Thoracic Cavity
Kelompok A:
1. Bintang
2. Zahara Dzaki A
3. Safa’a Miftahul J
4. Karina Fatmawati
5. Gabyan Fatma R.H
6. Nada Nabilah
7. Novita Kusuma W
8. Dewi Retno S
9. Wulan Itsnaini S
10. Adnan Prakash
11. Anggraeni Mega H
12. Zafa Faradilla
13. Rossiana P.S
Body Habitus
• Hypersthenic • Asthenic
• Sthenic • Hyposthenic
• Hypersthenic
Body habitus dengan ukuran tubuh besar. Jantung terlihat hampir melintang dan
paru-paru pendek dengan apeks dekat clavicula. Letak diafragma pada body
habitus hypersthenic lebih tinggi.
• Sthenic
Body habitus pada ukuran tubuh normal. Jantung terlihat cukup melintang dan paru-
paru panjang. Letak diafragma pada habitus sthenic cukup tinggi.
• Asthenic
Body habitus dengan postur badan yang panjang dan kecil. Jantung cenderung
vertikal dan paru-paru panjang dengan apeks di atas clavicula. Letak diafragma
pada body habitus asthenic lebih rendah.
• Hyposthenic
Body habitus dengan postur badan menyerupai asthenic. Tetapi pada bagian perut,
instentines dan gallblader lebih tinggi.
Anatomi Rongga Thoraks
1 2 3 4 5 2019
1. AP
2. PA
3. Lateral
5. AP axial (lordotic
1. Proyeksi AP
• Posisi Pasien (PP)
Pasien supine atau tegak dengan punggung
menghadap ke grid
• Pengaturan Sinar
1. Central ray: tegak lurus dengan IR
2. Central point : pada vertebrae thoracal 7
3. Focus film distance : 183 cm
4. Intruksikan saat ekspos inspirasi penuh dan tahan napas
Posisi Pasien Pada Proyeksi Oblik
• PA oblik RAO • AP oblik RPO
• AP oblik LPO
4. Proyeksi AP Axial (Lordotic)
• Posisi Pasien (PP)
Pasien diatur dalam posisi tegak
Jawab: Hasil radiograf dinyatakan true AP jika sternoclavicular joint berjarak sama dari collumna vertebrae dan paru-paru terlihat
sama besar antara kanan dan kiri. Sedangkan hasil radiograf dinyatakan true lateral jika costae posterior superposisi dengan
columna vertebraedan tidak ada rotasi sternum
Jawab: Pasien diposisikan erect untuk melihat air fluid level pada paru-paru dan agar bentuk jantung tidak melebar. Pasien
diposisikan supine jika pasien tidak memungkinkan untuk diposisikan erect.
• Sabiq
Jawab : Agar volume paru-paru maksimal. Bila kurang inspirasi dapat memengaruhi penilaian pada ukuran jantung, paru-paru,
serta mediastinum.
• Sari
1. Mengapa pada pemeriksaan metastasis paru-paru menggunakan proyeksi PA?
Jawab : Proyeksi PA digunakan untuk meminimalisir magnifikasi jantung.
2. Bagaimana hasil radiograf virus corona?
Jawab : Pada hasil radiograf pasien yang terinfeksi virus corona, terdapat berak putih pada paru-paru. Bercak putih tersebut
merupakan ground glass opacity, yaitu temuan nonspesifik yang mengindikasikan sebagian pengisian rongga udara paru-paru
oleh cairan.
• Dwi Okta
1. Jika pasien tidak sadar dan harus melakukan proyeksi oblik, apa yang dilakukan?
Jawab : Pasien diposisikan sesuai keadaan pasien yang memungkinkan. Jika pasien tidak bisa diposisikan oblik, maka cukup
menggunakan proyeksi AP.
• Hilwa Qorry
1. Berapa faktor eksposi yang standar dan apa hubungannya dengan body habitus?
Jawab : Kelompok kami tidak menuliskan faktor eksposi karena faktor eksposi bergantung pada pesawat sinar-x yang digunakan.
Body habitus memengaruhi faktor eksposi. Pasien dengan postur badan besar akan memerlukan faktor eksposi yang lebih tinggi
dari pasien dengan postur badan yang kecil.
• Nadya
1. Kenapa lateral dan AP faktor eksposinya sama?
Jawab : karena pada saat proyeksi ap dan lateral sinar –x lebih banyak menembus tulang –tulang yang keras sehingga faktor
eksposinya lebih besar dibanding proyeksi pa
• Rio
1. Mengapa pada proyeksi PA pasien sedikit membungkuk?
Jawab : Supaya dada menempel ke kaset. Shoulder juga dirotasikan ke dalam dan menempel pada kaset agar scapula tidak
superposisi dengan paru-paru.
• Bayo
1. Apakah proyeksi AP ada penyudutan khusus pada pasien yang ada kelainan pada tulang belakang?
Jawab : Tidak ada penyudutan. Penyudutan ditujukan untuk posisi objek, sedangkan CR tetap tegak lurus kaset.