Anda di halaman 1dari 9

MATERI PRAKTIKUM PENCITRAAN ABDOMEN DAN PELVIS

1. Teknik radiograf Abdomen 3 posisi


Proyeksi AP
 Persiapan pasien = Pasien dianjurkan untuk membuka baju hanya di sekitar perut saja
 PP (Posisi pasien) = Pasien dalam posisi Supine atau tidur terlentang
 PO (Posisi Objek) = Pusatkan MSP (Mid Sagital Plane) pada meja pemeriksaan dan pelvis
usahakan tidak terjadi rotasi (Terlihat dari kedua SIAS berjarak sama dikedua sisinya)
 Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal
 CR = Tegak lurus Vertikal
 CP = Pada umbilikus (Pusar) sekitar 3jari di atas Crista iliaca atau setinggi L4
 Luas lapangan kolimasi = Batas atas T11 dan T12 harus tampak dan batas bawah sympisis
pubis harus tampak
 FFD = 100cm
 Marker = R/L Orientasi AP
 Memakai Lysolm/Grid
 Intruksi ekposi = Tarik napas,,,,,keluarkan nafas,,,,Tahan napas.
 Kriteria gambaran : T11,T12 tampak, Columna Vertebrae, Sympisis pubis, Crista iliaca,
Ischium,Ileum, Vertebrae Lumbal, dan Fisika urinaria.
 Proyeksi AP : Memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi pada kolon yang disebabkan
karena massa atau gas pada colon itu.
 Faktor Eksposi : kv:70-75 mas 10-11

Proyeksi Setengah Duduk


 PP (Posisi pasien) = Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane)
tubuh sejajar dengan kaset, kedua tangan lurus disamping tubuh.
 PO (Posisi Objek) = Kaset berada di belakang tubuh pasien, aturlah batas atas procxypoid
dan batas bawah sympisis pubis, pelvis dan shoulder tidak mengalami rotasi.
 Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal
 CR = caudal 45 derajat
 CP = pada umbilikus (Pusar) atau 3jari di atas crista iliaca atau 5-7 cm diatas crista iliaca
 FFD = 100 cm
 Luas lapangan kolimasi = Batas atas T11,T12 dan Batas bawah Sympisis pubis.
 Marker = R/L Orientasi AP
 Memakai Lysolm/grid
 Intruksi ekposi = Tarik nafas,,,,Keluarkan nafas,,,,Tahan nafas.
 Kriteria gambaran : Tampak columa vertebrae, T11 dan T12, Sympisis pubis, Crista iliaca,
Vertebrae Lumbal dan Fisika Urinaria
 Proyeksi AP Setengah duduk :Untuk menampakkan udara bebas di bawah diafragma
 Faktor Eksposi: kv:70-75 mas 10-11
Proyeksi LLD
 Persiapan pasien = Pasien tetap posisi miring (LLD) selama 10 atau 20 menit sebelum
dilakukan eksposi  untuk memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga daerah
permukaan atas rongga peritoneum.
 PP (Posisi Pasien) = Pasien berbaring miring dengan sisi kiri tubuh menempel pada meja
pemeriksaan. kedua lengan ditekuk dengan lutut diletakkan agak ke depan bidang anterior
abdomen.
 PO (Posisi objek) = Kaset dan grid dengan ukuran sesuai kebutuhan dipasang dibelakang
punggung secara vertikal dan diganjal agar posisinya terfiksasi. Pertengahan kaset berada
pada garis yang menghubungkan kedua Crista iliaca. Bidang median sagital (MSP) berada
sejajar dengan meja pemeriksaan dan tegak lurus kaset. Kaset harus mencakup diafragma
 Ukuran kaset = 30x40 cm Horizontal
 CR = Tegak lurus Horizontal
 CP = Pada Umbilikus (Pusar) atau 3jari di atas Krista iliaca/ 5-7 cm diatas crista iliaca
 FFD = 100cm
 Marker = L Orientasi AP
 Proyeksi LLD (Left lateral Decubitus) : Untuk memperlihatkan air fluid level atau udara bebas
yang mungkin terjadi akibat perforasi colon.
 Kenapa Harus LLD tidak RLD ?
Supaya terpisah dengan udara di lambung, pada pasien yang mengalami kebocoran
dinding usus, udara akan berada pada permukaan teratas. Jika dibuat foto RLD, udara
bebas itu akan tampak menyatu/bercampur dengan udara di usus sehingga patologis
sulit dinilai.
 Tujuan pada saat eksposi pasien disuruh menahan nafas setelah ekspirasi penuh ?
 Pada saat menahan nafas pergerakan usus berhenti, diafragma akan naik dan
gambaran abdomen akan jelas.

2. Teknik radiograf pelvis


Proyeksi AP
 Posisi Pasien: Pasien supine diatas meja pemeriksaan
 Posisi Obyek:
a. MSP tubuh pasien berada dipertengahan meja
pemeriksaan/IR
b. Memutar kaki dan tungkai pasien sekitar 15-20 °, agar
femoral neck sejajar dengan IR
c. Immobilize kedua kaki dengan sandbag (bila diperlukan)
d. Pastikan kedua SIAS berjarak sama dengan IR untuk memastikan tidak ada rotasi
pada pelvis
 CR : Tegak lurus dengan pertengahan IR
 CP: 2 inchi (5cm) inferior SIAS dan : 2 inchi (5cm) superior symphsis pubis atau
dipertengahan diantara SIAS dan symphsis pubis
 FFD: 100 cm
 Kaset: 35 x 43 cm
 Proteksi radiasi: Shield gonads
 Respirasi : tahan nafas
 Faktor eksposi :

proyeksi Lateral
 Posisi Pasien: Pasien tidur miring R/L diatas meja pemeriksaan
 Posisi Objek:
a. MCP tubuh pasien berada dipertengahan meja pemeriksaan
b. Memastikan true lateral pada pelvis dengan SIAS
c. Berikan softbag (apabila diperlukan)
 CR: Tegak lurus dengan IR
 CP: 2 inchi superior trochanter pelvis
 Kaset: 35 x 43 cm
 FFD : 100 cm
 Respirasi: tahan nafas
 Faktor eksposi :
3. Teknik Radiograf Hip joint

Proyeksi AP oblik
 Posisi Pasien: Pasien supine diatas meja pemeriksaan
 Posisi Objek:
- MSP tubuh pasien berada dipertengahan IR
- Kedua tangan pasien ditekuk sebagai bantalan pada kepala
- Memastikan tidak ada rotas pada pelvis pasien
- Memfelxikan hip dan knee pasien
- Menginstruksikan posisi pasien frog leg/dengan memfelxikan kaki sekitar 25-45 dan
memastikan pasien dalam keadaan nyaman
 CR: Tegak lurus dengan IR
 CP: 1 inchi superior symphsis pubis
 FFD : 100 cm
 Kaset: 35 x 43 cm
 Faktor eksposi :

Proyeksi Lateral
 Proyeksi ini tidak dipergunkan apabila ada indikasi fraktur daerah pelvis. Proyeksi ini
digunkan untuk menujukan korelasi antara hip joint dan femoral head dengan acetabulum
 Posisi Paisen: Merotasikan femur pada hip joint yang akan diperiksa kearah samping tubuh
pasien. Merotasikan kaki disesuaikan dengan kemampuan pasien.
 Posisi Objek:
a. Mengatur MSP tubuh pasien berada dipertengahan IR
b. Memfelxikan femur pada hip joint yang akan diperiksa
c. Memastikan corpus femur sejajar dengan IR
 CR: Tegak lurus dengan IR
 CP : pertengahan SIAS dan symphsis pubis
 FFD: 100 cm
 Kaset : 24 x 30 cm
 Faktor Eksposi :

Proyeksi Superoinfero Axial


 Posisi Pasien : -Posisikan pasien setengah duduk
 Posisi Objek :
a. Mengatur MSP tubuh pasien berada dipertengahan meja pemeriksaan /IR
b. Flexikan kedua knee pasien agar pasien nyaman
c. Berikan pengganjal pada kedua knee pasien agar tidak membentuk sudut pada
daerah pelivis
d. Mengatur pelvis sehingga jarak anatar kedua SIAS sama dengan meja
pemeriksaan/IR
 CP : Dipertengahan setinggi greater trochanter
 CR : Vertikal tegak lurus
 FFD : 100 cm
 Kaset : 18 x 24 cm
 Faktor Eksposi :

4. Teknik Radiograf Acetabulum


Proyeksi PA Axial Obliq
 Posisi pasien: pasien semiprone diatas meja pemeriksaan
 Posisi Objek:
a. Mengatur MSP tubuh pasien dipertengahan meja pemeriksaan
b. Rotasikan tubuh pasien kearah posterior sebanyak 38 °dari meja pemeriksaan
c. Memflexikan tangan dan knee yang tidak diperiksa agar pasien lebih nyaman saat
akan diperiksa.
 CR : 12 ° Cephalad
 CP : Inferior setinggi tulang coccyx , 2 inchi ke arah lateral dari acetabulum yang
diperiksa
 Kaset : 18 x 24 cm
 Faktor Eksposi :

Proyeksi AP Obliq
 Proyeksi ini biasanya digunakan untuk megidentifikasi adanya farktur pada daerah
acetabulum.
 Posisi Pasien : Semisupine diatas meja pemeriksaan
 Posisi Objek :
a. Memposisikan daerah hip berada dipertengahan IR/meja pemeriksaan
b. Merotasikan tubuh pasien 45°dari meja pemeriksaan. (seperti gambar
disamping)
 CR : Tegak lurus dengan IR
 CP : 2 inchi inferior SIAS
 Kaset
 : 24 x 30 cm
 Faktor eksposi :
5. Teknik Radiograf Sacroiliaca joint
Proyeksi PA
 Pasien prone diatas meja pemeriksaan dengan MSP
tubuh pasien tegak lurus dengan meja pemeriksaan.
 Posterior superior iliac spines harus berjarak sama dari meja pemeriksaan untuk
menghindari adanya rotasi.
 Memflexikan kedua tangan kedepan agar pasien nyaman.
 Kaset: 24 x 30 cm
 CR: 5-15 °Caudad. Penyudutan ditentukan oleh jenis
kelamin. Perempuan penyudutan CR nya lebih besar.

Proyeksi AP
 Position of patient and cassette
a. Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan MSP tubuh pasien berada
dipertengahan meja pemeriksaan
b. Untuk menghindari adanya rotasi, anterior superior iliac spines harus berjarak sama
dari meja pemeriksaan.
c. Berikan softbag pada bagian bahu agar terhindar dari ketidak sejajaran lumbal dengan
meja pemeriksaan.
d. Kedua knee diflexikan dan dapat diganjal dengan busa agar pasien
lebih nyaman.
 CR: 5-15 ° cranial. Penyudutan ditentukan oleh jenis kelamin. Perempuan
penyudutan CR nya lebih besar.
 CP: Dipertengahan setinggi diantara anterior superior iliac spines dan
 superior border of the symphysis pubis.

Proyeksi AP Oblig
 Position of patient and cassette
a. Pasien supine diatas meja pemeriksaan
b. Dari posisi supine, tubuh pasien d rotasikan 5-25 ° menjauhi dari sisi yang
diperiksa
c. Berikan pengganjal pada daerah kaki agar pasien
Nyaman
 CR: Tegak lurus dengan IR
 CP : 2.5 cm kearah medial hingga anterior pada sisi yang terangkat
 Kaset: 24 x 30 cm

6. Teknik Radiograf Ilium


proyeksi

Anda mungkin juga menyukai