PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan radiologi foto thoraks merupakan pemeriksaan yang sangat
penting. Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dapat dianggap
tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan pasti
sebelum dilakukan pemeriksaan radiologik. Selain itu,berbagai kelainan dini
dalam paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto roentgen sebelum
timbul gejala-gejala klinis. Foto roentgen yang dibuat pada suatu saat tertentu
dapat merupakan dokumen yang abadi dari penyakit seorang penderita, dan setiap
waktu dapat dipergunakan dan diperbandingkan dengan foto yang dibuat pada
saat- saat lain (
Walaupun foto thorax merupakan pemeriksaan sinar x yang lazim
dilakukan, namun juga merupakan foto polos yang sulit di interpretasi. Film yang
dibuat secara acak bila ditemukan kelainan cenderung di analisis menurut
kemungkinan yang dibuat oleh pembacanya, jadi bila pembaca memiliki
kemungkinan interpretasi berbeda akan menghasilkan interpretasi yang berbeda
pula.
Sinar-x merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang
mempunyai Panjang gelombang yang sangat pendek sehingga daoat menembus
benda yang sangat tebal dengan Panjang gelombang berkisar antara 10nm-100pm
dengan jangkuan frekuensi 30pHz-60eHz. Sinar-x umumnya digunakan
mendiagnosa gambar medical dan kristalografi. Besarnya penyerapan oleh bahan
tergantung dari Panjang gelombang sinar-x, susunan objek terdapat pada alur
berkas sinar-x, ketebalan serta kerapatan suatu bahan. Dalam kegiatan medik
sinar-x dapat dimanfaatkan untuk diagnose maupun terapi. Sinar-x yang melewati
udara adalah yang paling seikit diserap sehingga menyebabkan paling hitamnya
radiograf, sedangkan kalsium menyerap Sebagian besar sehingga tulang dan
struktur yang diklasifikasikan lain benar-benar tampak putih. Jaringan lunak
(kevuali lemak) missal viscera padat, otot, darah, daging, dinding usus dan
semuanya mempunyai kapasitas absorbs yang saam sehingga tampak sedikit lebih
1
hitam dari pada jaringan lunak lainnya. Visibilitas struktur dan penyakit
tergantung atas perbedaan absorbs (Akhdi M, 2000)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Foto thoraks atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu
proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang
mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. Foto thoraks
menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk x-ray. Radiasi yang digunakan
pada orang dewasa untuk membentuk radiografi adalah sekitar 0.06 mSv. Foto
thoraks digunakan secara rutin untuk mendiagnosis banyak kondisi yang
melibatkan dinding thoraks, tulang thoraks dan struktur yang berada di dalam
kavitas thoraks termasuk paru- paru, jantung dan saluran-saluran yang besar
(Joarder Dan Crundwell, 2009).
2
C. Anatomi radiologi Thorax Normal
1. Paru-paru
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paru-paru
adalah berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan
dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu,
paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan
paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi
beberapa sub-bagian, terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut
bronchopulmonary segments. Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri
dipisahkan oleh sebuah ruang yang disebut mediastinum (Sherwood,2001).
3
- Lobus inferior kanan (right lower lobe/ RLL)
Paru kiri terdiri dari 2 lobus
- Lobus superior kiri (Left upper lobe/ LUL) dan lingula
- Lobus inferior kiri (Left lower lobe/ LLL)
Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama pleura.
Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis
yaitu selaput tipis yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura parietal
yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura
terdapat rongga yang disebut cavum pleura (Guyton, 2007).
4
Gambar II. Lobus paru kiri radiografi toraks PA dan lateral
2. Jantung
- Batas jantung proyeksi PA
a. Batas jantung di kanan bawah dibentuk oleh atrium kanan. Atrium
kanan bersambung dengan mediastinum superior yang dibentuk oleh v.
cava superior.
b. Batas jantung disisi kiri atas dibentuk oleh arkus aorta yang menonjol di
sebelah kiri kolumna vertebralis. Di bawah arkus aorta ini batas jantung
melengkung ke dalam (konkaf) yang disebut pinggang jantung.
c. Pada pinggang jantung ini, terdapat penonjolan dari arteria pulmonalis.
d. Di bawah penonjolan a. Pulmonalis terdapat aurikel atrium kiri (left
atrial appendage)
5
Gambar II. Radioanatomi jantung proyeksi PA
e. Batas kiri bawah jantung dibentuk oleh ventrikel kiri yang merupakan
lengkungan konveks ke bawah sampai ke sinus kardiofrenikus kiri.
Puncak lengkungan dari ventrikel kiri itu disebut sebagai apex jantung.
f. Aorta desendens tampak samar-samar sebagai garis lurus yang letaknya
para-vertebral kiri dari arkus sampai diafragma.
g. Apeks paru terletak di atas bayangan os clavikula.
h. Lapangan atas paru berada di atas iga 2 anterior, lapangan tengah berada
antara iga 2-4 anterior dan lapangan bawah berada di bawah iga 4
anterior.
Keterangan :
a) Ditarik garis M yang berjalan di tengah-tengah kolumna vertebralis
torakalis.
b) Mengukur Panjang dari garis tengah ke sisi kanan terjauh jantung
(garis A)
c) Mengukur Panjang dari garis tengah ke sisi kiri terjauh jantung
(garis B)
d) Mengukur diameter thorak (garis C)
e) Mengukur CTR dengan menjumlahkan A dan B, lalu hasil
penjumlahan di bagi C, lalu di kali 100%
3. Mediastinum
Mediastinum terdiri dari :
a. Mediastinum superior (dari aperture toracis sampai arcus aorta)
7
b. Mediastnum anterior (daerah antara sternum dengan pericardiumsisi
anterior)
c. Mediastinum media (jantung)
d. Mediastinum posterior (pericardium sisi posterior sampai vertebra
4. Diafragma
Normalnya, diafragma berbentuk konveks sedangkan sudut
kostofrenikus tajam. Bagian tertinggi diafragma terletak setinggi ruang
intercosta anterior ke 5-6, atau di persilangan antara bayangan costae
anterior ke-6 dan costae posterior ke-10. Diafragma kanan biasanya lebih
tinggi 1-2 cm dibandingkan diafragma kiri. Pada keadaan hiperinflasi paru
seperti emfisema, diafragma terletak lebih rendah akibat terdesak oleh
pengembangan paru. Pada keadaan terdapat cairan di rongga pleura, sudut
costofrenikus akan menjadi tumpul.
8
Gambar II. Radioanaomi thorax Normal
9
Gambar II. Foto thorax proyeksi PA
10
3. Top Lordotic
11
5. Foto thorax posisi Obliq
Foto ini dibuat untuk melengkapi foto thoraks PA dan sering
dibutuhkan untuk melihat daerah yang tertutup oleh jantung. Selain itu, foto
ini juga diperlukan untuk membedakan apakah lesi terletak di paru atau di
dinding thoraks. Jantung yang letaknya di depan akan berpindah ke kiri pada
right anterior oblique exposure dan akan berpindah ke kanan pada left
anterior oblique exposure (Repository UNEJ, Diakses 20-05-2021).
6. Lateral decubitus
Foto lateral dekubitus (lateral recumbent) terdiri dari dua macam, yaitu left
lateral decubitus (LLD) dan right lateral decubitus (RLD). Foto ini berguna
12
untuk membuktikan adanya cairan pada rongga pleura atau di dalam bula
terutama bila jumlahnya sangat sedikit (jumlah minimal cairan yang dapat
tampak pada foto ini adalah 25 ml). Foto ini dibuat dengan cara pasien
berbaring dan sisi badan menjadi tumpuan. Cairan pleura akan mengikuti
gaya gravitasi. Jika tidak dalam keadaan terbungkus (encapsulated),
maka cairan akan bergerak ke sisi badan yang menjadi tumpuan (sesuai
gravitasi) dan daerah yang sebelumnya ditutupi oleh bayangan pada foto PA
akan menjadi tampak pada gambar lateral decubitus kanan. Foto ini juga
diperlukan untuk membuktikan adanya air fluid level pada kavitas
(Repository UNEJ).Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu,yaitu bila
klinis diduga ada cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada
foto PA atau lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film
diletakkan di muka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang arah
horizontal.
13
7. Ekstirpasi
Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam
keadaan ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan
adanya pneumothorax yang diduga secara klinis atau suatu benda asing yang
terinhalasi.
14
1) Pemeriksaan foto dimulai dengan memeriksa bayangan jaringan di luar paru
(soft tissue dinding thoraks), seperti bayangan otot, tebal dinding dada,
payudara, dan papilla mammae. Dicari apakah terdapat anomali atau tidak.
Pada perempuan, dinilai apakah terdapat asimetri (misalnya pasca
mastektomi). Bayangan papilla mammae tampak sebagai bayangan padat
dengan diameter 0,5-1,5 cm pada lapangan bawah paru. Bayangan papilla
mammae dapat menyebabkan kesalahan pada pembacaan karena sering
dibaca sebagai lesi paru. Jika terdapat keraguan, maka foto diulangi
dengan cara memberikan marker (petanda) pada papilla mammae. Jika
bayangan berada pada tempat yang berbeda dengan marker, dapat
ditentukan bahwa bayangan tersebut adalah suatu lesi.
2) Rangka thoraks.
Tulang rangka thoraks terdiri atas costae, sternum, klavikula, skapula, dan
vertebra. Tulang-tulang tersebut harus diperiksa apakah terdapat kelainan
seperti patah, destruksi karena metastasis atau keganasan.
3) Diafragma.
Dinilai bentuk dan tinggi diafragma kanan dan kiri. Bentuk diafragma dapat
bulging, scalloping, atau tenting. Puncak diafragma kiri di anterior
normalnya setinggi ruang intercosta ke-5 atau ke-6. Pada foto thoraks PA,
puncak diafragma kanan terdapat pada persilangan antara costae anterior
ke-6 dengan costae posterior ke-10. Diafragma kanan lebih tinggi 1-2 cm
dibandingkan dengan sebelah kiri. Bila perbedaannya lebih dari 3 cm,
berarti abnormal. Tebal hemidiafragma kiri dan fundus gaster adalah 5 mm.
4) Gambaran sinus.
Sudut kostofrenikus (sudut bagian dalam costae dengan diafragma)
normalnya tajam. Bila terdapat efusi pleura, akan tampak tumpul. Bila
terjadi superposisi mammae, gambaran sinus mungkin tertutup. Sedangkan
sinus kardiofrenikus, normalnya tajam, namun sedikit lebih tumpul
dibandingkan sinus kostofrenikus. Jika cabang-cabangnya tertutup
biasanya disebabkan karena adanya superposisi mammae. Garis antara
15
sinus kostofrenikus dan sinus frenikokardia harus 1,5 cm, bila lebih
berarti thoraks menggembung dan sebaliknya.
5) Jantung.
Diperhatikan besar, bentuk, dan posisi jantung, serta keterangan-
keterangan lain seperti pembuluh darah dan perikard. Posisi puncak agak ke
kiri. Ukuran maksimalnya adalah 15,5 cm. Dapat diukur dengan
menghitung CTR (cardio-thorakss ratio). Rata-rata (normal) pada orang
dewasa adalah 45-50%. Pada anak-anak sebelum berusia 3 tahun, nilai CTR
lebih besar.
Tanda-tanda pembesaran jantung yang tampak pada foto thoraks :
- Atrium kiri: pinggang jantung menghilang
- Atrium kanan: batas jantung lebih dari 1/3 klavikula dekstra
- Ventrikel kiri: apeks jantung tertanam pada diafragma
(grounded)
- Ventrikel kanan: apeks jantung terangkat dan membulat
(rounded)
6) Aorta.
Dinilai apakah melebar atau terdapat kalsifikasi (radiopaque). Jarak antara
puncak arkus aorta dengan ujung medial klavikula kurang dari 1 cm. Lebar
arkus aorta normalnya 4 cm, diukur dari tepi kanan aorta ascendens ke tepi
kiri aorta descendens. Bila lebih dari 4 cm, berarti terjadi elongasio aorta.
7) Trakea.
Tampak sebagai pipa translusen vertikal (oleh karena berisi udara),
terletak sentral, karina (bifurkasio trakea) terletak di vertebra thoraksalis
5-6 (bercabang ke kanan dan ke kiri menjadi bronkus prinsipalis, cabang
ke kanan lebih curam dan lebar), sudut antara bronkus prinsipalis kanan dan
kiri normalnya kurang dari 90° (nilai ini bertambah pada pembasaran
jantung), sedangkan cabang-cabang bronkus tidak dapat dilihat oleh karena
densitasnya sama dengan alveolus.
8) Hilus.
Bayangan hilus normal adalah bayangan pembuluh darah. Bayangan
kelenjar hilus dalam keadaan normal tidak tampak, kecuali jika terdapat
pembesaran. Bayangan hilus berbentuk V terbaring dan sudutnya
16
mengarah ke medial. Kaki atas merupakan bayangan vena lobus atas
yang melintasi hilus menuju atrium kiri, sedangkan kaki bawah sebagai
bayangan cabang arteri pulmonalis yang menuju ke lobus bawah. Bagian
tengah hilus kanan merupakan titik sudut V yang terletak setinggi fisura
horizontal pada costa ke-6 di linea aksilaris. Bagian tengah hilus sebelah kiri
terletak 1-1,5 cm lebih tinggi dibandingkan hilus kanan.
9) Fisura interlobaris.
Fisura ini membagi paru menjadi lobus-lobus. Pada paru-paru kanan terdapat
dua fisura (membagi paru kanan menjadi lobus superior, medial, dan inferior),
sedangkan pada paru-paru kiri satu fisura (membagi paru kiri menjadi lobus
superior dan inferior). Fungsi melihat fisura pada foto thoraks adalah untuk
melihat ukuran paru (normal, membesar, atau mengecil)
17
Gambar Kardiomegali Gambar jantung normal
Di ketahui melalui pengukuran CTR yaitu dengan rumus :
Jika nilai perbandingan di atas nilainya 50% (lebih dari/sama dengan 50%
maka dapat dikatakan telah terjadi pembesaran jantung (Cardiomegaly)
- Apex cordis tergeser kebawah kiri pada pembesaran Ventrikel kiri
- Apex cordis terangkat lepas dari diafragma pada pembesaran ventrikel
kanan
3. Pada mediastinum
18
Gambar massa pada mediastinum
Tampak gambaran radioopak densitas massa pada daerah apeks.
4. Pada pulmo
a. TB Paru
b. Pneumonia
Gambaran Pneumonia
19
Terdapat gambaran konsolidasi di perifer lobus medius dan terdapat
sedikit efusi pleura yang mengisi sinus costoprenicus.
c. Bronkopneumonia
Gambaran bronkopneumonia
Tampak bercak infiltrate pada lapangan tengan dan bawah paru dextra dan
sinistra.
d. Emfisema paru
Gambaran emfisema
20
- Terdapat bayangan hiper radiolusen pada paru
- Diafragma leak rendah dan mendatar
e. Bronkiektasis
Gambaran Bronkiektasis
f. Atelektasis
Gambaran atelectasis
21
Tampak perselubungan homogen pada lapangan paru sebelah kiri
yang menutupi batas kiri jantung, diafragma,dan sinus disertai dengan
shift midline ke kiri.
g. Efusi pleura
h. Pneumothorax
Gambar pneumonia
22
- Tampak hiperlusen pada lapangan paru dextra
- Corakan bronkovaskuler tidak terlihat pada lapang paru dextra
- Pergeseran mediastinum ke kiri.
i. Metastase paru
BAB III
KESIMPULAN
23
f. Simetris
g. Foto tidak terpotong
Posisi pemeriksaan yang dapat dilakukan saat melakukan pemeriksaan foto thorax
meliputi:
1. Pemeriksaan posisi PA (posteroanterior)
2. Pemeriksaan posisi AP (Anteroposterior),
3. Pemeriksaan posisi Lateral (kanan dan kiri),
4. Pemeriksaan posisi Top Lordotik,
5. Pemeriksaan posisi Foto Oblik,
6. Pemeriksaan posisi Foto Lateral Dekubitus serta Foto Ekspirasi.
Kelainan yang dapat ditemui pada gambaran thorax
a. TB Paru
b. Pneumonia
c. Bronkopneumonia
d. Atelectasis
e. Emfisema paru
f. Efusi pleura
g. Bronkiektasis
h. Pneumothorax
i. Metastase paru.
DAFTAR PUSTAKA
24
Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC
Sutanto H, Raharjo B. B. Pengaruh Penggunaan Aturan Sistem Poin pada
Variasi
Tegangan Tabung Terhadap Nilai Densitas Radiograf Foto Thorax.
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,
Semarang. Vol. 4, No. 2, April 2015, Hal 159 – 164
Syahriah, Rasad. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi 2. Jakarta: FKUI.Sherwood L.
2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC
25
26