Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

PATHWAY, DIAGNOSIS DAN INTERVENSI PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN


(DIABETES MELLITUS TIPE 1)

Di Susun oleh :

Nama : Aprilia Indah Kartika


NIM : 1811020106
Kelas : 5B/ Keperawatan S1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. PATHWAY DM TIPE 1

Genetik, gaya hidup, obesitas

Kerusakan reseptor insulin

Resistensi insulin

Katabolisme protein Glukogen meningkat

Hemolonsentrasi
Asam amino meningkat Hiperglikemia

Penipisan simpanan protein Glukoneogenesis Vaskularisasi terganggu


Glukosuria
tubuh

Kompensasi tubuh M. Kep : Perkusi Perifer tidak


Osmotik Diuresis Efektif
Resistensi infeksi menurun

Rasa lapar
Poliuria
Luka
Pertumbuhan mikroorganisme Polifagia Dehidrasi

SLKI : Perfusi Perifer SIKI :

Perawatan Sirkulasi Periksa


M. Kep : Ketidakseimbangan M. Kep : Kekurangan Volume
Infeksi sirkulasi perifer
Nutrisi Cairan
Monitor panas, kemerahan, nyeri,
atau bengkak pada ekstremitas
Gangren SLKI : Keseimbangan Cairan, Hindari pemasanagn infus di area
SLKI : Status Nutrisi
Hidrasi keterbatasan perfusi
SIKI : Manajemen Nutrisi
SIKI : Manajemen Cairan Ajarkan program diet untuk
Kolaborasi dengan ahli gizi
M. Kep : Gangguan integritas memperbaiki sirkulasi
untuk menentukan jumlah Pertahankan catatatn intake dan
kulit / jaringan kalori dan nutrisi yang output yang akurat
dibutuhkan pasien
Pasang urine kateter jika
Berikan makanan yang diperlukan
SLKI : Integritas kulit terpilih (sudah
Monitor status hidrasi
dan Jaringan dikonsultasikan dengan ahli
(kelembapan membane mukosa,
gizi)
SIKI : Perawatan nadi adekuat, TD orostatik) Jika
Integritas Kulit Monitor jumlah nutrisi dan perlu
kandungan kalori
Identifikasi penyebab
gangguan integritas kulit
jaringan
Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering Anjurkan minum
air yang cukup
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN (SDKI)
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis meningkat, hiperglikemia, diare, muntah, poliuria,
evaporasi.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi insulin/penurunan intake oral :
anoreksia, mual, muntah, abnominal pain, gangguan kesadaran/hipermetabolik akibat pelepasan
hormone stress, epinefrin, cortisol, GH atau karena proses luka.

3. Perfusi Perifer tidak Efektif berhubungan dengan hiperglikemia

4. Resiko gangguan persepsi sensoris : penglihatan berhubungan dengan perubahan fungsi fisiologis
akibat ketidakseimbangan glukosa/insulin atau karena ketidakseimbangan elektrolit.

5. Gangguan integritas jaringan / kulit berhubungan dengan Agens lingkungan.

6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan energi, perubahan kimia darah, insufisiensi
insulin, peningkatan kebutuhan energi, infeksi, hipermetabolik. (Doengoes, 2001).

C. INTERVENSI KEPERAWATAN (SLKI, SIKI)


1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis meningkat, hiperglikemia, diare, muntah,
poliuria, evaporasi.

Tujuan : Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi

Kriteria Hasil : Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi
perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan
kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :

 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik


 Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
 Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
ditoleransi jantung
 Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
 Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
 Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan
laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia,
mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
 Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan
yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin,
denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah

3. Perfusi Perifer tidak Efektif berhubungan dengan hiperglikemia


Tujuan : Klien akan menunjukkan perbaikan kemampuan aktivitas
Kriteria hasil :
 Tanda tanda vital normal
 Fungsi motorik dan kekuatan otot
 Pasien tampak rileks
Intervensi :
 Monitor tanda – tanda vital
 Berikan O2 sesuai terapi
 Monitor kekuatan otot
 Ajarkan pasien untuk menggerakan anggota badan yg kebas (jari – jari)
 Berikan posisi semi fowler
 Periksa sirkulasi perifer
 Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
 Hindari pemasanagn infus di area keterbatasan perfusi
 Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
4. Resiko gangguan persepsi sensoris : penglihatan berhubungan dengan perubahan fungsi fisiologis
akibat ketidakseimbangan glukosa/insulin atau karena ketidakseimbangan elektrolit.

Tujuan : Klien akan mempertahankan fungsi penglihata

Intervensi :

 Kaji derajat dan tipe kerusakan

 Latih klien untuk membaca.


 Orientasi klien dengan lingkungan.
 Gunakan alat bantu penglihatan.
 Panggil klien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya tempat, orang dan
waktu.
 Pelihara aktifitas rutin.
 Lindungi klien dari cedera.

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer)
(Wilkinson, 2012:803).
Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
 Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
 Tidak ada luka/lesi pada kulit
 Perfusi jaringan baik
 Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Intervensi :
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
 Kaji tanda vital.
 Kaji adanya nyeri.
 Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
 Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
 Monitor kulit akan adanya kemerahan.
 Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan energi, perubahan kimia darah,
insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi, infeksi, hipermetabolik.
Tujuan : Klien akan menunjukkan perbaikan kemampuan aktivitas
Kriteria hasil :
 mengungkapkan peningkatan energi
 mampu melakukan aktivitas rutin biasanya
 menunjukkan aktivitas yang adekuat
 melaporkan aktivitas yang dapat dilakukan
Intervensi :
 Diskusikan dengan klien kebutuhan akan aktivitas
 Berikan aktivitas alternative
 Pantau tanda tanda vital
 Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA

Brink SJ, Lee WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010). Diabetes in children and adolescents, basic training manual for
healthcare professionals in developing countries, 1sted. Argentina: ISPAD, h 20-21.
Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes mellitus in children. Dalam: Moshang T Jr. Pediatric
endocrinology. Philadelphia: Mosby Inc, h 3-18.

Anda mungkin juga menyukai