Sumber : Medscape
Foto thorax merupakan suatu pemeriksaan penunjang dalam bidang kedokteran.
Metode ini digunakan untuk menegakkan diagnosis dari suatu gejala yang
berhubungan dengan organ-organ dalam dada (thorax). Berbagai organ yang
terdapat dalam thorax yang utama antara lain jantung dan paru. Namun apakah
dengan mengetahui struktur anatomis dari jantung dan paru seorang klinisi dapat
membaca foto thorax ? Adakah cara cepat untuk membaca foto thorax ? Pada
artikel kali ini akan membahas tata cara membaca foto thorax dengan mudah dan
sistematis menggunakan metode alfabet (ABCDEFGHI). Mari kita simak dan
diskusikan bersama.
1. Trakea
2. Hilus
3. Paru
4. Cor (jantung)
5. Aorta
6. Costa anterior
7. Skapula
8. Mammae
9. Fundus gaster
Setelah mengetahui struktur normal foto thorax diatas maka menggunakan metode alfabet
akan cepat anda kuasai. Langsung saja kita mulai pembacaan foto thorax dengan
menggunakan metode ini. Berbagai kepanjangan dari metode ini akan menggunakan
bahasa inggris untuk menyesuaikan dan memudahkan ingatan.
Metode Alfabet (ABCDEFGHI) Pembacaan Foto Thorax
A : Assessment and Quality
Pada bagian ini akan dideskripsikan mengenai kualitas foto yang baik untuk dibaca. Untuk
melakukan itu dibuat singkatan yaitu PIER (Position, Inspiration, Exposure, dan
Rotation).
Position : Posisi foto thorax apakah PA? AP? Lateral kanan? Lateral kiri? Posterior oblik?
Anterior oblik? Pada umumnya posisi foto thorax yang dilakukan adalah PA dan Lateral.
Seringkali menjadi masalah bagi para klinisi untuk membedakan foto PA dan AP. Prinsip
utama untuk membedakan keduanya adalah terjadinya magnifikasi pada foto AP yang
menyebabkan gambaran jantung terlihat lebih lebar dan juga skapula yang terlihat
menutupi.
Inspiration : Ketika akan dilakukan foto thorax pasien dianjurkan menarik napas
(inspirasi) untuk memperluas bidang pembacaan terutama didaerah paru. Kondisi foto
pada inspirasi optimal yang baik terlihat jika costa posterior ke 10 dan costa anterior 6
tampak pada pembacaan.
Exposure : Merupakan detail lapang pandang yang baik pada foto. Apakah meliputi
semua struktur normal seperti yang telah dideskripsikan diatas.
Rotation : Posisi normal tanpa rotasi dapat digambarkan dengan posisi medial klavikula
yang cenderung tegak lurus dengan vertebrae. Bukan berarti posisinya harus benar-benar
tegak lurus. Serta tidak lupa untuk melihat apakah ada bagian dari foto yang tidak simetris.
B : Bone and Soft Tissue (Tulang dan Jaringan lunak)
Tulang : Posisi tulang simetris ? apakah ada fraktur ? lesi metastasik ?
Jaringan lunak : Terdapat benda asing ? edema ? subcutaneus air ?
C : Cardiac (Jantung)
Mengukur abnormalitas ukuran jantung dengan menggunakan rumus CTR (Cardio
Thoracic Ratio) dengan cara membagikan lebar jantung secara horizontal dengan lebar
antara dua sudut costofrenikus. Nilai normal lebar jantung yang dihasilkan adalah <0,5
atau <50% dan dikatakan mengalami pembesaran (cardiomegali) jika lebar mencapai
>50% (pada foto PA). Sedangkan jika ingin mengukur pada foto AP disebabkan
gambaran jantung lebih lebar karena magnifikasi patokan nilai normal ditinggikan
menjadi <60%.
Selain itu dapat juga diperiksa ketidaknormalan bentuk jantung secara anatomis ?
kalsifikasi ? prosthetic valve? dan lain-lain.
D : Diafragma
Pada pembacaan daerah diafragma ditemukan normal jika tampak diafragma kanan lebih
tinggi dibandingkan sebelah kiri. Hal itu disebabkan oleh letak liver yang terdapat disana.
Jika posisinya rata kanan dan kiri dapat dikarenakan oleh penyakit yang membawahi
seperti Asma atau COPD.
Setelah melihat kerataan diafragma dilanjutkan dengan memperhatikan gambaran gas
pada bagian fundus gaster.
Selain menentukan kondisi jaringan lunak pada paru juga dilakukan evaluasi fissura
minor dan mayor pada permukaan paru.
Dengan melihat gambaran hillus kita juga dapat menilai kondisi organ dan jaringan
disekitarnya seperti melihat ada tidaknya deviasi trakea ? aortic dissection ? thymus (pada
anak-anak) ?
I : Impression
Disini anda diharuskan merangkum apa yang sudah anda amati dengan menggunakan
metode diatas. Impresi juga memudahkan untuk melakukan re-check hasil pengamatan.
Dengan demikian selesailah pembacaan foto thorax secara sistematis dan praktis. Setelah
itu sebagai klinisi anda diharuskan untuk memberikan laporan dan kesan-kesan yang ada
dalam foto thorax yang anda baca. Metode diatas akan lebih mudah dicerna jika anda
banyak berlatih dan menemukan berbagai kasus baru. Pembacaan juga akan sangat
dimudahkan ketika suatu foto dilampirkan bersama dengan manifestasi klinis pada pasien
yang bersangkutan.
Untuk mengetahui ada tidaknya carcinoma, bisa melihat ada tidaknya nodul pada paru-
paru. Biasanya berbentuk seperti lesi koin yang terdapat di sekitar paru-paru. Di bawah
ini adalah gambar carcinoma paru yang di radiografi.
c. KAVITAS
Nah saya juga akan menjabarkan gambaran radiografi berupa cavitas yang merupakan ciri
khas penyakit TB paru. Suara napas pasien akan terdengar seperti suara ketika meniup
tutup botol (amforik). Hal ini disebabkan karena timbulnya kavitas pada bagian paru
pasien. Berikut contoh radiografinya.
d. Corakan Bronkovesikular Meningkat.
Ini merupakan tanda adanya reaksi inflamasi dalam parenkim paru. Peningkatan corakan
bronkovesikular juga dapat disebabkan oleh kebiasaan rokok yang biasanya telah
dilakukan cukup lama.
e. Ini gambaran rontgen yang masih dalam batas normal
Mohon maaf jika ada kesalahan, semoga membantu! x