BAB IV
ANALISA KASUS
tambahan berupa RBHN di kedua basal paru. Selain itu, diagnosa banding
bronkiolitis juga dapat disingkirkan karena pada saat auskultasi tidak didapatkan
adanya wheezing di ke dua lapang paru.
Sesuai dengan teori, etiologi terbanyak penyebab pneumonia pada neonatus
dan bayi kecil disebabkan oleh Streptococcus grup B dan bakteri gram negatif seperti
E.colli, pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Oleh sebab itulah pasien ini diterapi
dengan antibiotik yang pada praktiknya mengambil acuan sesuai rekomendasi dari
UKK respirologi IDAI bahwa neonatus 2 bulan diterapi dengan kombinasi
ampicilin dan gentamicin masing-masing dengan dosis ampicilin 100mg/kgBB/hari
atau 230mg/hari pada kasus yang dibagi dalam 4 dosis menjadi 4 x 60 mg dan
gentamicin dengan dosis 5-7mg/kgBB/hari atau 11,5 16,1 (dibulatkan 12 - 16 mg
tiap kali pemberian atau dibagi dua dosis, yaitu 6-8 mg).
Selain terapi kausatif berupa antibiotik, pasien ini juga diberikan terapi
suportif berupa cairan IVFD D5% NS dengan jumlah tetesan 10x/menit (mikro)
atau sama dengan 240cc/hari. Pemberian maintenance cairan tersebut apabila ditinjau
dari kebutuhan pasien sudah mencukupi kebutuhan total cairannya per hari.
Kebutuhan cairan total pasien tersebut ialah 230 cc/hari atau 9,5 cc/jam. Selain
maintenance cairan tersebut, ditambah dengan pemberian ASI/PASI 5cc tiap 3 jam
(8x pemberian dalam 1 hari). Maka hal tersebut telah mencukupi kebutuhan
cairannya perhari dan membantu mengoptimalkan kesembuhan pasien.
Pada kasus ini, pasien juga termasuk ke dalam indikasi rawat inap karena usia
pasien kurang dari 6 bulan dan membutuhkan suplementasi oksigen. Setelah hari ke 3
pemantauan terapi pada pasien, belum ditemukan tanda-tanda perbaikan (dyspneu,
takipneu dan masih sering batuk) maka terapi kombinasi diganti menjadi ampicilin
dan antibiotik lini ke dua (ceftazidim dengan dosis 3 x 100 mg). Hal ini sesuai dengan
Panduan Praktik Klinik (PPK) Departemen Kesehatan Anak RSUP Dr. MOH Hoesin
Palembang tahun 2016. Setelah terapi kombinasi antibiotik diganti, didapatkan
perbaikan pada pasien ini yang ditandai dengan frekuensi nafas (RR: <60x/menit) dan
batuk yang sudah minimal.
26