Anda di halaman 1dari 18

Latar Belakang

Untuk menilai seorang pasien, petugas kesehatan tidak hanya melakukan dengan
fisiknya, akan tetapi juga memerlukan data dari pemeriksaan lainnya, antara lain
pemeriksaan radiologi (foto thoraks/ rontgen). Informasi yang diperoleh dari foto
thoraks menjadi penting, karena perawat sebagai petugas kesehatan yang
mendampingi pasien juga perlu mengetahui pemeriksaan ini, selain pemeriksaan
fisik. Apabila perawat dapat memahami dan mengerti mengenai thoraks foto,
maka perawat dapat mengenali sedini mungkin kelainan yang terjadi pada pasien
sehingga keadaan yang lebih lanjut bahkan kematian dapat diatasi dengan cepat.

Sejarah Pemeriksaan Rontgen :


Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu.
Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan
Jerman, Conrad Rontgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang
kemudian diberi label X. Sinar ini mampu menembus bagian bagian tubuh
manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian bagian dalam
tubuh. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan,
hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901. Pada prinsipnya sinar yang
menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihatnya
hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen jugasudah bisa
diproses secara digital tanpa film, sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk
CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-
mail.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita simpulkan bahwa rumusan
masalahnya adalah:
1. Apa pengertian dari rontgen dan thorax?
2. Bagaimana indikasi untuk melakukan rontgen thorax?
3. Apa saja persiapan prosedur untuk melakukan rontgen thorax?
4. Bagaimana teknik pelaksanaan pemeriksaan rontgen thorax?

Tujuan Pemeriksaan Rontgen Thoraks


Berikut ini antara lain tujuan dari pemeriksaan dan pengambilan foto thoraks,
yaitu:
1. Untuk menilai adanya perubahan patologi jantung dan paru dalam rongga
thoraks (pembesaran jantung, kolaps paru).
2. Untuk mengetahui adanya perubahan dalam rongga pleura (pnumo-
thoraks)
3. Untuk menilai letak alat-alat yang dimasukkan dalam organ-organ rongga
thoraks (ETT, CVP, dll).
DEFINISI

1. RONTGEN

Dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang


memanfaatkan peran sinar X dalam mendeteksi kelainan pada berbagai
organ diantaranya dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih,
tengkorak, rangka. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan
radiasi radiasi sinar X yang sedikit karena tingginya kualitas film sinar X
dan digunakan untuk melakukan skrinning dari berbagai kelainan yang ada
pada organ.

2. Thorax (Dada)
Dinding dada merupakan bungkus untuk organ di dalamnya, yang
terbesar adalah jantung dan paru-paru. Tulang-tulang iga (kesta 1-12)
bersama dengan otot interkostal, serta diafragma pada bagian caudal
membentuk rongga thorax. Pleura parietals melapisi satu sisi dari thorax
(kiri dan kanan). Sedangkan pleura viseralis melapisi seluruh paru (kanan
dan kiri). Antara pleura parietals dengan viseralis ada tekanan negative
(menghisap), sehingga pleura parietals da viseralis erring
bersinggungan. Ruangan antara kedua pleura disebut rongga pleura. Bila
ada hubungan antara udara luar (tekanan 1 atm). Dengan rongga pleura,
misalnya karena luka tusuk, maka tekanan positif akan memasuki rongga
pleura, sehingga terjadi open pneumo-thorax. Tentu saja paru (bersama
pleura viseralis) akan kuncup (collaps). Bila karena suatu sebab,
permukaan pleura viseralis robek, dan ada hubungan antara bronchus
dengan rongga pleura, sedangkan pleura viseralis tetap utuh, maka udara
akan masuk rongga pleura sehingga juga dapat terjadi pnuemotorax.
Apabila ada sesuatu mekanisme ventiel sehingga udara dari bronchus
masuk rongga pleura, tetapi tidak dapat masuk kembali, maka akan terjadi
peunomothorax yang semakin berat yang pada akhirnya akan mendorong
paru sebelahnya. Keadaan ini dikenal sebagai tension pneumothorax.
Apabila terdapat perdarahan dalam rongga pleura, maka keadaan ini
dikenal sebagai hemothorax.

3. Cor (Jantung)
Terletak di rongga dada, di antara paru, disebut mediastinum.
Bentuk jantung kerucut, memiliki apeks, tepat di atas diafragma, sebelah
kiri garis tengah. Ujung jantung mengarah kebawah, depan, kiri. Bagian
kiri jantung di pisahkan dengan bagian kanan oleh sekat rongga jantung.
Dinding jantung mendapat vaskularisasi dari A. Coronar kiri dan kanan.
Jantung di bagi menjadi empat bagian : ventrikel kanan dan kiri, atrium
kanan dan kiri
Dinding jantung :
Keempat ruang jantung tersusun atas otot jantung :
a. Myokardium
b. Endokardium
Jantung dibungkus membran pericardium yang terdiri dari 3 lapis
a. Perikardium fibrosa
b. Perikardium perietalis
c. Perikardium visceral
TUJUAN

Secara umum tujuan rontgen thorax adalah :


1. Untuk melihat abnormalitas congenital ( jantung, vesikuler )
2. Untuk melihat adanya trauma ( pneumothorax, haemothorax)
3. Untuk melihat adanya infeksi ( umumnya tuberculosis/TB )
4. Untuk memeriksa keadaan jantung
5. Untuk memeriksa keadaan paru-paru

Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari rontgen thorax
adalah :
1. Nodule : daerah buram yang khas pada paru biasanya disebabkan oleh
neoplasma benign/malignan, granuloma (tuberculosis), infeksi
(pneumonie), vescular infarct, varix, wegeners granulomatosis,
rheumatoid arthritis.
2. Kavitas : yaitu struktur lubang berdinding didalam paru, biasanya
disebabkan oleh kanker, emboli paru, infeksi staphylococcus aureus,
tuberculosis, klebsiella pneumonie, bakteri anaerob dan jamur.
3. Abnormalitas pleura adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding
thorax. Efusi pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue
diseases dan lymphangioleiomyomatosis
INDIKASI

Indikasi dilakukannya rontgent thorax antara lain :


1. Infeksi traktus respiratorius bawah, misalnya : TBC paru, bronchitis,
pneumonia
2. Batuk kronis
3. Batuk berdarah
4. Trauma dada
5. Tumor
6. Nyeri dada
7. Metastase neoplasma
8. Penyakit paru akibat kerja
9. Aspirasi benda asing
10. Sesak napas pada bayi :
a. Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di thoraksnya (rongga dada)
b. Dokter membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat.
11. Bayi muntah hijau terus menerus :
a. Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran
cerna, maka pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan.
b. Pertimbangan dokter untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata
berdasarkan usia,melainkan lebih pada resiko dan manfaatkannya.
12. Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.
Bagi balita sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan
untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam
lainnya.
PERSIAPAN PROSEDUR

Persiapan Pemeriksaan Rontgen :


1. Mengidentifikasi klinis / indikasi pemeriksaan
2. Memiliki teknik radiografi yang tepat
3. Memberikan intruksi kepada pasien
Persiapan:
a. Lepaskan benda-benda yang terbuatdari logam pada daerah yang akan
difoto (Misal: Foto Thorax, maka melepaskan kalung, bros, dll).
b. Bila pemeriksaan rontgen membutuhkan persiapan (urus-urus), pasien
datang ke radiologi sudahmelakukan persiapan (untuk: BNO/FPA.
FPA/UIV, COLON IN LOOP)
c. Untuk foto ulang/kontrol harap membawa harapmembawa foto
sebelumnya (sebagai perbandingan keberhasilanterapi/pengobatan)
d. Bila anda wanita dalam usia subur, beritahukan petugas apabila anda
hamil.
e. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan tanyakan kepada petugas

Radiografi konvesional tanpa persiapan, saat anak datang bisa


langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau
thoraks.
Radiografi konvesional dengan persiapan :
Pemeriksaan radiografi konvesional yang memerlukan persiapan
diantaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak
diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap.
Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan
jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
Pemeriksaan dengan kontras :
Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan
cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke
pembuluh vena.
POSISI PEMERIKSAAN

1. Posisi PA (Postero Anterior)

Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya
scapula tidak menutupi parenkim paru.
2. Posisi AP (Antero Posterior)

Dilakukan pada anak-anak atau pada apsien yang tidak kooperatif. Film
diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru.
Jantung juga terlihat lebih besar dari posisi PA.
3. Posisi Lateral Dextra & Sinistra

Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyeksi


lateral kiri kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan,
maka dibuat proyeksi lateral kanan,berarti sebelah kanan terletak pada
film. Foto juga dibuat dalam posisi berdiri.

4. Posisi Lateral Dekubitus

Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu,yaitu bila klinis diduga ada
cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA atau
lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film
diletakkan di muka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang arah
horizontal
5. Posisi Apikal (Lordotik)

Hanya dibuat bila pada foto PA menunjukkan kemungkinan adanya


kelainan pada daerah apex kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya
hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan
menginterpretasikan suatu lesi di apex.

6. Posisi Oblique Iga

Hanya dibuat untuk kelainan-kelainan pada iga (misal pembengkakan


lokal) atau bila terdapat nyeri lokal pada dada yang tidak bisa diterangkan
sebabnya, dan hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa. Bahkan dengan
foto oblique yang bagus pun, fraktur iga bisa tidak terlihat.

7. Posisi Ekspirasi

Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam
keadaan ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan
adanya pneumothorax yang diduga secara klinis atau suatu benda asing
yang terinhalasi.

MEMBEDAKAN KIRI DAN KANAN

Gambaran jantung lebih besar di sebelah kiri

Diafragma kanan lebih tinggi daripada diafragma kiri

Arcus aorta di sebelah kiri

Di sebelah kiri ada gambaran udara didalam lambung


PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Memasang kaset dan memberikan marker

2. Mengatur posisi pasien

3. Mengatur jarak ( FFD),

4. Menentukan Arah Sinar (CR) dan Pusat Sinar (CP),

5. Mengatur kolimasi Menentukan faktor eksposi dan proteksi


radiasi

6. Melakukan eksposi

7. Melakukan processing film

8. Mengevaluasi hasil foto


SYARAT / KRITERIA GAMBARAN FOTO THORAX PA

a. Seluruh lapangan paru tampak atau tercover

b. Batas atas Apex paru tampak (tidak terpotong)

c. Batas bawah Kedua Sinus Prenico costalis tidak terpotong

d. Kedua Sterno Clavicular Joint tampak simetris kanan dan kiri

e. Lapangan Pulmo terbebas dari gambaran os. Scapula

f. Inspirasi penuh ditunjukkan dengan terlihatnya Costae 9-10 Posterior

g. Faktor Eksposi cukup ditunjukkan dengan terlihatnya CV Thoracal 1-4

h. Tampak Carina (percabangan Bronkus) setinggi CV Thoracal 3 atau 4

i. Tampak gambaran vaskularisasi paru10. Diafragma terlihat naik,


tampak gambaran jantung

Cara Membaca Hasil Foto Thoraks:


Yang perlu diperhatikan dalam membaca hasil sebuah foto thoraks, adalah:
1. Identitas Pasien
a. Nama
b. No. MR (Medical Record)
c. Tanggal
d. Jam Pengambilan
2. Ketajaman Sinar
Apabila terlalu radiopage (terang) atau terlalu radiosulen (gelap), maka
foto harus diulang oleh karena akan mengacaukan interpretasi.
Pengambilan foto yang baik adalah pada saat pasien inspirasi, dimana
akan terlihat tulang rusuk anterior sampai dengan tulang rusuk 6 dan
tulang rusuk posterior sampai dengan tulang rusuk 8.
3. Posisi/Centering
Posisi yang baik hendaknya harus diperhatikan, dimana sternum tampak
tegak lurus dengan tulang klavikula.
4. Densitas
Pengertian densitas adalah derajat tebalnya bayangan hitam pada film
atau daya serap terhadap X-ray.Para radiolog menggolongkan densitas
menjadi 4 golonga, yaitu:
a. Densitas Udara (gas density) Densitas udara merupakan densitas yang
paling rendah oleh karena udara/gas sedikit menyerap sinar , Contoh:
Paru, bronkhi, trakhea, alveoli.
b. Densitas cairan (water density) Contoh: jantung, otot, aorta, pembuluh
darah, darah diafragma.
c. Densitas Lemak
Contoh bercak lemak daerah hilar.
d. Densitas logam (Densitas yang paling terang)
Contoh: Densitas tulang-tulang rusuk, skapula.
5. Trakhea
Tampak jelas sebagai garis tengah. Jadi, letaknya harus tepat ditengah-
tengah. Bila terdapat pergeseran/deviasi, bisa karena letak film yang tidak
tepat atau memang karenaada kelainan paru-paru Bila trakhea terdorong ke
sisi yang sehat,kemungkinan terjadi pneumo-thoraks, efusi pleura. Bila
trakhea terdorong ke sisi yang sakit, kemungkinan terjadi atelektasis.
6. Batas-batas normal Jantung
Struktur jantung dapat dibedakan dari tepinya oleh karena terdiri dari
jaringan dan darah (air) sehingga densitas air yang tampak cukup padat.
Batas-batas normal jantung, adalah
a. Batas Kanan: Atrium Kanan, Vena Kava Superior
b. Batas Kiri: Arkus Aorta, Segmen Pulmonal, Ventrikel Kiri, Sementar
itu,batas jantung pada proyeksi lateral:
c. Batas Depan
d. Batas belakang (posterior)
Arkus aorta akan menjadi batas atas, yang kemudian akan terus menjadi
aorta desendens yang akan terlihat di depan tulang belakang.

Ukuran Jantung
1. Secara keseluruhan, besarnya jantung dapat diukur dengan cara
pengukuran CTR (Cardio Thoraxis Ratmo), Yaitu dengan
menjumlahkan sisi terlebar jantung kanan (A) dan sisi terlebar
jantung kiri (B), dan selanjutnya dibandingkan dengan luas rongga
thoraks dikalikan 100%.
2. Jantung normal besarnya 50%.
3. Bila lebih dari 50% berarti terdapat pembesaran jantung.
4. CTR normal: 50%
5. Rumus besar jantung: A + B x 100 %

Jaringan Lunak
1. Bayangan payudara sering menutupi sudut kostrofrenik pada orang
gemuk.
2. Perhatikan adanya emfisema akibat pembedahan.

Diafragma
1. Ujung atas diafragma tampak nyata karena adnya kontras air udara
2. Ujung kiri bawah diafragma mungkin akan tmpak karena
umumnya tedapat udara dalam perut
3. Pada semua tahap respirasi, hemidiafragma kanan umumnya
lebihtinggi 1 s/d 2cm dari sebelh kiri.

Penilaian Keadaan Paru-paru


1. Perhatikan densitas air yang ditimbulkan oleh pembuluh darah
pulmonal lebih banyak terletak di daerah bawah daripada di bagian
atas.
2. Secara normal , aliran darahke bagian atas lebih sedikit.
3. Jika tampak bayangan pembuluh darah yang menonjol di bagian
atas, maka ini adanya tanda kegagalan ventrikel kiri.
4. Hilus adalah daerah dimana pembuluh bronkhi dan pulmonal
utama [ertama masuk ke paru.
5. Pada foto thoraks, hilus umumnya terdiri dari: tanda vaskuler dan
tampak sebagai densitas air pada masing-masing sisi mediastinum.
Tanggung Jawab Perawat Dalam Pemeriksaan Radiologi
Jika seorang pasien akan dilakukan pemeriksaan foto thoraks, maka tanggung
jawab seorang perawat , adalah:
1. Jelaskan apa yang akan dilakukan pada pasien dan mengapa hal ini
dilakukan
2. Tenangkan pasien dan duduklah bila keadaan pasien
memungkinkan
3. perawat harus selalu menda,pingi guna membantu fotografer
4. Perhatikan agar tidak terjadi tegangan pada salah satu kabe, pipa
EET,selang infus, dan tidak ada yang terlepas.
5. Usahakan tidak ada yang mnghalangi lempengan foto agar dapat
diambil foto yang jelas.
6. Pada pasien yang mengalami hipotensi, mungkin lebih baik dibuat
fotodalam posisi berbaring.
7. Hal tersebut diatas sangat penting terutama pada pemeiksaan foto
ruangan dengan menggunakan alat yang portable.

Kesimpulan
Rontgen menggunakan sinar X sering digunakan untuk foto thoraks, orang hamil
jarang menggunakan rontgen karena bisa membahayakan janin.
DAFTAR PUSTAKA

Bruner, K. Jensen, 2OO5, Keperawatan Medical Bedah, ECG: Jakarta

Baladupak, thio. 2012. Omnipaque dan Iopamiro. http://tiyowisanggenibisnis


internet. blogspot.com. 19 February

Dr. Yarnadi. 2013. Pemeriksaan Rontgen Kontras Lambung (Barium Meal).


http://familiamedica.net. 19 February

Azhari, Redha. 2012. Indikasi Pemeriksaan Rontgen.


http://id.scribd.com/doc/70238986. indikasi-pemeriksaan-rontgen. 19 February

Maryunani, Anik. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.


Jakarta: Tans Info Media

Anda mungkin juga menyukai