Anda di halaman 1dari 4

Diagnosa

a) Anamnesis
Manifestasi klinis demam, nyeri dada dan sesak akan timbul jika cairan efusi cukup banyak.
Demam yang menetap setelah di diagnosis pneumonia perlu dicurigai suatu empiema. Sebanyak
70% dari empiema merupakan komplikasi pneumonia. Pasien dapat mengeluhkan gejala demam
tinggi, berkeringat, selera makan turun, malaise, dan batuk. Radang pleura dan dyspnea dapat juga
merupakan gejala pada beberapa pasien. Radang pleura dan dyspnea tidak tergantung pada ukuran
efusi.1

b) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pergerakan dinding dada tertinggal saat ekspirasi
dan fremitus melemah. Pada perkusi paru ditemukan daerah yang lebih redup dan pada auskultasi
dapat ditemukan penurunan suara napas dan ronki.2

c) Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengevaluasi adanya efusi pleura, tes pertama yang harus dilakukan adalah rontgen
dada. Ini adalah tes yang tersedia secara luas dan sederhana, tetapi tidak 100% sensitif. Sejumlah
cairan tertentu harus ada untuk dideteksi, biasanya 75 ml dalam tampilan lateral, dan sekitar 175 ml
dalam tampilan anterior. Pada x-ray, beberapa karakteristik efusi pleura tumpul karena sudut
kostodiafragma dan paru-paru diisi dengan cairan radiolusen (tergantung pada ukuran efusi). 3
!
Gambar. Foto thorax posteroanterior (PA) seorang pria berusia 50-an yang memiliki riwayat 2
minggu pneumonia yang diobati. Ia mengalami demam dan nyeri dada yang persisten. Kekeruhan
parenkim paru bilateral yang merata mengindikasikan pneumonia. Sudut costophrenic kiri yang
hilang menunjukkan efusi pleura kiri. 4

Jika dicurigai efusi dengan rontgen dada, langkah selanjutnya adalah ultrasonografi. USG
semakin umum karena manfaatnya, yaitu karena tersedia secara luas, dapat dilakukan di samping
tempat tidur pasien, lebih sensitif dalam mengidentifikasi efusi pleura daripada x-ray,
memungkinkan diferensiasi antara parenkim dan cairan pleura, dan itu juga memiliki penggunaan
terapeutik. Ultrasonografi dapat bermanfaat dalam memandu penempatan chest tube selama
thoracentesis. Beberapa karakteristik empiema yang ditemukan dengan USG adalah echogenicity
homogen, efusi anechoic dengan septasi hyperechoic, penebalan pleura dan split pleura, pemisahan
parietal, dan visceral pleura oleh cairan. 3
CT scan dada harus dilakukan pada pasien dengan empiema. Ini bisa menjadi pilihan
alternatif setelah dilakukan rontgen dada atau ultrasonografi. CT scan idealnya dilakukan dengan
kontras intravena (IV) untuk meningkatkan pleura. CT scan juga dapat bersifat diagnostik dan
terapeutik, thorasentesis, dan torakotomi tabung dapat dilakukan dengan modalitas ini. Beberapa
karakteristik pada CT scan adalah penebalan pleura (terdapat pada sekitar 80% sampai 100%
pasien), peningkatan pleura, split tanda pleura, gelembung tanpa adanya drainase chest tube, dan
septasi. Dengan CT scan, praktisi dapat menilai parenkim paru dengan lebih baik dan posisi chest
tube. 3
Pada pungsi pleura ditemukan adanya pus. Setelah itu cairan yang diperoleh harus dikirim
untuk analisis dan kultur. 3
Kultur cairan pleura memiliki sensitivitas yang buruk; ini dapat meningkat jika cairan itu
bukan hanya disimpan dalam wadah steril tetapi juga dalam botol kultur darah. Idealnya, cairan
biakan harus diperoleh dari thoracentesis, penempatan chest tube, atau intervensi bedah, tetapi tidak
pernah dari drainase yang sudah ada sebelumnya. 3
Analisis cairan pleura tidak diperlukan untuk diagnosis empyema, seperti yang disebutkan
sebelum adanya nanah, bakteri gram positif, atau kultur akan menghasilkan diagnosis; namun
demikian, semua cairan pleura harus dikirim untuk analisis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Light RW. Parapneumonic effusions and empyema. Pleural disease. 3rd ed. Baltimore: Williams
& Wilkins, 1995; 129-153.

2. Chris tanto, et al., (2014), Kapita Selekta Kedokteran. Ed IV. Jakarta : Media Aeskulapius.

3. Ohara G, Iguchi K, Satoh H. VATS and Intrapleural Fibrinolytic Therapy for Parapneumonic
Empyema. Ann Thorac Cardiovasc Surg. 2018 Oct 19;24(5):263-264.

4. Tobler M. Empyema Imaging. 2015. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/


355892-overview#a5

Anda mungkin juga menyukai