Anda di halaman 1dari 10

Nama : Panca Oberti Butar Butar

NPM : 16069555416

LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA


PPK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH LANTAI 7 RSCM 2016

1. Definisi
Efusi Pleura merupakan kondisi jumlah cairan yang abnormal di paru-paru (Ratini,
2014). Sedangkan menurut Hacking & Jones (2014) efusi pleura merupakan kondisi
terperangkapnya cairan didalam rongga pleura yang terbagi menjadi cairan eksudat dan
transudat.

2. Etiologi
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi menjadi transudat, eksudat
dan hemoragis
a. Cairan eksudat terjadi karena peningkatan permeabilitas pada mikrosirkulasi atau
perubahan drainase di ruang pleura menuju nodus limfe. Contoh penyakit:
1) Karsinoma bronchial
2) Metastase maligna
3) Embolisme pulmonal
4) Pneumonia
5) Tuberkulosis
6) Mesothelioma
7) rematoid arthritis
8) Sistemic lupus eritematosus (SLE)
9) limfoma
Cairan eksudat ini mengandung:
1) Konsentrasi protein:
- >30g/L
- Total cairan protein: serum >0,5
2) Lactic acid dehidroginase (LDH)
- >20 IU/L
- cairan LDH: serum >0,6
3) Sfesific gravity: >1,016
b. Cairan transudat terjadi karena adanya peningkatan tekanan hidrostatik atau
penurunan tekanan onkotik kapiler. Contoh penyakit:
1) Gagal jantung
2) Nefrotik sindrom
3) sirosis
4) Sirosis: hidrothoraks hepatic
5) Sindrom Dressler
6) Trauma
7) Sindrom yellow nail
Cairan transudat ini mengandung:
1) Konsentrasi protein:
- <30g/L absolut
- Total cairan protein: serum <0,5
2) Lactic acid dehidroginase (LDH)
- <20 IU/L
- cairan LDH: serum <0,6
3) Sfesific gravity: <1,016
3. Tanda dan Gejala
Efusi pleura sering tidak menampakan gejala. Gejala muncul ketika efusi pleura telah
menjadi moderat atau meluas, dan terdapat inflamasi. Gejala yang tampak diantaranya:
- Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan,
setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan
sesak napas.
- Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri
dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak
keringat, batuk, banyak riak.
- Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan
cairan pleural yang signifikan.
- Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena
cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam
pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah
pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung
(garis Ellis Damoiseu).
- Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian
atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena
cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati
vesikuler melemah dengan ronki.
- Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal rongga pleura mengandung kurang lebih 10-20cc cairan dengan
konsentrasi protein rendah, terdapat diantara pleura parietalis dan pleura visceralis yang
berfungsi sebagai pelicin agar gerakan kedua pleura tidak terganggu saat respirasi. Cairan
ini dibentuk oleh kapiler pleura parietalis dan direabsorbsi oleh kapiler dan pembuluh
getah bening pleura visceralis. Keseimbangan ini tergantung pada tekanan hidrostatik dan
osmotik dan kemampuan reabsorbsi oleh kapiler dan pembuluh getah bening pleura dan
kemampuan penyaluran oleh pemuluh getah bening. Pada keadaan patologis rongga
pleura dapat menampung beberapa liter cairan. Efusi pleura dapat terjadi karena adanya
peningkatan tekanan hidrostatik sistemik, penurunan tekanan osmotik koloid darah akibat
hipoproteinemi, kerusakan dinding pembuluh darah, gangguan penyerapan kembali
cairan pleura oleh saluran pembuluh getah bening, robeknya pembuluh darah atau saluran
getah bening dan cairan acites yang dapat masuk melalui pembuluh getah bening
diafragma.
5. Data Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
- Rontgen dada : Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang
dilakukan untuk mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya
cairan. Efusi pleura didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
dan di konfirmasi dengan foto thoraks. Dengan foto thoraks posisi lateral
decubitus dapat diketahui adanya cairan dalam rongga pleura sebanyak paling
sedikit 50 ml, sedangkan dengan posisi AP atau PA paling tidak cairan dalam
rongga pleura sebanyak 300 ml. Pada foto thoraks posisi AP atau PA ditemukan
adanya sudut costophreicus yang tidak tajam.
- CT scan dada: CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan
bisa menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor.
- USG dada: USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan
yang jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan
b. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis.
Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8.
Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus
(piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat
(hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).
c. Analisa cairan pleura
Bila efusi pleura telah didiagnosis, penyebabnya harus diketahui, kemudian cairan
pleura diambil dengan jarum, yaitu melalui thorakosentesis. Setelah didapatkan
cairan efusi dilakukan pemeriksaan seperti:
- Komposisi kimia seperti protein, laktat dehidrogenase (LDH), albumin,
amylase, pH, dan glucose
- Dilakukan pemeriksaan gram, kultur, sensitifitas untuk mengetahui
kemungkinan terjadi infeksi bakteri
- Pemeriksaan hitung sel
- Sitologi untuk mengidentifikasi adanya keganasan
d. Biopsi
Diagnosis dari Pleuritis TB secara umum ditegakkan dengan analisis cairan pleura
dan biopsi pleura. Biopsi pleura parietal telah menjadi tes diagnositik yang paling
sensitif untuk Pleuritis TB. Pemeriksaan histopatologis jaringan pleura
menunjukkan peradangan granulomatosa, nekrosis kaseosa, dan BTA positif.

6. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah
penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu.
Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif,
pneumonia, sirosis).
- Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen guna
keperluan analisis dan untuk menghilangkan disneu.
- Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari
tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan
elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan
pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke system drainase
water-seal atau pengisapan untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan
paru.
- Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam ruang
pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih
lanjut.
- Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada,
bedah plerektomi, dan terapi diuretic.
7. Water Seal Drainase (WSD)
- Pengertian
WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara dan
cairan melalui selang dada.
- Indikasi
a.       Pneumothoraks karena rupture bleb, luka tusuk tembus
b.      Hemothoraks karena robekan pleura, kelebihan anti koagulan, pasca bedah
toraks
c.       Torakotomi
d.      Efusi pleura
e.       Empiema karena penyakit paru serius dan kondisi inflamasi
- Tujuan Pemasangan
a. Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura
b. Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
c. Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian
d. Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada.
- Tempat pemasangan
a.   Apikal
Letak selang pada interkosta III mid klavikula
Dimasukkan secara antero lateral
Fungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b.   Basal
Letak selang pada interkostal V-VI atau interkostal VIII-IX mid aksiller
Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura
- Jenis WSD
a. Sistem satu botol
Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada pasien dengan
simple pneumotoraks
b. Sistem dua botol
Pada system ini, botol pertama mengumpulkan cairan/drainase dan botol kedua
adalah botol water seal.
c. System tiga botol
Sistem tiga botol, botol penghisap control ditambahkan ke system dua botol.
System tiga botol ini paling aman untuk mengatur jumlah penghisapan.
8. Pengkajian
Aktifitas/istirahat
Gejala : dispneu dengan aktifitas ataupun istirahat
Sirkulasi
Tanda : Takikardi, disritmia, irama jantung gallop, hipertensi/hipotensi, DVJ
Integritas ego
Tanda : ketakutan, gelisah
Makanan / cairan
Adanya pemasangan IV vena sentral/ infus
nyeri/kenyamanan
Gejala tergantung ukuran/area terlibat: Nyeri yang diperberat oleh napas dalam,
kemungkinan menyebar ke leher, bahu, abdomen
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi
Pernapasan
Gejala : Kesulitan bernapas, Batuk, riwayat bedah dada/trauma,
Tanda : Takipnea, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, retraksi interkostal,
Bunyi napas menurun dan fremitus menurun (pada sisi terlibat), Perkusi dada :
hiperresonan di area terisi udara dan bunyi pekak di area terisi cairan
Observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila trauma atau
kemps, penurunan pengembangan (area sakit). Kulit : pucat, sianosis,berkeringat,
krepitasi subkutan

9. Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan), gangguan
musculoskeletal, nyeri/ansietas, proses inflamasi.
Kemungkinan dibuktikan oleh : dispneu, takipneu, perubahan kedalaman pernapasan,
penggunaan otot aksesori, gangguan pengembangan dada, sianosis, GDA tak normal.
Tujuan : pola nafas efektif
Kriteria hasil :
-          Menunjukkan pola napas normal/efektif dengan GDA normal
-          Bebas sianosis dan tanda gejala hipoksia
Intervensi :
- Identifikasi etiologi atau factor pencetus
- Evaluasi fungsi pernapasan (napas cepat, sianosis, perubahan tanda vital)
- Auskultasi bunyi napas
- Catat pengembangan dada dan posisi trakea, kaji fremitus.
- Pertahankan posisi nyaman biasanya peninggian kepala tempat tidur
- Bila selang dada dipasang :
a.       periksa pengontrol penghisap, batas cairan
b.      Observasi gelembung udara botol penampung
c.       Klem selang pada bagian bawah unit drainase bila terjadi kebocoran
d.      Awasi pasang surutnya air penampung
e.       Catat karakter/jumlah drainase selang dada.
- Berikan oksigen melalui kanul/masker

  Nyeri dada b.d faktor (trauma jaringan) dan factor-faktor fisik (pemasangan selang dada)
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
-          Pasien mengatakan nyeri berkurang  atau dapat dikontrol
-          Pasien tampak tenang
Intervensi :
- Kaji terhadap adanya nyeri, skala dan intensitas nyeri
- Ajarkan pada klien tentang manajemen nyeri dengan distraksi dan relaksasi
- Amankan selang dada untuk membatasi gerakan dan menghindari iritasi
- Kaji keefektifan tindakan penurunan rasa nyeri

Resiko tinggi trauma/henti napas b.d proses cidera, system drainase dada, kurang pendidikan
keamanan/pencegahan
Tujuan : tidak terjadi trauma atau henti napas
Kriteria hasil :
-          Mengenal kebutuhan/mencari bantuan untuk mencegah komplikasi
-          Memperbaiki/menghindari lingkungan dan bahaya fisik
Intervensi :
- Kaji dengan pasien tujuan/fungsi unit drainase, catat gambaran keamanan
- Amankan unit drainase pada tempat tidur dengan area lalu lintas rendah
- Awasi sisi lubang pemasangan selang, catat kondisi kulit, ganti ulang kasa penutup steril
sesuai kebutuhan
- Anjurkan pasien menghindari berbaring/menarik selang
- Observasi tanda distress pernapasan bila kateter torak lepas/tercabut.

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M., and Hawks, J.H. (2005). Medical Surgical Nursing Clinical Management For
Positive Outcomes Volume2 (7th Ed). Elvesier: St.Louis Missouri

Brunner & Suddarth. (2008). Textbook Of Medical Surgical Nursing. Philadelphia. USA
Hacking, C. & Jones, J. (2014). Pleural Effusion. Retrieved from:
http://radiopaedia.org/articles/pleural-effusion
Ratini, M. (2014). Pleural Effusion. Retrieved from: http://www.webmd.com/lung/pleural-
effusion-symptoms-causes-treatmentsWebMD
Wilkinson J.M. & Ahern N.R. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis NANDA
Internensi NIC Kriteria Hasil NOC (Edisi 9). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai