Anda di halaman 1dari 75

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG KARDIOVASKULAR

PEMERIKSAAN FOTO THORAKS

Oleh :
Fajar Prasetyo Winoto, S. Kep., Ners
HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti proses pembelajaran materi ini, peserta mampu


melakukan interpretasi thoraks dengan baik dan benar.
INDIKATOR HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti proses pembelajaran materi ini peserta mampu:

• Mengetahui foto thoraks normal

• Mengetahui kelainan pada foto thoraks


MATERI POKOK

• Mengetahui foto thoraks normal


• Mengetahui kelainan pada foto thoraks
PENGERTIAN

Radiologi adalah bagian dari ilmu kedokeran yang mempelajari

tentang teknologi pencintraan baik menggunakan sinar x,

gelombang magnet, gelombang suara maupun radiofarmaka.


TUJUAN UTAMA

Memindai bagian dalam tubuh (memberikan gambaran yang lebih

informatif dalam membantu menegakkan diagnosa).


PEMERIKSAAN FOTO THORAKS

• Pemeriksaan dengan menggunakan radiasi sinar x ( rontgen ) untuk

memberikan gambaran daerah sekitar rongga paru.

• Melihat paru-paru, jantung, pembuluh darah, tulang area thoraks.


SINAR X
• Radiasi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang sangat pendek

yaitu berkisar antara 0,01 - 10 nanometer dan memiliki frekuensi antara


1.016 - 1.021 Hz. Hal inilah yang menyebabkan Sinar X memiliki daya tembus.

• Daya tembus sinar-X untuk benda yang tidak dapat dilihat langsung oleh

mata manusia.

• Untuk keperluan medis, Sinar X digunakan untuk mengidentifikasi kanker,


penyumbatan pembuluh darah, patah tulang , pencitraan organ dalam, dan sebagainya.
BAHAYA SINAR-X
• Sinar-X memiliki banyak manfaat , namun sinar-X tetaplah radiasi
elektromagnetik yang bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh :
• Berdasarkan publikasi ICRP (International Comissions on Radiological Protection)

Nomor 26

Sifat Efek Stokastik

Sifat Efek Deterministik


LATEN
BAHAYA SINAR-X
Sifat Efek Stokastik Sifat Efek Deterministik

Tidak mengenal dosis ambang Punya dosis ambang

Timbul setelah melalui masa tenang yang Timbul beberapa saat setelah terkena
lama radiasi

Tidak ada penyembuhan spontan Ada penyembuhan spontan

Keparahan tidak tergantung pada dosis Keparahan tergantung dosis radiasi


radiasi
BAHAYA SINAR-X

Efek stokastik Efek deterministik

Kanker Diare
Katarak Mual
Sterilitas ( kemandulan permanen ) Kulit melepuh
CITRA RADIOGRAFI

• Pengertian gambaran yang dihasilkan dari penggunaan sinar x

• Untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik maka dibutuhkan densitas,


kontras, ketajaman dan detail gambar yang baik.
CITRA RADIOGRAFI

• Densitas ~ derajat kehitaman pada hasil film radiografi


CITRA RADIOGRAFI

• Kontras ~ perbedaan derajat kehitaman dan putih akibat

adanya perbedaan daya absorbs objek terhadap sinar x


CITRA RADIOGRAFI

• Ketajaman ~ gambaran radiografi yang mampu memperlihatkan

batas tegas bagian bagian objek yang difoto

• Detail ~ kemampuan untuk memperlihatkan struktur yang terkecil

dari organ yang difoto


KELAINAN YANG DAPAT DIPERIKSA PADA FOTO
THORAKS

1. Masalah Paru

2. Masalah Jantung Yang Berhubungan dengan Paru ~ Adanya edema, efusi pleura dan

lain sebagainya
KELAINAN YANG DAPAT DIPERIKSA PADA FOTO THORAKS

3. Ukuran dan Bentuk Jantung

4. Pembuluh Darah ~ Pembuluh darah aorta, arteri pulmonal dan vena

5. Patah Tulang ~ patah tulang pada tulang rusuk


PERSIAPAN PEMERIKSAAN FOTO THORAKS

• Pasien diminta untuk menanggalkan semua barang yang berada didaerah dada

• Mengganti pakaian yang digunakan dengan pakaian khusus yang sudah


disediakan

• Mendengarkan instruksi yang disampaikan oleh petugas untuk tahan napas dan
tidak bergerak saat saat pemeriksan foto thoraks

• Untuk pasien wanita yang sedang hamil wajib melaporkan kepada petugas
PROYEKSI POSISI PEMERIKSAAN THORAKS

• Teknik Pemeriksaan Thoraks

• Persiapan Alat

• Adapun alat-alat yang perlu dipersiapkan pada

pemeriksaan radiografi thoraks adalah:

(Pesawat sinar-x, Kaset dan film, Marker R atau L,

Baju pasien , Alat processing Film)


AP ( ANTERO- POSTERIOR )

1. Posisi pasien : Pasien berdiri tegak atau tidur membelakangi kaset. Kedua tangan diletakan disamping

badan.

2. Posisi Obyek : Atur Mid Sagital Plane (MSP) tepat ditengah kaset. Pastikan tidak ada rotasi pada thoraks.

Batas atas kaset 4 – 5 cm diatas pundak.

3. Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset dengan arah sinar horizontal.

4. Central Point : Pada vertebrae thorakal ke 7 atau diantara kedua angulus

inferior scapula.

5. FFD : 180 cm.

6. Kolimasi Luas lapangan penyinaran seluas lapangan obyek (thoraks).

7. Ekspose Dilakukan pada saat inspirasi kedua dan tahan nafas


• Tampak kedua lapangan paru pada apex sampai sinus costoprenicus , tampak bayangan udara pada trakea,

tampak hilus jantung, vertebrae thorakalis 1 – 12. Pada saat inspirasi penuh tampak gambaran costae belakang 9 – 10.

Gambar.Posisi foto AP Gbr. Foto AP


PA ( POSTERO – ANTERIOR )

1. Posisi Pasien : pasien berdiri menghadap ke standar kaset. Dagu diletakan pada penopang dagu yang terletak di

tengah batas atas kaset. Kedua telapak tangan endorotasi maksimum dan diletakan diatas crista illiaca. Siku

didorong agar scapula tidak menutupi lapangan paru.

2. Posisi obyek : Atur Mid Sagital Plane (MSP) tepat ditengah kaset. Pastikan tidak ada rotasi pada thoraks. Batas

atas kaset 4-5 cm diatas pundak.

3. Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset dengan arah sinar horizontal.

4. Central Point : Pada vertebrae thorakal ke 7 atau diantara kedua

angulus inferior scapula.

5. FFD : 180 cm.

6. Kolimasi Luas lapangan penyinaran seluas lapangan obyek (thoraks).

7. Ekspose Dilakukan pada saat inspirasi kedua dan tahan nafas


Berapakah batas atas kaset diatas pundak ???
Tampak kedua lapangan paru dari apex sampai sinus costoprenicus, tampak bayangan
udara pada trakea, tampak hilus jantung, tampak cotae, clavicula, vertebrae thorakalis 1 – 12.
Pada saat inspirasi penuh tampak gambaran costae belakang 9 – 10.

Gbr. Posisi Foto PA Gbr. Hasil Foto PA


LATERAL
1. Posisi Pasien : Pasien berdiri dengan sisi kanan atau kiri tubuh menempel kaset. Atur kedua

tangan fleksi dan diletakan diatas kepala.


2. Posisi Obyek : Atur Mid Coronal Plane (MCP) pasien tegak lurus atau tempat ditengah kaset
dan mid sagital plane (MSP) pasien sejajar kaset.
3. Central point : Tegak lurus terhadap kaset dengan arah sinar horizontal.
4. Central point : Setinggi vertebrae thorakal ke 7
5. FFD : 180 cm.
6. Kolimasi Luas lapangan penyinaran seluas obyek dengan batas atas sinar pada vertebrae
prominens.
7. Ekspose Pada saat inspirasi kedua dan tahan nafas.
Tampak apex pulmo dan sinus costoprenicus. Tampak sternum di bagian

anterior. Batas jantung dan diafragma tampak dengan jelas.

Gambar . Proyeksi Lateral dan Hasil Radiograf Lateral


SYARAT LAYAK BACA FOTO THORAKS

• Identitas, Ada Label Nama / Umur / Jenis Kelamin / Tanggal, Marker R Or L

• Os Scapula Tidak Superposisi dengan Thoraks (Posisi PA)

(Tangan Di Punggung daerah pinggang dengan sendi

bahu internal rotasi)

• Densitas Cukup

• Corpus Vertebra Di Belakang Jantung Terlihat Samar

• Vth I-IV Harus Jelas Terlihat, Vertebrae Di Bawahnya Mulai Kabur


INSPIRASI

- Inpirasi dinyatakan cukup jika iga 6 anterior atau iga 10 posterior terlihat

komplit.

- Iga sisi anterior terlihat berbentuk huruf V dan iga posterior terlihat

menyerupai huruf A.
CARA MEMBACA FOTO THORAKS

Ada berbagai macam cara untuk memudahkan interpretasi rontgen thoraks secara

mudah. Salah satu caranya dengan sistem bantuan ABCDEFGHI.


INTERPRETASI FOTO THORAKS
METODE ABCDEFGHI
Sebelum memulai interpretasi. Pastikan nama, tanggal lahir, dan nomor rekam

medis pasien sesuai. Cek juga tanggal dan waktu pengambilan foto thoraks untuk

mencegah membaca hasil foto thoraks yang salah.


A. Assessment of Quality / Airway

• Setelah memastikan foto layak dibaca. Cara

memeriksa airway adalah menyusuri trakea

dari paling atas foto.

• Pastikan trakea berada di midline atau garis

tengah.
B. Bones and Soft Tissue

Setelah memastikan foto layak dibaca, dapat melihat kondisi tulang


apakah ada garis fraktur, metastasis atau tanda-tanda osteoporosis.
Bone frakture
C. Cardiac
Pada cardiac, untuk melihat ukuran
dan bentuk jantung.apakah bentuk
jantung normal dan mengukur nilai
pembesaran jantung . Ukuran
jantung yang normal memiliki nilai
CTR ( Cardiac Thoracic Ratio ) di
bawah 50%.
Cardio Thoracic Ratio (CTR)

Foto Thoraks menjadi salah satu indikator penting untuk


menentukan ukuran dan bentuk jantung. Adanya pembesaran
jantung dapat diukur dengan menggnakan CARDIO THORACIC
RATIO (CTR)
CTR adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengetahui perbandingan
rasio besar jantung dengan ukuran dada. Dengan nilai normal dibawah 50 %
CARA MENGUKUR CARDIO THORACIC RASIO

1. Membuat garis tengah M ( midline ) sejajar dengan tulang spinalis. Garis ini menjadi panduan
untuk mengukur diameter jantung
2. Mengukur panjang dari garis tengah ke sisi kanan terjauh jantung ( Garis A )
3. Mengukur panjang dari garis tengah ke sisi kiri terjauh jantung ( Garis B )
4. Mengukur diameter thoraks ( Garis C )
5. Menghitung CTR dengan menjumlahkan A dan B , kemudian hasil penjumlahan tersebut di
bagi dengan C, kalikan 100 %
6. Nilai CTR dianggap normal jika kurang dari 50 %
D. Diafragma

• Diafragma merupakan pembatas antara

rongga dada dan rongga perut.,letaknya

persis di bawah paru. Diafragma kiri dan

kanan tingginya tidak sama.

• Diafragma kanan lebih tinggi

• Terdapat sudut costophrenic yang

normalnya berbentuk lancip.


E. Effusion

Dinilai dengan melihat sudut costophrenic pada kedua ujung diafragma. Sudut yang normal seharusnya
tajam. Jika ditemukan sudut yang menumpul, bisa dicurigai adanya efusi pleura.
F. Fields of the lung

• Perhatikan bentuk paru. Melihat lapang paru apakah ada massa, ada gambaran yg
mencurigakan.
• Kedua paru seharusnya memiliki warna yang sama , apabila ada warna hitam yg lebih
gelap patut di curigai adanya gambaran gas di dalam paru dan ini menunjukkan adanya
pneumothorak.
• Apa bila ada warna putih pada dasar paru di curigai adanya cairan
• Penyakit yang dapat dilihat pada bagian ini di antaranya adalah pnuemonia, TBC , tumor
paru, edema paru dll
G. Great Vessels

Pada bagian ini, lihat ukuran aorta serta bentuk dari pembuluh darah pulmonary.
H. Hilus

 Bentuk : dapat dikatakan normal jika gambaran vaskular seperti bercabang


 Radiopacity : opasitas dari hilus semakin menipis dan hilang di bagian perifer
 Bandingkan hilus di kanan dan kiri, seharusnya simetris.
I. Impression

Untuk menyimpulkan apa saja kelainan yang ditemukan dari awal sampai akhir maka hal ini
untuk meminimalisir kemungkinan untuk mengatasi hal yang terlewatkan dalam pemeriksaan.
CONTOH SOAL INTERPRETASI
FOTO THORAX
a. Rontgen toraks ini tidak terpasang identitas pasien dan

tanggal pengambilan foto. Marker R pada rontgen ini

terpasang yang menunjukan sisi kanan tubuh pasien serta

posisi pasien saat pengambian foto adalah AP tegak.

Inspirasi pasien kurang dalam. Densitas foto cukup baik dan

rotasi baik dikarenakan jarak antara midklavikula kanan dan

kiri sama

b. Tulang pasien seluruhnya terbilang simetris. Tidak tampak

garis fraktur, lesi di tulang.


c. Ukuran jantung <50% menunjukkan tidak adanya
perbesaran jantung. Tidak tampak kalsifikasi
aorta.

d. Bentuk diafragma baik serta hemidiafragma


kanan lebih tinggi dibanding kiri.

e. Kedua sudut kostofrenikus tajam.

f. Pada kedua lapang paru tidak terdapat infiltrat,


massa. Tidak terdapat penebalan fisura antar tiap
lobus dan tidak terdapat benda asing seperti
NGT ataupun ETT
g. Aorta dan arteri pulmoner pasien baik. Pada

rontgen toraks ini namun tidak tampak gastric

bubble di bawah hemidiafragma kiri

h. Tidak ada pelebaran mediastinum, trakea di

tengah dan tidak tampak deviasi

i. Setelah dicek ulang tidak ditemukan kelaianan

tambahan.
TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

1. Memberikan penjelasan pada pasien apa yang akan dilakukan dan mengapa hal ini
dilakukan.

2. Membantu mengatur saat memposisikan pasien bila di perlukan.

3. Memperhatikan dan menjaga semua alat yang terpasang pada pasien , bila pasien
menggunakan infus , oksigen dan lain agar tidak terlepas.
KESIMPULAN

• Sebelum memulai interpretasi. Pastikan nama, tanggal lahir, dan nomor rekam

medis pasien sesuai. Cek juga tanggal dan waktu pengambilan foto thoraks untuk

mencegah membaca hasil foto thoraks yang salah.

• Cara mudah menginterpretasikan foto thorak menggunakan Interpretasi metode

ABCDEFGHI.
TERIMAKASIH….

Anda mungkin juga menyukai