Anda di halaman 1dari 22

PROSEDUR PEMERIKSAAN

RADIOGRAFI ABDOMEN
AKUT
ANATOMI
Rongga abdomen
Rongga terbesar ditubuh
Batas atas diafragma batas
bawah apertura superior pelvic
Dibagi menjadi 2 bagian :
abdomen bagian atas dan
rongga pelvis
Rongga abdomen bagian atas

Rongga dari diafragma sampai


pelvic superior
Isinya : hepar, lambung dan limpa
Diafragma : otot tendon diafragma
dapat bergerak yang membatasi
rongga thorax dan abdomen
Bagian-bagian kuadran abdomen
Anatomical Terminology
Topographic landmarks

1. Xipoid tip (T9-T10)


2. Inferior costal margin
(L2-L3)
3. Iliac crest (L4-L5)
4. Anterior superior iliac
spine (ASIS)
5. Greater trochanter
6. Symphysis pubis
7. Ischial tuberosity
Anatomi abdomen
1. Diafragma
2. Hati, Lobus kiri
3. Falciform ligament
4. Hati, Lobus kanan
5. Gallbladder
6. Kolon asenden
7. Ileum
8. Appendiks
9. Esofagus
10. Lambung
11. Spleen
12. Pankreas
13. Kolon transversa
14. Kolon desenden
15. Usus halus
16. Vesika urinaria
Patologi/Indikasi pemeriksaan
abdomen akut
 Ascites.
 Peritonitis.
 Obstruksi illeus.
 Pneumo peritoneum,
 Volvulus,
 Tumor / neoplasma
 Ulkus atau tukak
 Cairan bebas dlm Abdomen
 Gas yg berlebihan / Kembung
 Massa intra abdominal
 Abdominal surgery
Pemeriksaan Radiografi
Abdomen
 Abdomen akut merupakan suatu keadaan mendadak
didalam rongga abdomen yang memerlukan tindakan
segera. Tindakan ini pada umumnya adalah tindakan
operatif, tetapi pada beberapa keadaan tidak dilakukan
operasi atau berbahaya sekali bila dilakukan tindakan
operatif, misalnya pada pankreatitis akut, apendisitis infiltrat
(Rasad, 2009)
 Istilah akut abdomen diartikan sebagai gejala-gejala pada
abdomen yang datangnya mendadak (tanpa persiapan).
Sakit/nyeri abdominal pain merupakan keluhan utama. Nyeri
yang disebabkan karena terdapat rangsangan pada organ
atau struktur dalam rongga perut. Rasa sakitnya bersifat
kolik atau intermitten
PROYEKSI PEMERIKSAAN ABDOMEN AKUT

Abdomen akut

Basic:
AP Supine.
AP erect.
PA chest erect.
Special:
-Left lateral decubitus.
1. AP Supine
 Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan.
 Posisi Obyek : MSP (Mid Sagital Plane) tubuh diatur ditengah kaset
atau meja pemeriksaan, lengan diletakkan disamping tubuh
dengan kedua bahu simetris, batas atas kaset prosesus xipoideus
dan batas bawah simpisis pubis.
 Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
 Central Point : Pada pertengahan antara kedua crista iliaka.
 FFD : 102 cm.
 Eksposi : Ekspirasi dan tahan napas.
AP Supine
Kiteria radiograf:
✓ Tampak garis batas dari liver,
spleen, kidney dan udara di
dalam lambung dan usus
✓ Tidak ada rotasi dari abdomen
(prosesus spinosus tampak
pada pertengahan vertebra,
illiac wing simetris, batas
bawah costae kanan&kiri
berjarak sama thd vertebra)
✓ Tampak dinding lateral
abdomen dan preperitoneal
fat
✓ Tampak muskulus psoas
dibawah liver dan kidney
2. AP Erect
 Posisi Pasien : Pasien tegak, diutamakan
dengan posisi berdiri, tetapi jika kondisi pasien
tidak memungkinkan untuk posisi berdiri,
dapat dibuat dengan posisi duduk atau
setengah duduk) dengan kaset diletakan
menempel di bagian posterior abdomen.
 Posisi Obyek : MSP (Mid Sagital Plane) diatur
pada pada pertengahan kaset, kedua tangan
berada pada samping tubuh.
 Central Ray : Horizontal tegak lurus kaset.
 Central Point : 2 inchi atau sekitar 5 cm
superior dari pertengahan kedua krista iliaka.
 FFD : 102 cm.
 Eksposi : Ekspirasi dan tahan napas. Tetapi
pasien harus berada posisi ini minimum 5
menit sebelum diekspos (agar udara bebas
dapat naik atau cairan abnormal terakumulasi),
jika memungkinkan dianjurkan 10 sampai 20
menit, ini dilakukan untuk memperlihatkan
potensi udara dengan jumlah yang sedikit
dalam rongga intraperitoneal.
AP Erect
Kriteria radiograf:
 Tampak kedua diafragma
 Tidak ada rotasi dari abdomen
(prosesus spinosus tampak pada
pertengahan vertebra, illiac wing
simetris, batas bawah costae
kanan&kiri berjarak sama thd
vertebra)
 Tampak dinding lateral abdomen
dan properitoneal fat
 Tampak muskulus psoas
dibawah liver dan kidney
3. PA/AP Chest
 Posisi Pasien :Pasien berdiri, berat tubuh bertumpu
pada kedua kaki, , dagu ditengadahkan. Kedua tangan di
crista illica dan siku difleksikan dan didiring ke depan
supaya scapula tidak overlap dengan paru-paru. pada
pasien non kooperatif dilakukan dengan posisi duduk
atau setengah duduk , tidak ada rotasi pada torak.
 Posisi Objek :Tempatkan MSP (Mid Sagital Plane)
tubuh pada pertengahan kaset dengan batas yang sama
antara lateral torak dan sisi kaset.
 Central Ray :-Horizontal tegak lurus terhadap
kaset.
 Central point :-Pada titik di MSP (Mid Sagital Plane)
tubuh, tinggi torakal 7 (18-20 cm di bawah vertebra
prominens atau pertengahan kedua angulus scapula
inferior.
 FFD : 150 cm
 Eksposi :-Akhir dari inspirai penuh kedua. Pada proyeksi ini
pasien harus berada posisi ini minimum 5 menit sebelum
diekspose (agar udara bebas dapat naik atau cairan
abnormal terakumulasi), jika memungkikan dianjurkan 10-
20 menit, ini dilakukan untuk memperlihatkan potensi
udara dengan jumlah yang sedikit dalam rongga
18
intraperitoneal, lebih tepatnya di bawah diafragma
PA Chest

Kriteria Radiograf (Bontrager, 2014):


a. Tampak kedua paru-paru dari
apeks sampai sinus costoprenicus
b. Hilum menandakan jantung,
pembuluh darah.
c. Tulang torak terlihat.
d. Tidak ada rotasi tubuh, ditandai
dengan jarak sternoclavicular joint
terhadap pertengahan vertebra
terlihat sama.
4. Left Lateral Decubitus Abdomen

 Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent (tidur


miring) dengan posisi kiri tubuh menempel pada
meja pemeriksaan, kedua knee difleksikan,
untuk kenyamanan pasien. Kedua lengan
diletakan dekat kepala dan digunakan sebagai
bantalan kepala.
 Posisi Obyek : Tempatkan MSP (Mid Sagital
Plane) tubuh pada pertengahan kaset, tetapi
pastikan bagian atas abdomen tidak terpotong.
 Central Ray : Horizontal tegak lurus terhadap
kaset.
 Central Point : 2 inchi atau sekitar 5 cm superior
dari pertengahan kedua krista iliaka.
 FFD : 102 cm
 Eksposi : Ekspirasi dan tahan napas. Pada
posisi ini pasien harus dalam posisi decubitus
minimum 5 menit sebelum diekspos (agar
udara bebas dapat naik atau cairan abnormal
terakumulasi); jika memungkinkan dianjurkan
10 sampai 20 menit, ini dilakukan untuk
memperlihatkan potensi udara dengan jumlah
yang sedikit dalam rongga intraperitoneal..
Left Lateral Decubitus (LLD)
Kriteria radiograf:
 Tampak diafragma tanpa pergerakan
 Tampak kedua sisi abdomen, udara yang mengisi lambung dan usus,
tampak dinding abdomen, struktur panggul, dan kedua diafragma
 Tidak ada rotasi dari pasien
 Identifikasi penandaan yang menunjukkan sisi atas.
Referensi

 Bontrager’s Textbook of Radiographic Positioning


and Related Anatomy, 9th Edition. 2014
 Atlas of human anatomy.

Anda mungkin juga menyukai