Anda di halaman 1dari 15

Teknik Pemeriksaan TMJ

1. Proyeksi AP Axial
a. Persiapan alat dan bahan :
1. Film dan kaset 18 x 24 cm
2. Pesawat sinar X
3. Marker
4. Alat fiksasi
5. Shielding
b. Persiapan pasien : Pasien terbebas dari benda logam
c. Posisi pasien : Posisikan pasien diposisi supine atau erect
d. Posisi object :
1. Tempatkan pertengahan kaset pada MSP (Mid Sagital Plane).
2. Letakkan lengan diposisi nyaman
3. Atur bahu agar posisinya sama
4. Atur kepala maka MSP sejajar dengan film
5. Fleksikan leher agar orbitomeatal line tegak lurus dengan film
e. CR : Arahkan sinar ke caudal dengan sudut 35
f. CP : 3 inci atau 7,5 cm diatas nasion
g. FFD :100 cm
h. Kriteria gambar :
1. kepala tidak mengalami rotasi.
2. tampak gambaran axial dari procesus condyloid dan mandibula
fossae.
3. condilus dan TMJ terlihat pada pemeriksaan open mouth.
4. terjadi sedikit superposisi oleh condilus pada pemeriksaan closed
mouth.

i. Hasil Foto AP Axial

2. Proyeksi Inferosuperior Transfacial


a. Persiapan alat dan bahan :
1. Film dan kaset 18 x 24 cm
2. Pesawat sinar X
3. Marker
4. Alat fiksasi
5. Shielding
b. Persiapan pasien : Pasien terbebas dari benda logam
c. Posisi pasien :
1. Posisi semi prone khusus digunakan pada pasien yang tidak
dapat berbaring dengan posisi prone.
2. Apabila pasien berdiri, pasien dapat lebih nyaman dengan posisi
PA oblique.
d. Posisi object :
1. Atur kepala pasien agar true lateral. Letakkan sisi yang diperiksa
menempel pada kaset.
2. Akan terjadi sedikit tilt, jadi interpupilary line membentuk sudut
10-15 dari posisi tegak lurus.
3. Kepala juga akan mengalami putaran dari posisi lateral, jadi MSP
membentuk sudut 15 terhadap bidang kaset.
4. Hal ini mencegah superposisi daerah yang akan difoto dengan
vertebra cervicalis.
5. Ekspose yang pertama dilakukan dengan mulut tertutup.
Kemudian ganti kaset dan lakukan eksposi kedua dengan mulut
terbuka.
6. Tahan napas saat diekspos.
e. CR : Arahkan sinar ke chepalad dengan sudut 30
f. CP : Pada pertengahan kaset. Maksudnya sinar yang diarahkan ke
inferior mandibula yang jauh dari film dan melalui atau menuju TMJ
yang menempel pada kaset.

g. FFD : 100 cm
h. Kriteria gambar :
1. Tampak gambaran lateral oblique dari TMJ pada posisi open
mouth dan closed mouth.
2. Mandibula pada sisi yang tidak menepel pada kaset tidak
mengalami overlapping dengan daerah TMJ.
3. TMJ bebas dari superposisi dengan vertebra cervicalis.
4. Pada pemeriksaan closed mouth, condyle akan terletak pada
mandibular fossa
5. Pada pemeriksaan open mouth, condyle akan terletak pada
articular tubercle apabila pasien membuka mulutnya dengan
lebar.

i. Hasil Foto Inferosuperior Transfacial

Teknik Pemeriksaan Radiografi Abdomen 3


posisi
a.Proyeksi AP (Anteroposterior)
Persiapan pasien:
Lepas dan singkirkan benda-benda metal yang berada di daerah
ekpose yang dapat mengganggu gambaran radiograf.
Kaset
: Ukuran kaset yang digunakan adalah kaset dengan
ukuran 3040 cm
Posisi Pasien

Pasien tiduran / supine di meja pemeriksaan dengan MSP tubuh diatur


agar berada pada garis tengah meja.
Posisi Obyek :
Kedua kaki lurus dan beri pengganjal di bawah knee. Kedua tangan
diletakkan di samping badan. Atur dan pastikan Abdomen true AP
(tidak ada rotasi pada abdomen). Atur batas atas kaset setinggi
Processus xipoideus dan batas bawah kaset setinggi simpisis pubis.
Central Ray

:Sinar siarahkan tegak lurus kaset

Central Point :Atur titik bidik pada umbilikus atau setinggi vertebra
lumbal 3-4.
FFD

: 100 cm

Ekspose

: Dilakukan disaat pasien ekspirasi dan tahan nafas

Kriteria Radiograf

Tampak kontur liver (hati), ginjal, dan keadaan dalam abdomen,


tampak sedikit costae dan prosesus spinosus, columna vertebrae
pada satu garis lurus

Jika pasien tidak mengalami rotasi maka tampak prosesus


spinosus pada pertengahan vertebrae lumbal, kedua SIAS
terlihat simetris, os iliaca simetris. Selain itu, pada radiograf juga
menunjukkan gambar soft tissue seperti lapisan pro peritoneal
fat, muskulus psoas dan diafragma.

b. Proyeksi AP (Antroposterior) Setengah Duduk


Persiapan pasien:
Lepas dan singkirkan benda-benda metal yang berada di daerah
ekpose yang dapat mengganggu gambaran radiograf.
Kaset

: Kaset yang digunakan adalah kaset ukuran 3040 cm

Posisi Pasien : Pasien diposisikan setengah duduk dengan memberi


bantalan dibawah bahu pasien atau dengan mengatur kemiringan
meja pemeriksaan. Atur MSP tubuh berada pada pertengahan kaset.
Posisi Obyek :Letakkan kedua lengan berada di samping tubuh dan
usahakan tidak ada rotasi pada shoulder dan pelvis agar posisi
abdomen tidak ada rotasi.
Central Ray

: Atur arah sinar agar tegak lurus terhadap kaset.

Central Point :Pusat sinar pada 2 inchi di atas krista iliaka.


Usahakan diafragma tidak terpotong.

FFD

: 100 cm.

Ekpose

: Lakukan saat inspirasi penuh dan tahan napas.

Kriteria Radiograf:

Tampak kedua diafragma dan bagian bawah abdomen


Tampak udara bebas di hemidiafragma kanan
Gaster terisi udara dan terdapat air fluid level pada fundus

c. Proyeksi LLD (Left Lateral Decubitus)


Kaset
:Ukuran kaset yang digunakan adalah kaset dengan
ukuran 3040 cm
Persiapan pasien:Lepas dan singkirkan benda-benda metal yang
berada di daerah ekpose yang dapat mengganggu gambaran
radiograf.
Posisi Pasien

Posisikan pasien agar tidur miring (recumbent) pada sisi kiri, kepala
diberi bantal untuk kenyamanan pasien. Atur MSP tubuh sejajar
dengan
kaset.

Posisi Obyek :

Atur kedua knee fleksi maksimal untuk fiksasi dan letakkan kedua
lengan di atas adtau di samping kepala.pastikan tidak ada rotasi pada
pelvis atau shoulder. Letakkan kaset di belakang, menempel pada
punggung pasien dan harus mencakup bagian atas abdomen
(diafragma).
Central Ray

:Atur arah sinar horisontal tegak lurus terhadap kaset.

Central Point :Atur pusat sinar di tengah kaset pada 2 inchi di atas
krista iliaka.
FFD

: 100 cm.

Ekpose

: Lakukan saat inspirasi penuh dan tahan napas.

NB
: Luas lapangan penyinaran tidak boleh memotong
bagian atas abdomen.
Kriteria Radiograf:

Tampak bayangan daerah abdomen (liver, ginjal, hati) dan air


fluid level, tampak diafragma, tampak udara bebas pada
abdomen.

TUJUAN:

Abdomen AP : memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi


pada kolon yang disebabkan karena massa atau gas pada kolon
itu.
Abdomen setengan duduk : untuk menampakkan udara bebas
dibawah diafragma.
Abdomen LLD : untuk memperlihatkan air fluid level atau udara
bebas yang mungkin terjadi akibar perforasi kolon.

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis


thoracalis
Dalam Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis thoracalis terdapat 2
proyeksi yaitu AP dan LATERAL
1. Proyeksi AP
film : 30 x 40 cm

POSISI PASIEN :
- pasien dalam keadaan supine diatas meja pemeriksaan atau pasien
dalam kondisi erect dengan tubuh menempel pada vertical grid device
- jika pasien supine maka letakkan kepala diatas meja pemeriksaan
atau di atas bantal tipis untuk mencegah penambahan dorsal kyphosis
POSISI OBJEK :
- pertengahan MSP tubuh pada midline grid
- letakkan kedua tangan pasien disamping tubuh dan atur kedua
shoulder dalam bidang horizontal yang sama
- jika pasien supine, fleksikan hips dan kness secukupnya sehingga
bagian belakang kontak dengan meja dan juga untuk mengurangi
dorsal kyphosis
- atur kedua kaki posisi vertikal dan imobilisasi dengan menggunakan
sandbags
- jika pasien berdiri, maka berat badan harus terdistribusi sama pada
kedua kaki, jika kedua kaki tidak sama panjang maka kaki yang pendek
harus di ganjal supaya untuk mengimbangi kaki yang satunya
- pertengahan film pada vertebrae thoracal ke 7 sekitar 3 - 4 inchs
distal dari jugular
- lindungi gonad pasien
- dengan memperhatikan proteksi radiasi, atur kolimasi sesuai objek
yang akan di periksa
- saat eksposi pasien diberi instruksi untuk tahan nafas setelah tarik
nafas dalam untuk mengurangi pergerakan atau pasien tarik nafas
secara perlahan selama eksposi sehingga
paru-paru kabur.
- gunakan selalu heel effect untuk menambah densitas yang merata
dengan posisi katoda mengarah ke kaki sehingga persentase radiasi
yang besar menembus sisi yang tebal yaitu thorax
Central Point : pada vertebrae thoracal ke 7

Central Point : tegal lurus terhadapat kaset


KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas ke 12 vertebrae thoracalis
- tampak adanya kolimasi (pembatasan luas lapangan penyinaran)
- processus spinosus pada pertengahan pasien
- vertebrae thoracalis ke 7 pada pertengahan film
2. PROYEKSI LATERAL
film : 30 x 40 cm
POSISI PASIEN :
- pasien diposisikan supine atau berdiri dengan posisi true lateral
- jika memungkinkan posisinya lateral kiri agar sisi jantung dekat
dengan film sehingga overlapping dengan vertebrae
- pasien menggunkan baju pasien dengan tali nya berada di bagian
belakang, sehingga mudah untuk mengecek posisi pasien
- jika posisi pasien tiduran, maka letakkan bantal kecil dibawah kepala
pasien dan atur MCP nya tegak lurus dengan meja pemeriksaan
POSISI OBJEK :
- fleksikan hips dan knees sehingga nyaman
- letakkan pengganjal dibawah knee dan letakkan sanbag diantara
kedua knee
- atur kedua arm, sehingga columna memanjang dan tubuh true lateral
- pertengahan film pada vertebrae thoracal ke 7 sekitar 3 - 4 inchs
distal dari jugular
- lindungi gonad pasien
- dengan memperhatikan proteksi radiasi, atur kolimasi sesuai objek
yang akan di periksa
- saat eksposi pasien diberi instruksi untuk tahan nafas setelah tarik
nafas dalam untuk mengurangi pergerakan atau pasien tarik nafas
secara perlahan selama eksposi sehingga paru-paru kabur.
- gunakan selalu heel effect untuk menambah densitas yang merata
dengan posisi katoda mengarah ke kaki sehingga persentase radiasi
yang besar menembus sisi yang tebal yaitu thorax
Central Point : pada vertebrae thoracal ke 7
Central Point : tegal lurus terhadapat kaset
KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas gambaran thoracal LATERAL yang menembus ribs dan
paru-paru
- tampak ke 12 vertebrae thoracal, karena bagian atas vertebrae
thoracal biasanya tergambar kurang jelas maka film bisa di geser ke
bawah sehingga L1 dan L2 tergambar

- tampak kolimasi untuk mengurangi radiasi hambur terhadap pasien


maupun terhadapat film.

PENGERTIAN PEMERIKSAAN BNO IVP


Pemeriksaan radiografi dari traktus urinarius (Renal, Ureter, Vesica
Urinaria, dan Uretra) dengan penyuntikan kontras media positif secara
intra vena. Tujuan pemeriksaan untuk menggambarkan anatomi dari
pelvis renalis dan sistem calyses serta seluruh tractus urinarius dengan
penyuntikan kontras media positif secara intra vena. Pemeriksaan ini
dapat diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras
tersebut
Persiapan alat dan bahan
1. Peralatan Steril

Wings Needle No. 21 G (1 buah)

Spuit 20 cc ( 2 buah )

Kapas alcohol atau wipes

Tourniquet

2. Peralatan Un-Steril

Plester

Marker R atau L

Media Kontras ( Iopamario atau Omnipaque )

Obat - obatan emergency

Persiapan Pasien
1. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien harus banyak makan
makanan yang tidak beserat, misalnya bubur kecap .
2. Makan terakhir jam 19.00
3. Minum obat pencahar jam 20.00, misalnya garam inggris
sebanyak 30 gram atau dulcolax tablet sebanyak 6 tablet dan
pagi-pagi diberi dulcolax supposituria (per anal)
4. Boleh minum air putih sampai jam 23.00
5. Puasa sampai dilakukan pemeriksaan radiografi
6. Tidak boleh banyak bicara dan merokok.

Prosedur Pemeriksaan
Bila pasien telah menjalani persiapan dan telah diketahui kandungan
ureum dan kreatinin dalam darah, dilakukan foto pendahuluan
abdomen dengan posisi AP, menggunakan film 30 x 40 cm.
Cek foto pendahuluan, bila persiapan bagus bahan kontras disuntikkan
secara intra vena , pasien dalam keadaan supine.

Foto BNO Polos

Prosedur Pemeriksaan
Bila

pasien

sudah

menjalani

puasa

sebagai

langkah

persiapannya, pasien harus menjalani pemeriksaan kadar ureum


creatinin dalam tubuhnya. Setelah itu dibuat foto pendahuluan dengan
ukuran film 30 x 40 cm mencakup seluruh abdomen dengan posisi AP.
Foto pendahuluan ini untuk mengecek persiapan pasien dan untuk
evaluasi keseluruhan abdomen, mengetahui keadaan ginjal pasien dan
menentukan faktor eksposi selanjutnya.

Bahan Kontras disuntikan secara intra vena. Pasien dalam posisi


Supine.
Volume Bahan kontras sebagai berikut :
Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana
jumlahnya

disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg

berat badan.
Untuk anak anak kira kira 2 ml per kg berat badan
Bila ada dugaan kegagalan ginjal ,dosis 4 ml per kg berat badan.
Pengambilan Gambar Radiografi
1. Foto menit ke - 5 setelah dimasukan bahan kontras.
Dilakukan foto pada 5 menit pertama dengan area jangkauan pada
pertengahan proc. xiphoideus dan umbilikus. Foto ini untuk melihat
perjalanan kontras mengisi sistem calyces pada ginjal. Memakai
ukuran kaset 24 x 30 cm dengan posisi AP sama seperti foto Abdomen
dan CR nya vertikal Kompresi Ureter dilakukan dengan tujuan untuk
menahan kontras media tetap berada pada sistem pelvi calyces dan
bagian ureter proximal. Kompresi ureter diketatkan setelah dilakukan
pengambilan foto menit ke-5.
2. Foto menit ke - 10 bila pada foto menit ke-5 kurang baik
Bila pengambilan gambar pada pelvicalyces di menit ke lima kurang
baik ,foto diambil kembali pada menit ke 10 dengan zonografi untuk
memperjelas bayangan. Menggunakan kaset 24 x 30 cm mencakup
gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras
dengan posisi AP sama seperti foto abdomen, pertengahan (CP) di
antara prc xiphoideus dengan umbilikus dan CR vertikal.
3. Foto menit ke 30
Setelah menit ke 30 kompresi dibuka dan di ambil gambar dengan
menggunakkan kaset ukuran 30 x 40 cm. Di beberapa Rumah Sakit

setelah menit ke 30 diharuskan meminum air yang banyak. Foto ini


digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal mensekresikan
bahan kontras, tapi di beberapa Rumah Sakit tidak. dengan posisi AP
sama seperti foto abdomen dan CR nya vertikal
4. Foto menit ke 60
Setelah masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset 30 x 40
cm. Setelah hasil rontgen dikonsultasikan pada radiolog dan
dinyatakan normal maka pasien diharuskkan mixi kemudian di foto
kembali. Jika radiolog menyatakan ada gangguan biasanya dilakukan
foto 2 jam. dengan posisi AP sama seperti foto abdomen dan CR nya
vertikal.
5. Foto Post Void
Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect
untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder.
Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan
ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri. dengan posisi AP
sama seperti foto abdomen dan CR nya vertikal.

Contoh gambaran Radiografi pemeriksaan BNO IVP


Foto menit ke - 5

Foto Menit ke - 10

Foto menit ke - 30

Foto menit ke - 60

Foto Post Void

CATATAN
Menggunakan kontras yang non ionik dan menyiapkan
premedikasi.
Sebelum memasukan bahan kontras, melakukan skin test.
Bila persiapan kurang baik, pasien di sarankan agar buang air
besar.

Definisi CT - Scan
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang
kuat antara suatu kelainan.
TUJUAN
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik
scanning/pemeriksaan tanpa radioisotop

Anda mungkin juga menyukai