Anda di halaman 1dari 47

TEKNIK RADIOGRAFI ABDOMEN

A. Persiapan Alat dan Bahan


1. Pesawat Sinar-X
2. Busa pengganjal
3. Grid
4. Kaset/film ukuran 35x43 cm
5. Marker

B. Persiapan Pasien
Tidak memerlukan persiapan khusus, hanya pasien diminta untuk melepaskan benda-benda
logam yang dapat mengganggu gambaran radiograf

C. Teknik Pemeriksaan Radiografi


1. Abdomen AP Supine
 Posisi Pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan
 Posisi Objek : MSP tubuh berada di pertengahan meja, kedua tangan diatur
disamping tubuh, batas atas diafragma, batas bawah simfisis pubis
 Central Ray : Tegak lurus, pusat sinar diatur sejajar dengan crista illiaca
 Central Point : Perengahan SIAS, setinggi 1-3
 FFD : 90-120 cm
 Kv : 70-8, mAs : 22
 Kaset/film ukuran 35x43 cm

 Evaluasi :
- Anatomi yang Ditunjukkan: Gambaran hati, limpa, ginjal, dan perut berisi udara
dan segmen usus dan lengkungan simfisis pubis untuk daerah kandung kemih.
- Posisi: Tidak ada rotasi, sayap iliaka, foramina obturator (jika terlihat), dan duri
ischial tampak simetris, dan bagian luar lebih rendah margin tulang rusuk adalah
jarak yang sama dari tulang belakang (perpanjangan sayap iliaka menunjukkan
rotasi ke arah itu). Kolimasi ke bidang minat.
- Paparan: Tidak ada Gerakan, tulang rusuk dan semua margin gelembung gas
tampil tajam. Paparan yang cukup (mAs) dan skala panjang kontras (kV)
memvisualisasikan garis besar otot psoas, lumbar proses transversal, dan tulang
rusuk. Tepi hati dan ginjal harus terlihat pada pasien berukuran kecil hingga rata-
rata.
2. Abdomen Setengah Duduk
 Posisi Pasien : Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan MSP tubuh sejajar dengan
kaset, kedua tangan lurus di samping tubuh
 Posisi Objek : Kaset berada di belakang tubuh pasien, aturlah batas atas prosessus
xipoideus dan batas bawah simpisis pubis, pelvis dan shoulder tidak mengalami
rotasi
 Central Ray : Tegak lurus horizontal
 Central Point : Pada umbilicus (pusar) atau 3 jari diatas crista illiaca
 FFD : 100 cm
 Kv : 70-8, mAs : 22
 Kaset/film : 30x40 cm

3. Abdomen Left Lateral Decuibitus (LLD)


 Posisi Pasien : Pasien true lateral, sisi kiri menempel film
 Posisi Objek : Kedua tangan diatas kepala, kedua lutut di fleksikan, aturlah batas
atas kaset diafragma, batas bawah kaset simpisis pubis dan cristailliaca berada di
pertengahan kaset
 Central Ray : Horizontal tegak lurus
 Central Point : Setinggi L-2 (lumbal)
 FFD : 90-120 cm
 Kv : 70-8, mAs : 22
 Kaset/film : 35x43 cm

 Evaluasi :
- Anatomi yang Ditunjukkan: • Perut berisi udara dan gelung tingkat usus dan
udara-cairan jika ada. • Harus mencakup diafragma bilateral.
- Posisi: • Tidak ada rotasi; sayap iliaka tampak simetris, dan margin tulang rusuk
luar adalah jarak yang sama dari tulang belakang. • Tulang belakang harus lurus
(kecuali ada skoliosis), sejajar dengan pusat IR. • Kolimasi ke area yang
diminati.
- Paparan: • Tidak ada gerakan; tulang rusuk dan semua margin gelembung gas
tajam. • Paparan yang cukup untuk memvisualisasikan tulang belakang dan
tulang rusuk dan jaringan lunak tetapi tidak terlalu mengekspos kemungkinan
udara intraperitoneal di perut bagian atas. • Kerapatan (kecerahan) keseluruhan
sedikit berkurang daripada perut terlentang.

TEKNIK RADIOGRAFI PELVIS


A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine
 Posisi Objek : Kaki ekstensi, atur posisi pelvis pada true AP (posisi menghadap ke
atas), atur pelvis pada pertengahan kaset, kaki dibuka sekitar 20-24 cm, kemudian
ujung jempol disatukan, pastikan nantinya tidak ada gambaran yang terpotong
 Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset
 Central Point : Pertengahan antara SIAS dan simpisis pubis
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm
 Faktor Eksposi : 60-65 kvp, 15-25 mAs

 Evaluasi :
 Gambaran Anatomi Yang Tampak : Ischial Spine, Coccyx, Sacrum, Ilium,
Femoral Head, Obturator Foramen, Simpisis Pubis, Femoral Neck
 Kriteria Radiograf : Tidak adanya artefak, tidak terdapat identitas pasien, tidak
ada gambaran radiograf yang terpotong, tidak ada rotasi pada pelvis
 Kualitas Citra :
- Densitas
Densitas pada gambar tersebut sudah baik ditandai dengan tampaknya udara
sudah jelas
- Kontras
Kontras pada gambar tersebut sudah baik, karena ditandai dengan
perbedaan tulang dengan soft tissue sudah jelas
- Detail
Dapat menunjukan bagian kecil dari objek yaitu ditandai dengan tampaknya
tulang coccyx
- Ketajaman
Ketajaman pada gambar tersebut sudah bagus, karena batas tegas antara
tulang, soft tissue, udara sudah jelas

2. Proyeksi Lateral
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan recumbent lateral
 Posisi Objek : Pasien tidur miring disalah satu sisi, mengatur pasien true lateral.
menempelkan knee yang satu dengan yang lain
 Central Point : 2 inchi (5 cm) diatas trochanter mayor
 Central Ray : Vertikal tegak lurus pertengahan IR
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm

TEKNIK RADIOGRAFI THORAX


A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Proyeksi PA
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect
 Posisi Objek : Dagu terangkat, bertumpu pada IR, Tangan di pinggul bawah, telapak
tangan ke luar, siku ditekuk Sebagian, Bahu diputar ke depan melawan IR untuk
memungkinkan skapula bergerak secara lateral bersih dari bidang paru-paru, bahu
tertekan ke bawah memindahkan klavikula di bawah apeks
 Central Ray : Tegak lurus terhadap IR
 Central Point : T7 (7 hingga 8 inci [18 hingga 20 cm] di bawah prominen vertebra,
atau ke sudut inferior skapula)
 FFD : 100 cm
 Kast/film : 35x43 cm
2. Proyeksi AP Lordotic
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan berdiri
 Posisi Objek : Pasien berdiri sekitar 1 kaki (30 cm) dari IR dan bersandar punggung
dengan bahu, leher, dan belakang kepala menghadap IR, Kedua tangan pasien di
pinggul, telapak tangan ke luar; bahu berguling ke depan
 Central Ray : Tegak lurus terhadap IR
 Central Point : Dipusatkan ke tengah tulang (3 sampai 4 inci [9 cm] di bawah takik
jugularis)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm

3. Proyeksi Lateral
 Posisi Pasien : Pasien di posisikan erect
 Posisi Objek : Salah satu sisi kiri menghadap IR kecuali keluhan pasien melibatkan
sisi kanan (dalam hal ini, lakukan lateral kanan jika departemen protocol
menyertakan opsi ini), Lengan diangkat di atas kepala, dagu ke atas
 Central Ray : Tegak lurus IR
 Central Point : Setinggi T7, 3 sampai 4 inci [7,5 sampai 10 cm] di bawah tingkat
takik jugularis
 FFD : 100 cm
 Kaet/film : 35x43 cm

4. Sternum Proyeksi RAO


 Posisi Pasien : Pasien di posisikan erect atau semiprone, dengan lengan kanan
disamping tubuh dan lengan kiri ke atas
 Posisi Objek : Posisikan pasien miring, 15° hingga 20° ke arah sisi kanan, RAO
(lihat Catatan 1). • Luruskan sumbu panjang sternum ke CR dan garis tengah
meja/tegak Bucky. • Tempatkan IR di atas sekitar 11 2 inci (4 cm) di atas takik
jugularis.
 Central Ray : Tegak lurus IR
 Central Point : Pertengahan sternum
 FFD : 100 cm
 Kaet/film : 24x30 cm

5. Sternum Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Pasien di posisikan erect atau recumbent lateral
 Posisi Objek : Erect, Posisikan pasien berdiri atau duduk dengan bahu dan lengan
ditarik Kembali dan Recumbent Lateral, Posisikan pasien berbaring miring dengan
lengan di atas kepala dan menjaga bahu kembali. • Tempatkan bagian atas IR 11 2
inci (4 cm) di atas takik jugularis. • Luruskan sumbu panjang sternum ke CR dan
garis tengah grid atau meja/bucky tegak. • Pastikan benar lateral, tanpa rotasi.
 Central Ray : Tegak lurus IR
 Central Point : Pertengahan sternum
 FFD : 100 cm
 Kaet/film : 24x30 cm
TEKNIK PEMERIKSAAN SALURAN PERNAFASAN (PHARYNX,
LARYNX, TRACHEA)
A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Proyeksi Pharynx dan Larynx
 Posisi Pasien : Supine
 Posisi Objek : Tempatkan MSP tubuh pada pertengahan garis grid, atur tepi atas
kaset setinggi auricle/bagian atas daun telinga, atur kedua bahu simetris, letakkan
pertengahan kaset setinggi C4 atau jakun, kepala hiperekstensi dan pandangan lurus
ke depan
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pada C4/setinggi jakun
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm atau 24x30 cm
 Factor Eksposi : 50-52 kVp,10-12 mAs
 Ekspose : Pada saat pasien melakukan respirasi e-e-e atau a-a-h

 Evaluasi :
- Semua bagian larynx dan pharynx terlihat jelas
- Tidak overlap pada larynx dengan mandibula
- Leher tidak rotasi
- Tenggorokan berisi udara
- Densitas radiograf akan menampakkan struktur pharyngolaryngeal

2. Proyeksi Lateral Pharynx dan Larynx


 Posisi Pasien : Erect/duduk menyamping pada salah satu sisi, atur bagian anterior
temporomandibular joint tepat ditengah grid
 Posisi Objek : Atur kedua bahu simetris, atur MSP parallel dengan kaset, atur
pharynx dan larynx di pertengahan kaset, tepi atas kaset setinggi auricle, pandangan
lurus ke depan
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Pada jakun (C4)
 FFD : 100 cm
 Faktor Eksposi : 50-52 kvp, 10-12 mAs
 Kaset/film : 18x24 cm atau 24x30 cm
 Ekspose : Pada saat pasien melakukan respirasi e-e-e atau a-a-h

3. Proyeksi AP Trachea
 Posisi Pasien : Supine atau erect
 Posisi Objek : MSP tegak lurus dengan grid, istirahatkan dagu dengan
acanthiomeatal tegak lurus dengan kaset, batas atas kaset 3-4 cm dibawah MAE
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Manubrium
 FFD : 100 cm
 Faktor Eksposi : 50-52 kvp, 10-12 mAs
 Kaset/film : 18x24 cm atau 24x30 cm

 Evaluasi :
- Tampak udara pada larynx dan trachea dari cervical 3-thorachal 4 tervisualisasi
pada cervical 5
- Terlihat vertebra cervicalis sampai vertebra thoracalis
- Dalam keadaan normal trachea superposisi dengan bayangan dari vertebra
cervical
4. Proyeksi Lateral Trachea
 Posisi Pasien : Duduk/erect bila memungkinkan
 Posisi Objek : Letakkan anterior larynx dan trachea sejajar pada cervical dan
vertebra thoracal, rotasikan shoulder ke posterior dengan kedua lengan ke bawah,
letakkan tangan dibelakang tubuh
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Manubrium
 FFD : 100 cm
 Faktor Eksposi : 50-52 kvp, 10-12 mAs
 Kaset/film : 18x24 cm atau 24x30 cm

 Evaluasi :
Terlihat pharynx, larynx dan trachea, tampak udara pada larynx dan trachea dari
cervical 3-thoracal 4 tervisualisasi pada cervical 5, terlihat vertebra cervical dan
thoracal

TEKNIK RADIOGRAFI EKSTREMITAS ATAS DAN BAWAH

A. Persiapan Alat dan Bahan


1. Manus Proyeksi PA
 Posisi Pasien : Pasien duduk disamping meja pemeriksaan dengan lengan
difleksikan
 Posisi Objek : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan siku tertekuk sekitar 90°
dan dengan tangan dan lengan diletakkan di atas meja.
 Central Ray : Tegak lurus vertical
 Central Point : Metacarpo Palangeal Joint
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 45 kvp, 5 mas
2. Manus PA Obliq
 Posisi Pasien : Pasien duduk disamping meja pemeriksaan dengan lengan
difleksikan
 Posisi Objek : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan siku ditekuk sekitar 90°
dengan tangan dan pergelangan tangan bertumpu pada IR dan jari-jari
direntangkan.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Methacarpo phalangeal joint
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 45 kvp, 5 mas

3. Manus Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Pasien duduk disamping meja pemeriksaan dengan lengan
difleksikan
 Posisi Objek : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan siku ditekuk sekitar 90°
dengan tangan dan pergelangan tangan bertumpu pada IR dan jari-jari
direntangkan.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Methacarpo phalangeal joint
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 45 kvp, 5 mas

4. Wrist Joint Proyeksi PA (AP)


 Posisi Pasien : Pasien duduk disamping meja pemeriksaan dengan lengan
difleksikan
 Posisi Objek : Tempatkan pasien di ujung meja dengan siku tertekuk sekitar 90°
dan tangan serta pergelangan tangan bertumpu pada IR, telapak menghadap ke
bawah. Menjatuhkan bahu sehingga bahu, siku, dan pergelangan tangan berada
pada posisi horizontal yang sama pesawat.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Midcarpal area
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi : 40-50 kvp, 4-5 mAs

5. Wrist Joint Proyeksi PA Obliq


 Posisi Pasien : Pasien duduk disamping meja pemeriksaan dengan lengan
difleksikan
 Posisi Objek : Tempatkan pasien di ujung meja dengan siku tertekuk sekitar 90°
dan tangan serta pergelangan tangan bertumpu pada IR, telapak menghadap ke
bawah. Menjatuhkan bahu sehingga bahu, siku, dan pergelangan tangan berada
pada posisi horizontal yang sama pesawat.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Midcarpal area
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi : 40-50 kvp, 4-5 mAs

6. Wrist Joint Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Pasien duduk disamping meja pemeriksaan dengan lengan
difleksikan
 Posisi Objek : Tempatkan pasien di ujung meja dengan siku tertekuk sekitar 90°
dan tangan serta pergelangan tangan bertumpu pada IR, telapak menghadap ke
bawah. Menjatuhkan bahu sehingga bahu, siku, dan pergelangan tangan berada
pada posisi horizontal yang sama pesawat.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Midcarpal area
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi : 40-50 kvp, 4-5 mAs

7. Antebrahi Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan tangan dan lengan
terentang penuh dan telapak tangan menghadap ke atas (supinasi).
 Posisi Objek : Jatuhkan bahu untuk menempatkan seluruh tungkai atas pada
horizontal yang sama pesawat, Luruskan dan pusatkan lengan bawah ke sumbu
panjang IR, pastikan keduanya sendi pergelangan tangan dan siku disertakan.
(Gunakan IR sebesar diperlukan.), Anjurkan pasien untuk bersandar ke samping
seperlunya untuk menempatkan seluruh pergelangan tangan, lengan bawah, dan
siku sedekat mungkin dengan posisi frontal yang sebenarnya. (Epikondilus medial
dan lateral harus memiliki jarak yang sama dari IR.)
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : mid-forearm
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 30x35 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kvp, 5-6 mAs

8. Antebrahi Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan siku tertekuk 90°
 Posisi Objek : Jatuhkan bahu untuk menempatkan seluruh tungkai atas pada
horizontal yang sama pesawat, Luruskan dan pusatkan lengan bawah ke sumbu
panjang IR; memastikan keduanya sendi pergelangan tangan dan siku disertakan
pada IR, Putar tangan dan pergelangan tangan ke posisi menyamping yang
sebenarnya, dan dukung tangan untuk mencegah gerakan, jika diperlukan. (Pastikan
radius distal dan ulna ditumpangkan secara langsung.), Untuk lengan bawah yang
berotot berat, letakkan penyangga di bawah tangan dan pergelangan tangan
seperlunya untuk menempatkan radius dan ulna sejajar dengan IR.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : mid-forearm
 Kaset/film : 30x35 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kvp, 5-6 mAs

9. Elbow Joint Proyeksi AP


 Posisi Pasien : Dudukkan pasien di ujung meja, dengan siku penuh diperpanjang,
jika memungkinkan. (Lihat halaman berikut jika pasien tidak dapat sepenuhnya
memperpanjang siku.)
 Posisi Objek : Rentangkan siku, tangan terlentang, dan sejajarkan lengan dan lengan
bawah sumbu panjang IR, Sendi siku tengah ke pusat IR, Minta pasien untuk
bersandar ke samping seperlunya untuk proyeksi AP yang sebenarnya. (Palpasi
epikondilus humerus untuk memastikan bahwa keduanya sejajar IR.), Dukung
tangan seperlunya untuk mencegah Gerakan
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Mid-elbow joint, yaitu sekitar 2 cm (3 4 inci) distal ke titik tengah
garis antara epikondilus
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kvp, 6-7 mAs

10. Elbow Joint Proyeksi AP Obliq Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan lengan penuh diperpanjang
dan bahu dan siku pada bidang horizontal yang sama (bahu diturunkan sesuai
kebutuhan).
 Posisi Objek : Sejajarkan lengan dan lengan bawah dengan sumbu panjang IR, Sendi
siku tengah ke CR dan ke IR, Telentangkan tangan dan putar seluruh lengan ke
samping sehingga humerus distal dan permukaan anterior sendi siku kira-kira 45° ke
IR. (Pasien harus bersandar ke samping agar cukup rotasi lateral.) Palpasi
epikondilus untuk menentukan kira-kira Rotasi 45 ° dari humerus distal.
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Mid-elbow joint titik sekitar 2 cm [3-4 inci] distal ke titik tengah
garis antara epicondyles dilihat dari tabung x-ray)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kvp, 6-7 mAs

11. Elbow Joint Proyeksi AP Obliq Medial


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan lengan penuh diperpanjang
dan bahu dan siku pada bidang horizontal yang sama.
 Posisi Objek : Sejajarkan lengan dan lengan bawah dengan sumbu panjang IR. Sendi
siku tengah ke CR dan ke IR, Pronasikan tangan ke posisi telapak tangan alami dan
putar lengan sesuai kebutuhan sampai humerus distal dan permukaan anterior siku
diputar 45° (sambil meraba epikondilus untuk menentukan 45° rotasi humerus
distal).
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Mid-elbow joint (kira-kira 2 cm [ 3-4 inci] distal ke titik tengah garis
antara kondilus epi dilihat dari tabung x-ray)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kvp, 6-7 mAs

12. Elbow Joint Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien di ujung meja, dengan siku tertekuk 90°
 Posisi Objek : Sejajarkan sumbu panjang lengan bawah dengan sumbu panjang IR. •
Sambungan siku tengah ke CR dan ke pusat IR, Turunkan bahu sehingga humerus dan
lengan bawah berada pada bidang horizontal yang sama, Putar tangan dan pergelangan
tangan ke posisi lateral yang sebenarnya, ibu jari menghadap ke atas, Letakkan penopang
di bawah tangan dan pergelangan tangan untuk mengangkat tangan dan distal lengan
bawah sesuai kebutuhan untuk lengan bawah berotot berat sehingga lengan bawah sejajar
dengan IR untuk siku lateral yang sebenarnya
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Mid-elbow joint (titik sekitar 4 cm [11 2 inci] medial hingga
permukaan posterior prosesus olekranon yang mudah dipalpasi)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Factor Eksposi : 50-55 kvp, 6-7 mAs
13. Humerus Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Posisikan pasien tegak atau terlentang. Sesuaikan ketinggian kaset
sehingga sendi bahu dan siku berjarak sama dari ujung IR
 Posisi Objek : Putar tubuh ke arah sisi yang sakit sesuai kebutuhan untuk mengangkat
bahu dan humerus proksimal bersentuhan dengan kaset, Sejajarkan humerus dengan
sumbu panjang IR, kecuali penempatan diagonal diperlukan untuk memasukkan sendi
bahu dan siku, Ulurkan tangan dan lengan bawah sejauh yang dapat ditoleransi pasien,
Abduksikan lengan sedikit dan perlahan supinasi tangan sehingga epikon dilus siku
sejajar dan berjarak sama dari IR
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : midpoint of humerus
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 30x35 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kvp, 7-8 mAs

14. Humerus Proyeksi Mediolateral / Lateromedial


 Posisi Pasien : Posisikan pasien erect atau supine untuk proyeksi lateromedial atau
mediolateral.
 Posisi Objek : Lateromedial: Posisikan pasien tegak dengan punggung menghadap
IR dan siku sebagian tertekuk, dengan tubuh diputar ke arah sisi yang sakit sesuai
kebutuhan untuk membawa humerus dan bahu dalam kontak dengan kaset. Putar
lengan secara internal sesuai kebutuhan untuk posisi lateral; epikondilus tegak lurus
IR. • Mediolateral: Hadapkan pasien ke arah IR dan oblik as diperlukan (20° hingga
30° dari PA) untuk memungkinkan kontak dekat humerus dengan IR; tekuk siku 90°
seperti yang ditunjukkan. • Sesuaikan tinggi kaset agar bahu dan siku sejajar
berjarak sama dari ujung kaset.
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : midpoint of humerus
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kvp, 7-8 mAs
15. Shoulder Joint Proyeksi AP Eksorotasi
 Posisi Pasien : Lakukan radiografi dengan pasien dalam keadaan tegak atau posisi
terlentang. (Posisi tegak biasanya kurang menyakitkan untuk pasien, jika kondisi
memungkinkan.) Putar tubuh sedikit ke arah yang terkena sisi jika perlu untuk
menempatkan bahu dalam kontak dengan IR atau bagian atas meja
 Posisi Objek : Posisikan tangan supinasi dan eksorotasi selurung lengan pasien
sehingga epicondylus sejajar dalam bidang kaset
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Diantara glenoid fossa dan caput humerus (scapulohumeral joint)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Factor Eksposi : 55-60 kvp, 8-10 mAs

16. Shoulder Joint Proyeksi AP Endorotasi


 Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine) dengan memfleksikan
elbow dan tangan dipinggang sehingga membentuk sudut atau merotasikan
punggung tangan ke dalam dan menempel ke paha
 Posisi Objek : Elbow fleksi kira-kira 80 derajat atau punggung tangan menempel
pada paha kemudian atur lengan sehingga epicondylus tegak lurus bidang kaset
 Central Ray : Tegak lurus pertengahan kaset
 Central Point : Antara caput humerus dan glenoid fossa (scapulohumeral joint)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Factor Eksposi : 55-60 kvp, 8-10 mAs
17. Shoulder Joint Proyeksi AP Netral
 Posisi Pasien : Posisikan pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine) dengan tangan
dalam posisi AP
 Posisi Objek : Menempatkan telapak tangan pada pangkal paha, posisi dari humerus
yang sedikit posisi internal dan neutral, menempatkan epicondilus pada sudut kira-
kira 45 derajat terhadap bidang kaset
 Central Ray : Tegak lurus pertengahan kaset
 Central Point : Diantara glenoid fossa dan caput humerus (scapulohumeral joint)
 FFD : 100 cm
 Kaset/fim : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 55-60 kvp, 8-10 mAs

18. Shoulder Joint Proyeksi AP Axial


 Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine)
 Posisi Objek : Atur shoulder joint dipertengahan kaset
 Central Ray : Diarahkan melalui sendi scapulohumeral pada sudut 35 derajat
 Central Point : Scapulohumeral joint
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 55-60 kvp, 8-10 mAs
19. Clavicula Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine) dengan punggung
menempel pada meja pemeriksaan atau bucky stand
 Posisi Objek : Posisikan bahu dan tulang clavicula berada di tengah-tengah kaset
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pada mid/pertengahan clavicula
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :72 kvp, 10 mAs

20. Clavicula Proyeksi AP Axial


 Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine) dengan punggung
menempel pada meja pemeriksaan atau bucky stand
 Posisi Objek : Posisikan tubuh bagian bawah pasien condong ke depan kira-kira 45
derajat
 Central Ray : Menyudut cranial/cephalad 0-15
 Central Point : Pada mid/pertengahan clavicula
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 72 kvp, 10 mAs
21. Scapula Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine)
 Posisi Objek : Tubuh dirotasikan 30 derajat kea rah yang sakit, sehingga scapula sisi
yang dieriksa parallel dengan film, pada posisi supine sisi yang sehat diganjal
dengan sandbag
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pada pertengahan scapula
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 75 kvp, 16 mAs

22. Scpula Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Pasien berdiri (erect) atau tiduran (supine)
 Posisi Objek : Siku pada sisi yang diperiksa dalam keadaan fleksi, lengan sediit
abduksi dan diletakkan dibelakang tubuh dirotasikan 60-70 derajat sehingga sisi
yang diperiksa dekat dengan film dan bidang scapula tegak lurus terhadap kaset
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pertengahan scapula
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : : 75 kvp, 16 mAs
23. Pedis Proyeksi AP dan AP Axial
 Posisi Pasien : Pasien duduk atau supine di atas meja pemeriksaan
 Posisi Objek : Fleksikan tumit kaki yang akan diperiksa 90 derajat dan telapak kaki
menempel kaset
 Central Ray : Tegak lurus vertical kaset dan menyudut 10 derajat kea rah tumit
 Central Point : Metatarsal 3
 FFD : 100 cm
 Kaet/film : 24x30 cm
 Factor Eksposi : 45-50 kv, 3-4 mAs
24. Pedis Proyeksi Lateral
 Posisi Pasien : Pasien semiprone, tungkai yang difoto dekat dengan meja
pemeriksaan dan diatur lurus, tungkai yang lain fleksi dan tungkai yang lain fleksi
dan tungkai bawah diletakkan di depan tukai yang difoto
 Posisi Objek : Fleksikan tumit kaki yang akan diperiksa 90 derajat dan telapak kaki
menempel kaset
 Central Ray : Tegak lurus vertical kaset
 Central Point : Navicular
 FFD : 100 cm
 Kaet/film : 24x30 cm
 Factor Eksposi : 45-50 kv, 3-4 mAs

25. Pedis Proyeksi Obliq


 Posisi Pasien : Pasien semiprone, tungkai yang tidak difoto lurus, dapat juga diatur
dengan posisi duduk, genu dari tungkai yang difoto fleksi, telapak kaki diletakkan di
pertengahan kaset
 Posisi Objek : Tungkai diatur condong ke medial, sehingga tepi lateral telapa kaki
terangkat dan membentuk sudut 30 derajat terhadap kaset
 Central Ray : Tegak lurus vertical kaset
 Central Point : Medial cuneiform
 FFD : 100 cm
 Kaet/film : 24x30 cm
 Factor Eksposi : 45-50 kv, 3-4 mAs

26. Calcaneus Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi recumbent lateral, sisi yang terkena
ke bawah. Sediakan bantal untuk kepala pasien. Lenturkan lutut tungkai yang
terkena sekitar 45°; tempatkan kaki yang berlawanan di belakang anggota tubuh
yang cedera.
 Posisi Objek : Pusatkan kalkaneus ke CR dan ke bagian IR yang terbuka, dengan
sumbu panjang kaki sejajar dengan bidang IR, Tempatkan penopang di bawah
lutut dan kaki sesuai kebutuhan untuk menempatkan plantar permukaan tegak lurus
terhadap IR, Posisikan pergelangan kaki dan kaki untuk a true lateral, yang
menempatkan bagian lateral maleolus kira-kira 1 cm posterior maleolus medial,
Kaki dorsofleksi sehingga permukaan plantar tegak lurus terhadap kaki
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : diarahkan ke titik 1 inci (2,5 cm) inferior dari maleolus medial
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kv, 4-5 mAs
27. Ankle Joint Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi supine, tempat bantal di bawah
kepala pasien; kaki harus sepenuhnya diperpanjang.
 Posisi Objek : Pusatkan dan sejajarkan sendi pergelangan kaki ke CR dan ke
sumbu panjang bagian IR diekspos. • Jangan memaksakan dorsofleksi kaki;
biarkan tetap di tempatnya posisi alami • Sesuaikan kaki dan pergelangan kaki
untuk proyeksi AP yang sebenarnya. Memastikan bahwa seluruh kaki bagian
bawah tidak diputar. Garis intermalleolar seharusnya tidak sejajar dengan IR
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : diarahkan ke titik tengah antara malleoli
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Factor Eksposi : 50-55kv, 3-4 mAs

28. Ankle Joint Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien pada posisi recumbent lateral, sisi yang terkena
ke bawah; menyediakan bantal untuk kepala pasien; lutut lentur tungkai yang
terkena sekitar 45°; tempatkan kaki yang berlawanan di belakang anggota tubuh
yang cedera untuk mencegah over-rotasi.
 Posisi Objek : Pusatkan dan sejajarkan sendi pergelangan kaki ke CR dan ke
sumbu panjang bagian IR diekspos. • Tempatkan penopang di bawah lutut sesuai
kebutuhan untuk menempatkan tungkai dan kaki posisi lateral yang sebenarnya. •
Kaki dorsofleksi sehingga permukaan plantar membentuk sudut yang tepat
terhadap kaki
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Medial maleolus
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 50-55kv, 3-4 mAs

29. Cruris Proyeksi AP


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi supine, Sediakan sebuah bantal untuk
kepala pasien; kaki harus sepenuhnya diperpanjang.
 Posisi Objek : Sesuaikan panggul, lutut, dan kaki menjadi AP sejati tanpa rotasi. •
Tempatkan karung pasir pada kaki jika diperlukan untuk stabilisasi, dan dor siflex
foot hingga 90° ke kaki jika memungkinkan. • Pastikan kedua sendi pergelangan
kaki dan lutut berukuran 1 sampai 2 inci (3 sampai 5 cm) dari ujung IR (agar sinar
divergen tidak diproyeksikan baik bersama off IR).
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : midpoint of cruris
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm
 Faktor Eksposi : 55-60 kv, 3-4 mAs
30. Cruris Proyeksi Lateral
 Posisi Pasien : Tempatkan pasien pada posisi recumbent lateral, sisi yang terluka ke
bawah; kaki yang berlawanan dapat ditempatkan di belakang kaki yang sakit dan
ditopang dengan bantal
 Posisi Objek : Pastikan kaki dalam posisi menyamping yang sebenarnya. (Pesawat
patela seharusnya tegak lurus terhadap IR.) • Pastikan kedua sendi pergelangan kaki
dan lutut berukuran 1 sampai 2 inci (3 sampai 5 cm) dari ujung IR agar sinar
divergen tidak terproyeksi baik bersama dari IR.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : midpoint of cruris
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm
 Faktor Eksposi : 55-60 kv, 3-4 mAs

31. Knee Joint Proyesi AP


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi supine tanpa rotasi panggul;
menyediakan bantal untuk kepala pasien; kaki harus sepenuhnya diperpanjang.
 Posisi Objek : Sejajarkan dan pusatkan kaki dan lutut ke CR dan garis tengah meja
atau IR. • Putar kaki ke dalam 3° hingga 5° untuk lutut AP sejati (atau hingga garis
kondilus interepile sejajar dengan bidang IR). • Tempatkan karung pasir dengan kaki
dan pergelangan kaki untuk menstabilkan jika diperlukan. CR • Sejajarkan CR
sejajar dengan faset artikular (tibial plateau); untuk ukuran rata-rata pasien, CR
tegak lurus terhadap IR. • Arahkan CR ke titik 1 2 inci (1,25 cm) distal ke puncak
patela.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : 2 inci (1,25 cm) distal ke puncak patela.
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kv, 5-6 mAs
32. Knee Joint Proyeksi Lateral
 Posisi Pasien : Lateral recumbent projection. Proyeksi ini dirancang untuk pasien
yang mampu memfleksikan lutut 20° sampai 30°. Ambil radiografi dengan pasien
dalam posisi telentang lateral, sisi yang terkena menghadap ke bawah;
menyediakan bantal untuk kepala pasien; memberikan dukungan untuk lutut
tungkai berlawanan ditempatkan di belakang lutut diperiksa untuk mencegah rotasi
berlebih. Horizontal beam projection, sangat ideal untuk pasien yang tidak dapat
melenturkan lutut karena rasa sakit atau trauma. Gunakan sinar horizontal dengan
IR ditempatkan di samping lutut. Tempatkan penyangga di bawah lutut untuk
menghindari menutupi jaringan lunak posterior struktur
 Posisi Objek : Sesuaikan rotasi tubuh dan kaki hingga lutut benar-benar berada
dalam posisi lateral (epikondilus femoral langsung ditumpangkan dan bidang
patela tegak lurus terhadap bidang IR). • Lenturkan lutut 20° hingga 30° untuk
proyeksi recumbent lateral. • Sejajarkan dan pusatkan kaki dan lutut ke CR dan
garis tengah meja atau IR.
 Central Ray : Sudut CR 5° hingga 7° cephalad untuk proyeksi recumbent lateral
 Central Point : 1 inci (2,5 cm) distal ke medial epikondilus
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi : 50-55 kv, 5-6 mAs

33. Patella Proyeksi PA


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi prone, kaki terentang; menyediakan
bantal untuk kepala pasien; tempatkan penyangga di bawah pergelangan kaki dan
kaki, dengan dukungan yang lebih kecil di bawah tulang paha di atas lutut untuk
mencegah langsung tekanan pada patela.
 Posisi Objek : Luruskan dan pusatkan sumbu panjang tungkai dan lutut ke garis
tengah meja atau IR. • True PA: Luruskan garis interepicondylar sejajar dengan
bidang IR. (Ini biasanya membutuhkan sekitar 5° rotasi internal lutut anterior.)
 Central Ray : Tegak Lurus kaset
 Central Point : midpatella (yang biasanya kira-kira lipatan midpoplitea)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi : 55-65 kv, 8 mAs
34. Patella Proyeksi lateral
 Posisi Pasien : Tempatkan pasien pada posisi recumbent lateral, sisi yang terkena
ke bawah; menyediakan bantal untuk kepala pasien; menyediakan dukungan untuk
lutut anggota tubuh yang berlawanan ditempatkan di belakang lutut yang terkena.
 Posisi Objek : Sesuaikan rotasi tubuh dan kaki hingga lutut benar-benar berada
dalam posisi lateral (epikondilus femoral langsung ditumpangkan dan bidang
patela tegak lurus terhadap bidang IR). • Lenturkan lutut hanya 5° atau 10°. (Fleksi
tambahan dapat memisahkan fragmen fraktur jika ada.) • Luruskan dan pusatkan
sumbu panjang patela ke CR dan ke garis tengah meja atau IR.
 Central Ray : Tegak Lurus kaset
 Central Point : sendi midfemoropatellar.
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi : 55-65 kv, 8 mAs

35. Patela Proyeksi Tangential


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi supine dengan lutut tertekuk 40 ° di
atas ujung meja, bertumpu pada penyangga kaki. Pasien harus nyaman dan santai
untuk otot paha depan menjadi benar-benar santai
 Posisi Objek : Tempatkan penyangga di bawah lutut untuk mengangkat tulang paha
distal sesuai kebutuhan bahwa mereka sejajar dengan permukaan meja. •
Tempatkan lutut dan kaki bersamaan dan kencangkan kedua kaki di bawah lutut
untuk mencegah rotasi dan memungkinkan pasien untuk sepenuhnya santai. •
Tempatkan IR di bagian tepi pada kaki sekitar 12 inci (30 cm) di bawah lutut,
tegak lurus terhadap sinar x-ray.
 Central Ray : 30° dari horizontal (CR 30° ke femora).
 Central Point : Pertengahan Patela
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 55-65 kv, 8 mAs
36. Femur Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi supine, dengan tulang paha
dipusatkan ke garis tengah meja; berikan bantal untuk kepala.
 Posisi Objek : Luruskan tulang paha ke CR dan garis tengah meja atau IR. • Putar
kaki ke dalam sekitar 5° untuk AP sejati, seperti untuk lutut AP. (Untuk femur
proksimal, diperlukan rotasi kaki bagian dalam 15° hingga 20°, untuk pinggul
AP.) • Pastikan sendi lutut disertakan pada IR, dengan mempertimbangkan
perbedaan sinar x-ray. (Margin IR yang lebih rendah harus kira-kira 2 inci [5 cm]
di bawah sendi lutut.)
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pertengahan femur
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm
 Faktor Eksposi : 60-65 kv, 10-15 mAs

37. Femur Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien pada posisi recumbent lateral, atau supine untuk
pasien trauma.
 Posisi Objek : Letakkan kaki yang tidak sakit di belakang kaki yang sakit untuk
mencegah over-rotasi. • Sesuaikan IR untuk memasukkan sendi lutut (margin IR
harus lebih rendah kira-kira 2 inci [5 cm] di bawah sendi lutut). IR kedua untuk
memasukkan femur proksimal dan pinggul umumnya akan diperlukan pada orang
dewasa (lihat hal. 276). Proyeksi Lateromedial Trauma • Tempatkan penopang di
bawah kaki dan lutut yang sakit dan sokong kaki dan pergelangan kaki dalam
posisi AP yang sebenarnya. • Tempatkan IR di tepi aspek medial paha termasuk
lutut, dengan sinar x-ray horizontal diarahkan dari sisi lateral.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pertengahan femur
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm
 Faktor Eksposi : 60-65 kv, 10-15 mAs

38. Hip Joint Proyeksi AP Unilateral


 Posisi Pasien : Pasien supine, letakkan lengan di samping atau melintang dada
superior.
 Posisi Objek : Temukan leher femoralis dan sejajarkan dengan CR dan garis tengah
meja dan/atau IR. • Pastikan tidak ada rotasi panggul (jarak yang sama dari ASIS ke
meja). • Putar kaki yang sakit secara internal 15° hingga 20°.
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : 1 sampai 2 inci (2,5 sampai 5 cm) leher distal ke midfemoral
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 60-75kv, 10-12 mAs

39. Hip Joint Proyeksi Axiolateral


 Posisi Pasien : Pasien supine, posisikan sisi yang sakit dekat tepi meja dengan kedua
kaki terentang penuh. Sediakan bantal untuk kepala dan letakkan lengan di dada
bagian atas.
 Posisi Objek : Pertahankan tungkai dalam posisi netral (anatomis) (15° posterior CR
sudut mengkompensasi rotasi kaki bagian dalam). • Tempatkan IR pada baki Bucky
yang diperpanjang, yang menempatkan tepi bawah dari IR sekitar 2 inci (5 cm) di
bawah tingkat Top table. • Miringkan IR sekitar 15° dari vertikal dan sesuaikan
penjajaran IR ke pastikan permukaan IR tegak lurus terhadap CR untuk mencegah
grid memotong. • Garis tengah IR ke CR yang diproyeksikan.
 Central Ray : Sudut CR mediolateral sesuai kebutuhan sehingga tegak lurus dan
berpusat pada leher femoralis. Itu harus miring ke belakang 15 ° sampai 20° dari
horizontal.
 Central Point : Femoral neck
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi : 60-75kv, 10-12 mAs

TEKNIK PEMERIKSAAN VERTEBRE


A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Cervical C1 dan C2 AP Open Mouth
 Posisi Pasien : Posisikan pasien dalam posisi supine atau erect dengan tangan di
samping sisi. Tempatkan kepala di permukaan meja, berikan imobilisasi jika
diperlukan.
 Posisi Objek : Luruskan bidang midsagital ke sinar sentral (CR) dan garis tengah
meja dan/atau IR. • Sesuaikan kepala sehingga, dengan mulut terbuka, satu garis dari
margin bawah dari gigi seri atas ke dasar tengkorak (tips mastoid) adalah tegak lurus
terhadap meja dan/atau IR, atau miringkan CR dengan sesuai. • Pastikan tidak ada
rotasi kepala (sudut mandibula dan ujung mastoid jarak yang sama dari IR) atau
toraks ada. • Pastikan mulut terbuka lebar selama pemaparan. Lakukan ini sebagai
langkah terakhir dan bekerjalah dengan cepat, karena sulit untuk dipertahankan
posisi ini.
 Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Pertengahan mulut yang terbuka
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm, grid
 Faktor Eksposi : 60-65 kv, 15-20 mAs
2. Cervical Spine Proyeksi AP Axial
 Posisi Pasien : Posisikan pasien dalam posisi supine atau erect, dengan lengan di
samping
 Posisi Objek : Luruskan bidang midsagital ke CR dan garis tengah meja dan/atau IR.
• Sesuaikan kepala sehingga garis dari margin bawah gigi seri atas ke dasar
tengkorak (tips mastoid) tegak lurus dengan meja dan/atau IR. Garis dari ujung
mandibula ke dasar tengkorak seharusnya sejajar dengan sudut CR. • Pastikan tidak
ada rotasi kepala atau dada.
 Central Ray : 15° sampai 20° cephalad
 Central Point : ingkat margin bawah tiroid tulang rawan melewati C4.
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm, grid
 Faktor Eksposi : 60-65 kv, 15-20 mAs

3. Cervical Proyeksi Obliq


 Posisi Pasien : Pasien supine atau erect
 Posisi Objek : Luruskan bidang midsagital ke CR dan garis tengah meja dan/atau IR.
• Letakkan lengan pasien di samping; jika pasien berbaring, letakkan lengan sesuai
kebutuhan untuk membantu mempertahankan posisi. • Putar badan dan kepala ke
posisi miring 45°. Gunakan busur derajat atau pengukur sudut lain yang diperlukan
untuk memastikan sudut 45° (lihat Catatan). • Protraksi dagu untuk mencegah
mandibula melapiskan verte bra. Meninggikan dagu terlalu tinggi akan menimpa
dasar tengkorak lebih dari C1.
 Central Ray : Anterior Obliq (RAO, LAO) Arahkan CR 15° caudad dan Posterior
Obliq (RPO, LPO) 15° cephalad
 Central Point : ke C4 (setinggi margin atas tiroid tulang rawan)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm, grid
 Faktor Eksposi : 60-65 kv, 15-20 mAs

4. Cervical Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Posisikan pasien dalam posisi lateral tegak, baik duduk atau berdiri,
dengan bahu menghadap IR vertikal.
 Posisi Objek : Sejajarkan bidang midkoronal dengan CR dan garis tengah meja
dan/atau IR. • Tengahkan IR ke CR, yang seharusnya menempatkan IR di atas
sekitar 1 hingga 2 inci (3 sampai 5 cm) di atas meatus auditori eksternal (EAM). •
Tekan bahu (untuk bobot yang sama pada kedua lengan [lihat Catatan 2]). • Minta
pasien untuk relaks dan turunkan bahu ke bawah dan ke depan sejauh mungkin.
(Lakukan ini sebagai langkah terakhir sebelum pemaparan karena posisi ini sulit
dipertahankan.) • Protraksi dagu (untuk mencegah superimposisi mandibula ke atas
vertebra bagian atas).
 Central Ray : Tegak lurus horizontal kaset
 Central Point : ke C4 (setinggi margin atas tiroid tulang rawan)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm, grid
 Faktor Eksposi : 60-65 kv, 15-20 mAs

5. Thorakal Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Posisikan pasien terlentang (lebih disukai) dengan lengan di samping
dan kepala di atas meja atau di atas bantal tipis. Jika pasien tidak dapat mentolerir
terlentang posisi, tempatkan tegak dengan tangan di samping dan berat badan merata
di kedua kaki.
 Posisi Objek : Luruskan bidang midsagital ke CR dan garis tengah meja dan/atau IR.
• Lenturkan lutut dan pinggul untuk mengurangi kelengkungan dada. • Pastikan
tidak ada rotasi toraks atau pelvis.
 Central Ray : Tegak lurus horizontal kaset
 Central Point : T7 (3 sampai 4 inci [8 sampai 10 cm] di bawah takik jugularis atau 1
sampai 2 inci [3 sampai 5 cm] di bawah sudut sternum).
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm, grid
 Faktor Eksposi :65-70 kv, 10-16 mAs

6. Thorakal Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Posisikan pasien dalam posisi recumbent lateral (lebih disukai),
dengan kepala di atas bantal dan lutut ditekuk. Untuk posisi tegak, letakkan lengan
terentang, dengan beban yang merata pada keduanya kaki.
 Posisi Objek : Sejajarkan setengah bagian posterior toraks (antara bidang
midkoronal dan aspek posterior toraks) ke CR dan garis tengah meja dan/atau IR. •
Angkat lengan pasien ke sudut kanan tubuh dengan siku fleksi. • Dukung pinggang
sehingga seluruh tulang belakang hampir sejajar dengan meja. Meraba proses
spinosus untuk menentukan keselarasan. (Lihat Catatan 2.) • Lenturkan pinggul dan
lutut, dengan penyangga di antara kedua lutut. • Pastikan tidak ada rotasi bahu atau
panggul.
 Central Ray : Tegak lurus horizontal kaset
 Central Point : T7 (3 sampai 4 inci [8 sampai 10 cm] di bawah jugularis lekukan atau
7 sampai 8 inci [18 sampai 21 cm] di bawah tulang belakang menonjol).
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm, grid
 Faktor Eksposi : 65-70 kv, 10-16 mAs

7. Lumbal Proyeksi AP
 Posisi Pasien : Posisikan pasien terlentang dengan lengan di samping dan kepala di
atas bantal (juga dapat dilakukan dengan posisi tengkurap atau posisi tegak
 Posisi Objek : Sejajarkan bidang midsagital dengan CR dan garis tengah meja
dan/atau kisi. • Lenturkan lutut dan pinggul untuk mengurangi kelengkungan
lordotik. • Pastikan tidak ada rotasi toraks atau pelvis.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : iliac crest (L4-L5)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm, grid
 Faktor Eksposi : 75-85 kv, 16-20 mAs

8. Lumbal Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi recumbent lateral, dengan kepala di
atas bantal, lutut ditekuk, dengan penyangga antara lutut dan pergelangan kaki agar
lebih baik mempertahankan posisi lateral yang sebenarnya dan memastikan
kenyamanan pasien.
 Posisi Objek : Sejajarkan bidang midkoronal dengan CR dan garis tengah meja
dan/atau IR. • Tempatkan penyangga radiolusen di bawah pinggang sesuai
kebutuhan untuk menempatkannya sumbu panjang tulang belakang dekat sejajar
dengan meja (palpasi proses spinosus untuk menentukan; lihat Catatan). • Pastikan
tidak ada rotasi toraks atau pelvis.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : iliac crest (L4-L5)
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 35x43 cm, grid
 Faktor Eksposi : 75-85 kv, 16-20 mAs
9. Lumbal Proyeksi Obliq
 Posisi Pasien : Posisikan pasien semisupine (RPO dan left posterior oblique [LPO])
atau semiprone (RAO dan left anterior oblique [LAO]), dengan lengan diperpanjang
dan kepala di atas bantal.
 Posisi Objek : Putar tubuh 45° dan sejajarkan tulang belakang dengan garis tengah
meja dan/atau IR • Pastikan rotasi bahu dan panggul seimbang. Lenturkan lutut
untuk stabilitas dan membawa lengan terjauh dari IR di dada. • Dukung bahu dan
panggul dengan spon radiolusen untuk mempertahankan posisi. Dukungan ini sangat
disarankan untuk mencegah pasien dari menggenggam tepi meja, yang mungkin
terjadi di jari-jari mereka dicubit.
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : L3 pada tingkat margin kosta bawah (1-2 inci [3-5 cm]) di atas
puncak iliaka dan medial 2 inci (5 cm). untuk membalikkan ASIS.
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 30x35 cm, grid
 Faktor Eksposi : 75-85 kv, 16-20 mAs

10. Sacrum Proyeksi AP Axial


 Posisi Pasien : Posisikan pasien terlentang dengan tangan di samping, kepala di atas
bantal, dan kaki diperpanjang dengan dukungan di bawah lutut untuk kenyamanan.
 Posisi Objek : Luruskan bidang midsagital ke CR dan garis tengah meja dan/atau IR.
• Pastikan tidak ada rotasi panggul.
 Central Ray : 15 derajat Cephalad
 Central Point : 2 inci (5 cm) lebih tinggi dari simfisis pubis.
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm, grid
 Faktor Eksposi : 65-75 kv, 16-20 mAs

11. Coccyc Proyeksi AP Axial


 Posisi Pasien : Posisikan pasien terlentang dengan lengan di samping dan kepala di
atas bantal. Dan kaki diperpanjang dengan dukungan di bawah lutut untuk
kenyamanan.
 Posisi Objek : Luruskan bidang midsagital ke garis tengah meja dan/atau IR. •
Pastikan tidak ada rotasi panggul.
 Central Ray : 10° caudad
 Central Point : 2 inci (5 cm) lebih tinggi dari simfisis pubis.
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm, grid
 Faktor Eksposi : 65-75 kv, 16-20 mAs

12. Sacrum dan Coccyx Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Tempatkan pasien dalam posisi recumbent lateral, dengan kepala di
atas bantal, dan lutut ditekuk
 Posisi Objek : Luruskan Sacrum dan Coccyx berada dipertengahan meja dan
Pastikan tidak ada rotasi toraks atau pelvis.
 Central Ray : Tegak Lurus kaset
 Central Point : 3 sampai 4 inci (8 sampai 10 cm) posterior ke ASIS (berpusat pada
sakrum).
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm, grid
 Faktor Eksposi : 75-85 kv, 20-25 mAs
13. Sacroilliaca Joint Proyeksi AP Axial
 Posisi Pasien : Posisikan pasien terlentang dengan tangan di samping, kepala di atas
bantal, dan kaki diperpanjang dengan dukungan di bawah lutut untuk kenyamanan.
 Posisi Objek : Luruskan bidang midsagital ke CR dan garis tengah meja dan/atau IR.
• Pastikan tidak ada rotasi panggul.
 Central Ray : 0° sampai 35° cephalad (umumnya laki-laki membutuhkan sekitar 30°
dan perempuan 35°, dengan peningkatan lumbosakral melengkung).
 Central Point : 2 inci (5 cm) medial SIAS
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm, grid
 Faktor Eksposi : 60-75 kv, 10-20 mAs
14. Sacroilliaca Joint Proyeksi Obliq (RPO/LPO)
 Posisi Pasien : Posisikan pasien terlentang dengan tangan di samping, kepala di atas
bantal
 Posisi Objek : Putar tubuh menjadi miring ke belakang 25° hingga 30°, dengan sisi
yang menarik ditinggikan (LPO untuk sendi kanan dan RPO untuk sendi kiri). •
Sejajarkan sambungan yang diinginkan dengan CR dan garis tengah meja dan/atau
IR. • Gunakan alat pengukur sudut untuk memastikan benar dan konsisten sudut
pada kedua obliques. • Tempatkan penopang di bawah pinggul yang ditinggikan dan
tekuk lutut yang ditinggikan.
 Central Ray : Tegak Lurus kaset
 Central Point : 2 inci (5 cm) medial ASIS
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm, grid
 Faktor Eksposi : 60-75 kv, 10-20 mAs
TEKNIK RADIOGRAFI KEPALA DAN GIGI
A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Pesawat sinar-x
2. Kaset dan film 24x30 cm
3. Marker
4. Grid
5. Softbag

B. Persiapan Pasien
Tidak memerlukan persiapan khusus, hanya melepaskan benda-benda yang dapat
mengganggu gambaran radiograf

C. Teknik Pemeriksaan
1. Cranium AP Axial
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect atau supine
 Posisi Objek : Atur cranium pada posisi true AP, atur cranium pada pertengahan
kaset, atur MSP sejajar dengan kaset, pastikan nantinya tidak ada gambaran yag
terpotong
 Central Ray : 30° caudad ke OML
 Central Point : 6-7 cm diatas glabela
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :

2. Cranium Proyeksi PA Axial


 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect atau supine
 Posisi Objek : Atur cranium pada posisi true PA, atur cranium pada pertengahan
kaset, cranium fleksi sehingga OML tegak lurus kaset
 Central Ray : Vertikal/horizontal dengan disudutkan 15° caudad
 Central Point : Tembusan nasion
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :
3. Cranium Proyeksi PA
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect atau supine
 Posisi Objek : Atur cranium pada posisi true PA, atur cranium pada pertengahan
kaset, cranium fleksi sehingga OML tegak lurus kaset
 Central Ray : Horizontal/vertical tegak lurus
 Central Point : Tembusan nasion
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :

4. Cranium Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect atau supine
 Posisi Objek : Atur cranium pada posisi true lateral, atur cranium pada pertengahan
kaset, Atur MSP sejajar dengan kaset, pastikan tidak ada gambaran yang terpotong
 Central Ray : Horizontal/vertical tegak lurus
 Central Point : 5 cm diatas MAE
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :
5. Cranial Base Proyeksi Submentovertical (SMV)
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect atau supine
 Posisi Objek : Atur IOML sejajar dengan kaset, atur cranium pada pertengahan kaset
 Central Ray : Horizontal tegak lurus kaset
 Central Point : 2 cm di atas MAE
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :

6. Cranial Base Proyeksi Vertico Submental


 Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone
 Posisi Objek : Tempatkan MSP tubuh pada pertengahan kaset, fleksikan elbow
gunakan fiksasi, dagu full ekstensi pada meja pemeriksaan, IOML sejajar dengan
kaset, pastikan tidak ada rotasi
 Central Ray : Horizontal tegak lurus kaset
 Central Point : 2 cm di depan MAE
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :

7. Sella Tursica Proyeksi Lateral


 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect
 Posisi Objek : Atur MSP parallel dengan kaset, atur IOML sejajar dengan kaset,
salah satu sisi menempel kaset
 Central Ray : Horizontal tegak lurus kaset
 Central Point : ¾ inchi (1,9 cm) anterior lalu ¾ inchi superior MAE
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :
8. Sella Tursica AP Axial
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect/supine
 Posisi Objek : Kedua tangan berada di samping tubuh, atur agar IOML tegak lurus
kaset, atur MSP kepala pada pertengahan kaset
 Central Ray : 37 derajat caudal
 Central Point : 5 cm diatas glabela
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :

9. Sella Tursica Proyeksi PA Axial


 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect/prone
 Posisi Objek : Atur MSP pada pertengahan kaset, dahi dan hidung menempel bucky,
sehingga IOML tegak lurus kaset
 Central Ray : 10 derajat cephalad
 Central Point : Lurus menuju glabela
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 24x30 cm
 Faktor Eksposi :
10. Foramen Optikum Proyeksi Parietoorbital Obliq (Methode)
 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect/prone
 Posisi Objek : Letakkan salah satu tangan di depan untuk kenyamanan pasien, atur
orbita yang diperiksa pada pertengahan kaset, atur acanthio meatal line (AML) tegak
lurus terhadap kaset, merotasikan kepala pasien agar MSP kepala membentuksudut
530 terhadap kaset, pipi hidung dagu menempel kaset
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pertengahan orbita
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi :

11. Foramen Optikum Proyeksi Orbitoparietal Obliq ( Rhese Methode)


 Posisi Pasien : Pasien diposisikan erect/prone
 Posisi Objek : Atur AML tegak lurus terhadap kaset, rotasikan kepala sehingga MSP
membentuk sudut 530 terhadap kaset, kedua lengan di samping tubuh
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pertengahan orbita
 FFD : 100 cm
 Kaset/film : 18x24 cm
 Faktor Eksposi :

Anda mungkin juga menyukai