di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam Januari-Maret 2013
April 2013
1
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Status gizi adalah salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat terkait sistem pangan dan gizi, menggambarkan ketersediaan pangan untuk kelangsungan hidup disetiap siklus kehidupan, sejak dalam kandungan, bayi, anak, dewasa serta usia lanjut, dan pada periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. 8.8% 5.4% 4.9%
Survey Riskesdas tahun 2007, persentase balita gizi buruk di Indonesia sebesar 5.4% dan menurun dibandingkan Susenas tahun 2005 sebesar 8.8%, namun masih menjadi masalah utama jika ditemukan disuatu daerah lebih dari 1% balita status gizi buruk. Survey Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, dari 13.0% berstatus gizi kurang terdapat 4.9% berstatus gizi buruk.
3
10 8 6 4 2 0
Tabel 1: Persentase balita status gizi sangat kurus Kota Batam Sumber : Berdasarkan hasil PSG kota Batam periode 2005 s/d 2012
Persentase balita status gizi kurang berdasarkan indikator BB/TB Tahun Presentase 2005 0.40 2006 0.41 2007 0.43 2008 0.51 2009 0.46 2010 0.39 2011 0.46 2012 0.45
0.5
0.4 0.3 0.2
0.1
0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
4
Hasil register pemantauan pertumbuhan dan laporan gizi buruk, dari 323 orang balita gizi buruk hasil PSG cakupan Kota Batam tahun 2012, terdapat balita gizi buruk sebanyak 9 (2.78%) Balita yang terdapat di wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam yaitu terdiri dari 5 orang balita jenis kelamin laki-laki dan 4 orang balita jenis kelamin perempuan .
PSG wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam 2012
Perempuan 44%
Laki-laki 56%
Berdasarkan data profil Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam pada tahun 2010, balita yang ditimbang tercatat 1 (0.00%) balita dengan status gizi buruk, kemudian pada tahun 2011 tercatat 3 (0.025%) balita dengan status gizi buruk, pada tahun 2012 tercatat 4 (0.06%) balita dengan status gizi buruk.
Dari hasil data di atas, Secara persentase angka tersebut bukan merupakan suatu masalah gizi berdasarkan MDGs. Akan tetapi, persentase atau jumlah balita dengan status gizi buruk dalam tiga tahun terakhir di wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan
Selain itu, masalah gizi memerlukan penanganan yang lebih inovatif dan terpadu karena masih merupakan menjadi masalah nasional dan terus berkelanjutan. Angka tersebut bisa terjadi peningkatan pada masa mendatang dikarenakan masalah status gizi dipengaruhi oleh multifaktor yang sudah mengakar di masyarakat.
Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam Januari-Maret 2013.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam Januari-Maret 2013.
b. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam Januari-Maret 2013.
c. Mengetahui hubungan tingkat pendapatan keluarga terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT Puskesmas
d. Mengetahui hubungan faktor Jumlah anggota keluarga terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam Januari-Maret 2013
e. Mengetahui hubungan pola pemberian ASI terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam Januari-Maret 2013.
g. Mengetahui hubungan status infeksi balita terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT Puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam Januari-Maret 2013.
10
11
Kerangka Teori
Predisposising Pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi Reinforcing Dukungan petugas, tokoh masyarakat dan keluarga Enabling Fasilitas dan sarana kesehatan
Pendapatan keluarga
Daya beli
Pola asuh
Sanitasi lingkungan
Besarnya jumlah keluarga Pantangan makan balita Asupan zat gizi Status kesehatan balita/Infeksi
Sumber: Sajogyo, dkk. (1994), Santoso dan Anne Lies. (2004), Soehardjo, dkk. (1986) dalam Dewi Andarwati (2007) dan Sri Dara Ayu (2008, UNICEF1990) dalam Rancangan AKSI Pangan dan Gizi 20112015 dengan beberapa penyesuaian.
12
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel dependen
1. Pendidikan Ibu
2. Pengetahuan Ibu 3. Pendapatan Keluarga 4. Jumlah Anggota keluarga Status gizi Balita
13
Hipotesis
Hipotesis mayor
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma
wilayah kerja UPT puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota batam.
Hipotesis minor 1. Terdapat pengaruh faktor tingkat pendidikan ibu terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota batam.
2. Terdapat pengaruh faktor tingkat pengetahuan ibu terhadap status gizi balita di
Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota batam. 3. Terdapat pengaruh faktor tingkat pendapatan keluarga terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota batam.
14
4. Terdapat pengaruh faktor jumlah anggota keluarga terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota batam.
5. Terdapat pengaruh faktor pola pemberian ASI terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT puskesmas Lubuk Baja Kecamatan Lubuk Baja Kota batam.
6. Terdapat pengaruh faktor pola pemberian MP ASI terhadap status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja UPT puskesmas Lubuk
16
Rancangan Penelitian :
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik Pendekatan cross sectional
17
Subjek Penelitian
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang berada di Kelurahan Tanjung Uma wilayah kerja Puskesmas Lubuk Baja Kota Batam Jumlah populasi = 1050 orang
Sampel
Besar sampel
Rumus Slovin:
n Maka sample yang dibutuhkan dari populasi yaitu:
Keterangan: n: Jumlah sampel N: Jumlah populasi e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
n = 91 sample
18
Jenis sample
Kriteria inklusi:
Semua ibu yang mempunyai balita usia 0 sampai 59 bulan. Ibu yang mempunyai balita yang berdomisili di cakupan lokasi penelitian.
Kriteria eksklusi:
Ibu yang mempunyai balita yang menolak diikutsertakan menjadi responden penelitian. Responden penelitian yang tidak ada di tempat saat pengumpulan data penelitian dilakukan.
19
3.
20
Definisi operasional
No 1 Variabel Status gizi balita Definisi Keadaan status gizi balita yang dinyatakan oleh berat badan/umur. Alat ukur Z-score 1. 2. Hasil ukur Obese : apabila nilai Z score yang diperoleh > 3 SD Gizi lebih: Apabila nilai Z score yang diperoleh > 2 - 3 SD. Gizi baik: Apabila nilai Z score yang diperoleh -2 SD s.d +2 SD Gizi Kurang: Apabila nilai Z score yang diperoleh < 2 SD s.d -3 SD. Gizi buruk: Apabila nilai Z score yang diperoleh <3 SD. Skala Rasio
3.
4.
5.
21
Definisi Tingkat atau jenjang pendidikan formal yang ditamatkan oleh responden. Tingkat pengetahuan ibu balita tentang status gizi balita. Tingkat penghasilan keluarga per bulan sesuai dengan UMR Rp 2050.000,Jumlah anggota keluarga tinggal dalam satu rumah. Pemberian ASI eksklusif pada balita yaitu diberikan sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makan tambahan. Pemberian MP ASI pada balita, yang diberikan setelah usia balita 6 bulan. Status penyakit infeksi pada balita minimal dalam 2 minggu terakhir.
1.
2.
Kuesioner
1. 2. 1. 2.
Hasil ukur Rendah: tidak sekolah, SD, SMP. Tinggi: SMA, Perguruan tinggi dan lain-lain Kurang Cukup < UMR Kurang dari Rp2050.000,>UMR Lebih atau sama dengan Rp 2050.000,4 orang >4 orang Tidak diberikan Diberikan
Skala Ordinal
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
1. 2. 1. 2.
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Kuesioner
1. 2. 3. 1. 2.
Tidak diberikan Diberikan <6 bulan Diberikan 6 bulan Balita sakit Balita sehat
Interval
Ordinal
22
23
Total
Tabel 6: Chi-Square Tests faktor pendidikan ibu mempengaruhi status gizi balita
Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb .310 91 .313a .024 .325
Df 1 1 1
10 8 6 4 2 0
Rendah Tinggi
.703 1 .578
.450
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.69. b. Computed only for a 2x2 table
24
Pada penelitian ini didapat nilai p=0.703 (nilai p>0.05) mengenai hubungan
faktor pendidikan ibu terhadap status gizi balita yang menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna.
Hal ini diduga karena tingkat pendidikan tidak secara langsung dan tidak mutlak menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, informasi tentang gizi tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal.
Sehingga dapat diasumsikan bahwa tingkat pendidikan ibu ditentukan seberapa besar mempengaruhi faktor pengetahuan ibu tentang gizi balita, dan berapa banyak faktor-faktor lain yang berkontribusi pada status gizi balita dalam
25
Gizi Kurang (< -2 Gizi Baik (-2 SD SD s.d -3 SD) s.d 2 SD)
Pengetahuan Ibu Balita Kurang Count % within Pengetahuan Ibu Balita Cukup Count % within Pengetahuan Ibu Balita Total Count % within Pengetahuan Ibu Balita 3 9.4% 4 6.8% 7 7.7% 29 90.6% 55 93.2% 84 92.3%
Tabel 8: Chi-Square Tests faktor pengetahuan ibu mempengaruhi status gizi balita
Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio .197a .001 .192
Df 1 1 1
.693
.473
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.46. b. Computed only for a 2x2 table
26
Pada penelitian ini, didapat nilai p=0.693 (nilai p>0.05) yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara kedua variabel faktor pengetahuan ibu terhadap status gizi balita.
Dalam pengukuran faktor pengetahuan tidak mudah karena pengetahuan dalam cakupan domain kognitif mempunyai tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comrephensio), aplikasi (aplicatio), analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). pada tahap bagaimana pengetahuan ibu mempengaruhi status gizi balita, tentu tingkatan aplikasi pengetahuan sangat menentukan status gizi balita, selain itu faktor lain seperti kepercayaan ibu terhadap makanan, ketahanan pangan keluarga, status kesehatan balita.
27
Total
Tabel 12: Chi-Square Tests faktor pendapatan keluarga mempengaruhi status gizi balita
Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb .232 91 .235a .008 .235
Df 1 1 1
.708 1 .630
.463
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.38. b. Computed only for a 2x2 table
28
Hal ini dikarenakan sebagian besar respoden mempunyai balita yang masih diberikan ASI ekslusif, dimana ASI mempunyai nilai ekonomis sehingga memperkecil pengaruh pendapatan keluarga. Selain itu status gizi dipengaruhi oleh multifaktor seperti pola asuh, pemanfaatan layanan kesehatan.
29
> 4 orang
Count
% within Jumlah Anggota Rumah Tangga
Total
Tabel 14: Chi-Square Tests faktor jumlah keluarga mempengaruhi status gizi balita
Asymp. Sig. (2sided) 1 1 1 .006 .019 .006 .010 7.492 91 1 .006 .010 Exact Sig. Exact Sig. (1(2-sided) sided)
Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test 7.576a 5.503 7.600
Df
15
10 5 0 4 orang atau kurang > 4 orang
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.62. b. Computed only for a 2x2 table
30
Tabel 15: Risk Estimate faktor jumlah keluarga terhadap status gizi balita
95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Jumlah Anggota Rumah Tangga (< 4 atau = 4 orang / > 4 orang) For cohort Status Gizi Balita = Gizi Kurang (< -2 SD s.d -3 SD) For cohort Status Gizi Balita = Gizi Baik (-2 SD s.d 2 SD) N of Valid Cases .083 Lower .010 Upper .726
.099 1.193 91
.012 1.017
.791 1.399
Kasus status gizi kurang lebih banyak ditemukan pada keluarga besar dari pada keluarga kecil, termasuk jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak terlalu banyak.. Sehingga anak-anak yang dihasilkan dari keluarga demikian lebih banyak yang kurus, punya daya pikir yang lemah, dan mudah terkena penyakit. Menurut Anderson et al., (2008) dalam jurnal kesehatan masyarakat oleh Lutviana et Budiona, diharapkan keluarga kecil selain kesejahteraan lebih terjamin maka kebutuhan pangan akan lebih baik terpenuhi dibandingkan keluarga dengan jumlah besar.
31
Tabel 17: Chi-Square Tests hubungan faktor pola pemberian ASI eksklusif dengan status
gizi balita.
Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio .015a .000 .015 1 1 1 .903 1.000 .903
1.000
.015 91 1 .904
.611
7.5
7 6.5
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.
ASI ekslusif
32
Dari uraian diatas, jika pemberian ASI dapat terlaksana dengan baik, tentu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di usia balita. Hasil Chi Square Tests
memberikan nilai p=1.000 (nilai p>0.05) yang memberikan makna bahwa tidak ada hubungan faktor pemberian ASI ekslusif terhadap status gizi balita.
Hal ini diduga disebabkan faktor pemberian PASI dan MP ASI karena keyakinan ibu bahwa bayi tidak akan cukup memperoleh zat gizi jika hanya diberi ASI sampai umur 6 bulan. Atau kurangnya kemampuan ibu dalam merawat balita, sanitasi lingkungan yang tidak sehat, serta frekuensi dan durasi pemberian ASI yang tidak sesuai.
33
Tabel 19: Chi-Square Tests pengaruh faktor pemberian MP ASI terhadap status gizi balita.
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases .431a .474 .176 91 df 2 2 1 Asymp. Sig. (2-sided) .806 .789 .675
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.69.
34
Pada hasil penelitian ini nilai p=0.431 (nilai p>0.05) artinya tidak ada hubungan bermakna antara pola pemberian MP ASI terhadap status gizi balita.
Adanya faktor lain yang mempengaruhi status gizi balita, kemudian untuk mengetahui pola pemberian MP ASI perlu diketahui frekuensi, kuantitas, kualitas, dan jenis serta ragam MP ASI yang tepat, disamping dapat terjadi bias recall mengenai daya ingat responden dalam menginagat makanan dan minuman yang diberikan pada balita, bias pengukuran mengenai jumlah makanan yang dikonsumsi, kebenaran responden dalam mengisi kuesioner.
35
Tabel 21: Chi-Square Tests pengaruh faktor status infeksi balita terhadap gizi balita.
df 1 1 1
.043
.033
Linear-by-Linear Association
N of Valid Casesb
4.474
91
.034
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.62. b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 22 : Risk Estimate faktor status infeksi balita terhadap status gizi balita
95% Confidence Interval Value For cohort Status Gizi Balita = Gizi Baik (-2 SD s.d 2 SD) N of Valid Cases .877 91 Lower .796 Upper .967
36
Status infeksi balita merupakan salah satu faktor yang secara langsung yang dapat mempengaruhi status gizi balita, dan kedua bersinergis dengan faktor pemberian asupan zat gizi, pada balita yang menderita penyakit infeksi akan mempengaruhi pola pemberian asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan balita yang akan mempengaruhi status gizi balita, dan pada balita status gizi kurang akibat asupan zat
38
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan tidak mempengaruhi status gizi balita di kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja kota Batam, yaitu: 1. Tidak terdapat hubungan antara faktor pendidikan ibu dengan status gizi balita di kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja kota Batam, dan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan literatur teori yang ada. 2. Tidak terdapat hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan status gizi balita di kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan literatur teori dan penelitian yang telah ada sebelumnya. 3. Tidak terdapat hubungan antara faktor pendapatan keluarga dengan status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam, dan hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada.
39
4. Terdapat hubungan antara faktor jumlah anggota keluarga dengan status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam, dan hasil penelitian ini memiliki korelasi dengan teori yang ada. 5. Tidak terdapat hubungan antara faktor pola pemberian ASI dengan status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam, dan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang telah ada. 6. Tidak terdapat hubungan antara faktor pola pemberian MP ASI dengan status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam, dan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ada. 7. Terdapat hubungan antara faktor status kesehatan balita dengan status gizi balita di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja kota Batam, dan hasil penelitian ini mempunyai korelasi dengan teori yang ada.
40
Saran
Instansi terkait (Puskesmas, Kader Kesehatan) 1. Meningkatkan intensitas pelaksanaan program gizi berupa penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif, imunisasi, pola asuh, pemilihan makanan yang baik bagi bailta, pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan lain-lain, guna meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menjaga status gizi balita. 2. Meningkatkan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat demi menjaga kesehatan masyarakat khususnya balita. Masyarakat Mengambil sikap dan perilaku yang mendorong program kesehatan mengenai status gizi masyarakat terutama status gizi balita, dan sikap dan perilaku optimal keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi balita. Peneliti Diharapkan bagi akademisi, staf pelayanan kesehatan dan pihak terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut demi menggali berbagai permasalahan status gizi balita dan pemecahan masalahnya.
41
42
Orientasi di Puskesmas
43
44
45
Pengumpulan data
46
47
48
Imunisasi
49
50
51
52
53
TERIMA KASIH
54