OLEH :
APRIS SURENI RAHAYU 1811020069
ZULHANA PERTIWI 1811020071
FIRLI MADANI AKBARIZA 1811020081
DANU REKSO P 1811020090
ELSA WULANDARI 1811020099
ALWINAH HIKAMI I 1811020132
DEFINISI
• Menurut Wijayaningsih (2013: 31) Efusi pleura adalah
penumpukan cairan di dalam ruang pleura, proses penyakit
primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat
penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin
merupakan transundat, eksudat, atau dapat berupa darah atau
pus.
• Menurut Muttaqin (2012: 126) Efusi pleura adalah suatu
keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura
berupa transundat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan
pleura viseralis.
ETIOLOGI
Efusi pleura transudat Efusi pleura eksudat
• Penyakit jantung: penyakit jantung • Infeksi paru:
kongestif, constrictive pericarditis pneumonia,tuberkukosis,infeksi
• Atelektasis paru jamur, perikarditis
• Keganasan : kanker payudara,
• Sindrom nefrotik
limfoma, leukemia, sarkoma,
• Sirosis hepatis yang menyebabkan melanoma
terjadinya hepatic hydrothorax • Penyakit inflamasi : lupus,
• Penyakit endokrin: pankreatitis, artritis rheumatoid
hipoalbuminemia, myxedema • Obstruksi limfatik yang
• Uropati obstruktif yang menyebabkan terjadinya chylothorax
menyebabkan terjadinya urinothorax • Peningkatan kolesterol cairan pleura
• Latrogenik akibat trauma operasi ke secara kronis: pseudochylothorax
spinal torakalis yang menyebabkan • Hemothorax
bocornya cairan cerebrospinal ke
kavum pleura. • Emboli paru
EPIDEMIOLOGI
• Data epidemiologi mengenai insidensi pasti efusi pleura pada
dasarnya sulit ditentukan karena efusi pleura hanyalah
manifestasi dari penyakit yang mendasarinya. Di Amerika
Serikat, terdapat sekitar 1.5 juta kasus efusi pleura setiap
tahunnya.
PATOFISIOLOGI
• Patofisiologi efusi pleura didasari ketidakseimbangan antara produksi dan
absorpsi cairan di kavum pleura, sehingga menyebabkan akumulasi
cairan pleura, baik berupa transudat maupun eksudat. Keduanya
terbentuk melalui mekanisme yang berbeda, meskipun tidak jarang cairan
pleura ditemukan memiliki karakteristik transudat dan eksudat bersamaan
• 1. Cairan pada Kavum Pleura
• Pada dasarnya, kavum pleura sudah mengandung cairan sekitar 0.1 ml/kg
sampai 0.3 ml/kg yang berfungsi sebagai pelumas antara permukaan
pleura viseral dan parietal. Cairan pleura ini terus diproduksi oleh sistem
vaskular di permukaan pleura parietal dan diabsorpsi oleh sistem limfatik
di permukaan diafragma dan mediastinum dari pleura parietal secara
kontinu sehingga volumenya tetap dalam batas normal tersebut. Walau
demikian, pada efusi pleura, terjadi ketidakseimbangan antara produksi
dan absorpsi cairan ini sehingga terjadi akumulasi cairan pleura.
• 2. Cairan Pleura Transudat
• Cairan pleura transudat terjadi akibat ketidakseimbangan tekanan
hidrostatik dan onkotik. Tekanan hidrostatik sistem vaskular pleura
parietal akan mendorong cairan interstisial ke kavum pleura sehingga
terjadi akumulasi cairan transudat yang kadar proteinnya lebih rendah
dari serum. Penyakit yang umum menyebabkan cairan pleura transudat
adalah penyakit jantung kongestif, dan sirosis.
• 3. Cairan Pleura Eksudat
• Cairan pleura eksudat terjadi akibat inflamasi pleura. Inflamasi
parenkim/pleura akan meningkatkan permeabilitas sel mesotel dan
kapiler sehingga terjadi akumulasi cairan di kavum pleura. Selain itu,
terganggunya drainase limfatik juga merupakan proses yang dapat
menyebabkan terjadinya cairan pleura eksudat ini. Akibat peningkatan
permeabilitas membran pleura, cairan yang terakumulasi akan
memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari serum. Contoh kondisi
yang umum menyebabkan cairan pleura eksudat adalah infeksi dan
malignansi.
MANIFESTASI KLINIS
• Timbunan cairan yang berakit perasaan sakit karena pergesekan,
setelah cairan banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak pasien
akan sesak napas
• Didapati segi tiga garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup
timpani di bagian atas garis ellis damoiseu
Tujuan :
• Pengkajian
b. Keluhan Utama : Sesak napas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat
iritasi pleura yang tajam dan terlokalisasi terutama pada pada batuk dan
bernapas serta batu non produktif
h. Pola aktivitas dan latihan : akibat sesak napas kebutuhan 02 akan kurang terpenuhi,
cepat mengalami kelelahan, ADL sebagian di bantu
i. Pemeriksaan fisik
2. Sistem respirasi : bentuk hemithorax yang sakit mencembung, iga mendatar, ruang
antar iga melebar, pergerakan pernapasan menurun
NEXT….
3. Sistem kardiovaskuler : perhatikan letak iktus cordis, bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pembesaran jantung, palpasi untuk menghitung
frekuensi jantung, perkusi untuk menentukan adakaha pembesaran jantung
atau ventrikel kiri, auskultasi untuk mengetahui adakah murmur yang
menunjukan adanya arus turbulensi darah