Anda di halaman 1dari 10

X-RAY THORAKS DAN INTERPRESTASINYA

Tujuan belajar

1. Mahasiswa mampu membaca foto rontgen toraks PA normal


2. Mahasiswa mengerti teknik pembuatan foto rontgen khususnya foto toraks PA dan
Lateral.

Pendahuluan
Suatu penilaian yang tepat dan teliti terhadap foto toraks memerlukan pengetahuan
yang mendalam mengenai anatomi normal toraks. Dalam keadaan normal pun anatomi
seseorang itu mungkin sangat berbeda satu dengan yang lainnya, sedangkan bats-batas antara
yang sehat dan sakit kadang sangat samar. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui apa yang
sakit, terlebih dahulu dimiliki pengetahuan-pengetahuan dasar tentang apa yang masih
termasuk dalam bats-batas normal.

Toraks orang dewasa


Foto toraks pada orang dewasa memperlihatkan tulang-tulang toraks termasuk tulang
rusuk, diafragma, jantung, paru-paru, klavikula, scapula, dan jaringan lunak dinding toraks.
Toraks terbagi dua oleh mediastinum. Disebelah kiri dan kanan mediastinum terdapat
paru-paru yang berisi udara, yang relatif radiolusen (Hitam) bila dibandingkan dengan
mediastinum dinding toraks dan bagisn atas abdomen (relatif radiopak/putih).

Tulang-tulang toraks
Walaupun pemeriksaan rontgenologik dada terutama dimaksudkan untuk menyelidiki
alat-alat intratorakal seperti jantung dan paru-paru, namun semua tulang-tulang kerangka
toraks juga dapat dilihat dengan jelas, sehingga dapat pula diketahui bila terdapat kelainan pada
tulang-tulang tersebut. Tulang-tulang ini termasuk : kedua belah scapula, klavikula, sternum,
vertebra servikal dan torakal, serta iga-iga.
Bentuk toraks mempunyai variasi yang sangat luas pada keadaan normal dan
bergantung pada umur dan habitus seseorang. Sternum biasanya tidak dapat dilihatjelas pada
foto PA (posteroanterior), karena adanya superposisi dengan vertebra torakal, tetapi bagian
pinggir manubrium sering dapat dilihat dengan baik. Untuk melihat sternum, lebih baik dibuat
foto lateral dan foto dengan teknik khusus dari belakang agak miring kedepan tengah.
Iga-iga yng terletak sebelah anterior lebih tinggi disebelah lateral dari pada di sebelah
medial, sehingga iga-iga kiri kanan yang sama nomornya kira-kira membentuk huruf “V”.
Sedangkan iga yang terletak disebelah posterior, sebelah medial lebih tinggi dari pada sebelah
lateral, sehingga iga-iga yang sama nomornya membentuk huruf “A”. Bagian-bagian iga yang
terletak paling anterior dan berhubungan dengan sternum pada orang muda masih merupakan
tulang rawan (kartilago), sehingga tidak terlihat pada foto rontgen. Dengan makin
meningkatnya umur dan pada keadaan-keadaan tertentu, sebagian kartilago akan mengapur,
mengakibatkan bayangan-bayangan dengan densitas tinggi, berbintik secara tidak teratur.
Sela-sela interkostal diberi angka menurut iga disebelah atasnya. Iga-iga yang terletak
dibawah diafragma tidak terlihat jelas, karena lebih tingginya densitas alat-alat abdomen.
Kedua skapula sering menyebabkan superposisi pada dinding toraks bagian atas
sehingga margo vertebralis dan margo inferiornya menutup bagian lateral paru-paru bagian
atas. Superposisi ini dapat dihindarkan dengan mengadakan endorotasi maksimal di persendian
bahu pada waktu foto dibuat.
Pada foto yang dibuat untuk menyelidiki paru, sebagian besar vertebra torakal tidak
dapat dilihat satu persatu karena tertutup oleh bayangan mediastinum yang sangat dens. Untuk
dapat melihat semua vertebra torakal dengan jelas, perlu dibuat foto yang keras dengan daya
tembus yang lebih tinggi, misal pada skoliosis.

Jaringan-jaringan lunak
Jaringan lunak dinding toraks, baik yang terletak disebelah depan maupun dibelakang,
mungkin merupakan bayangan luas yang menyelubungi isi toraks, dan yang terpenting adalah
payudara wanita. Bagian-bagian tubuh ini menyebabkan bayangan-bayangan yang suram, yang
luas dan letaknya bergantung pada besarnya.
Pada laki-laki, khususnya yang berbadan tegap, muskulus pektoralis mayor
mengakibatkan bayangan suram kira-kira dibagian tengah toraks, dimana kiri dan kanan sering
tidak sama besarnya.
Bayangan muskulus sternokleidomastoideus mungkin jelas sekali kelihatan membujur
dari leher di luar toraks sampai ke manubrium sterni; bagian paru yang tidak tertutup oleh
bayangan ini kelihatan amat jelas, radiolusen.
Bayangan lunak lainnya yang mungkin terlihat : papilla mammae, tumor dinding
toraks, benjolan dalam kulit seperti neurofibromatosis, dan corpora aliena : rambut wanita yang
menyebabkan superposisi atas paru-paru (sering disalah artikan sebagai sarang tuberculosis).

Bagian intratorakal
Rongga toraks di isi oleh bangunan-bangunan yang densitasnya satu sama lain sangat
berbeda, yaitu densitas yang tinggi dari jaringan lunak terhadap densitas yang rendah dari
udara, sehingga mudah dilihat. Disebelah bawah rongga toraks dibatasi oleh kedua diafragma;
di bagian tengahnya tampak bayangan padat yang disebabkan oleh mediastinum, jantung,
pembuluh-pembuluh darah besar, apeks paru, trakea dan bronki yang besar. Sebelah kiri dan
kanan bayangan padat tersebut terdapat paru-paru yang berisi udara; bayangannya disebabkan
oleh bangunan-bangunan vascular, limfatik, bronchial dan endothelial, dikelilingi oleh udara.
Penelitian yang seksama terhadap foto rontgen toraks memerlukan pengetahuan yang
mendalam tentang anatomi dan histology paru. Di bagian tengah terlihat bayangan hilus paru,
yang kiri terletak sedikit lebih tinggi dari pada yang kanan. Bayangan hilus ini terutama
dibentuk oleh arteri pulmonalis, tetapi secara anatomis juga terdiri atas vena pulmonalis, bronki
besar dan kelenjar limfe hilus atau peribronkial. Dari akar ini tampak memancar kesegala
jurusan di perifer bayangan-bayangan linier, yang lumennya semakin sempit bila semakin jauh
dari hilus serta semakin dekat ke perifer. Bayangan seperti garis ini terutama dibentuk oleh
arteri pulmonalis, disamping dibentuk pula oleh vena pulmonalis, jaringan dinding-dinding
bronki dan saluran-saluran limfe. Bayangan tersebut sangat jelas dan menonjol di daerah
parakardial kanan dan disebabkan oleh beberapa vena pulmonalis yang besar. Bayangan suram,
yang luas dan letaknya bergantung pada besarnya. Bayangan juga jelas kelihatan di kedua belah
mediastinum, daerah suprahiler, membujur sampai ke puncak paru-paru. Kadang-kadang
pembuluh darah ini kelihatan sebagai bayangan bundar, homogen, agak dens, yaitu bila
pembuluh darah tersebut kelihatan ortograd, karena panjangnya kolom darah yang dilalui oleh
sinar. Sebaliknya bila bronkus yang letaknya ortograd, maka akan kelihatan juga bayangan
bundar, tapi tidak homogen, dengan pusat yang berwarna hitam terang yang disebabkan oleh
udara yang terkandung di dalamnya.

Indikasi Foto Toraks

1. PA (posteroanterior)
 Foto toraks sering digunakan untuk pemeriksaan foto rutin
 Screening TB oleh karena kejadian TB di Indonesia masih tinggi
 Screening pra operasi pada pasien bagian bedah
2. Lateral
 Indikasi rutin
 Melihat kelainan mediastinum
 Melihat kelainan yang tidak jelas pada posisi PA
 Mencari diagnosis yang masih belum tampak pada posisi PA
 Pemotretan jantung
3. AP (anteroposterior)
 Penderita sakit berat, anak kecil dan bayi
 Pada orang yang gemuk/bagian ventral toraks tidak dapat menempel pada film
 Melihat bayangan yang pada posisi PA mengadakan superposisi dengan organ
lain.
4. Top Lordotik
 Melihat kelainan pada puncak paru dan melihat lobus medius paru
5. Oblique
 Melihat kelaianan yang pada pemotretan posisi PA/Lateral masih belum jelas.
6. Lateral Dekubitus
 Melihat cairan dalam cavum pleura yang sedikit jumlahnya, kurang dari 100-
200 cc, atau pada posisi PA belum dapat ditentukan adanya cairan dalam cavum
pleura.

Proyeksi standar :
1. Foto toraks PA
Proyeksi Postero-Anterior (PA) sebagai proyeksi standar yang rutin dilakukan.
Pasien dalam posisi tegak (erect) dengan dinding anterior dada menempel pada kaset
film, Scapula dirotasikan keluar (supaya tidak overlapping dengan lapangan paru)
dengan cara melipat lengan dan tangan menumpu pada pinggang. Arah sinar X dari
posterior ke anterior.
Untuk menghindari pembesaran gambar (magnifikasi), atur jarak tabung sinar-
X dengan pasien sejauh 102 cm (40 inch) -180 cm (72 inch). Beri aba-aba kepada pasien
untuk menarik nafas (inspirasi maksimal) kemudian tahan nafas. Lakukan ekspose.
Film yang telah di ekspose telah memiliki bayangan laten.Selanjutnya dip roses di
kamar gelap (dicuci) yang dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis.
Teknik pencucian secara manual :
 Film dicelupkan kedalam larutan developer beberapa saat
 Kemudian di bilas dengan air
 Lalu masukkan ke dalam larutan fixer
 Bilas kembali dengan air
 Keringkan
Setelah proses dikamar gelap, dokter ahli radiologi akan melakukan ekspertisi.
2. Foto torak Lateral

Proyeksi Lateral di perlukan untuk menambah informasi tentang lokasi, ukuran


dan morfologi atau bentuk terhadap suatu lesi (kelainan) yang tampak pada proyeksi
PA.

Apabila klinisi tidak menuliskan posisi lateral mana yang diminta, maka foto di
buat dalam posisi lateral kiri. Prinsipnya adalah objek (organ) yang letaknya mendekati
film akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Pemeriksaan foto toraks selain untuk
menilai paru juga menilai jantung dan sebagian besar jantung letaknya lebih kearah kiri.

Foto di buat dalam keadaan tegak (erect), jarak tabung sinar-X ke objek (pasien)
1,02-1.8 meter, inspirasi maksimal, arah sinar-X dari lateral kanan menuju ke kiri
pasien, dinding toraks lateral kiri menempel pada kaset film.

Ekspertisi

Laporan tertulis yang di buat oleh ahli radiologi terhadap keadaan foto/pemeriksaan
radiologi yang memuat deskripsi kelainan-kelainan yang ada, kemudian disimpulkan
(diagnosa).

Langkah-langkah membaca foto toraks

Membaca foto mulai dari jaringan lunak dipinggir kemudian skeletal apakah ada kelainan (cara
internasional) atau dari tengah ke pinggir (cara RSHS).

1. Data Umum
Teliti nama, umur, jenis kelamin dan tanggal pemeriksaan. Hal ini sangat penting
karena beberapa penyakit sangat berhubungan dengan data-data ini. Perhatikan
keterangan klinis, karena sangat menentukan interprestasi dari foto toraks.

2. Data Teknis
 Perhatikan marker L dan R yang menunjukkan sisi kiri atau kanan pasien. Ini
sangat penting pada keadaan kelainan jantung bawaan.
 Apakah foto sudah simetris? Ujung medial clavicula harus sama jaraknya
dengan garis tengah (midline). Rotasi pasien menyebabkan distorsi bayangan
mediastinum.
 Apakah faktor ekspos yang di berikan sudah tepat? Overexposed menyebabkan
kehitaman film dan underexposed menyebabkan bayangan overlapping
struktur. Kondisi suatu foto toraks di katakan baik apabila corpus vertebra
thoracal hanya terlihat jelas sampai T4 –T5, sebelum percabangan trachea.
Vertebra thoracal VI (T6) ke bawah terlihat samar.
 Apakah foto sudah di buat dalam keadaan inspirasi penuh ? Midpoint
hemidiafragma kanan harus berada diantara ujung anterior costa 5 dan 7. Foto
yang dibuat dalam keadaan ekspirasi menyebabkan interprestasi yang keliru
terhadap Cardiomegali dan abnormalitas bayangan basal paru.

3. Bagian-bagian foto toraks yang harus diperhatikan


 Trakea, harus terlihat (lusen berarti berisi udara) dan harus di tengah. Lihatlah
apakah ada pendorongan gtrakea. Bifurcatio trakea (carina) normal < 90˚,bila >
90˚ berarti atrium terangkat.
 Bandingkan ICS kiri dan kanan : harus sejajar, apakah ada penyempitan.
Adanya desakan atau tarikan, dapat dicurigai adanya suatu proses patologis.
 Jantung : perhatikan besar, bentuk dan posisi jantung. Ada tidaknya pembesaran
jantung dapat di tentukan dengan rumus :

CTR (Cardio-Thoracis Ratio) = A+B x 100 %


C
Keterangan : A : Bagian terlebar dari jantung kanan ke garis tengah
B : Bagian terlebar dari jantung kiri ke garis tengah
C : Lebar torak terlebar (diatas diafragma)
Pembesaran jantung :
a. Atrium kiri : Pinggang jantung menghilang (tidak terlihat pada posisi
PA, kecuali double contour).
b. Atrium kanan : Batas jantung lebih dari sepertiga klavikula dextra.
c. Ventrikel kiri : Apeks tertanam pada diafragma
d. Ventrikel kanan : Apeks terangkat dan membulat, jantung tear drops :
jantung menggantung, ukuran kecil.
4. Aorta
Apakah melebar/tidak, apakah ada kalsifikasi (opak), ukuran normal aorta 4 cm,
(elogatio aorta : ukuran aorta > 4 cm), jarak antara puncak arcus aorta dengan ujung
medial clavicula < 1 cm, atas kanan jantung di tempati oleh aorta, kalsifikasi aorta :
bayangan radiopak sejajar permukaan aorta.
5. Puncak Menilai kedua sinus costoprenicus (bentuk sinus normal : tajam. Adanya efusi
pleura : sinus akan tampak tumpul. Pada superposisi mammae gambaran sinus dapat
terttutup) dan kedua sinus cardiophrenivus (bentuk sinus normal : tajam. Jika cabang-
cabang sinus tertutup, biasanya disebabkan karena adanya superposisi mammae).
6. Diafragma
normal diafragma kanan lebih tinggi dari kiri. Perbedaannya 2,5 cm. Bila >3 cm :
abnormal.
Bentuk diafragma :
a. Diafragma scalloping (berlobus-lobus)
b. Diafragma Bulging
c. Diafragma Tenting
Scalloping dan Bulging bisa variasi normal atau patologi. Bila tidak normal pada
fibrosis dan atelektasis. Letak Diafragma meninggi : Hepatomegali, asites, parasilis
N. Prenicus.
7. Paru
Terdiri dari udara yang merupakan kontras negatif akan terlihat sebagai bayangan
radiolusen yang berwarna hitam. Bandingkan paru kiri dan kanan.
Batas paru normal :
a. Apeks : puncak paru (atas costae) sampai klavicula (batas bawah).
b. Ata s : klavicula sampai costae II depan.
c. Tengah : Costae II –IV
d. Bawah : Costae IV – Diafragma
Hilus
a. Pada hilus terdapat : pembuluh darah, bronkus dan lymph.
b. KGB : putih besar kadang bulat
c. Pembuluh darah : Arteri pulmonalis akan terlihat, vena pulmonalis
biasanya tidak tampak, bronkus akan tampak berwarna hitam (lusen) dan bulat.
d. Normal hilus paru kiri lebih tinggi dari kanan (beda 1 costae). Biasanya berukuran
1,5 cm.
e. Hilus kasar : corakan banyak, banyak cabang yang jelas dan tegas.
Biasanya normal, terlihat putih-putih
f. Hilus melebar (bila diameternya > diameter trakea). Pada hipertensi pulmonal :
arteri melebar. Pada kranialisasi Vena melebar.
g. Hilus Kabur (tidak terlihat): pada edema paru.
h. Cuffing sign : Bronkus yang terpotong tangensial, biasanya khas pada
bronchitis. Dindingnya irregular dengan warna lusen.
Gerakan Paru = corakan bronkofaskuler
a. Tanda : menyebar dari hilus makin lateral makin kabur. Corakan paru
bertambah bila > 2/3 dari lebar paru pada paru kanan, dan > 1/3 dari lebar paru pada
paru kiri.
7. Scapula, sanggul wanita, logam-logam yang berada dalam kantung baju dsb, tidak
boleh superimposed sehingga menggangu interprestasi.
CHECK LIST SKILL LAB:
PLAIN FOTO (THORAX) : X-RAY EXAM

Skor
No Aspek Penilaian
0 1 2 3
I. DATA UMUM, teliti :
- Nama
- Usia
1 - Jenis kelamin
- Tanggal pemeriksaan
II DATA TEKNIS, mencakup :
Memperhatikan marker L dan R yang menunjukkan sisi kiri dan sisi
2
kanan pasien
Memperhatikan kesimetrisan foto : ujung medial clavicula harus sama
3
jaraknya dengan garis tengah (midline)
Memperhatikan ketepatan factor ekspoe : corpus vertebra thoracal
4 hanya terlihat jelas sampai T4-T5, (sebelum percabangan trachea).
Vertebra thoracal VI (T6) kebawah terlihat samar
Memperlihatkan apakah foto sudah dibuat dalam keadaan inspirasi
5 penuh? (midpoint hemidifragma kanan harus ada diantara ujung
anterior costa 5 dan 7)
6 Scapula berada diluar lapangan paru
III MEMPERHATIKAN BAGIAN FOTO :
Memperhatikan keadaan tulang (scapula, clavicula, vertebrae dan
7 costae) : deformitas +/-, destruksi+/-
Memperhatikan gambaran jaringan lunak (soft tissue) : pembengkakan
8 (swelling +/-), udara +/-
9 Memperhatikan trakea : harus terlihat dan harus ditengah
Memperhatikan ICS kiri dan kanan : sejajar/ tidak, apakah ada
10 penyempitan atau pelebaran
Memperhatikan jantung : perhatikan besar (hitung CTR), bentuk dan
11 posisi jantung
Memperhatikan aorta : apakah melebar +/-, memanjang +/- , apakah
12 ada klasifikasi (opak) +/-
13 Memperhatikan sinus costophrenicus : tajam/ tumpul
14 Memperhatikan sinus cardiophrenicus : tajam/ tumpul
15 Memperhatikan diafragma : bentuk dan letak
Memperhatikan pulmo : gambaran pulmo radio lusen/ radio opak
16 (bandingkan kiri-kanan), batas paru, gambaran hillus, corakan
bronkovaskular +/-
IV MENYIMPULKAN HASIL :
17 normal/ ada kelainan

Keterangan Skor Aceh Besar, ................2017


0. Tidak Dilakukan sama sekali Instruktur,
1. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan > 50 %)
2. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan < 50 %)
3. Dilakukan dengan benar

NILAI : Skor Total X 100 = ....... (..........................................)


51

Anda mungkin juga menyukai