Anda di halaman 1dari 44

THORAX CAVITY

(CAVUM THORAX)
Thorax Cavity
Cavum thorax dikelilingi oleh dinding thorax dan
memanjang dari lubang superior thoracic menuju
lubang inferior thoracic. Diafragma memisahkan
thorax cavity dengan abdominal cavity.
Cavum thorax terdiri dari paru paru dan jantung.
Organ organ sistem pernafasan, jantung
(cardiovascular), dan limpa. Bagian bawah esofagus
dan kelenjar timus.
Pada thorax cavity terdapat 3 ruang atau 3 bagian,
yaitu :
1. Pericardial cavity tunggal
2. Pleural cavity kanan
3. Pleural cavity kiri
Cavity ini dihubungkan oleh membran serous yang
berkilat, licin dan lembut.
Jarak atau sela diantara kedua cavity pleura disebut
mediastinum. Pada area ini terdiri dari semua struktur
thorax, kecuali paru paru dan pleura.
Thorax cavity adalah bagian dari sistem rangka yang
melakukan perlindungan untuk organ organ di
dalamnya, termasuk sirkulasi darah dan sistem
pernafasan.
Anatomi
Untuk anatomi dari thorax cavity, sesuai dengan
namanya yang berarti rongga thorax, suatu rongga
mempunyai pembentuk rongga dan isi di dalam
rongga.
Untuk pembentuk rongga atau yang melindungi
thorax cavity terdiri dari tulang tulang di sekitar
rongga. Di bagian anterior terdapat os. Sternum yang
terdiri dari bagian manubrium, corpus dan proc.
Xiphoid.
Pada bagian paling atas terdapat dua os. Klavikula
yang menghubungkan os. Sternum dengan os.
Skapula.
Terdapat 12 pasang os. Costae yang mengelilingi
thorax dan melindungi organ di dalamnya.
Pada bagian posterior terdapat os vertebra thoracalis
yang menyangga tubuh.
Di dalam rongga terdapat organ organ, yaitu : paru
paru, jantung,esofagus dan kelenjar timus.
Body Habitus
Body habitus atau bentuk tubuh dasar manusia perlu
diperhatikan saat melakukan pemeriksaan thorax
cavity.
Ini dikarenakan dengan berbedanya bentuk tubuh
setiap orang maka kita perlu menentukan dan
mengetahui ukuran, bentuk, posisi dan pergerakan
dari organ dalamnya.
Body habitus dapat dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu :
1. Hypersthenic adalah pasien dengan bentuk tubuh
besar atau gendut dimana thoraxnya sangat lebar
dan dalam.
2. Stenic adalah pasien dengan bentuk tubuh yang
ideal, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk
dimana thoraxnya lebih kecil daripada Hypersthenic.
3. Hyposthenic adalah pasien dengan bentuk tubuh
lebih kurus atau kurus yang mempunyai rongga
thorax kecil dan sempit.
4. Asthenic adalah pasien dengan bentuk tubuh yang
kurus atau sangat kurus dimana rongga thorakxnya
sempit, kecil dan memanjang.
Dengan memperhatikan body habitus kita dapat
mengetahui ukuran, bentuk, posisi dan pergerakan
dari organ dalamnya sehingga kita dapat mengatur
posisi pasien, posisi kaset, faktor eksposi, kolimasi
yang akan digunakan tepat dan menghasilkan
radiograf yang dapat menegakkan diagnosa suatu
penyakit.
Indikasi
1. Aspiration adalah terhirup atau masuknya benda
asing ke saluran pernafasan.
2. Atelectasis adalah kelainan dimana paru paru
mengempis.
3. Bronchiectasis adalah pembesaran dari bronkus
yang tidak dapat kembali disebabkan oleh infeksi
atau obstruksi.
4. Bronchitis adalha kelainan yang disebabkan oleh
peradangan pada bronkus.
5. Cronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
adalah kondisi kronis dari obstruksi di saluran
bronkus.
6. Cystic Fibrosis adalah kelainan yang disebabkan
karena disfungsi dari kelanjar eksokrin, sekresi
abnormal dari sekresi air liur dan keringat, dan
mengumpulnya mucus di paru paru.
7. Emphysema adalah kelainan akiba t kerusakan dan
obstruksi pada saluran pernafasa yang
mengakibatkan penambahan volume air di paru
paru.
8. Epiglottitis adalah pembengkakan pada epiglotis
9. Fungal disease adalah pembengkakan yang
disebabkan oleh organisme fungal.
10. Granulo mastous adalah perubahan pada paru
paru akibat pembentukan granulomas.
11. Metastases adalah berpindah atau menyebarnya
luka kanker dari satu daerah ke daerah lainya
12. Effusi pelura adalah kelainan dimana paru - paru
terisi cairan.
13. Pneumoconiosis adalah penyakit paru paru yang
disebabkan karena menghirup material industri.
14. Pneumonia adalah pembengkakan di paru paru
mengakibatkan paru paru terisi cairan.
15. Pneumothorax adalah kelainan dimana paru paru
berisi udara, udara mengisi plural cavity.
16. Pulmonary Edema adalah kondisi dimana
interstium paru paru dan alveoli yang berisi udara,
tetapi terisi air.
17. Cancer adalah kelainan akibat keganasan, jaringan
yang tumbuh tidak terkontrol.
Proyeksi - proyeksi
1. PA projection : Chest
2. Lateral projection : Chest
3. PA Oblique projection : Chest
4. AP Oblique projection : Chest
5. AP projection : Chest
Proyeksi yang umum digunakan
1. PA projection : Chest
2. Lateral projection : Chest
PA projection : Chest
Alat dan bahan :
Pesawat Sinar-x
casette : 35 x 35 cm
Marker
Grid/bucky table
Stand cassete
Selotip
Gunting
Gonad shield
Persiapan pasien :
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Melepaskan benda-benda yang dapat mengganggu
pemeriksaan
3. Mengarahkan pasien untuk mengganti bajunya dengan
baju pasien
4. Memposisikan pasien sesuai dengan proyeksi yang
digunakan
5. Mengatur faktor eksposi dengan tepat
6. Melakukan ekspose
7. Memproses radiograf
Posisi Pasien
Pasien erect, kaki dibuka sedikit dan berat tubuh
bertumpu pada kedua kaki.
Dagu menengadah.
Siku difleksikan dan tangan diletakan di hip (berkacak
pinggang).
Bahu di tempelkan ke cassete dan diturunkan untuk
memperlihatkan clavicula dalam cassete
Jika memungkinkan periksa dan posisikan pasien pada
posisi tegak lurus baik berdiri maupun duduk.
Sehingga diafragma berada pada posisi terendah dan
udara atau air tampak / air fluid level tampak lebih
jelas.
Posisi Obyek
Memposisikan cassete berada 5cm diatas bahu.
Mengatur MSP pasien berada di garis tengah cassete.
Memastikan tidak ada torsi dari thorax.
Jika pada pasien wanita dengan payudara ukuran yang
dapat menyebabkan superposisi, memberitahukan
pasien dengan baik untuk menarik payudaranya ke
atas dan lateral dan menahanya selama pemeriksaan,
memberitahukan dengan sopan dan memberi
penjelasan dan tujuan tindakan ini
Faktor eksposi
CP pada MSP pasien pada T7 (18-20 cm dibawah
vertebra prominens atau di inferior angel dari os
scapula).
CR tegak lurus cassete.
FFD 180 cm
kV 110 125, mAs 8
Menggunakan gonad shield untuk melindungi daerah
gonad.
Atur kolimasi sedemikian rupa sehingga tepat dan
mampu memberikan hasil yang maksimal.
Respirasi
Melakukan inspirasi maksimal. Eksposi dibuat setelah
inspirasi maksimal yang kedua untuk memastikan
ekspansi maksimal dari paru paru. Paru paru akan
membesar ke samping, depan, belakang dan vertikal.
Kriteria radiograf
Dengan menggunkan PA projection maka pada thorax
cavity tampak udara mengisi paru paru dan
diafragma. Tampak juga jantung dan aortic
knob,kelanjar tiroid atau kelanjar thymus.
Ada beberapa hal yang seharusnya tampak pada PA
projection ini, antara lain :
1. Kedua daerah paru paru.
2. Tidak ada rotasi, ditandai dengan jarak yang sama
ke columna vertebra antara ujung sternal dari os
clavicula.
3. Trachea tampak pada garis tengah.
4. Tampak os scapula pada daerah luar setelah daerah
paru paru.
5. Tampak 10 costae di atas diafragma.
6. Gambaran jantung dan diafragma yang jelas
7. Bayangan redup dari costae dan vertebra thorakal
tampak melalu bayangan jantung.
8. Tampak paru paru dari hilium menuju
peripherium dari paru - paru.
9. Dengan pemeriksaan yang menggunaksan inspirasi
dan ekspirasi maka diafragma pada saat ekspirasi
berada pada level tertinggi sehingga costae terakhir
tampak di daerah paru - paru
Lateral projection : Chest
Alat dan bahan :
Pesawat Sinar-x
cassete : 35 x 35 cm
Marker
Grid/bucky table
Stand cassete
Selotip
Gunting
Gonad shield
Persiapan pasien :
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Melepaskan benda-benda yang dapat mengganggu
pemeriksaan
3. Mengarahkan pasien untuk mengganti bajunya dengan
baju pasien
4. Memposisikan pasien sesuai dengan proyeksi yang
digunakan
5. Mengatur faktor eksposi dengan tepat
6. Melakukan ekspose
7. Memproses radiograf
Posisi Pasien
Memposisikan pasien true lateral.
Pasien erect, kaki dibuka sedikit dan berat tubuh
bertumpu pada kedua kaki.
Bagian tubuh yang akan di posisikan menempel cassete.
Dagu menengadah dan tangan di fleksikan diatas kepala.
Menggunakan Lateral kiri untuk memperlihatkan jantung
dan paru paru kiri.
Menggunakan Lateral kanan untuk memperlihatkan paru
paru kanan.
Posisi Obyek
Memposisikan cassete berada 5cm diatas bahu.
Mengatur MSP pasien paralel dengan cassete.
Memastikan pasien true lateral (MCP pasien tegak
lurus cassete dan MSP pasien sejajar cassete).
Memposisikan thorax pada pertengaha grid dan bahu
yang dekat dengan cassete di tempelkan grid.
Faktor eksposi
CP pada MSP pasien pada T7 (8 cm di bawah jugular
notch).
CR tegak lurus cassete.
FFD 180 cm
kV 110 125, mAs 8
Menggunakan gonad shield untuk melindungi daerah
gonad.
Atur kolimasi sedemikian rupa sehingga tepat dan
mampu memberikan hasil yang maksimal.
Respirasi
Melakukan inspirasi maksimal. Eksposi dibuat setelah
inspirasi maksimal yang kedua untuk memastikan
ekspansi maksimal dari paru paru. Paru paru akan
membesar ke samping, depan, belakang dan vertikal.
Kriteria radiograf
Pada proyeksi lateral kiri digunakan untuk
memperlihatkan jantung, aorta, dan paru paru kiri.
Proyeksi lateral kanan digunakan untuk
memperlihatkan paru paru sebelah kanan.
Proyeksi lateral digunankan lebih intensif untuk
memperlihatkan interlobar fissures, untuk
membedakan lobus, dan mengetahui lokasi luka atau
kelainan pada paru paru.
Ada beberapa hal yang seharusnya
tampak, antara lain :
1. Superposisi dari costae posterior dengan columna
vertebra.
2. Tangan atau soft tissue yang lain tidak tampak
overlaping di daerah superior paru paru.
3. Pada daerah paru paru tidak tampak kecondangan,
baik kedepan maupun kebelakang.
4. Tidak ada rotasi pada os sternum.
5. Penetrasi pada daerah paru paru dan jantung.
6. Intervertebra Disk Space tampak mewmbuka kecuali
pada pasien skoliosis.
7. Tampak jantung dan paru paru dengan batas yang
jelas.
8. Hilium tepat pada pertengahan radiograf.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai