Untuk menilai seorang pasien, petugas kesehatan tidak hanya melakukan dengan
fisiknya, akan tetapi juga memerlukan data dari pemeriksaan lainnya, antara lain
pemeriksaan radiologi (foto thoraks/ rontgen). Informasi yang diperoleh dari foto
thoraks menjadi penting, karena perawat sebagai petugas kesehatan yang
mendampingi pasien juga perlu mengetahui pemeriksaan ini, selain pemeriksaan
fisik. Apabila perawat dapat memahami dan mengerti mengenai thoraks foto,
maka perawat dapat mengenali sedini mungkin kelainan yang terjadi pada pasien
sehingga keadaan yang lebih lanjut bahkan kematian dapat diatasi dengan cepat.
1. RONTGEN
2. Thorax (Dada)
Dinding dada merupakan bungkus untuk organ di dalamnya, yang
terbesar adalah jantung dan paru-paru. Tulang-tulang iga (kesta 1-12)
bersama dengan otot interkostal, serta diafragma pada bagian caudal
membentuk rongga thorax. Pleura parietals melapisi satu sisi dari thorax
(kiri dan kanan). Sedangkan pleura viseralis melapisi seluruh paru (kanan
dan kiri). Antara pleura parietals dengan viseralis ada tekanan negative
(menghisap), sehingga pleura parietals da viseralis erring
bersinggungan. Ruangan antara kedua pleura disebut rongga pleura. Bila
ada hubungan antara udara luar (tekanan 1 atm). Dengan rongga pleura,
misalnya karena luka tusuk, maka tekanan positif akan memasuki rongga
pleura, sehingga terjadi open pneumo-thorax. Tentu saja paru (bersama
pleura viseralis) akan kuncup (collaps). Bila karena suatu sebab,
permukaan pleura viseralis robek, dan ada hubungan antara bronchus
dengan rongga pleura, sedangkan pleura viseralis tetap utuh, maka udara
akan masuk rongga pleura sehingga juga dapat terjadi pnuemotorax.
Apabila ada sesuatu mekanisme ventiel sehingga udara dari bronchus
masuk rongga pleura, tetapi tidak dapat masuk kembali, maka akan terjadi
peunomothorax yang semakin berat yang pada akhirnya akan mendorong
paru sebelahnya. Keadaan ini dikenal sebagai tension pneumothorax.
Apabila terdapat perdarahan dalam rongga pleura, maka keadaan ini
dikenal sebagai hemothorax.
3. Cor (Jantung)
Terletak di rongga dada, di antara paru, disebut mediastinum.
Bentuk jantung kerucut, memiliki apeks, tepat di atas diafragma, sebelah
kiri garis tengah. Ujung jantung mengarah kebawah, depan, kiri. Bagian
kiri jantung di pisahkan dengan bagian kanan oleh sekat rongga jantung.
Dinding jantung mendapat vaskularisasi dari A. Coronar kiri dan kanan.
Jantung di bagi menjadi empat bagian : ventrikel kanan dan kiri, atrium
kanan dan kiri
Dinding jantung :
Keempat ruang jantung tersusun atas otot jantung :
a. Myokardium
b. Endokardium
Jantung dibungkus membran pericardium yang terdiri dari 3 lapis
a. Perikardium fibrosa
b. Perikardium perietalis
c. Perikardium visceral
TUJUAN
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari rontgen thorax
adalah :
1. Nodule : daerah buram yang khas pada paru biasanya disebabkan oleh
neoplasma benign/malignan, granuloma (tuberculosis), infeksi
(pneumonie), vescular infarct, varix, wegeners granulomatosis,
rheumatoid arthritis.
2. Kavitas : yaitu struktur lubang berdinding didalam paru, biasanya
disebabkan oleh kanker, emboli paru, infeksi staphylococcus aureus,
tuberculosis, klebsiella pneumonie, bakteri anaerob dan jamur.
3. Abnormalitas pleura adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding
thorax. Efusi pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue
diseases dan lymphangioleiomyomatosis
INDIKASI
Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya
scapula tidak menutupi parenkim paru.
2. Posisi AP (Antero Posterior)
Dilakukan pada anak-anak atau pada apsien yang tidak kooperatif. Film
diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru.
Jantung juga terlihat lebih besar dari posisi PA.
3. Posisi Lateral Dextra & Sinistra
Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu,yaitu bila klinis diduga ada
cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA atau
lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film
diletakkan di muka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang arah
horizontal
5. Posisi Apikal (Lordotik)
7. Posisi Ekspirasi
Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam
keadaan ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan
adanya pneumothorax yang diduga secara klinis atau suatu benda asing
yang terinhalasi.
6. Melakukan eksposi
Ukuran Jantung
1. Secara keseluruhan, besarnya jantung dapat diukur dengan cara
pengukuran CTR (Cardio Thoraxis Ratmo), Yaitu dengan
menjumlahkan sisi terlebar jantung kanan (A) dan sisi terlebar
jantung kiri (B), dan selanjutnya dibandingkan dengan luas rongga
thoraks dikalikan 100%.
2. Jantung normal besarnya 50%.
3. Bila lebih dari 50% berarti terdapat pembesaran jantung.
4. CTR normal: 50%
5. Rumus besar jantung: A + B x 100 %
Jaringan Lunak
1. Bayangan payudara sering menutupi sudut kostrofrenik pada orang
gemuk.
2. Perhatikan adanya emfisema akibat pembedahan.
Diafragma
1. Ujung atas diafragma tampak nyata karena adnya kontras air udara
2. Ujung kiri bawah diafragma mungkin akan tmpak karena
umumnya tedapat udara dalam perut
3. Pada semua tahap respirasi, hemidiafragma kanan umumnya
lebihtinggi 1 s/d 2cm dari sebelh kiri.
Kesimpulan
Rontgen menggunakan sinar X sering digunakan untuk foto thoraks, orang hamil
jarang menggunakan rontgen karena bisa membahayakan janin.
DAFTAR PUSTAKA