Anda di halaman 1dari 5

Cara Membaca Hasil Rontgen Dada

Periksalah nama pasien. Sebelum melakukan hal-hal yang lain, pastikan


bahwa Anda melihat hasil tes rontgen dada yang benar. Ini sepertinya jelas,
tetapi ketika sedang stres dan merasa tertekan, Anda bisa saja melewatkan
beberapa hal mendasar. Mempelajari hasil tes rontgen dada yang salah berarti
membuang-buang waktu, padahal Anda justru ingin menghemat waktu.
Pelajari riwayat kesehatan pasien. Ketika Anda bersiap-siap untuk membaca
hasil tes rontgen, pastikan bahwa Anda memiliki semua informasi terkait
mengenai pasien tersebut, termasuk umur dan jenis kelaminnya, serta riwayat
medisnya. Ingatlah untuk membandingkannya dengan hasil tes rontgen yang
sebelumnya, jika ada.

Bacalah tanggal tes itu. Buatlah catatan khusus saat membandingkan hasil tes itu dengan
hasil tes sebelumnya (selalu perhatikan juga hasil tes sebelumnya, jika ada). Tanggal tes yang
dicatat memiliki konteks penting untuk menerjemahkan hasil apa pun.
Periksalah apakah film tersebut diambil pada kondisi pernapasan penuh. Hasil rontgen
dada biasanya diambil pada saat pasien berada pada kondisi pernapasan penuh dalam siklus
pernapasan, yaitu kondisi yang dalam istilah awam disebut menarik napas. Ini memiliki efek
penting pada kualitas film rontgen. Ketika cahaya rontgen terpancar melalui bagian depan
dada terhadap film tersebut, bagian rusuk yang terdekat dengan filmnya adalah rusuk bagian
belakang, sehingga akan menjadi bagian yang paling terlihat. Anda seharusnya dapat melihat
seluruh sepuluh rusuk belakang jika film diambil saat pernapasan penuh.

Jika Anda melihat 6 rusuk bagian depan juga, ini berarti film memiliki standar
kualitas yang sangat baik.

Periksa pencahayaannya. Film yang kelebihan pencahayaan akan terlihat lebih gelap dari
normal, dan menyebabkan tampilan masing-masing areanya tidak jelas. Perhatikan bagian
tubuh antar tulang belakang pada hasil rontgen yang dilakukan dengan benar.

Hasil rontgen dada yang kurang cahaya tidak dapat membedakan tulang belakang
tubuh dengan ruang antar tulang belakang.

Film dapat dipastikan kurang pencahayaan jika Anda tidak dapat melihat tulang
belakang pada bagian toraks.[3]

Film yang kelebihan pencahayaan memperlihatkan ruang antar tulang belakang


dengan sangat tajam.

Temukan tanda-tanda rotasi. Jika pasien tidak sepenuhnya bersandar pada alat rontgen,
mungkin Anda akan melihat rotasi atau putaran pada hasilnya. Jika hal ini terjadi, bagian
mediastinum dapat terlihat tidak normal. Anda dapat mencari rotasi dengan melihat bagian
kepala clavicular dan batang tulang belakang pada bagian toraks.[4]

Periksalah apakah toraks tulang belakang lurus pada posisi di tengah tulang sternum
dan di antara clavicular.

Periksalah apakah clavicular sama tinggi posisinya.

Carilah petunjuk posisi. Hal berikutnya yang dilakukan adalah


mengindentifikasi posisi rontgen dan mengaturnya dengan benar. Periksalah
petunjuk-petunjuk posisi, yang tercetak pada lembaran film. L berarti posisi kiri
(left), dan R berarti posisi kanan (right). PA berarti posisi bagian depan
(posteroanterior), dan AP berarti posisi bagian belakang (anteroposterior), dst.
Perhatikan posisi tubuh pasien: supine (telentang), upright (berdiri tegak), lateral
(menyamping), decubitus (bersandar). Periksalah dan ingatlah setiap posisi pada
rontgen dada ini.

Atur posisi rontgen bagian belakang (PA) dan bagian lateral. Rontgen dada biasanya
terdiri dari film bagian PA dan bagian lateral, yang akan dibaca bersamaan. Sejajarkan filmfilm tersebut agar dapat dilihat, seolah-olah pasien tersebut sedang berada di hadapan Anda,
sehingga sisi kanan pasien menghadap sisi kiri Anda.[6]

Jika ada film yang lama, Anda harus menggantungnya berdekatan.

Istilah posteroanterior (PA) mengacu pada arah sinar rontgen yang memancar
melintasi tubuh pasien dari posterior ke anterior, yaitu dari belakang ke depan.

Istilah anteroposterior (AP) mengacu pada arah sinar rontgen yang melintasi tubuh
pasien dari anterior ke posterior, yaitu dari depan ke belakang.

Posisi radiografi lateral dada diambil dari bagian sisi kiri dada pasien terhadap alat tes
rontgen.

Posisi oblique (miring) menggunakan sudut pandang yang diputar di antara tampilan
depan biasa dan posisi lateral. Posisi ini berguna untuk menemukan lokasi luka dan
menghilangkan struktur yang tumpang-tindih.

Pahami posisi rontgen AP. Terkadang rontgen AP memang dilakukan, tetapi biasanya hanya
pada pasien yang sakit parah sehingga tidak sanggup berdiri tegak untuk melakukan rontgen
PA. Radiografi AP pada umumnya diambil dengan jarak dekat dari film, dibandingkan
dengan radiografi PA. Jarak mengurangi efek perbedaan pencahayaan dan perbesaran struktur
pada bagian-bagian yang lebih berdekatan dengan alat rontgen, seperti jantung.[7]

Karena radiografi AP diambil pada jarak dekat, hasilnya terlihat lebih besar dan
kurang tajam dibandingkan pada film PA biasa.

Film AP dapat menyebabkan jantung tampak lebih besar dan mediastium tampak lebih
lebar.

Tentukan apakah film diambil dari posisi lateral decubitus (berbaring menyamping).
Sebuah rontgen dari posisi ini diambil dengan tubuh pasien berbaring menyamping. Posisi ini
membantu pemeriksaan cairan tertentu yang dicurigai bermasalah (cairan pada rongga

pleura), dan menunjukkan apakah pengaliran cairan itu terjadi dengan lambat atau cepat.
Anda dapat melihat hemitoraks yang nondependen untuk menentukan apakah terjadi gejala
pneumotoraks, yaitu pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura.

Paru-paru dependen akan tampak lebih padat, karena atelektasis (kondisi tidak
berfungsinya paru-paru karena halangan pada bronkus atau bronkiolus) dari bobot
mediastinum yang memberi tekanan di atasnya.

Jika bukan hal ini yang terjadi, ini adalah indikasi terjadinya udara yang terjebak.

Sejajarkan hasil rontgen kiri dan kanan. Anda butuh memastikan agar melihat hasil tes
dengan benar. Lakukan ini dengan mudah dan cepat dengan mencari gelembung lambung.
Gelembung tersebut seharusnya ada di sebelah kiri.[10]

Periksa kadar gas dan lokasi gelembung lambung.

Gelembung gas yang normal juga dapat dilihat dalam sudut-sudut atau lipatan hati
dan limpa pada usus besar.

Mulailah dengan gambaran umum. Sebelum Anda melanjutkan berfokus pada rincian yang
spesifik, adalah baik untuk melihat gambaran umumnya. Hal-hal utama yang mungkin tak
sengaja Anda lewatkan dapat mengubah tolok ukur normal yang gunakan sebagai titik acuan
saat mempelajari rinciannya. Memulai dengan gambaran umum juga mempertajam kepekaan
Anda untuk mencari hal-hal yang khusus. Teknisi tes rontgen sering menggunakan apa yang
disebut metode ABCDE: memeriksa saluran napas/airway (A), tulang/bones (B), siluet
jantung/cardiac silhouette (C), diafragma/diaphragm (D) dan ruang paru-paru dan segala
sesuatu yang lain/lung field and everything else (E).
Periksalah saluran napas. Periksalah untuk melihat apakah saluran napas pasien terlihat
jelas atau samar-samar.[11] Contohnya, dalam kasus pneumotoraks, saluran udara menyimpang
jauh dari sisi yang bermasalah. Temukan carina, yaitu titik trakea bercabang ke kanan dan
kiri dari batang utama bronkus.
Periksalah tulang-tulang. Temukan tanda-tanda fraktur, luka, atau cacat. Perhatikan ukuran
keseluruhan, bentuk, dan kontur setiap tulang, serta kepadatan atau mineral (tulang
osteopenic tampak kurus dan sedikit buram), ketebalan korteks dibandingkan dengan rongga
medula, pola trabekular, keberadaan pengikisan/erosi, patah tulang, litik atau daerah blastik.
Carilah luka-luka, yang tampak berwarna terang dan sklerotik.

Sebuah tulang jelas mengalami luka jika menunjukkan kepadatan yang kurang
(terlihat lebih gelap), yang mungkin terlihat menekan keluar dibandingkan dengan
tulang lain di sekitarnya.[12]

Sebuah tulang jelas mengakami luka sklerotik jika menunjukkan kepadatan tinggi
daripada normal (terlihat lebih putih).[13]

Pada sendi-sendi, amati ruang sendi yang menyempit, melebar, pengapuran pada
tulang rawan, udara di ruang sendi, serta bantalan lemak yang abnormal.

Amati tanda siluet jantung. Tanda siluet pada dasarnya adalah tidak adanya siluet atau
kehilangan paru-paru/jaringan lunak antarmuka, yang terjadi setelah terdapat massa atau air
yang banyak pada paru-paru.[14] Lihatlah ukuran bayangan jantung (ruang putih mewakili
jantung, yang terletak di antara paru-paru). Siluet jantung normal menempati kurang dari
setengah lebar dada.

Jantung tampak berbentuk botol air pada film PA biasa, dengan pengaliran cairan
perikardial yang tidak wajar. Lakukan USG atau Computed Tomography (CT)
bagian dada untuk mengonfirmasi penafsiran Anda.

Periksa diafragma. Carilah diafragma yang mendatar atau menonjol. Diafragma yang datar
mungkin merupakan indikasi empisema. Diafragma yang menonjol mungkin merupakan
indikasi area konsolidasi ruang udara (seperti pada kasus pneumonia), yang membuat paruparu bagian bawah berbeda dalam hal kepadatan jaringan dibandingkan dengan bagian perut.
[16]

Diafragma kanan biasanya lebih tinggi daripada yang kiri, karena hati berada di
bawah diafragma kanan.[17]

Amati juga sudut kostofrenikus (yang seharusnya tajam) jika ada bagian yang tumpul,
karena ini mungkin menunjukkan kelainan pengaliran cairan (yaitu penumpukan
cairan di bagian itu).

Periksalah jantung. Periksa tepi jantung, karena garis tepi siluet seharusnya tajam. [19]
Amatilah jika ada bagian yang terang yang mengaburkan garis tepi jantung, di lobus tengah
kanan dan kiri pada lingula pneumonia, misalnya. Amati juga jaringan lunak eksternal untuk
setiap kelainan.

Jantung dengan diameter yang lebih besar dari setengah diameter toraks adalah
jantung yang membesar/membengkak.[20]

Perhatikan pembengkakan getah bening, carilah emfisema subkutan (kerapatan udara


di bawah kulit), dan luka-luka lainnya.

Periksalah ruang paru-paru. Mulailah dengan memeriksa simetri dan mencari setiap
bidang utama untuk menemukan keregangan atau kepadatan yang abnormal. Cobalah untuk
melatih mata Anda untuk mengintip melalui jantung dan perut bagian atas ke arah posterior
paru-paru. Anda juga harus memeriksa vaskularisasi serta keberadaan massa atau nodul.

Periksa ruang paru-paru dan temukan jika ada tanda-tanda infiltrasi, cairan, atau udara
pada bronkus (bronchogram).[21]

Jika cairan, darah, lendir, tumor atau jaringan lainnya mengisi kantung udara, paruparu akan terlihat transparan (terang), dengan tanda interstitial yang kurang nyata.

Amati hila. Carilah jika ada pembekakan dan massa pada hila dari kedua sisi paru-paru. Dari
pandangan depan, kebanyakan bayangan hila mewakili arteri paru-paru bagian kiri dan
kanan. Arteri paru-paru selalu lebih menonjol daripada bagian kanan, sehingga hilum bagian
kiri tampak lebih tinggi.

Carilah pengapuran kelenjar getah bening pada hilus, yang mungkin disebabkan oleh
infeksi tuberkulosis yang telah terjadi sejak sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai