Prosedur
Ukuran jarum dan jumlah media kontras bervariasi dengan berat badan anak menggunakan
iophendylate.
Pasien ditempatkan tengkurap di meja miring standar dan diposisikan di atas satu atau dua bantal
tergantung ukurannya. Kepala meja ditinggikan 30'. Jika tusukan jarum yang memuaskan tidak
diperoleh di sini, tingkat yang lebih tinggi secara progresif dapat dicoba. Perhatian besar harus
diambil pada tingkat L2-3 karena konus sering terletak di situs ini dalam ukuran yang sangat
kecil anak-anak. Tusukan subarachnoid multipel sering menghasilkan hematoma atau
ekstravasasi cairan serebrospinal (CSF) di sekitar kantung subarachnoid atau dural. Jika ini
terjadi, ruang subarachnoid runtuh dan upaya lebih lanjut untuk tusukan umumnya tidak
membuahkan hasil. Pemeriksaan harus ditunda selama setidaknya seminggu. Fungsi cisternal
jarang diindikasikan pada anak-anak.
Sejumlah 2-4 cc CSF diambil untuk estimasi proteinnya, gula, dan kandungan sel. CSF diperoleh
melalui tekanan pasif ke dalam spuit 2 cc terbuka yang dipasang pada jarum. Hisap cairan akan
sering mengganggu posisi ujung jarum; kemiringan meja ke atas memudahkan perjalanan cairan
ke dalam spuit terbuka. Darah persisten di CSF menghalangi injeksi Ethiodan (lihat Komplikasi).
Kontrol yang cermat terhadap aliran media kontras dan kemiringan lambat biasa kepala anak
pertama ke atas dan kemudian kepala ke bawah memberikan cara terbaik untuk
memvisualisasikan struktur tulang belakang. Globulasi media kontras harus dihindari karena,
begitu itu terjadi, biasanya tetap ada dan mencegah visualisasi dari struktur intraarachnoid yang
halus.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
A. Persiapan Pasien
a. Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.
b. Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
c. Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
d. Penandatanganan informed consent.
e. Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan diperiksa.
f. Pasien puasa: selama 5 jam sebelum pemeriksaan.
g. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
h. Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah yang akan diperiksa.
Premedikasi : diberikan obat sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop ridol & 0,15 mg
C. Teknik Radiografi
Myelografi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik radiografi konvensional ataupun
dengan fluoroskapi. Sebelum pemeriksaan myelografi dilakukan dibuat terlebih dahulu foto
pendahuluan ( polos ) dari vertebre dengan proyeksi AP dan lateral. Apabila foto pendahuluan
telah baik / informatif yang dinyatakan oleh radiolog, pemeriksaan diteruskan dengan
penyuntikkan media kontras.
Pengambilan foto setelah pemasukkan media kontras tergantung klinis penderita dan permintaan
dokter pengirim.
1. Proyeksi Lateral
• Tujuan : untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus intervertebralis
menembus Medula Spinallis
• Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di bawah knee dan
ankle diberi pengganjal.
• Posisi Obyek : Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki),pelvis dan tarsal
true lateral,letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah pinggang agar vertebra lumbal
sejajar pada meja (palpasi prosessus spinosus).
• FFD : 100 cm
• CR : Tegak lurus kaset
• CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas cristailiaka)
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas
Kriteria :
a) Tampak gambaran jarum yang menusuk bagian diskus intervertebralcontras dan menembus
Medula Spinallis
b) Tampak gambaran Medula Spinallis telah terisi zat contras.Tampak foramen intervertebralis
L1 – L4, Corpus vertebrae, space intervertebrae, prosessus spinosus tidak ada
Referensi : http://jellyfish905.blogspot.com/2012/06/myelografi.html