A. Pengertian
Salah satu pemeriksaan radiologi yang sering dilakukan untuk mendukung
tegaknya diagnosis penyakit paru adalah foto Rontgen dada atau foto toraks. Foto
toraks standar terdiri atas pemeriksaan proyeksi postero-anterior (PA) dan lateral,
dengan posisi pasien berdiri tegak dan inspirasi dalam. Bila pengambilan foto saat
pasien sedang ekspirasi maka akan tampak bayangan kesuraman pada bagian
bawah paru dan bayangan jantung akan tampak lebih besar. Rontgen thorak
bertujuan untuk pemeriksaan trachea, paru, jantung, esophagus, diagfragma dan
costae, ruang pleura dan thorak (Sjahriar, 2005).
B. Konsep Dasar.
1. Anatomi Rongga Thoraks
Kerangka dada yang terdiri dari tulang dan tulang rawan, dibatasi oleh :
Depan
Belakang
Samping
Bawah
: Diafragma
Atas
: Dasar leher.
Isi :
a. Sebelah kanan dan kiri rongga toraks terisi penuh oleh paru-paru beserta
pembungkus pleuranya.
b. Mediatinum: ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya
meliputi jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, oesophagus, aorta
desendens, duktus torasika dan vena kava superior, saraf vagus dan
frenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe (Pearce, E.C., 1993).
99
100
Menurut Peter dan Martin (1989) ada beberapa langkah dalam membaca foto thorax,
yaitu:
1. Perhatikan terlebih dahulu identitas pasien dan nomer rekam medis apakah
sesuai atau tidak.
2. Perhatikan tanda R (Right) dan L (Left) apakah posisi foto rontgen sudah
benar.
3. Apakah eksposure sinar X-ray cukup atau berlebih atau kurang. Eksposure
yang cukup ditandai dengan os vertebralis thorakalis tampak terlihat sampai
thorakalis ke-5. Eksposure yang berlebih akan menyebabkan hulangnya
gambaran dari paru sehingga tidak bisa terbaca. eksposure yang kurang akan
menyebabkan paru tampak putih (radiolusen) sehingga tidak bisa dibaca atau
misdiagnosis.
4. Perhatikan posisi foto rontgen apakah berdiri atau berbaring. Bisa dilihat dari
letak os scapula.Jika os scapula di lateral maka posisi pasien berdiri. Posisi
berdiri biasanya dengan proyeksi Posterior-Anterior (PA). Posisi berbaring
dengan proyeksi Anterior-Posterior (AP)
5. Perhatikan apakah foto thorak cukup inspirasi atau tidak. Inspirasi yang cukup
bisa dilihat dari batas diafragma di antara sela iga 5 dan 6.
6. Perhatikan jalan napas. Trakea tampak sebagai radioopage diantara os
vertebralis. Normal berada di tengah os vertebralis.
7. Perhatikan tulang-tulang clavicula, scapula, sternum dan iga. Apakah terdapat
fraktur. Juga lihat sela iga apakah simetris atau mengalami penyempitan atau
101
pelebaran. sela iga yang menyempit bisa disebabkan ateletaksis. Sela iga yang
melebar bisa menggambarkan adanya pneumothorak atau emfisema.
8. Lihat posisi diafragma apakah simetris. lihat sudut diafragma dengan sela iga
(sudut costophrenicus) kanan dan kiri. Normalnya kedua sudut costophrenicus
tampak tajam. Jika tumpul mungkin terdapat efusi pleura.
9. Lihat udara di lambung. Normal terdapat di sebelah kiri bawah foto rontgen
thorak.
10. Perhatikan gambaran paru apakah terdapat radio opaque atau radio lusen.
Gambaran radio lusen dengan air fluid level bisa merupakan efusi plura atau
kista paru. gambaran radio opaque tanpa gambaran corakan pembuluh darah
bisa merupakan pneumothorak. konfirmasi dengan pemeriksaan fisik dan
kalau perlu foto thorak lateral atau dekubitus.
102
terdapat kardiomegali, lihat batas kiri bawah jantung dengan diafragma. Jika
tampak tertanam (grounded) dengan sudut yang tumpul dapat dikatakan
pembesaran ventrikel kiri. Jika tampak membulat (rounded) dengan sudut
yang tajam dapat dikatakan pembesaran ventrikel kanan. Kardiomegali
berbentuk sepatu boot (Boot Shape) merupakan gambaran khas penyakit
jantung hipertensi, kardiomegali berbentuk tabung enlemeyer bisa jadi
gambaran kardiomiopati atau efusi perikard masif
Keterangan:
1. aortic knuckle; 2. main pulmonal artery; 3. left appendage atrium 4. left
ventricle; 5. right atrium; 6. ascending aorta; 7. superior vein cava; 8. left
atrium under carina; 9. right ventricle; 10. arcus aorta; 11. bifurcation
pulmonal artery; 12. left atrium; 13. left ventricle
Keterangan:
A. Ascenden aorta, AA. Arcus Aorta, Az. azigous vein, LB. Left Border
Pulmonal Arteri, PA. Main Pulmonal Artery, LA. Left Atrium, LV. Left
Ventricle, RA. Right Atrium, S. Superior Vein Cava, SC. Subclavia Artery
103
3. Nilai struktur jantung, dari batas kiri jantung kita bisa tentukan dari atas ke
bawah : arcus Aorta-conus Pulmonalis-Atrium kiri-Left Ventrikel (disingkat
APAL). Aorta yang menonjol / prominen bisa jadi mengalami elongatio aorta.
juga sering ditemukan kalsifikasi aorta, biasanya pada pasien hipertensi
kronik. Conus pulmonalis merupakan gambaran dari main arteri pulmonal
yang jika menonjol bisa jadi terdapat hipertensi arteri pulmonal seperti pada
pasien mitral stenosis, Atrial Septal Defect (ASD) dan Primary Pulmonal
Hypertension (PPH). Atrium kiri jika membesar akan tampak gambaran
double contour yang terlihat di batas jantung kanan. Double contour terbentuk
dari gambaran atrium kanan dan atrium kiri yang membesar. Gambaran mitral
heart configuration merupakan perpaduan gambaran kardiomegali rounded
dengan double contour yang merupakan ciri khas dari mitral stenosis. Dari
batas kanan jantung, kita bisa tentukan vena kava superior, aorta ascendens
dan atrium kanan.
4. Selain struktur jantung, kita juga harus menilai pembuluh darah yang terdapat
di paru. Kardiomegali berbentuk grounded dengan gambaran paru cefalisasi
atau bat wing bisa jadi gagal jantung kiri disertai edema paru. Kardiomegali
berbentuk tabung enlemeyer dengan gambaran paru yang bersih merupakan
gambaran efusi perikard massif atau tamponade jantung.
104
Gambaran radiologis :
Pada foto thorak PA posisi erek tampak infiltrat di parenkim paru perifer yang
semiopak, homogen tipis seperti awan, berbatas tegas, bagian perifer lebih
opak dari bagian central. Konsolidasi parenkim paru tanpa melibatkan jalan
udara mengakibatkan timbulnya air bronkogram. Tampak pelebaran dinding
bronkiolus (Malueka, 2006)
2. Tuberculosis
Tuberkulosis adalah infeksi nekrotik dengan gambaran patologis khas tuberkel
akibat infeksi bakteri mycobakterium tuberculosis yang terutama sekali
menyerang pulmo, meskipun juga bisa menyebar dan menyerang organ lain
seperti ginjal, traktus gastrointestinal, tulang, otak, bahkan organ urogenital.
Gambaran radiologis ;
Pada foto thorak polos PA posisi erek tampak gambaran bercak semi opak
terletak di suprahiller (diatas hilus), peri hiler (sepanjang limfangitis)
parakardial (disamping cor) dengan batas tak tegas. Tampak pembesaran
limfonodi di inn. Hilus, inn. Parabronkial inn. Pada fase lanjut tampak garisgaris fibrous berupa garis-garis berjalanradier dari hilus kearah luar superior.
105
Gambaran radiologis :
Ruang pleura sangat translusen dengan tak tampaknya gambaran pembuluh
darah paru. Biasanya tampak garis putih tegas membatasi pleura viseral yang
membatasi paru yang kolaps. Paru-paru sendiri mungkin berwarna abu-abu,
bila sebagian masih berisi udara (relatif radio opaque). Bila kolapsnya lengkap
pneumothorak ini menekan pulmo sekecil-kecilnya sehingga merupakan
gambaran suatu bulatan Opaque kecil di daerah hilus. Jantung terdorong
kearah lain yang berlawanan spatium intercostal melebar, diaphragma
mendatar dan tertekan kebawah (Malueka, 2006).
4. Efusi pleura
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat cairan yang berlebih
jumlahnya didalam cavum pleura.
106
Gambaran radiologis :
Pada foto thorak dalam posisi erek, cairan dalam rongga pleura tampak berupa
perselubungan semiopak, homogen, menutupi paru bawah yang biasanya
relatif radioopak dengan permukaan atas cekung, berjalan dari lateral atas ke
medial bawah (miniscus sign). Meniscus sign ini merupakan gambaran khas
seperti garis lengkung, bagian perifer lebih tinggi dari bagian sentral,
berbentuk konkaf. Garis ini akan analog dengan garis ellis damoiseau yaitu
batas perpindahan suara pada perkusi dada dari sonor ke redup absolut.
Penumpukan cairan di cavum pleura menyebapkan garis costofrenicus
menumpul. Karena cairan mengisi hemithoras maka paru akan terdorong
kearah sentral / hilus, dan kadang kadang mendorong mediastinum kearah
kontra lateral. Jika cairan tidak bebas akibat adanya fibrosis diantara pleura
viceralisdan pareitalis, maka terjadi trapped effusion yang berbentuk seperti
ada kapsul. Gambaran traped efusion akan sama baik pada posisi AP maupun
PA. Paru-paru terlihat putih pada foto baring jika cairan banyak hingga
memenuhi thorak, dan dapat terjadi pergeseran mediastinum dan trakea ke
kontra lateral (Malueka, 2006)
5. ASD (Atrial Septal Defect)
Gambaran radiologis :
Tanda radiologis pada foto thorak tergantung pada derajatnya. Defek yang
kecil tidak menunjukkan kelainan namun biasanya defek yang besar
menampilkan tanda-tanda radiologis yang jelas karena pertambahan corakan
vaskuler paru.
a. Corakan vaskuler paru bertambah.
b. Aortic knob kecil
c. Ukuran jantung normal atau membesar kecil.
107
Gambaran radiologis :
Foto PA :
a. Vaskuler paru meningkat
b. Aortik knob normal atau kecil
c. Apeks jantung bergeser ke kiri dan kebawah.
d. Pinggang jantung prominen, akibat pembesaran atrium kiri.
e. Ukuran jantung umumnya membesar, ada doubel contour di batas kanan.
Foto lateral :
a. Batas posterior menonjol dan mendorong esofagus
b. Bronkus kiri terdorong ke posterior
(Malueka, 2006 )
7. TOF (Tetralogy Of Fallot)
Kelainan jantung yang meliputi ventrikel septal defect, stenosis pulmonal,
overriding aorta, hipertrofi ventrikel kanan.
108
Gambaran radiologis :
a. Bentuk jantung seperti sepatu
b. Pinggang jantung dalam
c. Bila aorta berbelok kekanan maka arkus aorta dan aorta decenden menjadi
terletak di sebelah kanan vertebra karena transposisi aorta.
d. Sering terjadi dilatasi aorta.
e. Ventrikel melebar kekiri dengan apeks jantung tampak terangkat
f. Vaskularisasi paru berkurang
g. Ukuran jantung normal atau membesar.
(Malueka, 2006)
F. CT Scan kepala
Trauma kepala bisa menimbulkan berbagai macam kondisi, sebagian
diantaranya bisa berakibat pada kematian yang cepat. Untuk itu diperlukan
pengetahuan yang cukup mengenai aspek manajemen trauma kepala. Salah satu
prosedur penanganan trauma kepala adalah penegakan diagnostik yang tepat
mengenai kondisi diakibatkan trauma kepala. Gambaran dari potongan CT Scan
kepala memperlihatkan dengan jelas kelainan-kelainan organ kepala dan
extensinya (Sjahriar, 2005). Dalam CT scan kepala ada beberapa garis penting
yang harus di ketahui yaitu :
1. Orbitomeatal line (radiograpic base line)
Ini garis yang menghubungkan bagian terluar conthus mata ke meatus
acusticus externus.
2. Infraorbitomeatal line
Garis yang menghubungkan margo infraorbita ke batas paling atas meatus
acusticus internus.
109
3. Interorbital line
Ini adalah garis yang menghubungkan kedua pupil kanan dan kiri.
110
Kesimpulan
Intepretasi sederhana gambaran foto thorax dan CT Scan kepala harus dikuasi oleh
perawat kritis supaya perawat ruang intensif mampu menilai kondisi pasien dan
segera menentukan tindakan yang tepat untuk pasien baik tindakan mandiri
keperawatan maupun tindakan kolaboratif medis.
Daftar Pustaka
Malueka, R.G. (2007). Radiologi diagnostik. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press
Palmer, P.E.S., Cockshott, W.P., Hegedus, V., & Samuel E. (1995). Manual of
radiographic interpretation for general practitioners (petunjuk membaca foto
untuk dokter umum). Jakarta: EGC
Pearce, E.C. (1993). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Cetakan 18. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Peter, A & Martin, L.W. (1989). Pembuatan gambar diagnostik. Jakarta: EGC
Sjahriar, R. (2005). Radiologi diagnostik. (2nd Ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
111