Anda di halaman 1dari 21

TEKNIK RADIOGRAFI EKSTREMITAS SUPERIOR

A.   Os clavicula
Proyeksi yang digunakan pada teknik radiografi clavicula adalah sebagai berikut :
 Proyeksi Anterior Posterior
         Posisi pasien    : pasien berdiri dengan kaset vertikal di belakang sendi bahu yang difoto atau
tidur telentang di atas meja pemeriksaan dan kaset diletakkan horizontal di bawah sendi bahu
yang akan difoto.
         Posisi objek     : sendi bahu yang tidak difoto diganjal sedikit, bahu yang difoto punggungnya
menempel pada kaset dan lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
         Arah sinar        : horizontal apabila pasien berdiri dan vertikal apabila pasien tiduran.
         Titik bidik       : pada pertengahan os clavicula
         FFD                 : 90 cm
         Kaset               : 24 x 30 cm
         Kriteria radiograf : tampak gambaran AP Os clavicula dengan ujung proximal mengalami
superposisi dengan costae.

Keterangan gambar :
1.      Acromion
2.      Sendi acromion clavicula
3.      Os clavicula
4.      Angusus scapula
5.      Sendi sterno clavicula
6.      Processus coracoideus

  Proyeksi Posterior Anterior


         Posisi pasien    : pasien berdiri dengan kaset vertikal di depan sendi bahu yang difoto atau pasien
tidur telungkup dengan posisi kaset horizontal di bawah sendi bahu yang tidak difoto.
         Posisi objek     : tepi anterior bahu yang akan difoto menempel kaset, kepala menengadah,
lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
         Arah sinar        : horizontal jika pasien berdiri dan vertikal jika pasien telungkup.
         Titik bidik       : pada superior angle scapula
         FFD                 : 90 cm
         Kaset               : 24 x 30 cm
         Kriteria radiograf : tampak gambaran PA Os clavicula dengan ujung proximal mengalami
superposisi dengan costae dan sedikit mengalami perubahan bentuk dibanding proyeksi AP.

  

  Proyeksi PA axial
         Posisi pasien    : pasien tidur telungkup di atas meja pemeriksaan atau berdiri menghadap
standar kaset.
         Posisi objek     : kedua bahu diatur sama tinggi terhadap meja pemeriksaan, kedua tangan lurus
di samping tubuh. Kaset diletakkan horizontal di bawah sendi bahu yang akan difoto pada pasien
yang telungkup dan kaset diletakkan vertikal di depan bahu yang difoto bila pasien berdiri,
dengan batas atas kaset 5 cm dari batas atas bahu.
         Arah sinar        : menyudut 15°-45° caudal pada pertengahan Os clavicula.
         Kaset               : 24 x 30 cm
         Kriteria radiograf : tampak ujung proximal Os clavicula mengalami superposisi dengan costae.
  

  Proyeksi AP axial
         Posisi pasien    : berdiri pada posisi lordotik atau tidur terlentang dengan batas kaset.
         Posisi objek     : punggung pasien lurus, bahu yang difoto diatur sedemikian rupa sehingga tepi
postero superior bahu yang difoto menempel kaset, lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
         Arah sinar        : menyudut 15º cranial jika pasien dalam posisi lordotik dan menyudut 25º-30º
cranial jika pasien tidur terlentang ditunjukkan pada pertengahan Os clavicula.
         Kaset               : 24 x 30 cm
         Kriteria radiograf : tampak ujung proximal Os clavicula mengalami superposisi dengan costae.
Keterangan gambar :
1.      Os clavicula
2.      Processus coracoideus
3.      Sendi ocromioclavicula
4.      Sendi sternoclavicula

  Proyeksi Tangensial
         Posisi pasien    : pasien tidur terlentang di atas meja pemeriksaan.
         Posisi objek     : kedua bahu diganjal dengan spon, dan diatur sama tinggi, kepala diberi bantal
yang lebih tinggi dan menghadap sisi yang tidak difoto, kedua tangan lurus ke bawah di samping
tubuh. Kaset diletakkan vertikal pada superior bahu yang difoto.
         Arah sinar        : horizontal menyudut 25°-40° cranial.
         Titik bidik       : pada daerah antara clavicula dan chest atau ujung proximal clavicula.
         Kaset               : 24 x 30 cm
         Kritera radiograf : tampak gambaran clavicula bebas superposisi dengan costae.
Keterangan gambar :
1.      Os clavicula
2.      Acromion
3.      Costa I

  Proyeksi Tarrant Method


         Posisi pasien    : pasien duduk di atas meja pemeriksaan.
         Posisi objek     : badan agak membungkuk, lengan atas vertikal di samping tubuh, lengan bawah
diletakkan di atas Os femur horizontal, kaset diletakkan di atas Ossa antebrachii dan diberi
pelindung gonad.
         Arah sinar        : 25°-35° ke caudal atau supero inferior.
         Titik bidik       : bagian posterior Os clavicula.
         Kaset               : 24 x 30 cm
         Kriteria radiograf : tampak gambaran clavicula dari sternoclavicula sampai acromion clavicula.
Keterangan gambar :
1.      Sendi sternoclavicula
2.      Os clavicula
3.      Acromion
4.      Sendi acromioclavicula
5.      Processus coracoideus

B.   Os scapula
Teknik radiografi untuk Os scapula adalah sebagai berikut:

  Proyeksi AP (Anterior Posterior)


        Posisi pasien    : pasien supine , kemudian diatur oblique antero posterior 30˚ dengan tepi dorsal
bahu yang difoto dekat ke kaset.
        Posisi objek     : lengan atas dan lengan bawah dari tepi yang difoto lurus di samping tubuh dan
diatur supine terhadap meja pemeriksaan, bahu yang tidak difoto diganjal dengan sandbag, tubuh
tetap dalam posisi oblique AP 30˚ sehingga memungkinkan scapula difoto horizontal. Bahu yang
difoto diatur di atas pertengahan kaset.
        CR :  tegak lurus film
        CP :  caput humerus
        FFD :  90 cm
        Kv :  56-62 kv
        ma :  50-200 ma
        Sec. :  0,06-0,08 sec.
        Pasangkan marker r / l pada kaset film
        Dilakukan eksposi (pasien tidak boleh bergerak)
        Kriteria gambar AP oblique projection:
-          Tampak gambaran AP Os scapula dengan margo medialis , inferior angle dan margo lateralis.
-          Bawah overlap dengan rongga thorax

  Proyeksi Lateral
         Posisi pasien    : pasien ditempatkan atau duduk dalam posisi tegak, menghadapi perangkat grid
vertikal. Ketika seorang pasien tidak dapat ditempatkan pada posisi tegak, proyeksi lateral
scapula dapat diperoleh dengan menyesuaikan tingkat rotasi tubuh dan penempatan dari lengan
rawan posisi terlentang.
         Posisi objek     : atur pasien dalam posisi miring, dengan scapula terpusat ke grid. Lengan
ditempatkan sesuai dengan daerah scapula yang akan ditunjukkan.
         CR : tegak lurus dengan film
         CP :  caput humerus
         FFD : 90 cm
         Kv : 56-62 kv
         Ma :  50 – 200 ma
         Sec. :  0,06 – 0,08 sec.
         Pasangkan marker r / l pada kaset film
         Dilakukan eksposi (pasien tidak boleh bergerak)
         Kriteria gambar lateral projection
         Tampak Os clavicula, acromion, caput humer
  

C.   Os humerus

 Proyeksi Anterior Posterior


        Posisi pasien    : pasien supine di atas meja pemeriksaan.
        Posisi objek     :
1.      Os humerus dan Ossa antebrachi diatur lurus di atas meja pemeriksaan  dalam posisi anatomi.
2.      Abduksikan sedikit Os humerus, lalu taruh di atas film 30×40 yang lebarnya dibagi dua.
3.      Shoulder joint dan elbow joint masuk ke area penyinaran.
4.      Kaset diatur sejajar dengan long axis tangan.
        CP : pertengahan humerus
        CR : vertikal tegak lurus ke film
        FFD : 90 cm
  Proyeksi Lateral
         Posisi pasien    : pasien supine di atas meja pemeriksaan.
         Posisi objek     :
1.      Os humerus dan Ossa antebrachi diatur lurus di atas meja pemeriksaan.
2.      Tempatkan Os humerus di atas kaset 30×40.
3.      Humerus di-endorotasi sampai bagian palmar tangan menghadap sisi medial.
4.      Dua sendi masuk area penyinaran.
5.      Kaset diatur sejajar long axis tangan.

         Alternatif posisi objek 1 : tangan pasien difleksikan/diletakkan di pinggang sehingga sendi siku
membentuk sudut.
         Alternatif posisi objek 2 : bagi pasien kasus fraktur berat gunakan proyeksi lateral decubitus
dengan sinar horizontal. Humerus pasien diangkat sedikit/diberi pengganjal di bawahnya lalu
tube rontgen diatur horizontal. Gunakan kaset sisi sebelah kiri (yang ada labelnya) untuk
proyeksi AP dan kaset sisi sebelah kanan untuk proyeksi lateralnya.
         CP : pertengahan humerus
         CR : vertikal tegak lurus ke film
         FFD : 90 cm
D.   Ossa antebrachii

 Proyeksi Anterior Posterior


        Posisi pasien : pasien duduk menghadap meja pemeriksaan.
        Posisi objek :
1.      Letakkan lengan bawah di atas kaset 30×40 yang lebarnya dibagi dua (untuk 2 posisi).
2.      Posisikan antebrachi pasien agar pertengahan antebrachi berada di pertengahan film.
3.      Pastikan dua sendi masuk area kaset (wrist dan elbow masuk area penyinaran).
4.      Beri pengganjal untuk imobilisasi.
        CP : pertengahan antebrachi.
        CR : vertikal tegak lurus ke film.
        FFD : 90 cm
Keterangan gambar:
1.     Os radius
2.      Styloid process of radius
3.      Radial tuberosity
4.      Radial head
5.      Lateral epicondyle
6.      Styloid process uf ulna
7.      Head of ulna
8.      Os ulna
9.      Olecranon
10.  Medial epicondyle
11.  Os humerus

  Proyeksi Lateral
         Posisi pasien : pasien duduk di samping meja pemeriksaan atau menghadap meja pemeriksaan.
         Posisi objek :
1.      Fleksikan lengan bawah 90 derajat dan letakkan pertengahan antebrachi di pertengahan film.
2.      Aturlah ekstremitas agar posisi true lateral dan tangan tidak boleh dalam keadaan prone atau
supine (harus tegak).
3.      Pastikan dua sendi masuk area kaset (wrist dan elbow masuk area penyinaran).
4.      Lakukan immobilisasi dengan meletakkan pengganjal.
5.      Aturlah lengan bawah dan tangan agar true lateral.

         CP : pertengahan antebrachi


         CR : vertikal tegak lurus ke film
         FFD : 90 cm
Keterangan gambar:
1.      Os ulna
2.      Olecranon
3.      Os radius
4.      Radial tuberosity
5.      Trochlear joint

E.   Elbow joint

 Proyeksi Anterior Posterior


        Ukuran kaset :  24 x 30 cm melintang dibagi 2 ( AP dan Lateral )
        FFD : 90 cm
        CR : vertikal tegak lurus kaset
        CP : pertengahan elbow joint
        Posisi pasien :
1.      Pasien supine di atas meja pemeriksaan atau pasien diposisikan berdiri atau duduk di samping
meja pemeriksaan dengan posisi pasien lebih rendah dari meja pemeriksaan sehingga humerus
dan elbow joint pada bidang yang sama (datar).
2.      Atur tangan pasien sehingga tangan pasien dalam posisi supine atau AP dengan tujuan untuk
mencegah adanya rotasi pada tulang lengan bawah.
3.      Atur pertengahan kaset sehingga terletak pada pertengahan elbow joint.
4.      Pastikan selama eksposi tidak ada pergerakan pada pasien.
5.      Jangan lupa untuk memberikan marker r atau l dengan posisi label pada kaset berada di bawah.
6.      Tempatkan karet timbal atau apron pada daerah pelvis pasien untuk mencegah radiasi hambur
yang mengenai pasien dan untuk kepentingan proteksi radiasi untuk pasien.
 Kriteria gambar :
-          Terbukanya elbow joint
-          Caput radii, collum radii, dan tuberositas radii sedikit superposisi dengan bagian proximal Os
ulna
-          Tidak tampak rotasi atau pergerakan pada epicondylus humeri
-          Tampak soft tissue dan bony trabeculation.

Keterangan gambar :
1.      Radius
2.      Radial tuberosity
3.      Lateral epicondyle
4.      Humerus
5.      Ulna
6.      Medial epicondyle
7.      Olecranon process of ulna

  Proyeksi Lateral
         Ukuran kaset :  24 x 30 cm melintang dibagi 2 ( AP dan Lateral )
         FFD : 90 cm
         CR : vertikal tegak lurus kaset
         CP : pertengahan elbow joint
         Posisi pasien :
1.      Pasien supine di atas meja pemeriksaan atau pasien diposisikan berdiri atau duduk di samping
meja pemeriksaan dengan posisi pasien lebih rendah dari meja pemeriksaan sehingga humerus
dan elbow joint pada bidang yang sama (datar).
2.      Posisi awal lengan pasien adalah supine kemudian perlahan-lahan fleksikan elbow joint sebesar
90 derajat dan atur sedemikian rupa supaya humerus dan lengan pasien kontak dengan meja
pemeriksaan.
3.      Atur pertengahan kaset sehingga terletak pada pertengahan elbow joint.
4.      Pastikan posisi elbow joint pasien dalam keadaan true lateral dan selama eksposi tidak terjadi
pergerakan ataupun rotasi pada pasien.
5.      Jangan lupa untuk memberikan marker r atau l dengan posisi label pada kaset berada di bawah.
6.      Tempatkan karet timbal atau apron pada daerah pelvis pasien untuk mencegah radiasi hambur
yang mengenai pasien dan untuk kepentingan proteksi radiasi untuk pasien.

Kriteria gambar :
-          Terbukanya elbow joint
-          Tampak elbow joint dengan posisi 90 derajat
-          Tuberositas radii menghadap anterior
-          Processus olecranon tampak pada gambaran
-          Sebagian caput radius tampak superposisi dengan processus coronoid
-          Tampak superposisi pada epicondylus humeri.
Keterangan gambar :
1. Os humerus
2. Medial supracondylar ridge
3. Coronoid process of the ulna
4. Head of the radius
5. Os radius
6. Olecranon process of the ulna
7. Os ulna

F.    Ossa manus
  Proyeksi Posterior Anterior (PA) atau Dorsopalmar
         Kaset   : kaset yang digunakan adalah kaset ukuran 18×24 cm untuk manus dangan besar rata-
rata atau gunakan kaset ukuran 24×30 cm melintang untuk dua gambaran.

         Posisi pasien :
1.      Untuk posisi pasien dalam pameriksaan radiologi, pasien duduk menyamping pada tepi meja
pemeriksaan.
2.      Atur ketinggian pasien sehingga lengan pasien nyaman di atas meja pemeriksaan.
         Posisi obyek :
1.      Istirahatkan lengan antebrachi pada meja pemeriksaan dan tempatkan manus dengan bagian
palmar di bawah menempel pada kaset.
2.      Letakan MCP joints pada pertengahan kaset, dan atur kaset sejajar antebrachi dan manus.
3.      Rentangkan jari-jari tangan yang diperiksa.
4.      Mintalah pada pasien agar tangannya relaks untuk menghindari gerakan. Cegah pergerakan
yang tidak disengaja dengan menggunakan softbag atau plaster. Sebuah sandbag mungkin
dapat diletakkan diatas distal antebrachi.
5.      Jangan lupa gunakan apron pada pasien untuk melindungi organ sensitife.
6.      Pada saat eksposure, pasien diusahakan menoleh ke sisi yang tidak difoto atau menjauhi arah
sinar.
         FFD : 100cm
         Arah sinar : atur sinar tegak lurus pada kaset pada metacarpophlangeal joint digit III.
         Tampilan struktur : pada PA projection dari carpals, metacarpal, phalang, persendian, distal
radius dan ulna tampak pada radiograf. Gambaran ini juga terdapat pada PA oblique projection
pada digit pertama.

         Kriteria radiograf
Kriteria radiograf yang tampak pada proyeksi ini yaitu :
-          Tidak ada rotasi pada manus ditandai dengan :
  Lekuk pada metakarpal dan phalang sama pada kedua sisi
  Soft tissue pada kedua sisi phalang sama besar
  Jika terfisualisasi kuku di pertengahan pada masing-masing distal phalanges
-          MCP dan interphalangeal joint membuka menandakan manus diletakan rata pada kaset.
-          Jari sedikit memisah ditandai tidak adanya soft tissue yang overlap.
-          Terlihat anatomi distal radius dan ulna.
-          Tampak soft tissue dan trabekula tulang.

  PA Oblique Projection (Lateral Rotasi)


         Kaset : gunakan kaset 18 x 24 cm memanjang atau 24 x 30 cm melintang untuk dua gambar.
.
         Posisi pasien :
1.      Dudukkan pasien di ujung meja radiografi.
2.      Sesuaikan tinggi pasien untuk mengistirahatkan lengan bawah di atas meja.
         Posisi objek :
1.      Istirahatkan lengan bawah pasien pada meja dengan tangan yang pronated dan telapak tangan
yang beristirahat pada kaset.
2.      Atur tangan obliq sehingga MCP joint membentuk suatu penjuru atau sudut kira-kira 45 derajat
dengan kaset.
3.      Gunakan irisan busa dengan sudut 45 derajat untuk mensupport jari-jari dalam posisi yang
diekstensikan untuk mempertunjukkan interphalangeal joint.
4.      Ketika memeriksa tulang telapak tangan (metakarpal), didapatkan PA projection Ossa manus
memutar tangan pasien secara menyamping (secara eksternal) dari posisi yang pronated
sampai ujung jari menyentuh kaset.
5.      Jika tidak memungkinkan untuk memperoleh posisi yang benar dengan semua ujung jari yang
beristirahat (diletakkan) pada kaset. Angkatlah jari telunjuk dan ibu jari pada suatu material
radiolucent. Pengangkatan digunakan untuk membuka jarak persendian dan mengurangi
pemendekan dari phalang.
6.      Untuk pendekatan yang lain. Pusatkan kaset pada MCP joint dan atur garis tengah paralel
dengan poros antebrachi dan manus.
7.      Gunakan apron pada pasien untuk mengurangi radiasi serap.
         FFD : 100 cm
         Arah sinar : tegak lurus kaset pada MCP joint digit III.
         Tampilan struktur : hasil gambar yang dihasilkan pada pa oblique projection adalah jaringan
tulang dan soft tissue manus. Posisi tambahan ini digunakan untuk menyelidiki fraktur dan
kondisi patologis.
Keterangan gambar :
1.      Trapezoid bone
2.      Trapezium bone
3.      Capitate bone
4.      Scaphoid bone
5.      Lunate bone
6.      Hook of the hamate bone
7.      Hamate bone
8.      Triquetral bone
9.      Pisiform bone
         Kriteria evaluasi
Berikut ini anatomi yang tampak pada radiograf :
-          Terjadi sedikit overlap dari mekarpal tiga dan empat serta empat dan lima.
-          Sedikit overlap base dan caput metakarpal.
-          Metakarpal kedua dan ketiga memisah.
-          Interphalangeal joint dan MCP joint membuka.
-          Digit sedikit terpisah dengan tidak overlap atas jaringan lunak mereka.
-          Semua anatomi distal radius dan distal ulna.
-          Tampak jaringan tipis (soft tissue) dan trabecula tulang.

  Proyeksi Lateral (Mediolateral atau Lateromedial)


         Kaset : untuk proyeksi ini gunakan kaset 8 x 24 cm membujur untuk tangan ukuran rata-rata
atau 24 x 30 cm melintang untuk dua gambar.

         Posisi pasien :
1.      Persilahkan pasien duduk di ujung meja radiografi dengan antebrachi menempel dengan meja
dan Ossa manus pada posisi lateral dengan aspek ulnaris di bawah.
2.      Alternatif, tempatkan sisi radial dari pergelangan tangan menempel kaset. Namun, posisi ini
lebih sulit bagi pasien.
3.      Jika siku diangkat, bantulah dengan sandbag.
         Posisi objek :
1.      Ekstensikan digit pasien dan atur digit pertama di sudut kanan palmar.
2.      Tempatkan permukaan palmar tegak lurus terhadap kaset.
3.      Pusat kaset pada MCP joint, dan atur garis tengah sejajar dengan tangan dan lengan bawah.
Permukaan ulnaris letakkan pada menempel meja. Imobilisasi ibu jari mungkin diperlukan.
4.      Atur phalang digit 2-5 superposisi.
5.      Jangan lupa gunakan apron pada pasien untuk melindungi organ sensitif.
         FFD : 100 cm
         Arah sinar : vertikal tegak lurus pada kaset pada MCP joint digit I.
         Tampilan struktur : gambar radiograf ini menunjukkan proyeksi lateral manus dalam keadaan
ekstensi, posisi ini biasa digunakan untuk lokalisasi benda asing dan fraktur metacarpal. Teknik
eksposure tergantung pada benda asing.
         Kriteria evaluasi
Anatomi yang ditunjukan pada proyeksi ini:
-          Ossa manus dalam posisi true lateral ditunjukan dengan
  Phalang superposisi kecuali ibu jari
  Superposisi metakarpal
  Superposisidistal radius dan ulna
-          Ekstensi  digit
-          Ibu jari bebas dari gerakan dan superimposisi
-          Terlihat anatomi distal radius dan ulna
-          Setiap garis tepi tulang superimposisi bayangan dengan metakarpal lain.

  Proyeksi AP Perbandingan (Norgaard Metode)


Metode norgaard. Kadang-kadang disebut sebagai ball-catcher position, posisi ini
membantu dalam mendeteksi perubahan radiologis awal yang dibutuhkan diagnosis rheumatoid
arthritis. Norgaard melaporkan mungkin sering untuk pembuatan diagnosis dini dari rheumatoid
artritis dengan menggunakan posisi ini sebelum tes laboratorium yang positif. Dia juga
menetapkan bahwa intensifying screen memiliki butiran sangat halus akan digunakan untuk
menunjukkan resolusi tinggi. Low kilovoltage (60 sampai 65) dianjurkan untuk mendapatkan
kontras yang diperlukan.
         Kaset : untuk proyeksi ini gunakan kaset 24 x 30 cm membujur.
         Posisi pasien    : pasien duduk di ujung meja radiografi. Norgaard merekomendasikan bahwa
kedua tangan akan diradiografi di posisi setengah supinate untuk perbandingan.
         Posisi objek :
1.      Tempatkan kedua telapak tangan bersama-sama. Pusatkan Mcp joint pada aspek medial pada
kedua tangan pada kaset. Kedua tangan harus dalam posisi lateral.
2.      Tempat dua spons radiolusen 45 derajat terhadap aspek posterior dari masing-masing tangan.
3.      Rotasi tangan pasien untuk posisi halfsupinate sampai permukaan dorsal setiap tangan
bertumpu pada spons 45 derajat.
4.      Ekstensikan jari-jari pasien, dan sedikit abduksikan ibu jari untuk menghindari superimposisi.
5.      Metode asli dari posisi tangan sering diubah. Pasien diposisikan mirip dengan metode yang
diterangkan kecuali jari-jari tidak ekstensi. Sebaliknya jari-jari seolah-olah menggenggam
seperti akan menangkap bola. Informasi diagnostik ini ditunjukkan dengan posisi sendiri.
6.      Gunakan apron pada pasien untuk melindungi organ sensitife.
         FFD : 100 cm
         Arah sinar : tegak lurus ke titik tengah antara kedua tangan selevel MCP joint untuk salah satu
dari dua posisi pasien.
         Tampilan struktur : hasil gambaran menunjukkan proyeksi AP 45 derajat obliq dari kedua
tangan. Radiologi awal mengalami perubahan signifikan dalam membuat diagnosis arthritis
rheumathoid, simetris, sangat rendah, garis luar tulang tidak jelas sesuai dengan penempatan
dari sendi kapsul dorsoradial di ujung proksimal falang pertama dari empat jari. Selain itu,
demineralisasi terkait struktur tulang selalu hadir di daerah tersebut langsung di bawah cacat
kontur.

         Kriteria evaluasi
Berikut ini hasil yang tampak pada radiograf
-          Tampak kedua tangan dari daerah karpal ke ujung digit.
-          Kaput metakarpal bebas dari superimposisi.
-          Penggunaan tingkat kepadatan di atas kaput metakarpal.

Anda mungkin juga menyukai