FOTO THORAX
Oleh : ILHAM RIANDA
SMF ILMU PENYAKIT PARU RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
sinar-X
Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding gelas tabung, terjadilah fluoresensi. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini. Hal ini mempengaruhi plat fotografi dan menunjukkan beberapa sifat cahaya, seperti refleksi atau refraksi. Ia menyebutnya fenomena radiasi X/radiasi Rontgen. Rontgen mengambil fotografi sinar-X pertama dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya. Sesuatu yang menghalang sinar x maka akan memberikan gambaran putih (opaq) dan Sesuatu yang ditembus sinar x akan memberikan gambaran hitam (lucent).
SINAR-X
Sinar-X adalah Pancaran gelombang elktromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek
Sinar - x menjadi alat utama dalam radiografi. Selanjutnya untuk melaksanakan pekerjaan radiografi, maka diperlukan tatacara pemotretan dengan urutan sebagai berikut :
Pengaturan penderita ( obyek ) Pengatauran sinar Pengaturan film ( asesoris ) Pengaturan factor ekpos ( factor penyinaran )
Pengaturan penderita
1. Posisi penderita
Prone
= Tidur telungkup
INDIKASI FOTO THORAK : 1. Infeksi traktus respiratorius bawah Misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia 2. Batuk kronis 3. Batuk berdarah 4. Trauma dada 5. Tumor 6. Nyeri dada 7. Metastase neoplasma 8. Penyakit paru akibat kerja 9. Aspirasi benda asing
Pasien dianjurkan untuk mengganti pakaian dengan pakaian yang telah tersedia dan melepas (untuk wanita juga melepas BH) serta melepas perhiasan yang ada di leher. Posisi pemeriksaan : AP, PA, Lateral, LLD / RLD dan Top Lordotik.
Posisi Ekspirasi
Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam keadaan ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan adanya pneumothorax yang diduga secara klinis atau suatu benda asing yang terinhalasi
Cek apakah Exposure sudah benar ( bila sudah diperoleh densitas yang benar, maka jari yang diletakkan di belakang daerah yang hitam pada foto tepat dapat terlihat). Foto yang pucat karena underexposed harus diinterpretasikan dengan hati-hati, gambaran paru bisa memberi kesan adanya edema paru atau konsolidasi. Foto yang hitam karena overexposed bisa memberi kesan adanya emfisema.
Under exposure
o Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula,dll) Normal. o Cek jaringan lunaknya, yaitu kulit, subcutan fat, musculusmusculus seperti pectoralis mayor, trapezius dan sternocleidomastoideus. Pada wanita dapat terlihat mammae serta nipplenya.
o Cek apakah posisi diafragma normal ; diafragma kanan biasanya 2,5 cm lebih tinggi daripada kiri. Normalnya pertengahan costae 6 depan memotong pada pertengahan hemidiafragma kanan
A B
F
H
C
J
D E
Gambar 1: Thorax Foto posisi PA ; A= Lebel Nama, B= Marker, C= Costae, D= Sinus Costo Cardioprenicus, E= Sinus Costoprenicus, F= Vert. Cervical VII, G= Os Scapula, H= Os Clavicula, I= Jantung, J= Hilus, K= Diagphragma.
A B
F
H
C
J
D E
Gambar 1: Thorax Foto posisi PA ; A= Lebel Nama, B= Marker, C= Costae, D= Sinus Costo Cardioprenicus, E= Sinus Costoprenicus, F= Vert. Cervical VII, G= Os Scapula, H= Os Clavicula, I= Jantung, J= Hilus, K= Diagphragma.
Tanda silhouette yaitu hilangnya visualisasi bentuk diafragma atau mediastinum berdekatan
Pemadatan paru, seperti : TBC paru, Pneumonia 1. Terlihat bayangan homogen berdensitas tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada sekumpulan segmen lobus yang berdekatan, berbatas tegas. 2. Jumlah corakan paru bertambah 3. Konsolidasi di lobus atau segmen pulmonalis
Pneumonia
Gambar Tuberculosis milier, tampak sarangsarang sekecil 1-2 mm atau sebesar kepala jarum, tersebar merata di kedua belah paru badai kabut atau (snow storm appereance)
Bercak dan awan Tidak melebihi garis median, apeks, Iga 2 depan dan tidak ada kavitas.
Bercak tidak melebihi luas satu paru, bila ada lubang diameter kurang dari 4 cm, awan /onsolidasi homogen tidak lebih luas dari satu paru Sarang lebih dari diatas, diameter kavitas 4 cm atau lebih
Tuberkulosis
Secara radiologik ditemukan 4 sarang pada Tuberkulosis :
1. Sarang eksudatif : awan/ bercak, berbatas tak tegas, densitas rendah 2. Sarang produktif : butir bulat kecil, batas tegas, densitas sedang 3. Sarang induratif/fibrotik : garis-garis ataupun pita tebal, batas tegas,densitas tinggi 4. Kavitas : proses aktif kecuali lubang yang sudah sangat kecil (residual kavitas)
Tuberkuloma Sarang keju (caseosa) biasanya menunjukkan penyakit yang tak begitu virulen, bahkan tidak aktif apalagi berbatas tegas
Bronkiektasis
1. Bronkovaskular yang kasar yang umunya terdapat di lapang bawah paru 2. Bulatan-bulatan translusen yang sering dikenal dengan sarang tawon (honey comb appereance), bulatan translusen ini dapat barukuran besar yang berupa kistakista translusen dan kadang-kadang berisi cairan (air fluid level) akibat peradangan sekunder
5. a)
Tampak perselubungan homogen, umumnya lebih tinggi di lateral daripada medial, juga dapat berjalan ke dalam fissura terutama ke ujung bawah fissura oblique
b) Fibrosis Pleura Penampilannya serupa dengan cairan pleura, densitas tinggi tak teratur dan Sudut costophrenicus tetap terobliterasi.
c)
Kalsifikasi Pleura
Plak kalsium tak teratur, dapat terlihat dengan atau tanpa disertai penebalan pleura (Schwarte)
d) Pneumothorax Garis pleura yang membentuk tepi paru yang terpisah dari dinding dada, mediastinum atau diafragma oeh udara Tak adanya bayangan pembuluh darah diluar garis ini.
6. Pada Diafragma
a)
Paralisis Diafragma 1. Akibat kelainan nervus phrenicus, misal invasi oleh karsinoma bronchus 2. Ditandai oleh elevasi 1 hemidiaphragma
Eventrasi Diafragma
b)
Merupakan keadaan kongenital, yang diafragmanya tanpa otot dan menjadi lembaran membranosa tipis.