TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan infra struktur yang sangat pesat di Indonesia saat ini dirasa
masih semakin meningkat. Dalam pelaksanaan pembangunan sektor fisik
tentunya banyak memerlukan pengguna jasa konstruksi. Dalam pelaksanaan
pekerjaan yang sering muncul dan terjadi masalah adalah : kecelakaan kerja,
ganguan kesehatan. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian jenis
kegiatan yang melibatkan manajemen perusahaan, tenaga kerja, peralatan
teknik, dan bahan konstruksi. Proses pengadaan bahan konstruksi dalam skala
besar maupun skala kecil, dapat menimbulkan sumber terjadinya kecelakaan
dan gangguan kesehatan. Kegiatan pekerjaan konstruksi pada umumnya
dilakukan dan dikerjakan di lapangan terbuka (open space). Pada genangan air
dan lumpur di bawah permukaan tanah asli maupun timbunan, dan dalam
kondisi cuaca yang silih berganti. Hal ini tidak bisa dihindari, maka dapat
menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan; akibat yang fatal akan
kehilangan sumber daya tenaga kerja. Upaya menghindari dan mengurangi
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja di bidang
konstruksi, maka perlu diutamakan penerapan peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. (Armanda, 2006). Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat
dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan
pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko
kecelakaan di lingkungan kerja. (Ramli, 2010). Dalam hal ini K3 amat berkaitan
dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki
jangkuan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat,
dan sejahtera, serta efisien dan produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) bertujuan : Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan
dalam berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan, menciptakan masyarakat
dan lingkungan kerja yag aman, sehat, dan sejahtera, bebas dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
pembangunan nasional dengan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan.
Kondisi fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja, namun dengan
bekerja benar teratur bukan berarti dapat mencegah kesehatan kita terganggu.
Kepedulian dan kesadaran akan jenis pekerjaan juga kondisi pekerjaan dapat
menghalau sumber penyakit menyerang. Dengan didukung perusahaan yang sadar
kesehatan, maka kantor pun akan benar-benar menjadi lahan menuai hasil
bukanlah penyakit.
Untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat berlangsung
dengan baik perlu diperhatikan fasilitas-fasilitas standar yang mendukung
kegiatan dapat berjalan dengan aman. Alat Perlindungan Diri (APD) standar
seperti helm proyek, sepatu pelindung, pelindung mata, masker dan pelindung
telinga. Selain pakaian pelindung tersebut, pemasangan papan-papan peringatan,
rambu lalu lintas, ketentuan atau peraturan pengunaan peralatan yang sesuai
dengan fungsinya dan ketentuan-ketentuan yang membuat lokasi kegiatan aman
dan di dukung oleh personil yang menangani setiap kegiatan menguasai
operasional akan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja dapat berlangsung
baik. Fasilitas pendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang
pokok selain perencanaan, pelatihan, dan pengawasan. Fasilitas yang dimaksud
disini meliputi fasilitas yang berada di sekitar proyek dan yang melekat pada diri
pekerjan. Alat-alat pelindung diri yang standar pada proyek konstruksi ada
berbagai macam, antara lain:
1. Helm proyek, helm sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala,
2. Masker, berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil
yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu dapat
mengganggu pernafasan maka dari itu perlu digunakan masker
3. Pakaian kerja, digunakan untuk melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan
4. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari benda- benda
keras dan tajam selama menjalankan kegiatan
5. Sepatu, setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang
tebal supaya bisa bisa bebas berjalan kemana-mana tanpa terluka oleh benda
tajam