Anda di halaman 1dari 5

Praktikum-12 Evaluasi Teknik Radiografi Thorax

24 April 2020
Nama : Nur Amalia
Nim : 1910505003
Kelas : A-1
Kerjakan soal dibawah ini dengan teliti !

1. Seorang pasien datang dengan keadaan tidak sadarkan diri, diduga pasien tersebut
terkena Efusi pleura. Dokter menyarankan untuk melaksanakan pemeriksaan
radiografi Thorax.
a. Proyeksi pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan untuk kasus Efusi pleura ?
Jawaban:
Pada umumnya pada kasus efusi pleura menggunakan proyeksi PA dan lateral
decubitus, namun pada pasien yang tidak sadarkan diri dapat dilakukan proyeksi
AP.
b. Jelaskan Teknis pemeriksaannya meliputi posisi pasien, posisi objek, titik bidik, dan
FFD yang harus diperhatikan pada pemeriksaan ini !
Jawaban:
 Posisi Pasien
- Tidur terlentang di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangan di samping
tubuh
 Posisi Obyek
- MSP tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan / tengah kaset,
batas atas 3-5 cm di atas shoulder joint.
- Jika memungkinkan fleksikan elbow, pronasikankan tangan serta letakkan
kedua tangan pada hips untuk meminimalkan gambaran scapula ke arah
lateral.
- Usahakan shoulder simetris kanan kiri dan inspirasi penuh jika
memungkinkan
 CP
- Menuju Vertebta Thoracal VII
 FFD = 183 cm
c. Bagaimana pengaturan faktor eksposi yang tepat untuk kasus tersebut ?
Jawaban:
Pengaturan faktor eksposi yang tepat yaitu menggunakan 60 – 80 Kv dan 12
– 16 mAS
d. Apabila hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan diagnosa Efusi Pleura, bukti pada
hasil citra apakah yang menunjukkan bahwa diagnosis tersebut benar ?
Jawaban:
Hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan diagnosa Efusi Pleura yaitu:
Pada proyeksi AP terdapat beberapa jenis gambaran berdasarkan dengan
jumlah cairannya, jenisnya yaitu:
- Terdapat gambaran penumpulan yang terjadi di sinus kostofrenikus yang
berarti terdapat cairan > 175cc.
- Terdapat gambaran Ground Glass yang berarti terdapat cairan > 500cc
- Perselubungan pada hemithorax berarti terdapat cairan > 1000cc
2. Jelaskan tujuan dilakukannya pemeriksaan Thorax proyeksi Lateral ! Pada kasus apa
saja proyeksi tersebut dapat digunakan ?
Jawaban:
Untuk melihat kelainan pada paru-paru atau melihat patologi pada sternum, dan
dapat digunakan pada kasus seperti efusi pleura, TB paru dan emfisema.

3. Jelaskan cara pemeriksaan radiografi Thorax pada pasien dewasa yang tidak sadarkan
diri !
Jawaban:
Pada pasien yang tidak sadarkan diri dapat dilakukan pemeriksaan
radiografi thorax dengan proyeksi AP, dengan mengatur posisi pasien supine
di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangan di samping tubuh, serta
memposisikan MSP tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan /
tengah kaset, batas atas 3-5 cm di atas shoulder joint, jika memungkinkan
fleksikan elbow, pronasikankan tangan serta letakkan kedua tangan pada hips
untuk meminimalkan gambaran scapula ke arah lateral, dan usahakan
shoulder simetris kanan kiri dan inspirasi penuh jika memungkinkan. Atur
sinar tegak lurus terhadap film menuju Vertebta Thoracal VII, dan atur factor
eksposi dengan menggunakan 60 – 80 kV dan 12 – 16 mAS. Menggunakan
kaset 35 x 43 cm dan FFD 183 cm serta jangan lupa menggunakan marker R
atau L.

4. Jelaskan pendapatmu, apakah pada pemeriksaan radiografi Thorax perlu


menggunakan Grid ? jika perlu, sertakan alasannya dan jika tidak perlu sertakan pula
penjelasannya !
Jawaban:
Menurut saya perlu karena thorax tebal dan banyak organ di dalamnya. Dengan
menggunakan grid bronkusnya akan terkihat kebih jelas, dan dengan penggunaan grid
dapat menangkap radiasi hambur sehingga dapat mengurangi noise.

5. Seorang bayi yang baru saja lahir di rawat di ruang PICU di sebuah rumah sakit
swasta, dokter memberikan diagnosis bayi tersebut terkena Bronkitis sehingga
menyarankan untuk dilaksanakan pemeriksaan radiografi Thorax. Jelaskan bagaimana
prosedur yang tepat untuk melaksanakan pemeriksaan Thorax pada bayi tersebut !
Jawaban
1) Proyeksi AP
Teknik imobilisasi harus digunakan bila perlu.
 Posisi Pasien
Pasien supine, lengan terentang untuk menghilangkan skapula dari bidang
paru-paru. Kaki diperpanjang untuk mencegah rotasi panggul
Dengan bantuan orang tua (jika orang tua tidak hamil), lakukan hal berikut:
1) Minta orang tua melepas pakaian dada anak.
2) Berikan aprone dan sarung tangan atau perisai kepada orang tua.
3) Tempatkan anak di IR.
4) Orang tua harus mengekstensikan tangan anak di atas kepala dengan
satu tangan, sambil menjaga kepala dimiringkan ke belakang untuk
mencegah superposisi paru-paru bagian atas. Dengan tangan lain, orang
tua memegang kaki bayi setinggi lutut, memberikan tekanan seperlunya
untuk mencegah gerakan.
5) Tempatkan orang tua pada posisi yang tidak menghalangi pandangan
pasien tentang teknologis saat paparan dilakukan.
6) Letakkan sarung tangan timbal atau pelindung timbal di atas tangan
orang tua jika orang tua tidak mengenakan sarung tangan. (Mungkin
lebih mudah untuk berpegangan pada pasien jika tidak mengenakan
sarung tangan timbal.)
 Posisi Objek
- Tempatkan pasien di tengah IR dengan bahu 2 inci (5 cm) di bawah IR.
- Pastikan tidak terjadi rotasi pada bagian thorax
 CR dan CP
CR tegak lurus terhadap IR, berpusat pada bidang midagital pada level
midthorax, yang kira-kira pada garis mammillary (nipple)
 SID dari 50 - 60 inci (128 - 153 cm)
 Faktor Eksposi = 70 sampai 80 kv
 IR = Ukuran dan penempatan IR — ditentukan oleh ukuran pasien (jika
terlentang, letakkan kaset di bawah pasien)
2) Proyeksi lateral
 Posisi Pasien
Teknik imobilisasi harus digunakan bila perlu. •
- Pasien berbaring miring dalam posisi lateral yang sebenarnya (umumnya
lateral kiri) dengan lengan menjulur ke atas kepala untuk mengangkat
lengan dari bidang paru-paru.
- Tekuk lengan pada siku untuk kenyamanan dan stabilitas pasien dengan
kepala diletakkan di antara lengan.
- Jika immobilizer digunakan, posisi pasien tidak berubah dari proyeksi AP.
Ubah tabung sinar-x menjadi proyeksi sinar horizontal. Tempatkan anak
yang tidak bergerak yang berdekatan dengan kaset.
- Jika diperlukan bantuan orang tua, lakukan langkah-langkah berikut:
1. Tempatkan pasien pada IR dalam posisi lateral kiri (kecuali lateral
kanan diindikasikan).
2. Bawa lengan di atas kepala dan pegang dengan satu tangan.
Tempatkan tangan lain di pinggul lateral pasien untuk mencegah anak
dari memutar atau memutar.
3. Tempatkan orang tua pada posisi yang tidak menghalangi pandangan
pasien tentang teknologis sementara paparan dilakukan.
4. Letakkan sarung tangan timbal atau perisai di atas tangan orang tua
jika orang tua tidak mengenakan sarung tangan.
 Posisi Objek
- Tempatkan pasien di tengah IR dengan bahu sekitar 5 cm di bawah IR.
- Seharusnya tidak ada rotasi; memastikan posisi lateral yang benar.
 CR dan CP
- CR tegak lurus terhadap IR yang terpusat ke bidang midcoronal di tingkat
garis mammillary (nipple)
 SID dari 50 - 60 inci (128 - 153 cm)
 Faktor Eksposi = 70 sampai 80 kv
 IR = Ukuran dan penempatan IR — ditentukan oleh ukuran pasien

6. Carilah satu citra radiograf Thorax kemudian berikan kritisi radiograf terhadap citra
tersebut !
Jawaban:

Tampak thorax dalam proyeksi AP


1) ID
Pada radiograf tidak terdapat ID pasien
2) Marker
Terdapat marker pada radiograf, berada pada sisi kanan atas dalam posisi
terbaca
3) Faktor eksposi
Faktor eksposi yang digunakan sudah tepat. Densitas dan kontrasnya sudah
optimal. Ditandai dengan objek tipis dan objek tebal dapat terlihat dengan jelas,
serta perbedaan detail warna dan batas – batas antara struktur tulang (opak),
soft tissue (keabu-abuan) dan udara (lusen) terlihat jelas.
4) Kolimasi
Pengaturan kolimasi sudah tepat. Tidak ada objek yang ingin dievaluasi
terpotong, dan objek sudah berada dipertengahan kaset.
5) Posisi Sinar
CR dan CP-nya sudah tepat ditandai dengan tidak terjadinya distorsi dan objek
sudah berada di pertengahan radiograf
6) Posisi Pasien
Posisi pasien sudah tepat, ditndai dengan tidak adanya rotasi, dan bahu simetris.
7) Anatimi yang tampak
- Trakea
- Spinous process
- Heart
- Costae
- Clavicula
- Right hemidiapragma
- Left hemi diafragma
- Hilium
- Lung

~Selamat Memeriksa~

Anda mungkin juga menyukai