PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerangka dada yang terdiri dari tulang dan tulang rawan, batas batas, batas
batas yang membentuk rongga didalam thorax ialah :
Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan, kedua belas ruas tulang punggung
beserta cakram antar ruas (diskus intervetrebalis) yang terbuat dari tulang rawan di
belakang. Iga-iga beserta otot interkostal disamping diafragma dibawah dan dasar
leher diatas.
Isi sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru paru beserta
pembungkus pleuranya, pleura ini membungkus setiap belah, dan membentuk
batas lateral pada mediastinum. Mediastinum ialah ruang didalam rongga dada
antara kedua paru-paru, isinya jantung dan pembuluh-pembuluh darah, dan vena
kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah kelenjar limfe. (Pearce,
2006).
Hematopneumothorax adalah terkumpulnya udara dan darah dalam rongga
pleura (Kapita selekta kedokteran, 2014).
B. Batasan Masalah
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis membahas tentang pemeriksaan radiografi
thorax dengan sangkaan hematopneumothorax, di mana proyeksi yang di gunakan
Antero-Posterior Supine (AP). Untuk mendapatkan gambaran radiografi thorax
dengan sangkaan hematopneumothorax penulis menggunakan pesawat general X-
Ray, dengan menggunakan IP Computed Radiography (CR) yang dilengkapi
dengan Grid. Proses pengolahan film menggunakan sistem computed radiography.
C. Rumusan Malasah
Dengan memperhatikan latar belakang dan ruang lingkup masalah diatas, maka
penulis merumuskan masalah yang timbul pada pemeriksaan Radiografi Thorax
1
2
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian radiografi thorax dengan sangkaan
hematopneumothorax adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian radiografi thorax dengan sangkaan hematopneumothorax
adalah untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan thorax dengan
sangkaan hematopneumothorax di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Hermina
Medan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi thorax dengan sangkaan
hematopneumothorax.
b. Untuk mengetahui gambaran anatomi dan kelainan yang terdapat pada
thorax.
c. Untuk mengetahui kualitas hasil foto radiografi yang baik terutama pada foto
thorax.
E. Metode Penelitian
Untuk mengumpulkan data dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini yang
berjudul radiografi thorax dengan sangkaan hematopneumothorax dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku buku referensi yang berhubungan
dengan pemeriksaan,
2. Pengalaman belajar
3
Dengan menerapkan ilmu pengetahuan baik secara teori maupun praktek yang
didapat selama perkuliahan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian pemeriksaan radiografi Thorax dengan sangkaan
hematopneumothorax adalah :
1. Untuk Penulis : Dengan menerapkan semua pengetahuan penulis yang di
dapatkan selama pendidikan di institusi ATRO Sinar Amal Bhakti Medan dan
juga pengalaman yang diperoleh selama mengikuti praktek klinik di bebapa
rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta, hasil penelitian ini
menambah pengetahuan penulis tentang pelaksanaan radiografi Thorax dengan
sangkaan hematopneumothorax di instalasi Rumah Sakit Hermina Medan.
2. Untuk Rumah Sakit Hermina Medan : Diharapkan agar hasil penelitian yang
dilakukan dapat menjadi acuan dan pertimbangan untuk dilaksanakan pada
pelaksanaan radiografi Thorax dengan sangkaan hematopneumothorax di
instalasi radiologi Rumah Sakit Hermina Medan.
3. Untuk Institusi Atro Yayasan Sinar Amal Bhakti Medan : Dengan harapan agar
hasil penelitian radiografi Thorax dengan sangkaan hematopneumothorax yang
di lakukan di Rumah Sakit Hermina Medan, khususnya tingkat III yang
melaksanakan ujian akhir program dan melakukan penelitian. Hasil penelitian
ini juga diharapkan agar membantu buku referensi diruang perpustakaan ATRO
Sinar Amal Bhakti Medan.
G. Isi (Bab) Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas mengenai latar belakang, ruang
lingkup, rumusan masalah, tujuan pemeriksaan dan metode
pemeriksaan, manfaat penelitian.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini penulis membahas mengenai uraian tentang konsep
dasar yang meliputi pengertian pemeriksaan, anatomi, fisiologi,
4
A. PENGERTIAN KONSEP
1. Pengertian Pemeriksaan
Pemeriksaan Thorax dengan sangkaan hematopneumothorax adalah
pemeriksaan secara radiologi untuk memperlihatkan udara dan cairan
di dalam rongga dada dengan menggunakan proyeksi antero-posterior
supine.
2. Anatomi
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh
baik secara keseluruhan maupun bagian bagiannya serta hubungan alat
tubuh dan bagian bagian yang lain.
Kerangka dada yang terdiri dari tulang dan tulang rawan, batas yang
membentuk rongga didalam thorax ialah Sternum dan tulang rawan
iga-iga di depan, kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram
antar ruas (diskus intervetrebalis) yang terbuat dari tulang rawan di
belakang. Iga-iga beserta otot interkostal disamping diafragma
dibawah dan dasar leher diatas.
Isi sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru paru
beserta pembungkus pleuranya, pleura ini membungkus setiap belah,
dan membentuk batas lateral pada mediastinum. Mediastinum ialah
ruang didalam rongga dada antara kedua paru-paru, isinya jantung dan
pembuluh-pembuluh darah, dan vena kava superior, saraf vagus dan
frenikus dan sejumlah kelenjar limfe.
A. Paru-Paru ( Pearce, 2006)
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama, paru-paru
mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah
di pisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan
5
6
Apex Paru
Lobus Atas 2
Lobus Tengah
Lobus Bawah
1) Bronkus Pulmonaris
Trakhea terbelah menjadi dua bronkus utama, bronkus ini
bercabang lagi sebelum masuk paru-paru, dalam perjalanannya
7
Atrium
4) Pleura
Setiap paru paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua, yaitu
pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru paru, masuk kedalam
fisura dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain.
Membran ini kemudian dilipat kembali disebelah tampuk paru-paru
dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian didalam
dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian
yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian
yang terletak dileher ialah pleura servikasis, pleura ini diperkuat
oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia
sibson) dan diatas membran ini terletak arteri subklavia.
Diantara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk
meminyaki permukaanya dan menghindarkan gesekan antara paru-
10
1. Tulang Dada
1. Tulang Iga
Os kosta atau tulang iga bayaknya 12 pasang (24 buah), kiri
dan kanan, bagian depan berhubungan dengan tulang dada
dengan perantaran tulang rawan, bagian belakang berhubungan
dengan ruas ruas vertebrae torakalis dengan perantaraan
persendian. Perhubungan ini memungkinkan tulang tulang iga
dapat bergerak kembang kempis menurut irama pernapasan.
Tulang iga dibagi tiga macam :
(a) Iga sejati (os kosta vera), banyaknya tujuh pasang,
berhubung langsung dengan tulang dada dengan perantara
persendian.
(b) Tulang iga tak sejati (os kosta spuria), banyaknya tiga
pasang berhubungan dengan tulang dada dengan perantara
tulang rawan dari tulang iga sejati ke 7.
(c) Tulang iga melayang (os kosta fluintates), banyaknya dua
pasang, tidak mempunyai hubungan dengan tulang dada.
3. Fisiologi
Fisiologi adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang
mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan.
Hematopneumothorax adalah terkumpulnya udara dan darah
dalam rongga pleura. Dinding thorax merupakan rongga yang
12
4. Patologi
Patologi adalah ilmu mengenai struktur tubuh dan perubahan
yang berkaitan dengan penyakit atau cidera.
Hematopneumothorax adalah terkumpulnya udara dan darah
dalam rongga pleura. Berikut beberapa perkembangan keadaan
Hematopneumothorax:
a. Manifestasi klinis
Pada penderita Hematopneumothorax pasien biasanya
nyeri dada dari sesak napas. Kecepatan munculnya gejala
tergantung kepada etiologi yang mendasari.
b. Penatalaksanaan
Pada trauma thorax dengan tanda tanda
hematopneumothorax dilakukan WSD ( Water Sealed
Drainage). Keluarnya darah atau cairan intravaskular
sebanyak 15-20% dari volume darah total atau perdarahan
lebih dari 5cc/kg, bb/jam sehingga dapat menimbulkan
13
5. Etiologi
Etiologi adalah studi atau pembahasan tentang faktor faktor
penyebab suatu penyakit (Sloane, 2003).
Hematopneumothorax adalah terkumpulnya udara dan darah
dalam rongga pleura. Penyebab paling umum
hematopneumothorax adalah karena membrane pleura yang
berfungsi untuk melapisi paru, mengalami kerusakan atau pecah
sehingga darah di dalam tubuh bisa dengan mudah masuk
kedalam rongga pleura dan menekan paru,biasanya disebabkan
akibat oleh trauma,cedera tumpul,atau patah tulang rusuk.
B. TEKNIK RADIOGRAFI
Teknik radiografi adalah ilmu yang mempelajari tata cara pemotretan dari
objek yang diperiksa dengan menggunakan sinar-X untuk mendapatkan
gambaran radiografi, sehingga mampu menegakkan diagnosa dengan tepat
dan akurat (Ballinger, 2003). Adapun proyeksi yang di pergunakan untuk
memperlihatkan hematopneumothorax pada pemeriksaan thorax adalah
Antero-Posterior (AP) Supine.
Adapun proyeksi-proyeksi yang diuraikan oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Proyeksi Postero-Anterior
Tujuan pemeriksaan : Untuk memperlihatkan secara umum keadaan
rongga dada dari sisi Postero-Anterior.
Posisi pasien : Erect dengan lengan disamping tubuh.
14
Posisi objek : 1. Atur Mid Sagital Plane tepat tegak lurus pada
kapertengahan grid atau IP.
2. Rotasikan shoulders ke arah anterior
(endorotasi) agar tidak menutupi paru paru.
3. angkat dagu untuk menghindari superimposisi
dengan uppper ribs, kepala lurus kedepan tidak
ada rotasi.
Sebelum di ekspose instruksikan pasien agar
menarik nafas terlebih dahulu lalu menahan
nafas sejenak lalu di eskpose setelah dilakukan
ekspose pasien di intruksikan kembali agar
bernafas seperti biasa.
Arah sinar : Horizontal dan tegak lurus IP.
Fokus sinar : Pada thoracal 7 pertengahan antara kedua angulus
inferior scapulae.
Jarak focus ke film : 180 cm.
Ukuran Image Plate : 35 cm x 43 cm.
Faktor eksposi : 54 kV, 12 mAs dengan grid
Kriteria gambar : Foto mencangkup keseluruhan thorax, apex paru-
paru tidak terpotong, terlihat vertebrae thoracalis
1-4, kedua os scapula terlempar ke arah lateral.
15
c. Filamen
Filamen adalah sumber electron untuk membangkitkan sinar-X
yang terbuat dari kawat tungstate. Filamen yang terbuat 7daru kawat
tunstate ini dapat menahan panas sangat tinggi (melebihi 2000 oC)
berbentuk kumparan spiral, sehingga permukaan luar yang
memancarkan elektron lebih besar.
Elektron yang dipancarkan oleh filamen bermuatan negatif
selanjutnya diarahkan menuju anoda. Daerah yang terkena tumbukan
elektron merupakan sinar-X dan daerah tersebut harus sekecil mungkin
agar diperoleh gambaran radiografi setajam mungkin.
d. Target
Target terbuat dari bahan wolfram yang mempunyai daya tahan
panas tinggi. Fungsi target adalah untuk memberhentikan electron
yang berkecepatan tinggi secara tiba-tiba, urutan proses terjadinya
sinar-X adalah sebagai berikut :
1) Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 2000OC) sampai membara
dengan mengalirkan listrik yang berasal dari trafo.
2) Karena panas, elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
3) Muatan listrik filamen sengaja dibuat relatif lebih negative terhadap
sasaran (target) dengan memilih beda potensial tinggi sehingga
electron-electron bergerak ke anoda.
4) Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi,
electron bergerak ke anoda.
5) Awan-awan elektron yang sampai ke anoda mendadak di hentikan
pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas (99%) dan sinar-X
(1%).
6) Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar-X yang
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela tabung (Rasad 2005).
20
rangkaian arus khusus tegangan output dari trafo tegangan tinggi yang
digunakan ke tabung sinar-X juga berdenyut. Istilah kilovolt peak
menunjukan kilovolt tertinggi yang dicapai dalam tipe cycle tegangan
berdenyut yang trafo sampaikan ketabung sinar-X.
3. Meja Kontrol (Control Table)
Meja kontrol merupakan bagian dari unit pesawat rontgen yang
digunakan untuk mengendalikan besarnya keluarnan sinar-X yang
dibutuhkan untuk mengendalikan setiap kali ekspose, pada umumnya
meja kontrol di tempatkan dibelakang pelindung agar petugas terlindung
dari radiasi pada saat pemeriksaan berlangsung (Bushong, 2001).
Adapun bagian bagian dari meja kontrol adalah :
a. Line Switch : Saklar yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan pesawat
rontgen.
b. mA Selector Radiografi : Alat untuk memilih dengan tepat
banyaknya jumlah elektron dari katoda
menuju anoda per second,dilambangkan
dengan mA.
c. kV Selector Radiografi : Alat untuk memilih dengan tepat jumlah
kV.
d. Timing Selector Radiografi : Alat untuk memilih waktu eksposi pada
radiografi.
e. X-ray Indikator : Pertanda ada tidaknya sinar-X yang
keluar,yaitu lampu menyala pada saat X-
ray berlangsung pada radiografi.
f. mAs Meter : Untuk menunjukkan besarnya mAs pada
setiap pemotretan.
j. Hand Switch : Tombol yang digunakan untuk melakukan
eksposi.
22
4. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
penderita atau pasien yang akan diperiksa. Meja pemeriksaan berfungsi
untuk menempatkan penderita diruang pemeriksaan dan terpisah dari
ruangan meja kontrol. Meja pemeriksaan merupakan meja yang di desain
untuk pemeriksaan radiografi. Meja pemeriksaan dilengkapi dengan grid
bergerak (bucky).
5. Bucky Stand
Bucky stand merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
pemeriksaan radiografi dengan posisi pasien berdiri (erect), dilengkapi
dengan grid bergerak.
f
Um= v … … … … … … … … … …(2.2)
f −d
Keterangan :
Um : Unsharpness movement
d : Jarak objek ke film
f : Jarak focus ke film
v : Kecepatan gerakan objek
t : waktu ekspose
Ketidak tajaman karena gerakan dapat di perkercil
dengan jarak objek ke film kecil, ukuran bintik focus
kecil, jarak focus ke film sesuai dengan standart, waktu
eksposure dipersingkat.
(2.3) Ketidak Tajaman Akibat Fotografik (Unsharpness
Fotographic)
Ketidak tajaman akibat fotografik dapat terjadi karena
kondisi pemotretan yang kurang tepat, pemakaian jenis
film dan pengaturan luas lapangan penyinaran yang tidak
sesusai dengan objek.
Pada kondisi penyinaran, besarnya kV umumnya
dikaitkan dengan daya tembus sinar-X, makin besar kV
25
b. Detail
Detail adalah kemampuan menggambarkan stuktur-struktur kecil
dari objek yang akan di periksa (Ballinger, 2003). Beberapa faktor
yang mempengaruhi datail antara lain.
1. Pergerakan
2. IP yang tidak kontak
3. Ketidak tajaman geometri
4. Ketidak tajaman screen
c. Kontras
Kontras adalah perbedaan derajat kehitaman pada gambaran
radiografi. Pengukuran kontras ada dua bagian yaitu :
1. Kontras objektif adalah perbedaan tingkat kehitaman dari bagian
gambar dimana dapat dinyatakn dalam bentuk angka (diukur
dengan alat densitometer)
26
d. Densitas
Densitas dikenal dengan derajat kehitaman film. Densitas
penglihatan dari radiografi harus berada di dalam kisaran
diagnostic. Jika hasil gambaran radiografi terlalu terang atau gelap
maka diagnosa yang akurat menjadi sulit (Ballinger, 2003).
2. PROTEKSI RADIASI
Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik
yang memperlajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan
yang berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang atau
sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan
terkena radiasi yang merugikan kesehatan akibat paparan radiasi
(Akhadi, 2000).
A. Tujuan Keselamatan Radiasi
Tujuan keselamatan radiasi yaitu :
1) Mencegah terjadinya efek non-stokastik yang berbahaya, dan
membatasi peluang terjadinya efek stokastik hingga pada nilai
batas yang dapat diterima masyarakat.
2) Untuk meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang berkaitan
dengan penyinaran radiasi dapat dibenarkan.
B. Nilai Batas Dosis (NBD)
Nilai batas dosis adalah dosis terbesar yang di izinkan oleh
BAPETEN yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan anggota
masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek
genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.
1. Nilai batas dosis pekerja radiasi :
27
E. PERLENGKAPAN RADIOGRAFI
Perlegkapan radiografi adalah alat alat penunjang yang digunakan untuk
membuat foto rontgen selain sinar-X demi terlaksananya pemeriksaan.
1. Sistem Pencatatan Gambaran Radiography
Ada beberapa sitem pencatatan gambaran radiografi yaitu :
a) Computed Radiography
Computed radiography adalah proses digitalisasi gambar yang
menggunakan lembar atau photostimulable plate untuk akusisi data
gambar. Dalam computed radiography terdapat sistem componen
utama yaitu, image plate (IP), image reader, image console, dan
imager (printer) berupa digitalisasi gambar yang menggunakan lembar
atau photostiulable plate untuk akusisi data gambar (Ballinger, 2003).
Pada radiography konvensional menggunakan IP, film dan screen
sedangkan pada computed radiography hanya menggunakan imaging
plate untuk mengambil gambar radiography. Walaupun imaging plate
secara fisik tampak seperti menggunakan screen yang sama dengan
radiography konvensional, tetapi imaging plate mempunyai fungsi
yang sangat berbeda. Karena imaging plate hanya berfungsi untuk
menyimpan sinyal kedalam photo stimulable phospor (PSP) dan
31
Imaging Plate
(7) Marker
Semua radiografer harus membuat marker yang berisikan
informasi antara lain :
a. Waktu pemeriksaan.
b. Nama pasien atau nomor identifikasi.
c. Marker anatomy yaitu R (Right) penanda sebelah kanan, L
(Left) penanda sebelah kiri.
d. Identitas rumah sakit.
Identifikasi yang benar sangat penting dan harus selalu
terkonfirmasi. Sistem CR menggunakan komputer dalam
pembuatan marker. Radiografer memasukan data identitas pasien
dana data lainnya via komputer. Marker pada CR (Computed
Radiography) diatur ketika pemrosesan di image console
sehingga kita tidak perlu menggunakan marker manual. Akan
tetapi ketika ada pemotretan corpus alienum yang diakibatkan
karena adanya penekanan (punction) maka marker manual akan
di butuhkan untuk menandai masuknya benda asing dan melihat
sejauh mana benda asing tersebut masuk kedalam tubuh pasien.
(8) Grid
Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeliminasi
radiasi hambur agar tidak sampai ke film tontgent (Rasad, 2005).
38