Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fitriya Anggraini

Nim : 1130021051

RESUME IDK II
INTEPRET RONTGEN DADA

Intepretasi Rontgen Dada


Cara membaca atau interpretasi rontgen toraks (chest x-rays) memerlukan pengertian
anatomi dan fisiologi dari organ dada serta pengertian akan limitasi dari pemeriksaan
radiologi ini. Sayangnya, masih banyak dokter, bahkan radiologis yang melakukan kesalahan
dalam pembacaan rontgen toraks. Sebuah studi pada tahun 2007 menunjukan kesalahan dari
interpretasi rontgen toraks rata-rata mencapai 3-5% setiap harinya. Jika diambil rata-rata 4%
dari kesalahan yang dilakukan setiap harinya, dari 1 miliar rontgen toraks yang dilakukan tiap
tahunnya, radiologis melakukan 40 juta kesalahan dalam interpretasi rontgen toraks setiap
tahun. Padahal menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012,
interpretasi rontgen toraks masuk ke level 4a yang berarti dokter umum seharusnya mampu
melakukan keterampilan klinis ini secara mandiri dan tanpa supervisi.
Untuk meminimalisir kesalahan, ada berbagai macam cara untuk memudahkan interpretasi
rontgen toraks secara mudah. Salah satu caranya dengan sistem bantuan ABCDEFGHI
A. Assessment of Quality / Airway
Sebelum memulai interpretasi, seorang dokter harus memeriksa dahulu apakah identitas yang
tertera di rontgen toraks sesuai identitas dengan pasien yang diperiksa. Pastikan nama,
tanggal lahir, dan nomor rekam medis pasien sesuai. Cek juga tanggal dan waktu
pengambilan rontgen toraks untuk mencegah dokter memeriksa rontgen toraks yang salah.
Setelah itu, untuk mendapatkan interpretasi yang benar, diperlukan teknik dan prosedur yang
benar saat menjalankan rontgen toraks. Maka perlu dipastikan apakah kualitas dari rontgen
toraks layak untuk dibaca. .Untuk menilai apakah sebuah foto layak dibaca, ada sebuah
mnemonic PIER untuk memudahkan :

➢ Position: melihat posisi dalam pengambilan gambar, apakah foto diambil dalam posisi

supine, posteroanterior (PA), anteroposterior (AP) atau lateral.


➢ Inspiration: foto yang baik dilakukan jika pasien mengambil inspirasi yang cukup
dalam. Inspirasi yang baik akan memperlihatkan iga posterior nomor 10 dan 11 dari
pasien.

➢ Exposure: foto yang baik akan mempunyai densitas yang baik sehingga dapat melihat

struktur vaskular paru dengan baik (bahkan hingga ke bagian perifer), dapat melihat
batas jantung, aorta, diafragma, juga garis spinal column.

➢ Rotation : untuk menilai apakah pasien berdiri tegak lurus, dapat dilihat apakah jarak

dari mid klavikula kanan dan kiri ke vertebra sama dan sejajar.
Jika sudah yakin foto layak untuk dibaca, pembacaan foto dapat dimulai dari memeriksa
airway. Cara memeriksa airway adalah menyusuri trakea dari paling atas foto. Pastikan trakea
berada di midline atau garis tengah, lalu susuri hingga mencapai carina, dari karina turun ke
3
bronkus kanan dan kembali ke karina untuk menyusuri bronkus kiri. Perhatikan apakah
adanya penyempitan pada bronkus. Terakhir, pastikan sudut antara kedua bronkus berada
diantara 50° dan 100°. Sudut di atas 100° menandakan adanya pelebaran karina.
Trakea yang tidak berada di garis tengah menandakan adanya deviasi trakea. Deviasi trakea
dapat ditemukan pada beberapa kasus seperti :

➢ Penyakit paru: Tension pneumothorax, atelektasis, efusi pleura, fibrosis paru, paru
kolaps, tuberkulosis paru

➢ Massa: kanker paru, kelenjar tiroid yang membesar, atau tumor mediastinum

➢ Kifoskoliosis

➢ Hernia hiatal
B. Bones and Soft Tissue
Setelah memastikan foto layak dibaca, dapat berpindah ke B untuk melihat tulang yaitu
menilai apakah
simetris, apakah ada garis fraktur, lesi di tulang ataupun tanda-tanda osteoporosis. Nilai juga
jaringan
lunak apakah ada benda asing, bengkak ataupun adanya subcutaneous air.
C. Cardiac
Pada cardiac, nilai ukuran jantung. Ukuran jantung yang normal harus di bawah 50% pada
foto yang
diambil dengan posisi PA dan di bawah 60% pada foto yang diambil dengan posisi AP.
Selain menilai
ukuran, dapat juga menilai bentuk, kalsifikasi dan apakah adanya katup prostetik.
Dari gambaran rontgen thorax pun dapat memperkirakan bagian dari jantung dengan
melihat silhouette jantung. Batas kanan biasa dibentuk oleh atrium kanan di mana superior
vena cava
masuk dari superior dan inferior vena cava dapat terlihat di batas bawah kanan jantung.
Sebaliknya,
batas kiri terbentuk dari ventrikel kiri dan left atrial appendage.
D. Diaphragm
Setelah melihat jantung, lihat posisi hemidiafragma. Hampir selalu hemidiafragma kanan
lebih tinggi dibandingkan hemidiafragma kiri karena adanya organ liver yang mendesak
hemidiafragma kanan lebih tinggi. Setelah melihat posisi diafragma, lihat juga bentuk
diafragma apakah bentuk menjadi rata (flattened). Bentuk flattened diafragma dapat
ditemukan pada kasus asthma atau emfisema, biasanya bilateral, serta tension pneumothorax
pada diafragma flattened unilateral.
Terakhir, lihat apakah ada udara bebas di bawah diafragma. Jika terdapat udara bebas di
bawah diafragma, hal ini disebut subdiaphragmatic free gas atau pneumoperitoneum, yang
berarti perlu adanya kecurigaan adanya perforasi organ berongga di abdomen. Jika ditemukan
pneumoperitoneum disertai klinis yang mendukung seperti nyeri abdomen, biasanya hal ini
merupakan keadaan kegawatdaruratan dan memerlukan intervensi segera.
E. Effusion
4
Efusi pleura dapat dinilai dengan melihat sudut kostofrenik (costophrenic angles) pada kedua
ujung diafragma. Sudut yang normal seharusnya tajam. Jika ditemukan sudut yang
menumpul, bisa dicurigai adanya efusi pleura. Untuk memastikan, dapat dilakukan foto ulang
dengan posisi lateral yang lebih sensitif dalam menilai efusi pleura.
F. Fields, Fissures and Foreign Bodies
Setelah itu, dapat melihat lapang paru apakah adanya inflitrasi (baik interstitial ataupun
alveolar), massa, konsolidasi, garis pleura dan tanda-tanda vaskularisasi paru yang
semustinya tampak agar samar di bagian perifer paru.
Konsolidasi paru dapat dilihat dengan memperhatikan perbatasan antara paru dan jaringan
sekitar karena paru umumnya terisi gas dan jaringan lain seperti jantung atau diafragma solid.
Konsolidasi pada lobus kiri bawah akan menyebabkan diafragma kiri tidak dapat terlihat jelas
sedangkan konsolidasi pada lobus kanan tengah menyebabkan batas kanan jantung tidak
dapat terlihat jelas.
G. Great Vessels / Gastric Bubble
Pada bagian ini, lihat ukuran aorta serta bentuk dari pembuluh darah pulmonary. Aortic knob
harus terlihat jelas. Selain itu, perhatikan juga adanya gastric bubble, yaitu area kehitaman
(radiolucent) yang biasanya berbentuk bulat dan terletak di bawah hemidiafragma
kiri. Gastric bubble menunjukan adanya udara di fundus lambung.
Jika pasien terpasang nasogastric tube (NGT), pastikan NGT terpasang benar di dalam
lambung untuk mencegah komplikasi. Pemasangan yang tepat dapat dinilai dengan melihat
ujung dari NGT yang berakhir di bawah diafragma (subdiafragma) dan tumpang tindih
dengan gastic bubble. Lokasi NGT tepatnya 10 cm di bawah perbatasan gastroesofagus
(gastro-oesophageal junction).
H. Hilla and Mediastinum
Untuk memudahkan penilaian hilum, ada beberapa hal yang harus dilihat :

➢ Bentuk : dapat dikatakan normal jika gambaran vaskular seperti bercabang

➢ Radiopacity : opasitas dari hilum semakin menipis dan hilang di bagian perifer

➢ Ukuran : 2/3 dari densitas vaskular berada dibagian bawah hilum

➢ Bandingkan hilum di kanan dan kiri, seharusnya simetris.


Perbesaran pada hilum biasanya menandakan adanya limfadenopati dan tumor, hipertensi
vena
pulmonal, hipertensi arteri pulmonal dan peningkatan aliran darah pulmonal. Sedangkan
limfadenopati
baik unilateral maupun bilateral biasanya dapat menandakan adanya penyakit tuberkulosis,
limfoma,
sarkoidosis dan infeksi fungi, virus, tularemia ataupun anthrax.
5
I. Impression
Setelah melihat seluruh bagian di atas, simpulkan apa saja kelainan yang ditemukan sejak
awal hingga akhir. Gunakan bagian ini sebagai pemeriksaan ulang demi mencegah adanya
kelainan yang tidak dikenali sebelumnya.
Dokter harus melakukan pemeriksaan secara sistematis, mulai dari A sampai I untuk
meminimalisir kemungkinan untuk melewatkan kelainan pada foto rontgen. Hal ini perlu
diingat terutama pada rontgen dengan kelainan yang terlihat jelas. Bila terdapat abnormalitas
multipel pada foto rontgen, dokter bisa melewatkan kelainan yang tidak terlihat dengan jelas
jika pemeriksaan tidak dilakukan secara sistematis. Pastikan interpretasi tetap dilakukan
secara sistematis dan lengkap.

Anda mungkin juga menyukai