Tujuan Belajar :
∗ Mahasiswa mampu membaca foto rontgen toraks PA normal
∗ Mahasiswa mengerti teknik pembuatan foto rontgen khususnya foto toraks PA
dan Lateral
Pendahuluan
Suatu penilaian yang tepat dan teliti terhadap foto toraks memerlukan pengetahuan
yang mendalam mengenai anatomi normal toraks. Dalam keadaan normal pun
anatomi seseorang itu mungkin sangat berbeda satu dengan yang lainnya, sedangkan
batas-batas antara yang sehat dan sakit kadang sangat samar. Oleh karena itu, untuk
dapat mengetahui apa yang sakit, terlebih dahulu perlu dimiliki pengetahuan-
pengetahuan dasar tentang apa yang masih termasuk dalam batas-batas normal.
Tulang-tulang Toraks
Walaupun pemeriksaan roentgenologik dada terutama dimaksudkan untuk
menyelidiki alat-alat intratorakal seperti jantung dan paru-paru, namun semua tulang-
tulang kerangka toraks juga dapat dilihat dengan jelas, sehingga dapat pula diketahui
bila terdapat kelainan pada tulang-tulang tersebut. Tulang-tulang ini termasuk : kedua
belah skapula, klavikula, sternum, vertebra servikal & torakal, dan iga-iga.
Bentuk toraks mempunyai variasi yang sangat luas pada keadaan normal
dan bergantung pada umur dan habitus seseorang. Sternum biasanya tidak dapat
dilihat jelas pada foto PA (posteroanterior), karena adanya superposisi dengan
veretebra torakal, tetapi bagian pinggir manubrium sering dapat dilihat dengan baik.
Untuk melihat sternum, lebih baik dibuat foto lateral dan foto dengan teknik khusus
dari belakang agak miring kedepan tengah.
Iga-iga yang terletak sebelah anterior lebih tinggi disebelah lateral daripada
disebelah medial, sehingga iga-iga kiri-kanan yang sama nomornya kira-kira
membentuk huruf “V”. Sedangkan iga yang terletak disebelah posterior, sebelah
medial lebih tinggi daripada sebelah lateral, sehingga iga-iga yang sama nomornya
membentuk huruf “A”. Bagian-bagian iga yang terletak paling anterior dan
berhubungan dengan sternum pada orang muda masih merupakan tulang rawan
(kartilago), sehingga tidak terlihat pada foto rontgen. Dengan makin meningkatnya
umur dan pada keadaan-keadaan tertentu, sebagian kartilago akan mengapur,
mengakibatkan bayangan-bayangan dengan densitas tinggi, berbintik secara tidak
teratur.
Sela-sela interkostal diberi angka menurut iga disebelah atasnya. Iga-iga
yang terletak dibawah diaragma tidak terlihat jelas, karena lebih tingginya densitas
alat-alat abdomen.
Kedua skapula sering menyebabkan superposisi pada dinding toraks bagian
atas sehingga margo vertebralis dan margo inferiornya menutup bagian lateral paru-
paru bagian atas. Superposisi ini dapat dihindarkan dengan mengadakan endorotasi
maksimal dipersendian bahu pada waktu foto dibuat.
Pada foto yang dibuat untuk menyelidiki paru, sebagian besar vertebra
torakal tidak dapat dilihat satu persatu karena tertutup oleh bayangan mediastinum
yang sangat dens. Untuk dapat melihat semua vertebra torakal dengan jelas, perlu
dibuat foto yang keras dengan daya tembus yang lebih tinggi, misal pada skoliosis.
Jaringan-jaringan lunak
Jaringan lunak dinding toraks, baik yang terletak di sebelah depan maupun
dibelakang, mungkin merupakan bayangan luas yang menyelubungi isi toraks, dan
yang terpenting adalah payudara wanita. Bagian-bagian tubuh ini menyebabkan
bayangan-bayangan yang suram, yang luas dan letaknya bergantung pada besarnya.
Pada laki-laki, khusunya yang berbadan tegap, muskulus pektoralis mayor
mengakibatkan bayangan suram kira-kira dibagian tengah toraks, dimana kiri dan
kanan sering tidak sama besarnya.
Bayangan muskulus sternokleidomastoideus mungkin jelas sekali kelihatan
membujur dari leher diluar toraks sampai ke manubrium sterni., bagian paru yang
tidak tertutup oleh bayangan ini kelihatan amat jelas : radiolusen.
Bayangan lunak lainnya yang mungkin terlihat : papila mammae, tumor
dinding toraks, benjolan dalam kulit seperti neurofibromatosis, dan corpora aliena ;
rambut wanita yang menyebabkan superposisi atas paru-paru (sering disalah artikan
sebagai sarang tuberkulosis).
Bagian Intratorakal
Rongga toraks diisi oleh bangunan-bangunan yang densitasnya satu sama
lain sangat berbeda, yaitu densitas yang tinggi dari jaringan lunak terhadap densitas
yang rendah dari udara, sehingga mudah dilihat. Disebelah bawah rongga toraks
dibatasi oleh kedua diafragma ; di bagian tengahnya tampak bayangan padat yang
disebabkan oleh mediastinum, jantung, pembuluh-pembuluh darah besar, apeks paru,
trakea dan bronki yang besar. Sebelah kiri dan kanan bayangan padat tersebut
terdapat paru-paru yang berisi udara ; bayangannya disebabkan oleh bangunan-
bangunan vaskular, limfatik, bronkial dan endotelial, dikelilingi oleh udara.
Penelitian yang seksama terhadap suatu foto rontgen toraks memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang anatomi dan histologi paru. Dibagian tengah
terlihat bayangan hilus paru, yang kiri terletak sedikit lebih tinggi daripada yang
kanan. Bayangan hilus ini terutama dibentuk oleh arteri pulmonalis, tetapi secara
anatomis juga terdiri atas vena pulmonalis, bronki besar dan kelenjar limfe hilus atau
peribronkial. Dari akar ini tampak memancar kesegala jurusan diperifer bayangan-
bayangan linier, yang lumennya semakin sempit bila semakin jauh dari hilus serta
semakin dekat ke perifer. Bayangan seperti garis ini terutama dibentuk oleh arteri
pulmonalis, disamping dibentuk pula oleh vena pulmonalis, jaringan dinding-dinding
bronki dan saluran-saluran limfe. Bayangan tersebut sangat jelas dan menonjol di
daerah parakardial kanan dan disebabkan oleh beberapa vena pulmonalis yang besar.
Bayangan suram, yang luas dan letaknya bergantung pada besarnya. Bayangan juga
jelas kelihatan di kedua belah mediastinum, daerah suprahiler, membujur sampai ke
puncak paru-paru. Kadang-kadang pembuluh darah ini kelihatan sebagai bayangan
bundar, homogen, agak dens, yaitu bila pembuluh darah tersebut kelihatan ortograd,
karena panjangnya kolom darah yang dilalui oleh sinar. Sebaliknya bila bronkus
yang letaknya ortograd, maka akan kelihatan juga bayangan bundar, tapi tidak
homogen, dengan pusat yang berwarna hitam terang yang disebabkan oleh udara
yang terkandung didalamnya.
FOTO THORAX PA
Proyeksi Postero-Anterior (PA) sebagai proyeksi standar yang rutin dilakukan.
Pasien dalam posisi tegak (erect) dengan dinding anterior dada menempel pada kaset
filem, scapula dirotasikan keluar (supaya tidak overlapping dengan lapangan paru)
dengan cara melipat lengan dan tangan menumpu pada pinggang.
Arah sinar-X dari posterior ke anterior.
Untuk menghindari pembesaran gambar (magnifikasi), atur jarak tabung sinar-X
dengan pasien sejauh 102 cm (40 inc) – 180 cm (72 inc). Beri aba-aba kepada pasien
untuk menarik napas (inspirasi maksimal) kemudian tahan nafas. Lakukan ekspose.
Film yang telah diekspose telah memiliki bayangan laten. Selanjutnya diproses di
kama gelap (dicuci) yang dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis.
Teknik pencucian secara manual :
• Film dicelupkan ke dalam larutan developer beberapa saat
• kemudian dibilas dengan air
• lalu masukkan ke dalam larutan fixer
• bilas kembali dengan air
• keringkan.
Setelah proses dikamar gelap, dokter ahli radiologi akan melakukan ekspertise.*
Ekspertise : laporan tertulis yang dibuat oleh ahli radiologi terhadap keadaan foto /
pemeriksaan radiologi yang memuat deskripsi kelainan-kelainan yang ada, kemudian
disimpulkan (diagnosa)
Teknik Pengambilan Foto Thoraks
PA
LATERAL
METODE INVESTIGASI DAN INTERPRETASI DARI FOTO THORAX
Berbagai metode pemeriksaan radiologi thorax dapat dilakukan seperti pada tabel
berikut ini:
DATA TEKNIS
1. Perhatikan marker L dan R yang menunjukkan sisi kiri atau kanan pasien. Ini
sangat penting pada keadaan kelainan jantung bawaan.
2. Apakah foto sudah simetris? Ujung medial clavicula harus sama jaraknya
dengan garis tengah (midline). Rotasi pasien menyebabkan distorsi bayangan
mediastinum.
3. Apakah faktor ekspos yang diberikan sudah tepat? Overexposed menyebabkan
kehitaman filem dan underexposed menyebabkan bayangan overlapping
struktur.
Kondisi suatu foto thorax dikatakan baik apabila corpus vertebra thoracal hanya
terlihat jelas sampai T4 – T5, sebelum percabangan trachea. Vertebra thoracal VI
(T6) kebawah terlihat samar.
4. Apakah foto sudah dibuat dalam keadaan inspirasi penuh? Midpoint
hemidifragma kanan harus berada diantara ujung anterior costa 5 dan 7. Foto
yang dibuat dalam keadaan ekspirasi menyebabkan interpretasi yang keliru
terhadap Cardiomegali dan abnormalitas bayangan basal paru
Pembesaran jantung
a. Atrium kiri : pinggang jantung menghilang (tidak terlihat pada posisi PA,
kecuali double contour)
b. Atrium kanan : batas jantung lebih dari sepertiga clavicula dextra
c. Ventrikel kiri : apeks tertanam pada diafragma
d. Ventrikel kanan : apeks terangkat dan membulat
Jantung tear drops : jantung mengantung, ukuran kecil.
4. Aorta : apakah melebar/tidak, apakah ada kalsifikasi (opak), ukuran normal aorta
4 cm, (elogatio aorta : ukuran aorta > 4cm), jarak antara puncak arcus aorta
dengan ujung medial clavicula <1cm, atas kanan jantung ditempati oleh aorta,
kalsifikasi aorta : bayangan radioopak sejajar permukaan aorta.
5. Menilai ke 2 sinus costophrenicus (bentuk sinus normal : tajam. Adanya efusi
pleura : sinus akan tampak tumpul. Pada superposisi mammae, gambaran sinus
dapat tertutup) dan ke 2 sinus cardiophrenicus (bentuk sinus normal : tajam. Jika
cabang-cabang sinus tertutup, biasanya disebabkan karena adanya superposisi
mammae)
6. Diafragma, normal diafragma kanan lebih tinggi dari kiri. Perbedaannya 2,5 cm.
Bila > 3cm : abnormal.Bentuk diafragma :
8. Scapula, sanggul wanita, logam-logam yang berada dalam kantong baju dsb,
tidak boleh superimposed sehingga mengganggu interpretasi.
Baca Foto Lateral
DAFTAR PUSTAKA
I Data umum 0 1 2
1. Nama
2. Usia
3. Jenis Kelamin
4. Tanggal pemeriksaan
II Data teknis
1. Memperhatikan marker L dan R yang menunjukkan sisi kiri
atau kanan pasien
2. Memperhatikan kesimetrisan foto : ujung medial clavicula
harussama jaraknya dengan garis tengah (midline)
3. Membperhatikan ketepatan faktor ekspos : (corpus vetebra
thoracal hanya terlihat jelas sampai T4-T5, sebelum
percabangan trachea, vetebra thoracal VI (T6) kebawah ter-
lihat samar)
4. Memperhatikan apakah foto sudah dibuat dalam keadaan
inspirasi penuh ? (Midpoint hemidifragma kanan harus be-
rada diantara ujung anterior costa 5 dan 7)
5. Memperhatikan marker L dan R yang menunjukkan sisi kiri
atau kanan pasien
6. Memperhatikan kesimetrisan foto : ujung medial clavikula
harussama jaraknya dengan garis tengah (midline
III Memerhatikan bagian foto
1. Memperhatikan keadaan tulang (scapula, clavicula, vertebra,
costae): deformitas, destruksi
2. Memperhatikan gambaran jaringan lunak (soft tissue) : pem-
bengkakan (swelling), udara
3. Memperhatikan trakea : harus terlihat dan harus ditengah
4. Memperhatikan ICS kiri dan kanan : sejajar/tidak, apakah
ada penyempitan
5. Memperhatikan jantung : perhatikan besar, bentuk dan posisi
jantung, hitung CTR
6. Memperhatikan Aorta : apakah melebar/tidak, apakah ada
kalsifikasi (opak)
7. Memperhatikan :
- sinus costophrenicus : tajam/tumpul
- sinus cardiophrenicus : tajam/tumpul
8. Memperhatikan Diafragma ; bentuk dan letak
9. Memperhatikan pulmo : gambaran pulmo radio
lusen/ radioopak (bandingkan kiri-kanan), batas paru,
gambaran hillus, corakan bronkovaskular
IV
Menyimpulkan hasil : normal/ada kelainan