Anda di halaman 1dari 62

REFERAT

FOTO THORAX
Oleh : ILHAM RIANDA

SMF ILMU PENYAKIT PARU RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

Fisikawan Jerman, 1901

Wilhelm Conrad Rontgen

sinar-X

Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding gelas tabung, terjadilah fluoresensi. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini. Hal ini mempengaruhi plat fotografi dan menunjukkan beberapa sifat cahaya, seperti refleksi atau refraksi. Ia menyebutnya fenomena radiasi X/radiasi Rontgen. Rontgen mengambil fotografi sinar-X pertama dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya. Sesuatu yang menghalang sinar x maka akan memberikan gambaran putih (opaq) dan Sesuatu yang ditembus sinar x akan memberikan gambaran hitam (lucent).

SINAR-X
Sinar-X adalah Pancaran gelombang elktromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek

Sinar - x menjadi alat utama dalam radiografi. Selanjutnya untuk melaksanakan pekerjaan radiografi, maka diperlukan tatacara pemotretan dengan urutan sebagai berikut :
Pengaturan penderita ( obyek ) Pengatauran sinar Pengaturan film ( asesoris ) Pengaturan factor ekpos ( factor penyinaran )

Pengaturan penderita
1. Posisi penderita

Supine = Tidur telentang

Prone

= Tidur telungkup

2). Posisi obyek


Posisi obyek adalah letak atau kedudukan dari sebagian dari tubuh penderita yang perlu diatur dalam suatu pemotretan. Misalnya seorang penderita akan di foto tangannya, maka yang disebut obyek adalah posisi dari tangan penderita yang akan di foto

INDIKASI FOTO THORAK : 1. Infeksi traktus respiratorius bawah Misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia 2. Batuk kronis 3. Batuk berdarah 4. Trauma dada 5. Tumor 6. Nyeri dada 7. Metastase neoplasma 8. Penyakit paru akibat kerja 9. Aspirasi benda asing

PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN THORAX Persiapan pasien :

Pasien dianjurkan untuk mengganti pakaian dengan pakaian yang telah tersedia dan melepas (untuk wanita juga melepas BH) serta melepas perhiasan yang ada di leher. Posisi pemeriksaan : AP, PA, Lateral, LLD / RLD dan Top Lordotik.

Posisi Pada Foto Thorax


Posisi PA (Postero Anterior)
Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya scapula tidak menutupi parenkim paru.

Posisi AP (Antero Posterior)


Dilakukan pada anak-anak atau pada pasien yang tidak kooperatif. Film diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru. Jantung juga terlihat lebih besar dari posisi PA.

Posisi Lateral Dextra & Sinistra


Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyeksi lateral kiri kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan, maka dibuat proyeksi lateral kanan,berarti sebelah kanan terletak pada film. Foto juga dibuat dalam posisi berdiri.

Posisi Lateral Dekubitus


Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu,yaitu bila klinis diduga ada cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA atau lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film diletakkan di muka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang arah horizontal.

Posisi Apikal (Lordotik)


Hanya dibuat bila pada foto PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan pada daerah apex kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan menginterpretasikan suatu lesi di apex.

Posisi Oblique Iga


Hanya dibuat untuk kelainan-kelainan pada iga (misal pembengkakan lokal) atau bila terdapat nyeri lokal pada dada yang tidak bisa diterangkan sebabnya, dan hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa. Bahkan dengan foto oblique yang bagus pun, fraktur iga bisa tidak terlihat.

Posisi Ekspirasi
Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam keadaan ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan adanya pneumothorax yang diduga secara klinis atau suatu benda asing yang terinhalasi

Cara sistematis untuk membaca foto thorax:


Cek apakah sentrasi foto sudah benar dan foto dibuat pada waktu inspirasi penuh. Foto yang dibuat pada waktu ekspirasi bisa menimbulkan keraguan karena bisa menyerupai suatu penyakit misal kongesti paru, kardiomegali atau mediastinum yang lebar. Kesampingkan bayangan-bayangan yang terjadi karena rambut, pakaian atau lesi kulit.

Cek apakah Exposure sudah benar ( bila sudah diperoleh densitas yang benar, maka jari yang diletakkan di belakang daerah yang hitam pada foto tepat dapat terlihat). Foto yang pucat karena underexposed harus diinterpretasikan dengan hati-hati, gambaran paru bisa memberi kesan adanya edema paru atau konsolidasi. Foto yang hitam karena overexposed bisa memberi kesan adanya emfisema.

Under exposure

o Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula,dll) Normal. o Cek jaringan lunaknya, yaitu kulit, subcutan fat, musculusmusculus seperti pectoralis mayor, trapezius dan sternocleidomastoideus. Pada wanita dapat terlihat mammae serta nipplenya.

o Cek apakah posisi diafragma normal ; diafragma kanan biasanya 2,5 cm lebih tinggi daripada kiri. Normalnya pertengahan costae 6 depan memotong pada pertengahan hemidiafragma kanan

A B

F
H

C
J

D E

Gambar 1: Thorax Foto posisi PA ; A= Lebel Nama, B= Marker, C= Costae, D= Sinus Costo Cardioprenicus, E= Sinus Costoprenicus, F= Vert. Cervical VII, G= Os Scapula, H= Os Clavicula, I= Jantung, J= Hilus, K= Diagphragma.

o Cek sinus costophrenicus baik pada foto PA maupun lateral.


o Cek mediastinum superior apakah melebar, atau adakah massa abnormal, dan carilah trachea. o Cek adakah kelainan pada jantung dan pembuluh darah besar. Diameter jantung pada orang dewasa (posisi berdiri) harus kurang dari separuh lebar dada. Atau dapat menentukan CTR (Cardio Thoracalis Ratio). o Cek hilus dan bronkovaskular pattern. Hilus adalah bagian tengah pada paru dimana tempat masuknya pembuluh darah, bronkus, syaraf dan pembuluh limfe. Hilus kiri normal lebih tinggi daripada hilus kanan.

A B

F
H

C
J

D E

Gambar 1: Thorax Foto posisi PA ; A= Lebel Nama, B= Marker, C= Costae, D= Sinus Costo Cardioprenicus, E= Sinus Costoprenicus, F= Vert. Cervical VII, G= Os Scapula, H= Os Clavicula, I= Jantung, J= Hilus, K= Diagphragma.

Hal yang perlu diperhatikan dalam interpretasi:


1. Kedudukan: simetris/asimetris. 2. Densitas. 3. Homogen/inhomogen. 4. Batas: tegas/tidak. 5. Ada perselubungan (bayangan padat). 6. Ada cavitas, kalsifikasi, garis fibrotik, bercak-bercak.

Syarat- syarat foto thorax PA bila memungkinkan :


1. Posisi penderita simetris. Hal ini dapat dievaluasi dengan melihat apakah proyeksi tulang corpus vertebra thoracal terletak di tengah sendi sternoclavikuler kanan dan kiri. 2. Kondisi sinar X sesuai. mAs (jumlah sinar) cukup dan kV (kualitas sinar) cukup. 3. Film meliputi seluruh cavum thorax. Mulai dari puncak cavum thorax sampai sinus-sinus phrenicocostalis kanan kiri dapat terlihat pada film tersebut.

KELAINAN FOTO THORAX


1. Pada Pulmo Oedema paru
Bayangan dengan garis tidak tegas Terdapat suatu bronkogram udara

Tanda silhouette yaitu hilangnya visualisasi bentuk diafragma atau mediastinum berdekatan

Pemadatan paru, seperti : TBC paru, Pneumonia 1. Terlihat bayangan homogen berdensitas tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada sekumpulan segmen lobus yang berdekatan, berbatas tegas. 2. Jumlah corakan paru bertambah 3. Konsolidasi di lobus atau segmen pulmonalis

Pneumonia

Gambar Tuberculosis milier, tampak sarangsarang sekecil 1-2 mm atau sebesar kepala jarum, tersebar merata di kedua belah paru badai kabut atau (snow storm appereance)

Bercak dan awan Tidak melebihi garis median, apeks, Iga 2 depan dan tidak ada kavitas.
Bercak tidak melebihi luas satu paru, bila ada lubang diameter kurang dari 4 cm, awan /onsolidasi homogen tidak lebih luas dari satu paru Sarang lebih dari diatas, diameter kavitas 4 cm atau lebih

Tuberkulosis
Secara radiologik ditemukan 4 sarang pada Tuberkulosis :

1. Sarang eksudatif : awan/ bercak, berbatas tak tegas, densitas rendah 2. Sarang produktif : butir bulat kecil, batas tegas, densitas sedang 3. Sarang induratif/fibrotik : garis-garis ataupun pita tebal, batas tegas,densitas tinggi 4. Kavitas : proses aktif kecuali lubang yang sudah sangat kecil (residual kavitas)

Tuberkuloma Sarang keju (caseosa) biasanya menunjukkan penyakit yang tak begitu virulen, bahkan tidak aktif apalagi berbatas tegas

Aspergillosis, nocardiasis, elescheiriasis


Terlihat gambaran bola jamur fungus ball, suatu bayangan yang hamper mirip dengan kavitas pada tuberculosis, akan tetapi disni terlihat baying bulat agak besar yang dinamakan aspergilloma

Kolaps paru / ateletaksis


1. Terdapat bayangan lobus yang kolaps 2. Ditemukan tanda silhouette 3. Pergeseran struktur untuk mengisi ruangan yang normalnya ditempati lobus 4. yang kolaps 5. Pada kolaps keseluruhan paru : keseluruhan hemithorax tampak opaque dan 6. ada pergeseran hebat pada mediastinum dan trachea

Bronkiektasis
1. Bronkovaskular yang kasar yang umunya terdapat di lapang bawah paru 2. Bulatan-bulatan translusen yang sering dikenal dengan sarang tawon (honey comb appereance), bulatan translusen ini dapat barukuran besar yang berupa kistakista translusen dan kadang-kadang berisi cairan (air fluid level) akibat peradangan sekunder

Massa paru, misal : abses paru, kista hydatid


Ditemukan lesi uang logam (coin lesion) / nodulus Kavitas, multikavitas berdinding tebal, dapat pula ditemukan udara dan cairan didalamnya

5. a)

Pada Pleura Efusi Pleura

Tampak perselubungan homogen, umumnya lebih tinggi di lateral daripada medial, juga dapat berjalan ke dalam fissura terutama ke ujung bawah fissura oblique

b) Fibrosis Pleura Penampilannya serupa dengan cairan pleura, densitas tinggi tak teratur dan Sudut costophrenicus tetap terobliterasi.

c)

Kalsifikasi Pleura

Plak kalsium tak teratur, dapat terlihat dengan atau tanpa disertai penebalan pleura (Schwarte)

d) Pneumothorax Garis pleura yang membentuk tepi paru yang terpisah dari dinding dada, mediastinum atau diafragma oeh udara Tak adanya bayangan pembuluh darah diluar garis ini.

6. Pada Diafragma

a)

Paralisis Diafragma 1. Akibat kelainan nervus phrenicus, misal invasi oleh karsinoma bronchus 2. Ditandai oleh elevasi 1 hemidiaphragma
Eventrasi Diafragma

b)

Merupakan keadaan kongenital, yang diafragmanya tanpa otot dan menjadi lembaran membranosa tipis.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai