit dan
konjungtiva yang pucat karena anemia, suhu meningkat karena demam
subfebris, badan kurus atau berat badan menurun.Untuk menentukan
diagnosis tuberkulosis diperlukan beberapa pemeriksaan, seperti
pemeriksaan fisik, radiologi, tes tuberculin dan
laboratorium.Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan pertama
terhadap keadaan umum pasien, dimana mungkin ditemukan kulit dan
konjungtiva yang pucat karena anemia, suhu meningkat karena demam
subfebris, badan kurus atau berat badan menurun.
Pemeriksaan radiologi merupakan permeriksaan yang prakatis
untuk menemukan lesi tubercolusis.Lokasi tubercolusis biasanya
berada pada daerah apex paru-paru (segmen apical lobus atas atau
segmen apical lobus bawah), tetapi dapat pula mengenai lobus bawah
(bagian inferior), atau daerah hilus menyerupai tumor paru (misalnya
pada tuberkulosis endotrakeal).

Gambar II.7 Paru-paru dengan penyakitTB

HIV AIDS

Pengertian HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'.


HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini
dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Infeksi virus
ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang
akan mengakibatkan defisiensi sistem kekebalan tubuh.Ketika sistem tersebut tidak
dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit. Orang
yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap
berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak
mengalami defisiensi kekebalan.Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi
kekebalan yang parah dikenal sebagai "infeksi oportunistik" karena infeksi-infeksi
tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Definisi AIDS adalah singkatan dari 'Acquired Immunodeficiency Syndrome /


Acquired Immune Deficiency Syndrome' yang menggambarkan berbagai gejala dan
infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah
ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya
berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang
menjadi AIDS. Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang
lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit
karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama.
Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan
jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.

Penularannya dapat Seks bebas dengan penderita yang positif mengidap


HIV.Mendapatkan transfusi darah yang tercemar akan virus HIV.Penggunaan jarum
suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik atau pun pembuatan tatto yang telah
tercemar virus HIV. Dalam hal penggunaan jarum suntik, maka para pemakai
narkoba yang menggunakan jarum suntik sebagai medianya adalah termasuk dalam
golongan orang yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit AIDS ini.dari ibu
hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang dikandungnya. Sehingga bila bayi
tersebut lahir maka sang bayi akan bisa mengidap pula penyakit yang serupa.

PencegahannyaHindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV Cara yang


paling umum untuk menularkan HIV adalah melalui kontak dengan darah dari orang
yang terinfeksi HIV. Transfusi, atau kontak dengan luka, dapat menyebabkan virus
menyebar dari satu orang ke orang lain. Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan
Bedah Obat infus, jarum suntik dan peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV.
Jarum tato senjata,dan pisau cukur adalah alat yang berpaparan langsung dengan
darah orang yang terinfeksi. Hindari Seks Bebas HIV dan AIDS yang lebih lazim
untuk orang dengan banyak pasangan seksual.

Karena HIV AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh banyak penyakit yang
dapat diderita oleh seseorang dengan HIV AIDS antara lain Tubercolusis.

HUBUNGAN /KAITAN TUBERKULOSIS DENGAN HIV AIDS

HIV dan M. tuberculosis keduanya merupakan patogen intraseluler yang saling


berinteraksi baik pada tingkat populasi, klinis, maupun seluler. ODHA rentan
terhadap TB. Progresivitas TB menjadi aktif sejak awal paparan lebih besar pada
ODHA (40%) dibandingkan dengan pada non ODHA yang kurang dari 0,1%
pertahun.TB juga terbukti mempercepat perjalanan infeksi HIV. Angka
mortalitaspertahun dari HIV terkait TB yang diobati berkisar antara 20,35%. Angka
mortalitas HIV – TB empat kali lebih tinggi dari pada angka mortalitas TB tanpa
HIV. Tingginya angka mortalitas diantara penderita TB disebabkan terutama oleh
infeksi HIV yang progresif, walaupun mortalitas dini ( dalam 3 bulan pertama)
kebanyakan disebabkan oleh karena TBnya sendiri. Tuberkulosis dapat muncul pada
setiap tahap infeksi HIV dan dengan presentasi yang bervariasi.

2.3 Teknik Pemeriksaan

Pemeriksaan Thorax merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan


sinar X untuk membantu menegakkan diagnosa yang diberikan
dokter.Dalam proses pemeriksaan ini digunakan bebrapa proyeksi untuk
memperlihatkan kelainan-kelainan yang ada pada rongga thorax ,proyeksi-
proyeksi tersebut antara lain Posterior Anterior(PA),Anterior Posterior
(AP),Lateral dan AP Lordotik.

2.3.1 Persiapan Pasien

a. Melepaskan baenda-benda yang mengakibatkan artefak,yang


di bagian leher seperti jilbab,kalung.Dan benda- benda yang
berada di bagian dada seperti Bross,BH,baju berkancing,

b. Memakai pakaian pasien yang telah disediakan oleh


Rumah Sakit

2.3.2 Persiapan Alat dan Bahan

Alat-alat dan bahan yang digunakan dlaam pemeriksaan


Thorax :

a. Pesawat sinar-X siap pakai


b. Kaset dan film sinar X sesuaidengan ukurna yang
dibutuhkan (35x35cm)
c. Marker untuk identifikasai radiograf
d. Grid atau bucky table
e. Alat fiksasi jika dibutuhkan
f. Alat pengolah film

2.3.3 Proyeksi Pemeriksaan

1. Proyeksi Posterior Anterior

a. Tujuan :Untuk melihat patologis yang


ada dithorax.
b. Posisi Pasien :Berdiri tegak atau duduk tegak
c. Posisi Obyek :
1) Berdiri tegak menghadap ke bucky stand
2) MSP tubuh pasien tepat di pertengahan
kaset
3) Batas atas kaset 5 cm diatas bahu
4) Dagu full ekstensi dan diletakkan pada
lekukan dagu
5) Dorsum manus berada di atas Krista Iliaca
6) Siku didorong kedepan
7) Bahu kanan dan kiri ditekan agar posisinya
sama tinggi

d. Central Ray :Tegak lurus terhadap kasaet


dengan FFD:150cm.
e. Central Point :Pada MSP tubuh setinggi
Anguls Inferior Scapula (T7)

Gambar II.8 Proyeksi PA

f. Eksposi :Pasien diharapkan Inspriasi


tahan nafas
g. Kriteria Radiograf :

1) Kedua lapangan paru terlihat dari Apex


sampai Kedua Costeprenicus
2) Kedua scapula tidak menutupi paru
3) Sternoclaviculaar joint simetris
4) Inspirasi cukup ditandai dengan terlihatnya
costae 10 posterior dan costae 6 anterior
diatas diafragman
5) Terlihat jelas kedua Sinus Costophrenicus
6) Mediastinum dan jantung berada diarea
tengah thorax
7) Trachea terlihat digaris tengah
8) Jaringan paru terlihat dari Hilum sampai
Perifer

Gambar II.9 Radiograf Proyeksi PA

2. Proyeksi Anterior Posterior

a. Tujuan :Untuk melihat patologis yang


ada dithorax.
b. Posisi Pasien :Supine di meja pemeriksaan
c. Posisi Obyek :
1) Berdiri tegak membelakangi bucky stand
2) MSP tubuh pasien tepat di pertengahan
buckystand
3) Batas atas kaset 5 cm diatas bahu
4) Dagu full ekstensi
5) Kedua tangan berada di samping tubuh
6) Bahu kanan dan kiri ditekan agar posisinya
sama tinggi
d. Central Ray :Tegak lurus terhadap kasaet
dengan FFD:150cm.
e. Central Point :Pada MSP tubuh 7 cm inferior
Jugular Notch

Gambar II .10 Proyeksi AP

f. Eksposi :Inspirasi tahan napas


g. Kriteria Radiograf :
1) Kedua lapangan paru terlihat dari apex
sampai sinus costophrenicus
2) Kedua scapula menutupi sebagian paru
3) Sternoclavicular joint simetris
4) Terlihat jelas sinuscostophrenicus
5) Trachea terlihat digaris tengah
6) Jaringan paru terlihat dari hilum sampai
perifer
7) Jantung terlihat lebih besar dibandingkan
dengan proyeksi PA

Gambaar II.11 Radiograf Proyeksi AP

3. Proyeksi Lateral
a. Tujuan :Untuk melihat patologis yang
ada dithorax.
b. Posisi Pasien :Berdiri tegak menyamping
buckstand,Sisi kiri pasien lebih
dekat dengan kasetKedualengan
diangkat keatas kepala ,dagu full
ekstensi
c. Posisi Obyek :
1) Rongga thorax diposisikan ditengah kaset
2) Mid Axillary Line tegak lurus pertengahn
kaset
3) Batas tepi atas kaset 5 cm diatas bahu
4) Dagu full ekstensi
d. Central Ray :Tegak lurus terhadap kasaet
dengan FFD:150cm.
e. Central Point :Pada Mid Axilliary Line
7 cm inferior Jugular Notch

Gambar II.12 Proyeksi Lateral

f. Eksposi :Inspirasi tahan napas


g. Kriteria Radiograf :
1) Kedua lapangan paru terlihat dari apex sampai
sinus costophrenicus
2) Kedua scapula menutupi sebagian paru
3) Sternoclavicular joint simetris
4) Terlihat jelas sinuscostophrenicus
5) Trachea terlihat digaris tengah
6) Jaringan paru terlihat dari hilum sampai perifer
Gambar II .13 Radiograf Proyeksi Lateral

4. Proyeksi AP Lordotik
a. Tujuan :Untuk melihat patologis yang
ada dithorax.
b. Posisi Pasien :Erect di bucky stand
c. Posisi Obyek :
1) Berdiri tegak membelakangi bucky stand
2) MSP tubuh pasien tepat di pertengahan
buckystand
3) Batas atas kaset 5 cm diatas bahu
4) Dagu full ekstensi
5) Kedua tangan berada di samping tubuh
6) Bahu kanan dan kiri ditekan agar posisinya
sama tinggi
d. Central Ray :Tegak lurus terhadap kasaet
dengan FFD:150cm.
e. Central Point :Pada MSP pertengahaan
Sternum

Gambar II.14 Proyeksi AP Lordotic

f. Eksposi :Inspirasi tahan napas


g. Kriteria Radiograf :
1) Kedua lapangan paru terlihat dari apex sampai
sinus costophrenicus
2) Clavicula terlempar kearah superior

Gambar II.15 Radiograf AP Lordotik


2.4 Proteksi Radiasi

a. Dasar-dasar proteksi Radiasi

Proteksi Radiasi adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan


kesehatan lingkungan mengenai potensi radiasi yang dapat diterima
seseorang /masyarkat umum dalam pemanfaatan sinar-x

b. Falsafah Proteksi Radiasi

Tujuan proteksi radiasi adalah sebagai berikut:

1. Mencegah terjadinya efek stokastik dan non stokastik


2. Meminimalisasiakan terjadinya efek stokstik hingga ketingkat
dosis yang paling rendah yang dapat diterima oleh induvidu
atau masyarakat
3. Meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang berkaitan
dengan penyinaran radiasi dapat dibenarkan.

a) Proteksi radiasi terhadap pasien:


1) Pemeriksaan sinar-x harus persetujuan dokter
2) Membatasi luas lapangan
3) Menggunakan faktor eksposi yang tepat
4) Tepat dan cepat sehingga tidak memungkinkan untuk
mengambil foto 2 kali.
5) Menggunakan apron dan ginad shield saat
pemeriksaan
b) Proteksi radiasi terhadap Petugas Radiasi:
1) Petugas mengambil jarak terhadap sumber radiasi
2) Selalu berlindung dibalik tabir saat melakukan
eksposi
3) Jangan mengarahkan tabung kearah petugas
4) Petugas menggunakan alat ukur radiasi personal
(film bedge) selama bertugas
c) Proteksi radiasi untuk Masyarakat Umum:
1) Selama permeriksaan berlangsung ,yang berada di
dalam ruangan hanyaa pasien dan radiografer
2) Ketika peninaran berlangsung pintu kamar
pemeriksaan selalu tertutup
3) Tabung sianr x selalau diarahkan ke arah yang aman
4) Perawat/keluarga yang terpaksa harus berada
didalam ruang pemeriksaan harus menggunakan
apron.

2.5 Computer Radiografi (CR)

Computer Radiografi adalah proses digitalisasi gambar dengan


menggunakan Imaging Plate sebagai alat akuisisi gambarnya .Imaging
Plate berisi photostimulable phosphor yang berbentuk mirip intensifying
screen dan diletakkan didalam kaset Imaging Plate yang berbentuk hampir
mirip dengan kaset Radiografi Konvensional.

Cara kerja CR yaitu Imageing Plate di ekspose dengan Sinar X akan


terbentuk bayangan laten di IP lalu IP akan dimasukkan ke IP
reader.Setelah itu di scan dengan Helium neon laser (emisi cahaya merah)
di deteksi dengan photosensor dikirim melalui ADC kekomputer untuk
diproses.Setelah gmabar diperoleh IP ditransfer ke bagian lain dari IP
reader untuk di hapus agar IP tersebut dapat digunakan kembali.

Kompenen-kompenen yang ada pada CR yaitu Image Reader


fungsinya sebagai pembaca ,pengolah gamabr yang diperoleh dari IP
dengan menggunakan lasaer scanner,kompenen ini dilengkapi oelh monitor
untuk melihat hasil radiograf yang dihasilkan .Image console yang
berfungsi untuk mengolah gambar .Imager atau printer untuk mencetak
hasil radiograf sesuai kebutuhan.

Gambar II.16 Image Reader dan IP

Gambar II.17 Monitor dan Printer


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Kasus


3.1.1 Identitas Pasien

Nama :Nn.S

Umur :24 tahun

Jenis Kelamin :Perempuan

Alamat :Ginandong 03/02

No.RM :324739

No.Ro :10055

Tanggal Pemeriksaan :2 Oktober 2016

Pemeriksaan :Thorax PA/AP

Diagnosa :Obs.oispneu TB paru B20

3.1.2 Riwayat Pasien

Pada hari Minggu 2 Oktoberl 2016 sekitar pukul 11.50 ,Nn S


datang di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Soedirman Kebumen dari IGD
diantar oleh perawat membawa surat permintaan foto rontgen Thorax
AP dengan indikasi Tubercolusis.Riwayat pasien dengan HIV AIDS
dengan kondisi pasien bertubuh kurus dan lemah,berkeringat,batuk
berulang serta tiduran di atas brankart.
3.2 Tata Pelaksanaan Pemeriksaan
3.2.1 Pemeriksaan

a. Persiapan Alat :

Alat yang digunakan untuk pemeriksaan Thorax pada


indikasi Tubercolusis di Instalasi Radiologi Dr.Soedirman
Kebumen yaitu:

1. Pesawaat Sinar-X,

Merk :Shimadzu

No Seri :M 100 HK

Kv max :150 Kv

mA : 630 mA

2. Kaset :35 X 35 CM
3. Film CR :8 Inchi
4. Marker R
5. Plaster
6. CR (Computer Radiografi)

b. Persiapan Pasien-persiapan permeriksaan

Melepaskan BH yang dipakai oleh pasien kemudian


sebelum pemeriksaan petugas menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri) Handscoen dan Masker bedah.
c. Pelaksanaan Pemeriksaan

1) Proyeksi AP (Anterior Posterior)


1. Posisi Pasien :Pasien tiduran di brankart
2. Posisi Objek :

 Atur batas atas kaset setinggi shoulderjoint


 MSP Tubuh dipertengahan kaset
 Kedua tangan di samping tubuh

3. Central Ray :Vertikal tegak lurus terhadap kaset


4. Central Point :Pertengahan Sternum 7cm inferior dari
jugular notch
5. FFD :150 CM
6. Faktor Eksposi :45 Kv 7,1 mAs
3.2.2 Kriteria Radiograf
3

Kriteria Radiogaf

1. Nampak Kedua costaeprenicus


2. Nampak Jantung
3. Kedua Apex paru tidak terpotong
3.2.3 Hasil Bacaan

TB Pulmo Bilateral lama aktif tampak cavitas multiple di


pulmo,besar Cor norma,pleura reaction sinistra

3.2.4 Proteksi Radiasi

Proteksi Radiasi yang diterapkaan saat pemeriksaan Thorax PA


pada pasien diantaranya membatasi lapangan penyinaran dan
pemilihan faktor eksposi secara tepat dan tidak melakukan
pengulangan foto.Pada petugas saat melkukan ekspose berada di balik
tabir dan bagi keluarga pasien berada di luar ruang pemeriksaan ,pintu
ruangan pemeriksaan dikunci agar ketika di ekspose tidak ada yang
masuk.

3.2.5 Pengolahan Film

Pengolahan film diInstalasi Radiologi RSUD Dr.Soedirman


Kebumen menggunakan sistem pengolahan film secara digital
.Dengan menggunakan Computer Radiografi utnuk menggubah sistem
analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi

Proses pengilahan film ini dimaulai dari input data pasien ,meliputi
Nama,No RM,No Ro,Umur,alamat.Setelah semua data dimasukkan
kedalam computer ,pilih proyeksi pemeriksaan lalu kaset di submit
dan dimasukkan ,secara otomatis dan menggunakan kemampuan
digital,CR akan memproses bayangan laten dari imaging plate dengan
sistem laser .Setelah gamabar muncul dilayar monitor kita mulai
mengedit sesuai kriteria foto yang diminta mengatur kontras dan
ketajaman .Kemudian cetak /print lalu diserahkakn ke dokter
pengirim/pasien.

3.3 Pembahasan

Berdasarkan radiograf yang dihasilkan pada Pemeriksaan Thorax


proyeksi AP di Instalasi adiologi Dr.Soedirman Kebumen secara umum
proyeksi ini sudah menunjukkan kelainan yang dicurigai yaitu Tubercolusis
,selain itu dengan proyeksi ini sangat aman digunakan karena keadaan pasien
yang sangat lemah tidak memungkinkan pasien untuk berdiri .Perlakuan
khusus dilakuakn pada pemeriksaan kali ini melihat pasien yang mempunyai
riwayat B20 ,petugas menggunakan handscoen untuk meminimalisasi kontak
secara langsung dengan tubuh pasien.Hal ini dilakukan agar jika ada darah
atau cairan milik pasien tidak mengenai petugas secara langsung .Dan petugas
juga memakai masker bedah tujuannya agar petugas tidak terkena percikan
lendir saat pasien saat batuk sehinggga petugas tidak akan tertular.

Menurut penulis jika di teori proyeksi yang sangat dianjurkan


adalah proyeksi PA.Namun pada kasus ini proyeksi yang digunakan yaitu
proyeksi AP karena keadaan pasien yang asngat lemah tidak meumngkinkan
pasien untuk berdiri tegak.Dengan menggunakan proyeksi ini sudah bisa
menghasilkan radiograf yang jelas mengenai pemeriksaan Thorax dengan
diagnosa Suspect TB.

Hubungan HIV AIDS dengan Tubercolusis adalah virus HIV


merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, selemah apa pun
sel penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh si penderita karena sistem
kekebalan tubuhnya sudah tidak bisa menangkal.Sel penyakitnya akan mudah
menyerang. Apalagi terhadap serangan bakteri TBC yang sangat kuat, pasti
akan sangat mudah sekali. Dia pasti akan menjadi penderita penyakit TBC
aktif yang parah. Dan tak heran, penyakit ini akhirnya membawa mereka pada
kematian.Banyak penderita HIV AIDS yang terkena Tubercolusis hal ini
sering terjadi karena Tubercolusis sanagt mudah menular apalagi dengan
pasien yang mempunyai riwayat Tubercolusis penularannya bisa melalui
udara ketika si penderita berbicara,atau ketika penderitanya saat batuk .Jaid
sanagat mudah sekali penularannya dibandingkan dengan penyakit paru
lainnya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari laporan diatas yang berjudul “Teknik Pemeriksaapada kasus


Tubercolusis dengan pasien HIV AIDS di Instalasi Radiologi RSUD
Dr.Soedirman Kebumen”dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pemeriksaan Thorax peroyeksi AP dengan pasien
Tubercolusis sudah dapat menampakkan diagnose yang ada.
2. Perlu memakai ABD seperti masker saat menghadapi pasien
dengan diagnose Tubercolusis dan handsocoen untuk pasien
dengan riwayat HIV AIDS
3. Hubungan HIV AIDS dengan Tubercolusis adalah virus HIV
merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh,
selemah apa pun sel penyakit akan mudah masuk ke dalam
tubuh si penderita karena sistem kekebalan tubuhnya sudah
tidak bisa menangkal.
4.2 Saran
Dalam pemeriksaan thorax usahakan apabila kondisi pasien
kooperatif gunakan proyeksi PA .Dan selalu mengggunakan ABD dalam
menghadapi pasien dengan suspect HIV AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Ballinger,Philip W.2003.Merril’s Atlas of Radiographic Position & Radiologic


Prosedures vol one.USA.Mosby

Bontrager,Keneth L.Radiographic Positioning and Related Anatomi.USA.Mosby

http://www.softilmu.com/2015/10/Pengertian-Fungsi-Struktur-Paru-Paru-
Adalah.html

https://www.scribd.com/doc/59853400/Anatomi-Dan-Fungsi-Thorax

Anda mungkin juga menyukai