Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wanuq Faddillah Fajroh

Nim : 1130020029

Kelas : 2A

•Rontgen Dada•

Rontgen thorax atau rontgen dada adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi gelombang
elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian dalam dada. Melalui rontgen dada, kamu dapat
melihat gambaran jantung, paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa.

Indikasi Medis yang Memerlukan Foto Rontgen antara lain dilakukan untuk mendeteksi kondisi
kelainan tulang dan sendi (seperti patah tulang dan osteoporosis), infeksi, gangguan pencernaan,
pembengkakan jantung, dan tumor payudara.

SOP (Prosedur Pelaksanaan) Foto Rontgen :

a. Sebelum Foto Rontgen

Tidak ada persiapan khusus untuk menjalani foto rontgen. Jika menggunakan zat kontras, kamu
dianjurkan untuk berpuasa atau menghentikan konsumsi obat-obatan. Selain itu, kamu juga diminta
untuk melepaskan semua perhiasan atau aksesoris yang berbahan logam karena bisa menghalangi
gambar yang ditampilkan.

Sebaiknya gunakan baju yang nyaman dan mudah dibuka saat pemeriksaan, atau gunakan baju khusus
yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

b. Prosedur atau pelaksanaan Foto Rontgen

Saat pelaksanaan foto rontgen, kamu diminta berbaring atau berdiri, termasuk mengikuti instruksi
dokter untuk melakukan posisi tertentu untuk memudahkan pengambilan gambar. Tahan napas dan
jangan bergerak selama pemeriksaan agar gambar tidak blur, kecuali diminta untuk berpindah posisi.

Selama pemeriksaan, kamu tidak merasakan apa pun, kecuali pada pengidap patah tulang yang merasa
nyeri saat memindahkan posisi tubuh. Foto rontgen hanya berlangsung selama beberapa menit, kecuali
untuk tindakan tertentu (seperti penggunaan zat kontras) yang bisa memakan waktu hingga 1 jam.

c. Sesudah Foto Rontgen

Kamu bisa pulang dan kembali beraktivitas setelah pemeriksaan dilakukan. Bila menggunakan zat
kontras, sebaiknya minum air putih untuk membantu pembuangan zat kontras dari dalam tubuh. Hasil
pemeriksaan dipelajari oleh dokter radiologi, tapi fotonya diberikan langsung setelah dicetak. Kecepatan
hasil bervariasi, tapi dalam keadaan darurat, biasanya tersedia dalam hitung menit.

●Tata cara untuk memudahkan Rontgen thoraks :

A. Assessment of Quality / Airway

Untuk menilai apakah sebuah foto layak dibaca, ada sebuah mnemonic PIER untuk memudahkan :

• Position: melihat posisi dalam pengambilan gambar, apakah foto diambil dalam posisi supine,
posteroanterior (PA), anteroposterior (AP) atau lateral.

• Inspiration: foto yang baik dilakukan jika pasien mengambil inspirasi yang cukup dalam. Inspirasi yang
baik akan memperlihatkan iga posterior nomor 10 dan 11 dari pasien.

• Exposure: foto yang baik akan mempunyai densitas yang baik sehingga dapat melihat struktur vaskular
paru dengan baik (bahkan hingga ke bagian perifer), dapat melihat batas jantung, aorta, diafragma, juga
garis spinal column.

• Rotation : untuk menilai apakah pasien berdiri tegak lurus, dapat dilihat apakah jarak dari mid klavikula
kanan dan kiri ke vertebra sama dan sejajar.

Jika sudah yakin foto layak untuk dibaca, pembacaan foto dapat dimulai dari memeriksa airway. Cara
memeriksa airway adalah menyusuri trakea dari paling atas foto. Pastikan trakea berada di midline atau
garis tengah, lalu susuri hingga mencapai carina, dari karina turun ke bronkus kanan dan kembali ke
karina untuk menyusuri bronkus kiri. Perhatikan apakah adanya penyempitan pada bronkus. Terakhir,
pastikan sudut antara kedua bronkus berada diantara 50° dan 100°. Sudut di atas 100° menandakan
adanya pelebaran karina.

B. Bones and Soft Tissue

Setelah memastikan foto layak dibaca, dapat berpindah ke B untuk melihat tulang yaitu menilai apakah
simetris, apakah ada garis fraktur, lesi di tulang ataupun tanda-tanda osteoporosis. Nilai juga jaringan
lunak apakah ada benda asing, bengkak ataupun adanya subcutaneous air. [5]

C. Cardiac

Pada cardiac, nilai ukuran jantung. Ukuran jantung yang normal harus di bawah 50% pada foto yang
diambil dengan posisi PA dan di bawah 60% pada foto yang diambil dengan posisi AP. Selain menilai
ukuran, dapat juga menilai bentuk, kalsifikasi dan apakah adanya katup prostetik.

D. Diaphragm

Setelah melihat jantung, lihat posisi hemidiafragma. Hampir selalu hemidiafragma kanan lebih tinggi
dibandingkan hemidiafragma kiri karena adanya organ liver yang mendesak hemidiafragma kanan lebih
tinggi. Setelah melihat posisi diafragma, lihat juga bentuk diafragma apakah bentuk menjadi rata
(flattened). Bentuk flattened diafragma dapat ditemukan pada kasus asthma atau emfisema, biasanya
bilateral, serta tension pneumothorax pada diafragma flattened unilateral. Terakhir, lihat apakah ada
udara bebas di bawah diafragma. Jika terdapat udara bebas di bawah diafragma, hal ini disebut
subdiaphragmatic free gas atau pneumoperitoneum, yang berarti perlu adanya kecurigaan adanya
perforasi organ berongga di abdomen. Jika ditemukan pneumoperitoneum disertai klinis yang
mendukung seperti nyeri abdomen, biasanya hal ini merupakan keadaan kegawatdaruratan dan
memerlukan intervensi segera.

E. Effusion

Efusi pleura dapat dinilai dengan melihat sudut kostofrenik (costophrenic angles) pada kedua ujung
diafragma. Sudut yang normal seharusnya tajam. Jika ditemukan sudut yang menumpul, bisa dicurigai
adanya efusi pleura. Untuk memastikan, dapat dilakukan foto ulang dengan posisi lateral yang lebih
sensitif dalam menilai efusi pleura.

F. Fields, Fissures and Foreign Bodies

Setelah itu, dapat melihat lapang paru apakah adanya inflitrasi (baik interstitial ataupun alveolar),
massa, konsolidasi, garis pleura dan tanda-tanda vaskularisasi paru yang semustinya tampak agar samar
di bagian perifer paru. Konsolidasi paru dapat dilihat dengan memperhatikan perbatasan antara paru
dan jaringan sekitar karena paru umumnya terisi gas dan jaringan lain seperti jantung atau diafragma
solid. Konsolidasi pada lobus kiri bawah akan menyebabkan diafragma kiri tidak dapat terlihat jelas
sedangkan konsolidasi pada lobus kanan tengah menyebabkan batas kanan jantung tidak dapat terlihat
jelas.
G. Great Vessels / Gastric Bubble

Pada bagian ini, lihat ukuran aorta serta bentuk dari pembuluh darah pulmonary. Aortic knob harus
terlihat jelas. Selain itu, perhatikan juga adanya gastric bubble, yaitu area kehitaman (radiolucent) yang
biasanya berbentuk bulat dan terletak di bawah hemidiafragma kiri. Gastric bubble menunjukan adanya
udara di fundus lambung.

H. Hilla and Mediastinum

Untuk memudahkan penilaian hilum, ada beberapa hal yang harus dilihat :

• Bentuk : dapat dikatakan normal jika gambaran vaskular seperti bercabang.

• Radiopacity : opasitas dari hilum semakin menipis dan hilang di bagian perifer

• Ukuran : 2/3 dari densitas vaskular berada dibagian bawah hilum

• Bandingkan hilum di kanan dan kiri, seharusnya simetris.

Setelah itu, perhatikan jika adanya limfadenopati, kalsifikasi ataupun masa di bagian hilus. Bandingkan
hilus kanan dan kiri, biasanya hilus kiri lebih tinggi dibading sisi kanan. Setelah itu, perhatikan apakah
adanya pelebaran dari mediastinum, yang biasa menandakan adanya diseksi aorta jika klinis
mendukung.

I. Impression

Setelah melihat seluruh bagian di atas, simpulkan apa saja kelainan yang ditemukan sejak awal hingga
akhir. Gunakan bagian ini sebagai pemeriksaan ulang demi mencegah adanya kelainan yang tidak
dikenali sebelumnya.

Dokter harus melakukan pemeriksaan secara sistematis, mulai dari A sampai I untuk meminimalisir
kemungkinan untuk melewatkan kelainan pada foto rontgen. Hal ini perlu diingat terutama pada
rontgen dengan kelainan yang terlihat jelas. Bila terdapat abnormalitas multipel pada foto rontgen,
dokter bisa melewatkan kelainan yang tidak terlihat dengan jelas jika pemeriksaan tidak dilakukan
secara sistematis. Pastikan interpretasi tetap dilakukan secara sistematis dan lengkap.

●interpretasi rotngen toraks dari gambar 1 adalah sebagai berikut:

1.Densitas foto lebih baik dibanding contoh 1 dan inspirasi lebih baik karena tampak hingga iga posterior
nomor 10, namun rotasi kurang baik

2.Tidak tampak diskontinuitas tulang

3.Ukuran jantung <50% menunjukkan tidak adanya perbesaran jantung. Tidak tampak kalsifikasi aorta

4.Bentuk diafragma baik dan hemidiafragma kanan lebih tinggi dibanding kiri
5.Kedua sudut kostofrenikus tajam

6.Pada kedua lapang paru tidak terdapat infiltrat, massa ataupun konsolidasi. Tidak terdapat penebalan
fisura antar lobus dan tidak terdapat benda asing seperti NGT ataupun ETT

7.Tampak gastric bubble

8.Tidak ada kalsifikasi aorta atau perbesaran mediastinum

Anda mungkin juga menyukai