Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

TEKNIK RADIOGRAFI THORACIC CAVITY

DISUSUN OLEH:
1. DIGNA MEINTARI NUGROHO (P1337430216045)
2. ULFATUZ ZAHROH (P1337430216049)
3. ANASTASYA HESTY ANDARINI (P1337430216053)
4. NADIA NURUL AYU S. (P1337430216064)
5. FATIN IRFANIAWATI (P1337430216069)
6. MOH. FATTAH FIERDIANSYAH (P1337430216070)
7. TERRYA SAPHIRA GHASSANI (P1337430216072)
8. DIAJENG UMMI HABIBAH (P1337430216073)
9. M. AGUS RIDWAN (P1337430216081)
10. HAM ANOUW (P1337430216083)

KELOMPOK 2
Kelas : 1C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


DIV TEKNIK RADIOLOGI
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami
dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi 2
dengan bahan kajian Teknik Radiografi Thoracic Cavity.
Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami mengucapkan terima
kasih kepada ibu dosen yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.

Semarang, 28 Februari 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................... ii

BAB I

1.1............................................................................................................................Latar
Belakang ...........................................................................................................1
1.2............................................................................................................................Patolo
gi ........................................................................................................... 5
1.3............................................................................................................................Rumu
san Masalah .......................................................................................................5
1.4............................................................................................................................Tujua
n ........................................................................................................................5

BAB II

2.1. Teknik Radadiografi Thorax.............................................................................6


2.2. Ilustrasi Kasus...................................................................................................11

BAB III

3.1.Kesimpulan ....................................................................................................... 13
3.2.Saran ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Thorak atau dada adalah daerah tubuh yang terletak antara leher dan abdomen. Di
depan dan di belakang thorak rata dan di samping melengkung. Anatomi radiografis
thorax dibagi menjadi tiga yaitu rangka dada, sistem pernafasan, dan mediastinum
(Bontrager,2001).
a. Rangka Dada
Rangka dada merupakan bagian dari sistem skeletal yang melindungi organ
pernafasan dan sirkulasi darah. Bagian depan rangka dada adalah sternum, yang terdiri
dari manubrium,body of sternum dan xiphoid process. Bagian atas rangka dada terdiri dari
dua clavicula yang menghubungkan sternum dengan kedua scapula. Dua belas pasang
costa melingkari thorax dan dua belas vertebra thorakalis di bagian belakang. (Bontrager,
2001)

Gambar 1. Rangka Dada (Bontrager,2001)


1) Bronchus pulmonary
Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum
masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru bronkhus-brokhus
pulmonaris bercabang dan banyak sekali (Pearce ,2001). Kedua brochus tersebut adalah :
a) Bronchus kanan
Ukurannya lebih besar dan lebih pendek dibandingkan bronchus kiri. Panjangnya 2,5 cm
dan berdiameter 1,3 cm mempunyai sudut 25⁰.
b) Bronchus kiri
Ukuran diameternya lebih kecil disbanding bronchus kanan tetapi lebih panjang.
Panjang bronchus kiri 5 mm dan berdiameter 1,1 cm membentuk sudut 37⁰.

3
Carina merupakan percabangan bronchi, bagian bawah trachea sebelum masuk ke
bronchus kanan dan kiri. Letakknya setinggi vertebra thorakal 5, biasa digunakan untuk
penempatan ROI (region of interest ) pada pemeriksaan CT Scan thorax. (Bontrager,
2001).

2) Paru-paru
Organ paru-paru tersusun atas sel-selparenchyma, mirip spons yang ringan dan
sangat elastis sehingga memungkinkan terjadinya mekanisme pernafasan (Bontrager,
2001).
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dihirup melalui
hidung dan mulut, pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakhea dan pipa
bronkhial ke alveoli dan berikatan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris
(Pearce,2001).

a) Lobus paru-paru
Paru-paru kanan terdapat tiga lobus yaitu lobus superior,middle dan inferior. Ketiga
lobus dipisahkan oleh dua fisura. Paru-paru kiri terdiri dari dua lobus yaitu
lobussuperior (upper) dan lobus inferior (lower) keduanya dipisahkan oleh fisura
oblik (Bontrager, 2001).
b) Pleura
Paru-paru dilindungi selaput yang disebut pleura. Pleura yang melekat pada dinding
thorax dan diafragma disebut Pleura Parietalis. Pleura yang melekat pada paru-paru
disebut Pleura pulmonary atau pleura visceralis. Rongga antara kedua pleura
disebut pleural cavity atau cavum pleura (Bontrager,2001).
c) Hilus paru-paru.
Hilus paru-paru dibentuk oleh struktur sebagai berikut :
1) Arteri pulmonali, yang mengalirkan darah tanpa oksigen kedalam paru-paru untuk
diisi oksigen,
2) Vena pulmonalis yang mengalirkan darah berisi oksigen dari paru-paru ke jantung.
3) Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial merupakan
jalan utama udara.
4) Arteri bronkhialis keluar dari aorta dan mengalirkan darah ke jaringan paru-paru.

4
5) Vena bronkhialis mengalirkan sebagian darah dari paru-paru ke vena kava superior,
dan pembuluh limfe. Persarafan paru-paru berasal dari saraf vagus dan saraf simpatis
(Pearce,2001).

3) Mediastinum
Mediastinum adalah ruang di bagian tengah rongga dada diantara kedua paru-
paru. Organ-organ penting yang terletak dalam mediastinum adalah kelenjar thymus,
jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, esophagus dan trachea (Bontrager,
2001).
1.2 Patologi
1. Pneumotorak : pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura
yang berada antara paru-paru dan toraks. Disebabkan oleh robekan pleura dan
atau terbukanya dinding dada.
2. Hemotoraks : Adanya darah dalam rongga pleura (biasanya
terjadi karena cedera di dada).
3. Metastasis: penyebaran kanker dari suatu organ tubuh ke organ tubuh lain.
4. Pleura efision : penumpukan cairan diantara dua lapisan pleura.
5. Interlobare fusion : efusi (penumpukan cairan) di antara lobus
6. Pneumonia (paru-paru basah) : infeksi yang memicu inflamasi pada kantong2
udara di salah satu atau keduanya.
7. Tumor : Jaringan baru yang tumbuh dimana sel
berkembang secara berlebihan dan tidak terkontrol.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pemeriksaan teknik radiografi thoracic cavity yang baik dan
benar?
2. Apa saja kriteria hasil radiograf yang harus terlihat pada pemeriksaan teknik
radiografi thoracic cavity?
1.4 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pemeriksaan teknik radiografi
thoracic cavity yang baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi apa saja yang harus terlihat pada hasil
radiograf.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Radiografi Thorax


Pada pemeriksaan thorax tidak memerlukan persiapan khusus seperti pada
pemeriksaan dengan media kontras pada umumnya. Pemeriksaan thorax secara radiografi

5
dilakukan dengan dua proyeksi yaitu antero-posterior (AP) dan proyeksi lateral.
(Bontrager, 2001:72)

A. Proyeksi Antero-Posterio (AP) (Bontrager, 2001:88)


1. Posisi Pasien
Pasien semi supine di atas meja pemeriksaan atau brankard. Kedua tangan lurus
di samping tubuh..
2. Posisi Objek
MSP tubuh berada di pertengahan kaset. Beri softbag di bawah kepala pasien.
3. Arah Sumbu Sinar
5° ke arah caudad
4. Titik Bidik
Pada thoracal 7 atau 8-10cm dibawah jugular notch.
5. FFD
Jarak 180 cm.

6. Kriteria Radiograf

6
1. Tampak gambaran thorax proyeksi AP,
2. Batas atas apex paru,
3. Dinding lateral tidak terpotong,
4. Kedua sinus costophrenicus tidak terpotong ,
5. Tampak bayangan bronchus,
6. Foto simetris.

B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien
Pasien berdiri true lateral dengan bagian yang diperiksa menempel kaset atau stand
chest dan batas atas kaset kira-kira 1 ½ inchi (4cm) di atas shoulder joint. Posisi
Objek Kedua tangan pasien diposisikan lurus ke atas, kaset diletakkan di sebelah
kiri pasien.
2. Posisi Objek
Tempatkan MSP pasien sejajar dengan garis tengah kaset. Angkat tangan ke
atas dengan elbow fleksi serta kedua antebrachi bersilang diletakkan di belakang
kepala seperti bantalan dengan kedua tangan memegang elbow. Usahakan pasien
bernapas dan inspirasi penuh untuk memaksimalkan lapangan paru.
3. Arah Sumbu Sinar
Tegak lurus terhadap kaset.
4. Titik Bidik
MCP pada angulus inferior dari scapula.
5. FFD
Jarak 180 cm.

7
6. Kaset
Ukuran 30x40 cm
7. Kriteria Radiograf

1. Bagian superior ribs saling superposisi


2. Sternum dalam posisi true lateral
3. Angulus costoprenicus tidak boleh terpotong Margin
4. Objek terlihat tajam dan jelas
5. Terlihat batas atas apex paru
6. Gambaran bahu tidak menutupi apex paru

C. Proyeksi RAO/LAO (PA Obik)


Proyeksi ini digunakan untuk melihat area maksimum dari paru-paru RAO
untuk melihat bagian kanan dan LAO bagian kiri.
1. Posisi Pasien

8
Pasien berdiri posisi PA atau tengkurap di atas meja pemeriksaan dan MSP tubuh
sejajar dengan garis tengah kaset.
2. Posisi Objek
Posisikan pasien membentuk sudut 45 derajat atau 55-60 untuk menilai jantung serta
aorta. Batas atas kaset 3 cm di atas shoulder joint.
- RAO
Merotasikan pasien kekiri dengan cara tangan kanan lurus dan tangan kiri flexi dan
menahan saat badan dirotasikan berikut dengan kaki kiri flexi untuk menahan
bagian pelvis ketika rotasi agar objek benar-benar true oblik. Foto dibuat saat
inspirasi penuh.
- LAO
Merotasikan pasien kekanan dengan cara tangan kiri lurus dan tangan kanan flexi
dan menahan saat badan dirotasikan berikut dengan kaki kanan flexi untuk
menahan bagian pelvis ketika rotasi agar objek benar-benar true oblik.
3. Arah Sumbu Sinar
Sinar tegak lurus menuju ke tengah film.
4. Titik Bidik
Pada vertebrae thoracal 7

5. Kriteria Radiograf
- RAO
1. Terlihat area maksimum dari paru-paru kanan dengan susunan
serabut – serabut brochialus.
2. Tampak trachea
3. Tampak gambaran paru – paru kiri yang mengalami pemendekan.
4. Posisi ini dapat untuk melihat gambaran atrium kiri, pulmonary
arteri, bagian anterior dari apex ventrikel kiri dan ruang
retrocardiac kanan. Bila diberi kontras (OMD) foto RAO dapat
untuk melihat jelas bagian esophagus.
- LAO
1. Terlihat area maksimum dari paru – paru kiri dengan susunan
serabut – serabut brochialus.

9
2. Tampak trachea.
3. Tampak gambaran paru – paru kanan yang mengalami
pemendekan.
4. Tampak jantung, arcus aorta, dan aorta.

2.2 Ilustrasi Kasus


Pada tanggal 28 September 2016, pasien datang ke Rumah Sakit Dr.
Moewardi ke radiologi dengan keluhan pasien datang dengan sesak pada dada.
Pasien datang ke instalasi radiologi bersama perawat rumah sakit yang membawakan
surat permintaan secara radiologi dari dokter yang memeriksa.
• Nama : Tn. B
• Umur : 58th
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Banjarsari, Surakarta
• Nomor RM : 012204XX
• Diagnosa : Metastase CA di paru dan curiga
kelemahan nevrus diafragma
• Pemeriksaan yang diperiksa : RO. Thorax PA inspirasi dan
ekspirasi maksimal
• Kiriman foto : Anggrek II
• Dokter yang meminta : dr. Lidya

a. Prosedur Pemeriksaan
1) Posterior Anterior (PA) inspirasi maksimal
a. Posisi Pasien (PP)
Berdiri atau erect pada standart kaset.
b. Posisi Objek (PO)
 Dada ditempelkan pada kaset.
 Dagu ditengadahkan pada pertengahan kaset.
 MSP tubuh pada pertengahan kaset.
 Tepi atas kaset berjarak ±3-4cm di atas shoulder.
 Kedua dorsum manus endorotasi maksimal, diletakkan di atas crista
illiaca, siku didorong hingga menempel kaset.
c. Posisi Sinar
 CR : tegak lurus kaset secara horizontal.
 CP : setinggi T7 (pada angulus inferior scapula).
 Eksposi : inspirasi kedua dan tahan nafas.

10
Selanjutnya film diberi identitas dan diproses di kamar gelap
menggunakan automatic processing.

2) Proyeksi Posterior Anterior (PA) ekspirasi maksimal


a. Posisi Pasien (PP)
Berdiri atau erect pada standart kaset.
b. Posisi Objek (PO)
 Dada ditempelkan pada pertengahan kaset.
 MSP tubuh pada pertengahan kaset.
 Tepi atas kaset berjarak ±3-4cm di atas shoulder.
 Kedua dorsum manus endorotasi maksimal, diletakkan di atas crista
illiaca, siku didorong hingga menempel kaset.
c. Posisi Sinar
 CR : tegak lurus kaset secara horizontal.
 CP : setinggi T7 (pada angulus inferior scapula).
 Eksposi : ekspirasi pertama dan tahan nafas.

Selanjutnya film diberi identitas dan diproses di kamar gelap dengan


menggunakan automatic processing.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan radiograf thorax dengan kasus metastaseca di paru dibuat
dengan proyeksi PA inspirasi dan ekspirasi maksimal. Inspirasi dan ekspirasi
maksimal karena dapat digunakan untuk perbandingan. Bila pneumthoraxnya tidak
begitu besar, foto dengan inspirasi maksimal tidak akan menunjukan kelainan yang
jelas. Dalam hal ini dianjurkan membuat foto thorax inspirasi dan ekspirasi
maksimal.

11
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, knneth L.1982.Textbook of Radiographic Positioning and Related
Anatomy.Elsevier : St. Louis, Missouri.
Merril.Radiographic Technique Position

12

Anda mungkin juga menyukai