• PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan,
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang
bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal)
Perkusi pada hemithorax yang sakit terdengar redup dan pada auskultasi,
suara napas terdengar berkurang atau menghilang sama sekali. pada
auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
• CHEST X RAY
Gambaran radiologis seperti pada efusi pleura yaitu menghilangnya sudut
kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan
melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.
Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi
penumpukan cairan pleural yang signifikan.
Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong
mediastinum kesisi lain
• Torakosentesis / pungsi pleura
untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis.
Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-
8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks),
pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa
transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).
Setelah dilakukan aspirasi percobaan, maka cairan tersebut dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
• LABORATORIUM
Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan
asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi
(glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi
untuk sel-sel malignan, dan pH.
1. Apabila jumlah eritrosit 5 – 6000 / mm3 -----> “a rosy tint”
2. Apabila jumlah eritrosit > 10.000 / mm3 ------> “serosanguinous”.
3. Hal ini didapatkan pada efusi pleura hemoragis.
4. Apabila cairan hemoragis yang berasal dari komplikasi thorakosintesis,
cairan tersebut disentrifus dan supernatannya menjadi jernih.
Sebaliknya pada hemothorax supernatannya tetap merah.